Share

BAB 168

Author: Wijaya Kusuma
last update Last Updated: 2024-05-06 22:52:11
Danisa sempat terdiam beberapa saat, dia mengerti ke mana arah pembicaraan yang dilakukan oleh Restu untuknya itu. Tidak ingin pembicaraan semakin jauh. Dia pun memilih untuk mengalihkan pembicaraan yang dilakukan oleh pria dewasa tersebut.

“Sebaiknya kita tidak membicarakan ini, Restu. Ini bukan saat yang tepat untuk berbincang masalah privasi. Apa kata ibu-ibu yang lain jika kita bicara hanya saling berdua seperti ini. Nanti akan menimbulkan kesalah pahaman antara kita,” tutur Danisa tidak ingin terlalu jauh terlibat pembicaraan intim dengan Restu di depan banyak pasang mata yang saling mencuri pandang ke arah mereka itu.

Restu mengangguk, dia melirik ke sekitar. Memang, beberapa ibu-ibu cantik yang sedang mengantar anaknya sedang curi-curi pandang ke arah mereka.

“Ya, kamu benar.”

Restu tidak banyak bicara lagi. Dia memilih diam, memperhatikan ponsel di tangannya setelah mencari tempat duduk yang nyaman baginya untuk menunggu Claudia melakukan kegiatannya.

Tentu saja dia ti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
kok bisa²nya Claudia ngomong kyak gitu. pasti ada yg ngomporin nih. Danisa aja belum jawab loh..
goodnovel comment avatar
Fitria
Lama banget ketemu anak kandungnya...‍♀️
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 169

    Danisa bungkam. Dia bingung harus menjawab apa pada Claudia. Anak yang berada dalam gendongannya memiliki harapan besar padanya. Dan dia tidak bisa membuat hati sucinya itu terluka begitu saja. Pandangan matanya pun teralih pada Restu yang tak jauh dari dirinya berada. Dia sedang menelisik, mencari sebab mengapa anak ini bisa berkata seperti itu kepadanya. Tentu dia ingin tahu dari mana kabar burung itu bisa terungkap oleh anak yang masih begitu polos ini. “Sayang, kamu bicara apa? Apa kamu sudah selesai dengan kegiatan bersama dengan teman-temanmu?” tanya Danisa. Dia sedang mengalihkan pembicaraan atas harapan besar yang dimiliki oleh anak kecil yang tersenyum Bahagia itu. Tidak sanggup bagi Danisa untuk menghancurkan harapan besar yang dimiliki oleh Claudia. Maka pengalihan adalah jalan yang dia tempuh. “Claudia sangat senang hari ini Bunda. Claudia dapat mengeksplor semuanya dengan bebas bersama kakak-kakak yang sangat baik padaku.” Dari senyum yang ditambahkan oleh oleh anak

    Last Updated : 2024-05-08
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 170

    “Hati-hati, Sayang,” ucap Danissa yang mendapati seorang gadis cantik yang terjatuh akibat tidak sengaja menabraknya itu. Danisa melangkah, dia hendak membantu anak kecil itu untuk bangun dari duduknya. Tatapan mata anak perempuan itu Mamaku, saat mendapati wanita cantik yang sedang bicara kepadanya itu sedang memiliki jarak ke arah dirinya yang sedang jatuh terduduk.Tak ada kata yang terucap, hanya tatapan mata menelisik yang tak mampu mengucap sepatah kata pun yang keluar dari mulut mungil dengan mata kecoklatan yang tak berhenti menatap yang Bahkan tidak berkedip sekalipun kepada Danisa.Denisa mengulas senyum ramahnya kepada anak yang begitu menggemaskan itu. Dia mengulurkan tangan, hendak membantu sang anak bangun dari duduknya. “No! Ini tidak mungkin? Apa ini mimpi?” Ucap anak itu, dengan suara terkejut yang sangat jelas terdengar di indera pendengaran Danisa. Danisa yang mendengar kalimat menggemaskan di hadapannya itupun menautkan kedua alisnya. Dia sedang mencerna atas k

    Last Updated : 2024-05-09
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 171

