Share

Bab 324. Gatal

Author: Syatizha
last update Last Updated: 2025-04-09 09:02:27

"Kenapa kamu marah-marah?" tanya Nida heran melihat ekspresi Friska.

"Gimana aku enggak marah? Mantan suamimu itu udah nyuri uangku!" Kedua mata Friska melotot seperti mau menelan Nida.

Nida tersenyum miring. Memundurkan wajah agak ke belakang. "Lho kenapa harus marah? Bukannya kamu cinta banget sama mas Hanif?"

"Ya emang! Tapi aku enggak suka kalau dia nyuri uangku! Belum lama aku kirim uang ke mamanya sepuluh juta, eh kemarin uangku tiba-tiba hilang. Aku yakin banget, dia yang ngambil!"

Tanpa permisi apalagi berucap terima kasih, Friska pergi meninggalkan Nida yang tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Aku pikir ke sini mau ngapain? Ternyata ...."

"Nida!" Baru saja Nida hendak masuk ke dalam mobil, Friska kembali menghampiri.

"Apalagi?"

"Aku minta nomor hapemu dong!" ucap Friska saat berdiri di depan Nida.

"Buat apa?"

"Ck, buat nanya-nanya. Udah deh, cuma minta nomor hape doang masa gak boleh?"

Meski Nida tak suka dipaksa, tapi pada akhirnya dia berikan juga nomor handphone-n
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 325. Otak Mesum

    Axel sudah tiba di depan rumah Yuda. Dia dan Cassandra membuat janji akan ke rumah sakit bersama. Axel ingin menjenguk lelaki yang selama ini dianggap kakek olehnya. "Wow, aku pikir kamu datang agak siangan. Pagi amat, Xel?" ucap Cassandra sumringah saat membuka pintu dan ternyata Axel yang datang. "Emang enggak boleh aku datang sepagi ini?" Bukannya menjawab, Axel justru bertanya sambil menaikkan sebelah alis. Cassandra tersenyum. "Boleh aja. Masuk deh!" Cassandra membuka pintu lebar, mempersilakan Axel masuk dan duduk di sofa ruang tamu. "Aku ke atas dulu. Mau ambil tas.""Oke."Cassandra meninggalkan Axel seorang diri di ruang tamu. Sebelum Cassandra hendak ke kamar, ia menyuruh asisten rumah tangga agar membuatkan teh manis hangat untuk lelaki yang dicintai. Setelah itu, barulah Cassandra ke kamarnya yang terletak di lantai dua. Selang beberapa lama, Cassandra sudah kembali ke ruang tamu, menemui Axel. "Aku udah siap! Berangkat sekarang yuk!""Okey!" Keduanya keluar rumah

    Last Updated : 2025-04-09
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 326. Tidak Direstui

    Cassandra pura-pura cemberut melihat Axel tertawa lepas. Mereka berjalan beriringan, menuju ruangan Yuda. Di depan pintu ruangan, Cassandra mengetuk pintu sambil mengucap salam. Begitu pintu terbuka, terlihat Yuda dan Shella sedang berbincang. Cassandra dan Axel masuk, menyalami kedua orang itu. "Geppa gimana kondisinya?" tanya Axel berdiri di samping kiri Yuda. "Alhamdulillah udah lebih baik. Insya Allah nanti sore sudah boleh pulang. Kalian ke sini berdua? Alea enggak ikut?" telisik Yuda melihat ke arah depan pintu. "Enggak ikut, Geppa. Alea ada janji sama temannya."Jawaban Axel ditanggapi anggukkan kepala Yuda. "Sandra, apa kamu udah berkemas?" tanya Shella pada anak kandungnya. Axel mengerutkan kening mendengar pertanyaan Shella. "Hm, belum, Ma," jawab Cassandra meringis. "Berkemas mau kemana, Gemma?" Axel bertanya kebingungan. Memandang Shella dan Cassandra bergantian. "Besok Sandra mau berangkat lagi ke LN."Axel terkejut mendengar jawaban Shella. Sepanjang jalan tad

