Share

6 - I Want Her

Author: Dreamer Queen
last update Last Updated: 2021-01-02 17:21:03

Kenedict kini berada di ruangan lain. Ia ditemani seorang asisten. Mereka tengah menunggu di ruangan terpisah dari ruangan VVIP yang biasanya menjadi tempat favoritnya.

“Maaf membuatmu menunggu lama, Mr. Kent, aku harus benar-benar mengurus gadis itu,” ucap Scarlett. Ia muncul dari balik pintu sambil menundukkan kepalanya.

Kent menarik satu sisi kerah jasnya. Tubuhnya berkeringat padahal pendingin ruangan ini sungguh sangat mampu membuatnya nyaman namun, gadis bermata bulat itu seperti menyemburkan api yang membuat Kent merasa terbakar. Pria itu sungguh tidak mengerti jika ada manusia seperti gadis bermata cokelat yang baru di temuinya. Ini untuk pertama kali dalam hidup seorang Kenedict Archer mendapat penolakkan dari seorang gadis dan ironinya gadis itu adalah seorang pelayan bar.

“Jadi, berapa yang harus kubayar?" tanya Kent.

Scarlet langsung bisa menebak maksud perkataan Kent. Ia berjalan perlahan dengan kedua tangan yang terlipat di depan tubuhnya.

"Lima juta," ucap Scarlet.

Kent menarik napas panjang. "Setelah dia keluar dari sini, dia akan sepenuhnya menjadi milikku. Aku akan melakukan apa pun yang ingin kulakukan padanya dan kalian tidak boleh lagi ikut campur," ucap Kent.

Scarlet mengangkat kepalanya. Ia menganggukan kepala menatap mata Kent.

"Aku setuju dengan harganya."

Scarlett melebarkan matanya. Bahkan tanpa sadar ia mencodongkan badannya ketika mendengar ucapan Kent barusan. Mulutnya mulai menganga sempurna. Scarlet tidak menyangka jika Kent akan langsung setuju dengan harga yang ia berikan. Wanita itu langsung menghampiri Kent lalu tersungkur di depan kaki sang miliarder.

“Apakah Anda akan membayarnya saat ini?” tanya Scarlet dengan mata yang berbinar.

Kent mendecih sinis sambil menatap rendah perempuan yang sedang berlutut di depan kakinya. Ia menggelengkan kepala sungguh tidak percaya jika semua manusia bisa dikendalikan dengan uang. Kent memiringkan kepalanya. Pria itu segera mengeluarkan ponselnya lalu mengetik sesuatu. Tak sampai semenit, ia lalu membalikkan layar ponsel menghadap Scarlett.

Scarlett menelan ludah tak percaya ketika melihat nominal uang yang berhasil ditransfer oleh Kenedict dan di bawah nominal uang tersebut, tertera namanya di sana.

“Oh my God ….” Scarlet bergumam. Bagaimana tidak, uang sebanyak lima juta dolar tak pernah ia terima langsung bahkan dari seorang Mr. Kent sebelumnya. Walau pun Kent pria miliarder, ia tak pernah sekalipun membeli seorang gadis. Harga paling mahal yang pernah ia terima dari Kent adalah dua juta dolar dan itu untuk seorang gadis perawan dan kini? Scarlet bahkan tidak tahu jika gadis yang baru dibeli Kent dengan harga lima juta dolar itu masih perawan atau tidak. Namun, semua itu tidak berarti lagi baginya. Sekarang yang terpenting dia sudah mendapatkan banyak uang. Lagi pula, Scarlett juga tidak yakin jika akan ada pria lain yang bersedia memakai gadis pemberontak itu.

“Ingat Scarlet, setelah ini dia hanya akan menjadi milikku. Tidak ada lagi yang berhak atas dirinya sekalipun itu adalah dirinya sendiri.”

“Ya, Mr. Kent. Tentu. Dia hanya milikmu seorang.”

Kent lalu meneguk wisky yang sejak tadi sudah menganggur di tangannya. Ia benar-benar tidak sabar ingin segera membawa gadis itu ke rumahnya, deru napas dari pria itu langsung berubah saat bayang-bayang di dalam otaknya yang menginginkan penyerahan diri dari gadis itu mulai menguasainya hingga ia bisa merasakan darahnya yang berdesir hebat memenuhi pembuluh nadinya.

Rahang Kent mengencang. Ia langsung berdiri. Massimo anak buahnya itu langsung meraih gelas kosong di tangan tuanya. Dengan satu kali hentakan kasar Kent menarik jas mewahnya lalu ia segera keluar dari ruangan itu.

“Lepaskan aku!”

Di depan pintu, gadis yang baru saja di beli dengan harga yang mahal itu masih terus meronta-ronta. Kent melirik lewat ekor matanya. Ia kembali mengibaskan jasnya lalu berjalan dengan angkuh melewati gadis itu. Rex mengikat tangan Ilona di belakang lalu dia mulai mendorong Ilona.