    Kedua mata dua insan yang pernah saling mengenal satu sama lain itu pun terpaku. Kali ini. bukan hanya kedua anak kecil menggemaskan yang tak lain adalah buah cinta Danisa dan juga pria yang bernama Daren yang pernah menjadi masa lalunya saja yang terkejut. Kini Daren dan juga Danisa pun melakukan hal yang sama dengan kedua anak yang sebelumnya memberikan respon sama terhadap dirinya itu. Danisa yang melihat keberadaan pria yang pernah menjadi masa lalunya itu pun tersadar. Adanya Daren, pria yang pasti sangat dikenali olehnya itu berhasil membuat dirinya teringat pada dua buah hati yang telah dilahirkan olehnya. Pandangan mata Danisa puun teralihkan pada sepasang anak pria dan wanita yang salah satunya tadi menabrak dirinya. Anak peremppuan yang sebeluumnya terjauh itu sudah bangunn dengan bantuan saudaranya. Debaran di dalam tubuh Danisa itu tiba-tiba berdetak semakin kencang. Sata dia tersadar jika pria yang pernah menjadi suaminya itu berada tepat di depan matanya. Apa Dani

    Last Updated : 2024-05-10
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 172

    Dua minggu sebelum kepergian Daren sekeluarga ke Indonesia. Daren yang terlihat kusut dengan segala tumpukan berkas yang ada di atas mejanya itu sedang menghela nafas beratnya. Leo yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja sang atasan tentu tahu apa yang sedang terjadi pada bosnya itu. Sebab, Daren yang sedang dalam situasi sulitnya. Bukan hanya pekerjaan yang tengah dipikir oleh sang atasan. Melainkan Daren juga sedang berada dilema antara desakan ibunya yang selalu meminta Daren untuk menikah kembali dan juga dilema masalah Ara yang selalu terpojok oleh teman-temannya karena Ara yang tidak memiliki seorang Ibu selayaknya teman-temannya yang lain. “Pak,” panggil Leo kala itu. Pria itu masih begitu setia membersamai Daren dalam memimpin perusahaan yang dia miliki. Daren yang sedang memejamkan mata itu pun kembali membuka matanya. Tanpa bergerak sedikitpun dirinya, dan hanya menatap Leo yang sudah berdiri tepat di hadapan meja kerjanya. Bahkan, Daren sama sekali tidak menjawa

    Last Updated : 2024-05-12
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 173

    “Bunda, itu Reval masih diobati sama Om Ganteng,” kata Claudia pada Danisa yang sejak tadi kaki melangkah namun pikirannya melayang entah ke mana. “Bunda, Bunda!” Claudia semakin mengencangkan panggilan yang dia lakukan pada Danisa, ketika ucapan yang baru saja dia katakan pada Danisa itu sama sekali tidak mendapatkan respon dari Dannisa yang sejak tadi diajak bicara. “Claudia, tidak boleh bicara dengan nada yang tinggi sama Bunda Nisa,” tegur Restu saat menyadari kesalahan yang dilakukan oleh putri kesayangannya. Tidak pernah Restu mengajarkan Claudia untuk berkata dengan intonasi nada yang tinggi pada orang tua. Dan kini, dia melihat putri kesayangannya itu melakukan kesalahan di depan matanya sendiri. Danissa tersentak, dia beralih menatap ke arah Claudia yang terlihat murung dan menunduk akibat mendapat teguran dari sang ayah. “E, ada apa? Kenapa princess bunda murung begini?” tanya Danisa saat tersadar antara anak dan ayah sedang berselisih di hadapannya itu. Claudia men

    Last Updated : 2024-05-14
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 174

    “Dimana Nelson?” tanya Daren dengan suara dinginnya. Daren yang mendapati panggilannya terhubung dengan diangkat oleh seorang wanita itu pun menjadi tahu, jika wanita tersebut adalah wanita yang memang disewa oleh pria bejat tersebut. “Siapa kau berani angkat telponku.”Suara yang begitu dingin itu pun terdengar di indera Daren, dia menduga jika Nelson sedang marah kepada wanitanya di seberang sana. “Aku hanya angkat panggilan yang masuk ke ponselmu. Habis berisik sekali.” Sebuah jawaban itu pun terdengar di indera pendengaran Daren, tak lama dia mendengar suara seseorang di seberang panggilan yang dia lakukan. “Ada apa Bos?” tanya Nelson saat athuu jika yang menghubunginya itu adalah Daren. “Ada perintah untukmu.” sebuah perintah langsung Daren berikan untukmu Nelson saat orang yang sedang ia hubungi itu mengangkat panggilan yang masuk dari dirinya itu. “Siap,” jawaban singkat yang Nelson lakukan sebagai bentuk kesiapan yang pria itu berikan atas perintah yang akan Daren berik

    Last Updated : 2024-05-16
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 175