    Last Updated : 2025-04-10
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 327. Tidak Berjodoh

    Mendengar ucapan mamanya, Cassandra tersenyum miring. Sedikit tidak percaya jika alasan Bianca tak menyukai hubungannya dengan Axel karena dirinya adik tiri Evan. "Jujur saja, Ma. Aku enggak percaya dengan alasan kak Bian. Enggak masuk akal.""Enggak masuk akal gimana, Sandra? Justru sangat masuk akal. Masa iya, nanti Mama akan jadi besannya anak tiri sendiri.""Ma!" sela Cassandra. "Axel dan Alea itu bukan anak kandung Kak Bian. Mereka adik-adiknya! Lagi pula misalnya mereka benar kedua orang tua kandung Axel, memangnya salah? Enggak dong, Ma! Aku ini cuma anak tiri papa! Adik tiri kak Evan!"Suara Cassandra meninggi menjelaskan tentang posisinya di dalam keluarga Yuda. Shella terdiam, merunduk dan memijat pelipisnya. Ia tak ingin menyakiti hati Cassandra jika mendengar alasan Bianca sebenarnya. "Kita ... kita ke ruangan papa lagi. Udah kelamaan," ajak Shella tanpa menunggu tanggapan Cassandra. Kepala gadis itu mendadak pening. Sedikit pun tak menduga jika Bianca tak menyukai hub

    Last Updated : 2025-04-10
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 328. Percaya Diri

    "Ngomong apa kamu? Udahlah, jangan bahas masalah itu lagi. Harusnya kamu berharap kita berjodoh, bukan sebaliknya, Cassandraaaa ...," timpal Axel terlihat kesal. Tak habis pikir, kenapa Cassandra tiba-tiba bicara seperti itu? Apa yang ada di dalam hatinya? Apa mungkin dia tidak yakin jika mereka akan berjodoh."Masalah jodoh kita kan enggak tau. Aku cuma pengen bahagia. Jangan hanya menganggapku sebagai cinta terakhirmu," jelas Cassandra berusaha menahan air mata yang ingin membuncah. Axel sendiri, pandangannya lurus ke depan. "Jangan dibahas lagi!' titah Axel membuat Cassandra bungkam. Setelahnya tidak ada yang bicara sampai mereka ke bioskop. Axel pun tampak enggan memulai obrolan. Ia masih kesal dengan ucapan Cassandra perihal jodoh. Sulit bagi Axel jatuh cinta lagi. *** Benar saja, jam sembilan pagi Arfan datang ke rumah. Sebelumnya Alea berpikir kalau ucapan kakaknya itu cuma bercanda. "Hai, Lea," sapa Arfan tersenyum manis saat Alea berdiri di hadapan. "Hai. Kamu ... kam

    Last Updated : 2025-04-11
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 329. Anak Pengusaha

    Arfan tertawa lepas melihat reaksi wajah Alea yang berubah masam. Tampaknya Alea tak percaya akan ucapan Arfan. Mereka melanjutkan langkah menuju toko buku. Di dalam sana, Arfan mengikuti Alea ke jajaran buku novel. Alea menoleh, memicingkan kedua mata, menatap Arfan. "Ngapain kamu di sini? Katanya mau beli komik? Jajaran buku komik kan di sana," ujar Alea pada lelaki yang berdiri di hadapan. "Kalau aku ke sana, nanti kamu siapa yang jagain. Lebih baik kamu dulu pilih novelnya, habis itu baru ke jajaran komik." Alea memanyunkan bibir, tak menanggapi ucapan Arfan. Akhirnya Alea membiarkan Arfan mengikutinya. Membantu Alea memilih beberapa buku novel. Setelah Alea selesai memilih tiga buku novel, barulah mereka ke jajaran buku komik. "Kamu punya banyak koleksi komik detektif Conan?" tanya Alea berdiri di samping Arfan yang memilih komik. "Lumayan. Kenapa?" Arfan menoleh, menatap lekat gadis yang dicintainya. "Enggak kenapa-napa. Nanya doang," jawab Alea cuek. Kemudian, dua remaj