“Woy tai!” Ilona masih terus berteriak. “Are you think I will surrender to you?” teriak Ilona. Ia tidak peduli dengan semua tatapan mata yang kini sedang menintimidasi dirinya. “Cih!” Sesuatu dalam dirinya seolah terus memaksa Ilona untuk memberontak. Ia tidak boleh pasrah dengan keadaan.

“Lepasin gue!” Penampilan Ilona benar-benar telah berantakan. Rambutnya acak-acakan dan tampilannya sangat tidak manusiawi lagi, tapi semakin Ilona memberontak semakin kuat juga Rex mendorong tubuhnya.

Mereka kini berada di area parkir. Kent berjalan pelan. Suara Ilona mendengung di telinganya, tapi itu semakin membuat Kent merasa tertantang. Ia bahkan masih bisa menyunggingkan senyum iblis. Mereka berhenti di depan sebuah mobil SUV mewah berwarna hitam metalik. Kent menghentikan langkahnya saat ia sampai di belakang mobilnya.

Kedua tangan Kenedict tumpang tindih di belakang tubuhnya. Perlahan-lahan ia mulai memutar lutut. Kent masih menantikan gadis yang terus melakukan gerakan sia-sia dan kini dia tepat berada di depan Kent. Massimo langsung membuka pintu belakang dan ketika Rex kembali mendorong tubuh Ilona untuk di bawa masuk ke dalam mobil, Kent pun mengangkat tangannya memberi isyarat pada Rex untuk segera menghentikan langkahnya dan Rex pun berhenti.

“Apa kau pikir gadis sekotor itu layak duduk di sampingku?” Kent memutar wajahnya memperlihatkan tatapan sinis berbalut wajah arogansinya.

Rex menunduk dan tak ada niat untuk menyahuti pertanyaan Kent.

“Taruh di di belakang,” titah pria itu. “Massimo,” panggilnya.

“Ya tuan,” ucap Massimo.

Kent mengedikkan kepalanya menunjuk bagian belakang mobil.

Mata Ilona perlahan-lahan melebar saat instingnya lebih dulu memberikan petunjuk pada apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, belum sempat dia mengeluarkan sepatah kata bahkan sedikit gerakan untuk bisa melawan, Rex sudah mengangkat tubuhnya dan dengan satu gerakan cepat Rex sukses memasukan Ilona ke dalam bagasi dan Massimo tak kalah sigap. Ia langsung menutup pintu kap mobil.

Kent adalah orang yang paling menikmati pertunjukan ini.

“Woy lepasin ….”

Kenedict Archer tersenyum penuh kemenangan mendengar teriakkan gadis itu. Tak menunggu lama, ia langsung memutar lutut dan masuk kedalam mobilnya. Namun, ketika dia duduk, Kent merasa telinganya terganggu oleh teriakan di belakang.

“Massimo, pergi dan sumbat mulutnya,” titah Kent.

Massimo mengangguk. Ia membuka laci dashboard lalu mengeluarkan sebuah kain berwarna merah. Massimo mendorong pintu mobil. Ia berjalan cepat membuka kap mobil.

Ilona sempat merasa senang sebab ia boleh lagi menghirup udara, tapi kesenangannya runtuh ketika Massimo mengangkat kepalanya dan langsung melilitkan kain merah di tangannya ke mulut Ilona.

“Mmmmppth ….” Ilona melotot pada Massimo, tapi pria itu tentu tidak akan mempedulikan teriakan dan amukkan Ilona. Setelah berhasil menyumbat mulut Ilona, Massimo bergegas kembali ke belakang kemudi. Pria itu langsung memutar kunci mobil dan melesatkan SUV tersebut dari klub malam tersebut.

Ilona terus menangis. Udara di sekelilingnya terasa panas, pengap dan dia mulai kesulitan bernapas. Tulang-tulangnya terasa remuk dan entah bagian tubuh mana yang merasa perih sebab sepertinya seluruh tubuhnya terasa sakit. Selain merasa letih, Ilona merasa begitu takut. Takut pada hal yang lebih besar yang mungkin bisa terjadi padanya.

Pria bernama Mr. Kent itu terlalu berbahaya. Ilona masih terbayang pada gadis-gadis yang berlutut dengan kepala tertunduk di depan kakinya. Dari semua itu, Ilona bisa memperkirakan seberapa berkuasanya dia. Dalam tangisnya, Ilona masih berharap jika dia bisa selamat dari sesuatu yang berbahaya.

****

Archer's Mansion

11.09 PM

______________

Massimo turun lebih dulu untuk membukakan pintu bagi tuannya. Kemudian dia beralih kebelakang untuk membuka pintu bagasi.