    Daren menoleh ke arah sumber suara sang putri yang telah memanggilnya itu. Dia mengernyit bingung, mendapati tampang Ara yang sama sekali tidak menunjukkan semangat sedikitpun. Hal itu membuat Daren tidak menunggu untuk tidak bertanya pada Ara.“Why?” tanya Daren, tetap dengan suaranya yang iri bicara meski saat ini dia sedang bersama sang putri tercintanya. Pandangan matanya pun kembali mengarah ke depan, menatap ke arah dimana jalanan yang ramai di depannya itu.“Es krimnya tak enak,” kata Ara dengan pandangan mata yang sama sekali tidak menunjukkan semangat. Aiden masih bungkam di tempat duduknya. Sama sekali tidak berpengaruh apa pun atas apa yang sedang Ara katakan pada sang ayah. “Kenapa? Bukannya kau sangat suka es krim? Apa rasanya beda?” tanya Daren. Karena sejujurnya bukan rasa es krim yang tak lezat sebenarnya yang terjadi pada Ara. Melainkan, sebab yang sedang terjadi pada gadis itu adalah suasana hatinya yang sedang tidak baik-baik saja lebih tepatnya. “Kau bahkan sa

    Last Updated : 2024-06-01
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 176

    Lagi, Daren ingin mengetahui sebab sang buah hati yang mendadak suasana hatinya itu berubah dari yang begitu bersemangat menjadi sama sekali tidak bersemangat sedikitpun. Ara tidak langsung menjawab apa yang ditanyakan sang ayahnya itu. Anak perempuan itu seolah sedang menerawang jauh. Menatap jalanan dari kaca jendela tepat di sampingnya berada. Sebelum akhirnya dia membuka suara menjawab apa yang ditanyakan oleh sang ayah itu kepadanya. “Aku sedang sedih, Dad,” ucapnya pelan yang berhasil membuat Daren menautkan keningnya saat mendengar apa yang dikatakan oleh sang putri tercintanya itu kepadanya. “Tadi aku berpikir jika benar-benar akan mendapat mimpi yang selalu Ara harapkan setiap malam sebelum tidur. Tapi, semua yang Ara mimpikan itu telah musnah begitu saja,” terang anak perempuan itu dengan kedua mata yang kembali mulai berkaca-kaca setelah mengatakan isi hati yang tengah dirasakan olehnya itu. “Apa harapan kamu sebelum tidur, jika daddy boleh tahu?” tanya sang ayah pada a

    Last Updated : 2024-06-02

Latest chapter

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 225

    Siang itu, mendadak suasana rumah sakit menjadi mencekam.Darren sudah keluar dari dalam ruang perawatan Rinaldi, ayahnya. Namun belum sempat Riana yang baru saja akan menghampiri putranya dan ingin bertanya tentang apa yang dilakukan Daren di dalam sana sudah dibuat terkejut dengan beberapa perawat yang saling berlari menuju ke ruang Reynaldi dengan tatapan mata yang terlihat panik.Bukan hanya Riana yang terkejut, Danisa pun ikut merasa panik dengan kejadian nyata yang saat ini dilihatnya.Lewat sorot matanya Ia pun bertanya pada Riana dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Renaldi di dalam kamar perawatannya.Detak janur Riana berpacu kencang saat melihat para petugas medis berlarian yang tak lama diikuti oleh dokter pribadi Renaldi yang menangani langsung pria tua itu.“Apa yang terjadi?” Entah pada siapa Riana bertanya sebab Danisa dan Daren pun tidak mengerti dengan apa yang terjadi.Danisa mendekat ke arah Riana memeluk perempuan itu dengan maksud ingin menguatkan ji

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 224

    Suasana ruang yang didominasi oleh warna putih itu begitu hening. Sambutan yang kini didapat oleh seorang pengusaha muda yang bernama Daren Raynaldi. Ya, dia sangat membenci nama Reynaldi yang begitu sangat dirinya benci. Daren begitu membenci nama itu. Sebab nama tersebut adalah nama dari pria yang memiliki aliran darah sama dalam tubuhnya. Nama yang begitu sangat dibencinya, sebab pria yang tak lain adalah ayahnya sendiri telah menorehkan luka yang begitu dalam untuk dirinya selama ini. Kini, dia dapat melihat penderitaan dari pria yang tak ingin ditemui olehnya itu. Pria yang sangat dibenci oleh Daren, kini tergeletak lemah tak berdaya. Bahkan, dirinya yakin untuk sekedar membuka mata pria itu tak akan mampu melakukannya. Daren masih berdiri di tempatnya, setelah dirinya usai menutup pintu ruang perawatan khusus yang hanya ada satu ranjang beserta pasien serta seluruh alat yang menempel dalam tubuh pria yang sudah sangat lemah tak berdaya. Ya, pria angkuh dan sombong itu sudah