    Last Updated : 2025-04-13
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 330. Calon Mantu

    Alea sekarang sudah dapat menilai, cowok seperti apa yang boleh dekat dengannya. Arfan yang mendengar penuturan Bianca, hatinya berbunga-bunga. Lampu hijau sudah ia dapatkan. Selebihnya menaklukan hati Alea. 'Semoga saja aku bisa membuat Alea jatuh cinta,'ucap Arfan dalam hati."Fan, aku ke dalam dulu. Kamu mau minum apa?" Pertanyaan Alea membuat lamunan Arfan buyar. Lelaki itu berdehem, mengubah posisi duduk. "Apa aja. Yang penting dingin.""Oke. Tunggu sebentar!"Alea masuk ke dalam. Ia menuju dapur, hendak memberitahu asisten rumah tangga. "Bi?" panggil Alea saat berada di dapur. "Iya, Non Lea?""Tolong buatin jus jeruk dua. Nanti tolong anterin ke depan. Ada temenku.""Baik, Non."Alea membalikkan badan, hendak ke kamar. Menyimpan tas dan buku-buku novel.Sebelumnya Alea pikir, akan dimarahi Bianca karena pulang bersama lelaki. Ternyata sebaliknya. Bianca tampak menyukai Arfan. Mungkin karena Arfan memiliki kendaraan yang bagus dan berasal dari keluarga yang kaya raya. Entahl

    Last Updated : 2025-04-13
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 331. Sangat Salah

    Selepas Magrib, Axel pulang ke rumah dengan raut wajah masam. Alea memanggil kakaknya yang baru masuk ke dalam rumah. "Kusut amat mukanya? Berantem, ya?" Alea menatap lekat wajah Axel. "Bukan urusanmu!" jawab Axel ketus. Melanjutkan langkah, menaiki anak tangga yang menghubungkan ke kamar. "Dih, kenapa tuh manusia? Pulang-pulang bukannya seneng, malah ngeselin? Heran."Alea berjalan ke dapur, membantu asisten rumah tangga menyiapkan makan malam. "Lea, Axel udah pulang belum?"Tiba-tiba saja Bianca muncul di belakang tubuh Alea. Wanita itu melongokkan kepala ke anak tangga yang menghubungkan ke kamar Alea dan Axel. "Udah, Ma. Lagi di kamarnya," jawab Alea sembari menata beberapa lauk pauk ke atas meja makan. Bianca duduk, menarik napas panjang. "Jam berapa dia pulang?" Gerakan tangan Alea terhenti mendengar pertanyaan kedua dari Bianca. Kalau dia bilang, baru saja pulang, khawatir Bianca memarahi kakaknya. Tapi, kalau berbohong, ia pun tak mau. "Udahlah, Sayang. Jangan tanya

    Last Updated : 2025-04-14
  • Benih Papa Sahabatku   Bab 332. Ingin Pergi

    "Memangnya kenapa? Aku dan Sandra emang saling jatuh cinta. Kami udah lama sekali saling mencintai," timpal Axel, tak peduli Bianca akan marah atau tidak. Menurutnya, larangan Bianca tak beralasan. Selama ini Cassandra selalu bersikap baik. Cassandra juga adalah adik tiri Evan. "Udah gila kamu, Xel!" maki Bianca melotot. "Sayang, udah ... jangan marah-marah terus. Mereka hanya saling mencintai. Belum tentu berjodoh juga 'kan?"Evan berusaha menenangkan istrinya yang sudah diliputi amarah. Mendengar penuturan Evan, Axel semakin tak mengerti. Kenapa mereka tiba-tiba seperti tak menyukai Cassandra. "Diam kamu, Mas! Aku enggak akan mungkin merestui hubungan Axel dengan anak supir angkot itu.""Bianca, cukup!" Emosi yang sedari tadi ditahan Evan karena melihat sikap istrinya, akhirnya tak dapat ditahan lagi. "Kamu udah keterlaluan. Kamu enggak boleh memandang rendah Sandra. Dia adikku meskipun adik tiri. Lagi pula, sekarang bapaknya Cassandra sudah meninggal dunia. Kenapa masih saja kam

    Last Updated : 2025-04-14

Latest chapter

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 334. Bertemu di Cafe

    Nida sangat terkejut mendengar cerita yang disampaikan Cassandra. Sebelumnya Nida juga sempat menaruh curiga jika Cassandra diam-diam menyukai Axel akan tetapi, yang membuat Nida tak menyangka jika Axel pun memiliki perasaan yang sama. "Sandra, jujur saja. Kalau mengingat karakter mama selama ini, aku juga ngerasa bukan itu alasan utama mama ngelarang kamu pacaran sama Axel. Kalau menurutku, lebih baik kamu fokus kuliah dulu sampai selesai. Jangan sampai gara-gara masalah ini, kamu jadi enggak fokus belajar. Sandra, aku tau gimana rasanya saling mencintai tapi ada yang menentang. Tapi kan, kamu dan Axel enggak mungkin menikah dalam waktu dekat. Sekarang lebih baik kamu berteman aja dulu. Toh berteman atau berpacaran enggak ada bedanya. Yang membedakan hanya status aja kok. Dari pada jadi masalah, kalau ada yang bertanya tentang hubunganmu dengan Axel, katakan saja kalian hanya bersahabat. Nanti bilamana sudah waktunya kamu menikah, langsung saja menikah, enggak perlu pacaran lagi."C

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 333. Berakhir atau Berlanjut?

    "Aku enggak janji. Aku takut enggak bisa ngehidupin kamu, Lea. Udahlah, lebih baik kamu di sini saja. Keributan di rumah ini karena ada aku. Kalau aku pergi, pasti akan nyaman lagi. Sekarang udah malam. Pergi ke kamarmu!" titah Axel tak ingin mengabulkan keinginan Alea. Axel sadar diri jika keributan yang terus terjadi di rumah Bragastara karena ulahnya. Axel sudah masuk kamar, tinggallah Alea yang masih duduk di balkon kamar kakanya. Memandang langit, berharap suatu saat rumah Bragastara dipenuhi kebahagiaan dan canda tawa. Sudah lama sekali, Axel, Alea dan Bianca bercanda serta tertawa bersama. "Eh, ngapain masih di situ? Cepet pergi ke kamar!" Suara Axel menyentak lamunan Alea. "Ya udah sih, kalau mau tidur, tidur aja," kata Alea cemberut. "Bukannya mau tidur. Aku mau mandi. Tadi kan aku belum sempat mandi. Keluar dari sini!" Alea mencebik, berdiri, dan berjalan keluar kamar kakaknya. Axel segera mengunci pintu, lalu masuk ke dalam toilet dan membersihkan diri. M

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 332. Ingin Pergi

    "Memangnya kenapa? Aku dan Sandra emang saling jatuh cinta. Kami udah lama sekali saling mencintai," timpal Axel, tak peduli Bianca akan marah atau tidak. Menurutnya, larangan Bianca tak beralasan. Selama ini Cassandra selalu bersikap baik. Cassandra juga adalah adik tiri Evan. "Udah gila kamu, Xel!" maki Bianca melotot. "Sayang, udah ... jangan marah-marah terus. Mereka hanya saling mencintai. Belum tentu berjodoh juga 'kan?"Evan berusaha menenangkan istrinya yang sudah diliputi amarah. Mendengar penuturan Evan, Axel semakin tak mengerti. Kenapa mereka tiba-tiba seperti tak menyukai Cassandra. "Diam kamu, Mas! Aku enggak akan mungkin merestui hubungan Axel dengan anak supir angkot itu.""Bianca, cukup!" Emosi yang sedari tadi ditahan Evan karena melihat sikap istrinya, akhirnya tak dapat ditahan lagi. "Kamu udah keterlaluan. Kamu enggak boleh memandang rendah Sandra. Dia adikku meskipun adik tiri. Lagi pula, sekarang bapaknya Cassandra sudah meninggal dunia. Kenapa masih saja kam