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 223

    Seperti yang Darren katakan kepada Danisa yang meminta untuk ditemani. Kini, keduanya sedang berada di dalam mobil menuju ke sebuah tempat yang Danisa sendiri pun belum mengetahui. Iya, Danisa belum bertanya pada sang suami sebab setelah darah mengajak dia harus disibukkan dengan mengurus kedua buah hatinya yang kemudian mengantar Ara dan Aiden menuju ke tempat sang nenek.Setiba di sana, kedua anak kembar itu pun langsung turun dari mobil. Sebab tak sabar untuk bermain bersama nenek dan tantenya.“Mom dan daddy nggak usah anterin arah ke dalam. Nanti biar Ara yang bilang sama nenek jika Mommy dan Deddy akan pergi.”Ara yang sudah tidak sabar itu meminta ayah dan sang ibu untuk segera berlalu dari kediaman sang nenek. Tetapi Danisa tak langsung mengiyakan, sebab dia pun ingin bertemu dengan sang Ibu dan meminta izin untuk menitip kedua buah hatinya di sini.“Mommy mau bertemu nenek dulu, Princess. Nanti setelah ketemu nenek baru Mommy dan Deddy akan berangkat.”Danisa tersenyum lembut

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 222

    “Apa kamu sibuk hari ini?” tanya Daren tiba-tiba saat subuh dan keduanya sedang berada di atas ranjang saling berpelukan satu sama lain. Danisa yang berada dalam dekapan hangat suaminya itu mendongak. Menatap penuh tanya pada sang suami akan maksud yang hendak Daren katakan kepadanya itu. “Kenapa?” tanya Danisa, balik bertanya ingin memastikan jika Daren ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat. Daren membalas tatapan sang istri. Memberikan usapan lembut ke lengan Danisa setelah aktivitas panas malamnya telah berlangsung. Keduanya tak langsung tidur setelah melakukan ibadah subuhnya. Saling mendekatkan diri, dan Danisa tak ingin banyak tanya atau berbicara kecuali jika itu urusan kedua buah hatinya. “Temani aku,’ ucap Daren singkat, tak langsung memberitahukan tujuannya ke mana akan pergi mengajak wanitanya. “Aku akan temani, jika kamu butuh aku. Tak perlu bertanya,” jawab Danisa, merekahkan senyum manisnya dan kembali mengeratkan dekapan hangat yang Daren berikan untuknya. Daren

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 221

    “Jangan bicara begitu sama mama,” kata Danisa minta agar Daren mampu meredam emosi pada sang mama.DADanisa tak ingin melihat hubungan ibu dan anak itu menjadi renggang. Sebab, dia tahu seberapa besar rasa sayang dan pengorbanan Riana yang begitu besar dalam membesarkan Daren dulu. Daren tak menjawab, pria itu masih diam merasakan sentuhan lembut dari Danisa yang memeluk dirinya dari belakang tubuh tegapnya itu. “Mama akan sedih, jika kamu berkata kasar padanya. Bukankah selama ini kau selalu memperjuangkan kebahagiaan mama,” lanjut Danisa mengingatkan pada suaminya. Perjuangan yang Daren lakukan untuk mamanya begitu besar. Hingga dia mampu melawan ego menikah demi bisa memberikan cucu yang selalu dituntut oleh mamanya dulu. Daren menarik nafasnya dalam-dalam. Kemudian membuangnya secara kasar sebelum akhirnya membuka suara menjawab setiap kalimat yang terucap dari wanitanya itu. “Kau tak mengerti,” jawab Daren singkat. “Aku tahu, Daren,” bela Danisa untuk dirinya sendiri, yang