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 331. Sangat Salah

    Selepas Magrib, Axel pulang ke rumah dengan raut wajah masam. Alea memanggil kakaknya yang baru masuk ke dalam rumah. "Kusut amat mukanya? Berantem, ya?" Alea menatap lekat wajah Axel. "Bukan urusanmu!" jawab Axel ketus. Melanjutkan langkah, menaiki anak tangga yang menghubungkan ke kamar. "Dih, kenapa tuh manusia? Pulang-pulang bukannya seneng, malah ngeselin? Heran."Alea berjalan ke dapur, membantu asisten rumah tangga menyiapkan makan malam. "Lea, Axel udah pulang belum?"Tiba-tiba saja Bianca muncul di belakang tubuh Alea. Wanita itu melongokkan kepala ke anak tangga yang menghubungkan ke kamar Alea dan Axel. "Udah, Ma. Lagi di kamarnya," jawab Alea sembari menata beberapa lauk pauk ke atas meja makan. Bianca duduk, menarik napas panjang. "Jam berapa dia pulang?" Gerakan tangan Alea terhenti mendengar pertanyaan kedua dari Bianca. Kalau dia bilang, baru saja pulang, khawatir Bianca memarahi kakaknya. Tapi, kalau berbohong, ia pun tak mau. "Udahlah, Sayang. Jangan tanya

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 330. Calon Mantu

    Alea sekarang sudah dapat menilai, cowok seperti apa yang boleh dekat dengannya. Arfan yang mendengar penuturan Bianca, hatinya berbunga-bunga. Lampu hijau sudah ia dapatkan. Selebihnya menaklukan hati Alea. 'Semoga saja aku bisa membuat Alea jatuh cinta,'ucap Arfan dalam hati."Fan, aku ke dalam dulu. Kamu mau minum apa?" Pertanyaan Alea membuat lamunan Arfan buyar. Lelaki itu berdehem, mengubah posisi duduk. "Apa aja. Yang penting dingin.""Oke. Tunggu sebentar!"Alea masuk ke dalam. Ia menuju dapur, hendak memberitahu asisten rumah tangga. "Bi?" panggil Alea saat berada di dapur. "Iya, Non Lea?""Tolong buatin jus jeruk dua. Nanti tolong anterin ke depan. Ada temenku.""Baik, Non."Alea membalikkan badan, hendak ke kamar. Menyimpan tas dan buku-buku novel.Sebelumnya Alea pikir, akan dimarahi Bianca karena pulang bersama lelaki. Ternyata sebaliknya. Bianca tampak menyukai Arfan. Mungkin karena Arfan memiliki kendaraan yang bagus dan berasal dari keluarga yang kaya raya. Entahl

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 329. Anak Pengusaha

    Arfan tertawa lepas melihat reaksi wajah Alea yang berubah masam. Tampaknya Alea tak percaya akan ucapan Arfan. Mereka melanjutkan langkah menuju toko buku. Di dalam sana, Arfan mengikuti Alea ke jajaran buku novel. Alea menoleh, memicingkan kedua mata, menatap Arfan. "Ngapain kamu di sini? Katanya mau beli komik? Jajaran buku komik kan di sana," ujar Alea pada lelaki yang berdiri di hadapan. "Kalau aku ke sana, nanti kamu siapa yang jagain. Lebih baik kamu dulu pilih novelnya, habis itu baru ke jajaran komik." Alea memanyunkan bibir, tak menanggapi ucapan Arfan. Akhirnya Alea membiarkan Arfan mengikutinya. Membantu Alea memilih beberapa buku novel. Setelah Alea selesai memilih tiga buku novel, barulah mereka ke jajaran buku komik. "Kamu punya banyak koleksi komik detektif Conan?" tanya Alea berdiri di samping Arfan yang memilih komik. "Lumayan. Kenapa?" Arfan menoleh, menatap lekat gadis yang dicintainya. "Enggak kenapa-napa. Nanya doang," jawab Alea cuek. Kemudian, dua remaj