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 220

    Riana menghentikan langkah kakinya saat Daren menyebut kata ‘tua bangka’. Riana berpikir, mengapa Daren bisa mengetahui rahasia yang masih dijaga olehnya dengan begitu baik. Dia pun berpaling, menatap Daren yang sedang berusaha menahan amarah. Riana tahu, jika Daren tidak akan meluapkan amarahnya di hadapan anak-anaknya. Riana sudah menyiapkan segala sesuatu untuk segala kemungkinan yang akan terjadi jika Daren akan marah kepada dirinya. “Kau tak boleh bicara seperti itu Daren,” tegur Riana dengan nada rendahnya sebab tak ingin menunjukkan perdebatan yang akan berlanjut kemarahan putranya tersebut. Daren diam, tak langsung menjawab apa yang dikatakan oleh ibunya itu kepadanya. “Sejak kapan Mama berhubungan lagi dengannya?” tanya Daren dengan suara dinginnya. “Dan untuk apa mama menemui tua bangka itu lagi. Itu sebabnya mama tak mau kembali lagi ke Singapura dan memilih menetap di sini.” Daren masih tak menunjukkan sikap ramahnya. Danisa yang semula bersiap menghidangkan sarapan d

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 219

    Pagi di kediaman rumah Daren terasa begitu berbeda seperti hari-hari biasanya. Danisa pagi-pagi sudah bangun dari tidurnya membantu pelayan yang bekerja di rumah mewah Daren itu untuk menyiapkan sarapan keluarga kecilnya.Beberapa kali pelayan meminta agar Danisa beristirahat. Tentu saja mereka tahu jika pengantin baru harus memiliki banyak waktu luang dan kebersamaan terlebih rumah tangga mereka yang terpisah lumayan lama.Akan tetapi, larangan yang dilakukan oleh pelayan untuk Danisa itu diabaikan oleh Danisa. Dia ingin sekali menyiapkan sarapan untuk kedua buah hatinya dan juga suaminya, maka dari itulah dia menyempatkan untuk pergi ke dapur dan membuatkan sarapan khusus untuk keluarga kecilnya.“Saya khawatir jika tuan dari nanti bangun akan menegur kami, Bu,” tutur wanita yang usianya jauh lebih tua dari pelayan lain yang bertugas menjadi ketua pelayan di rumah mewah itu.Indonesia menoleh, dia tersenyum hangat kepada wanita paruh baya yang begitu ramah sejak kedatangannya di rum

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 218

    “Mama pergi dulu ya, kalian lanjutkan dulu sarapannya.” Riana mengakhiri sarapan paginya, di saat anggota keluarganya yang lain pun baru saja akan memulai.Kemudian dia beralih menatap kepada Ara yang sedang menggigit roti di tangannya.“Princess, Oma. Nanti kamu berangkatnya sama Mommy saja ya. Oma minta maaf, sebab tadi sudah janji akan antar Ara ke sekolah pagi ini seperti kemarin,” lanjut Riana berkata kepada Ara sebab dirinya tak bisa mengantarkan sang cucu sebelumnya. Sejak Daren tidak ada di rumah dan tak bisa mengantarkan kedua buah hatinya untuk bersekolah. Sejak saat itulah Riana yang selalu antar jemput bersama suster Ara dan juga sopir yang memang ditugaskan untuk mengantar jemput kedua buah hati Daren dan Danisa tersebut.“Ara nggak mau sekolah. Ara Mau di rumah saja bersama Mommy. Ara rindu sekali dengan Mommy. Hari ini, maka Ara akan menghabiskan waktu bersama Mommy. Dan Ara tak akan membiarkan Daddy mengganggu waktu kami.”Anak perempuan itu seperti sedang balas den

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 217

    “Mommy!”Suara melengking yang Ara lakukan itu berhasil menusuk indera pendengaran Danisa dan Daren yang baru saja melangkah masuk ke dalam rumah setelah dua hari mereka memutuskan untuk menginap sebab tidak ingin mendapat gangguan dari kedua buah hatinya. Ara berlari, menuju ke arah kedatangan sang Mommy dan Daddy-nya. Anak perempuan itu begitu tak sabar untuk berjumpa dengan sang ibu. Bahkan, saat mobil yang Daren kendarai baru saja berhenti di area halaman rumah dan pelayan yang menyampaikan jika Daren dan Danisa telah kembali itu membuat anak perempuan yang baru saja akan menuju ke meja makan itu tak menunggu lama. Dia langsung berlari menuju ke luar rumah untuk menemui sang Mommy yang sudah sangat dia rindukan beberapa hari ini.Tanpa menunggu, Ara segera memeluk Danisa penuh Kerinduan. Sedangkan Daren hanya menggeleng dengan tingkah yang dilakukan oleh putrinya itu. “Mommy rindu sekali dengan putri mommy yang cantik ini,” kata Danisa memeluk hangat Ara dipekannya. Ara yang m

DMCA.com Protection Status