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 328. Percaya Diri

    "Ngomong apa kamu? Udahlah, jangan bahas masalah itu lagi. Harusnya kamu berharap kita berjodoh, bukan sebaliknya, Cassandraaaa ...," timpal Axel terlihat kesal. Tak habis pikir, kenapa Cassandra tiba-tiba bicara seperti itu? Apa yang ada di dalam hatinya? Apa mungkin dia tidak yakin jika mereka akan berjodoh."Masalah jodoh kita kan enggak tau. Aku cuma pengen bahagia. Jangan hanya menganggapku sebagai cinta terakhirmu," jelas Cassandra berusaha menahan air mata yang ingin membuncah. Axel sendiri, pandangannya lurus ke depan. "Jangan dibahas lagi!' titah Axel membuat Cassandra bungkam. Setelahnya tidak ada yang bicara sampai mereka ke bioskop. Axel pun tampak enggan memulai obrolan. Ia masih kesal dengan ucapan Cassandra perihal jodoh. Sulit bagi Axel jatuh cinta lagi. *** Benar saja, jam sembilan pagi Arfan datang ke rumah. Sebelumnya Alea berpikir kalau ucapan kakaknya itu cuma bercanda. "Hai, Lea," sapa Arfan tersenyum manis saat Alea berdiri di hadapan. "Hai. Kamu ... kam

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 327. Tidak Berjodoh

    Mendengar ucapan mamanya, Cassandra tersenyum miring. Sedikit tidak percaya jika alasan Bianca tak menyukai hubungannya dengan Axel karena dirinya adik tiri Evan. "Jujur saja, Ma. Aku enggak percaya dengan alasan kak Bian. Enggak masuk akal.""Enggak masuk akal gimana, Sandra? Justru sangat masuk akal. Masa iya, nanti Mama akan jadi besannya anak tiri sendiri.""Ma!" sela Cassandra. "Axel dan Alea itu bukan anak kandung Kak Bian. Mereka adik-adiknya! Lagi pula misalnya mereka benar kedua orang tua kandung Axel, memangnya salah? Enggak dong, Ma! Aku ini cuma anak tiri papa! Adik tiri kak Evan!"Suara Cassandra meninggi menjelaskan tentang posisinya di dalam keluarga Yuda. Shella terdiam, merunduk dan memijat pelipisnya. Ia tak ingin menyakiti hati Cassandra jika mendengar alasan Bianca sebenarnya. "Kita ... kita ke ruangan papa lagi. Udah kelamaan," ajak Shella tanpa menunggu tanggapan Cassandra. Kepala gadis itu mendadak pening. Sedikit pun tak menduga jika Bianca tak menyukai hub

  • Benih Papa Sahabatku   Bab 326. Tidak Direstui

    Cassandra pura-pura cemberut melihat Axel tertawa lepas. Mereka berjalan beriringan, menuju ruangan Yuda. Di depan pintu ruangan, Cassandra mengetuk pintu sambil mengucap salam. Begitu pintu terbuka, terlihat Yuda dan Shella sedang berbincang. Cassandra dan Axel masuk, menyalami kedua orang itu. "Geppa gimana kondisinya?" tanya Axel berdiri di samping kiri Yuda. "Alhamdulillah udah lebih baik. Insya Allah nanti sore sudah boleh pulang. Kalian ke sini berdua? Alea enggak ikut?" telisik Yuda melihat ke arah depan pintu. "Enggak ikut, Geppa. Alea ada janji sama temannya."Jawaban Axel ditanggapi anggukkan kepala Yuda. "Sandra, apa kamu udah berkemas?" tanya Shella pada anak kandungnya. Axel mengerutkan kening mendengar pertanyaan Shella. "Hm, belum, Ma," jawab Cassandra meringis. "Berkemas mau kemana, Gemma?" Axel bertanya kebingungan. Memandang Shella dan Cassandra bergantian. "Besok Sandra mau berangkat lagi ke LN."Axel terkejut mendengar jawaban Shella. Sepanjang jalan tad

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status