Ilona begitu lemas. Bahkan untuk menarik napas ia seolah tidak punya kekuatan. Mobil telah berhenti dan entah di mana mereka membawanya. Ia hanya pasrah. Terlebih, ketika mendengar bunyi gagang yang di tarik pertanda seseorang akan kembali membuka pintu bagasi ini. Ilona sontak menutup matanya saat cahaya lampu menusuk membuat kedua bola matanya sakit.

Gadis yang tengah berbaring di dalam kap mobil milik Kenedict Archer benar-benar tidak berdaya. Ketika Massimo menarik lengannya, ia tidak bisa berkata apa pun. Massimo langsung mengangkat tubuh Ilona dan mengeluarkannya dari dalam bagasi. Ia mengangkat tubuh mungil itu lalu membawanya ke pundaknya. Ilona meringis saat perutnya menabrak pundak Massimo yang kokoh.

Ilona merasa sedikit pusing saat kepalanya di paksa untuk tengkurap. Dalam ketidakberdayaan, Ilona hanya bisa menatap lantai batu pasir putih dan siluet seseorang yang mengikutinya dari belakang. Kepalanya begitu sakit dan dadanya sangat sesak karena hampir saja dia kehilangan napas di dalam kap mobil yang gelap. Kelopak matanya naik turun dan kesadarannya mulai hilang. Sayup terdengar suara-suara di sekelilingnya.

“Selamat datang Mr. Kent,”

“Massimo, bawa dia di kamar tamu,"

“Baik tuan.”

“Meghan, tolong kau urus dia. Berikan dia pakaian yang bagus dan siapkan dia.”

“Baik tuan.”

Ilona merasa jika tubuhnya semakin melayang. Tubuhnya terhentak-hentak. Pandangan di depannya adalah lantai keramik mengkilap. Mungkin juga dilapisi emas. Ilona berusaha keras menaikkan tatapannya. Bola matanya meraih sepasang manik hijau milik Kenedict Archer.

“Aright baby girl, sekarang kau adalah milikku. Kita lihat sejauh mana kau bisa melawanku.” Kent menutup kalimatnya dengan seringaian.

Entah mengapa Ilona jadi ingin tertawa. Ia ingin menertawai nasibnya.

‘Sekarang, aku mulai percaya pada sebagian orang yang suka mengutuk takdir mereka dan mengatakan jika sial itu memang melekat pada hidup mereka.’

________________

tekan VOTE please :)

Dreamer Queen

Hallo, selamat datang di duniaku. Jika kalian menyukai cerita ini, silahkan menyimpan cerita ini di perpustakaan kalian. Oh ya, ini Novel Dewasa yang hanya bisa dibaca oleh kalian yg sudah berumur 18+. Beberapa part akan menyuguhkan adegan dewasa dan explicit. Jika kurang menyenangkan bisa di skip. Cerita ini sekadar FIKSI semata. Tidak ada maksud utk menyinggung sebagian atau bbrp kelompok. Nikmati saja alurnya. Suka, duka, sedih, bahagia. Gemetar dan meledak. Rasakan sensasinya. Jangan lupa untuk memberikan VOTE dengan mengklik tombol VOTE di bawah. Keep your eyes open untill the end, yah ;) Mampir juga ke cerita terbaruku judulnya BEAUTIFUL PSYCHO bertema Romansa Dewasa. Ditunggu kehadirannya ;)

| Like
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nikmah Suryadi
ceritanya serruuu
goodnovel comment avatar
Marrygoldie
semoga Ilonna selamat. kasiha.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   7 - Don't Act Stupid

    Archer's Mansion07.43 AM______________ Ilona mengernyit, kelopak matanya menekan kedalam dengan kuat ketika cahaya yang masuk seolah berubah menjadi pisau yang langsung menusuk ke matanya. “Auh ….” Ilona lanjut mendesis. Ia meremas kepalanya ketika merasakan pening yang hebat. Masih dengan posisi tengkurap, Ilona berusaha mengumpulkan kesadaran dan betapa kagetnya ia ketika otaknya langsung bergerak memberikan dia rekaman kejadian yang telah ia alami sebelumnya.

    Last Updated : 2021-01-02
  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   8 - Obey or be Punished

    “Hei, kubilang lepaskan aku!” Ilona terus meronta. Kent membalikan tubuh Ilona dengan paksa lalu dia mengangkat tubuh mungil itu dan dengan satu kali gerakan cepat, tubuh Ilona kini sudah berada di atas pundaknya. Ilona sadar jika kini Kent sedang menggendongnya seperti yang di lakukan Massimo anak buah Kent. “Diam!” kecam kent. Ia membawa tangannya lalu menampar birit Ilona membuat Ilona kembali meringis. “Dasar setan!” maki Ilona dengan bahasanya. Kent terus membawa Ilona. Ia menaiki lift kemudian menekan tombol ground. Ilona masih saja meronta-ronta dan Kent semakin tidak perduli. Kent kembali menampar bokong Ilona dan kali ini lebih keras dari sebelumnya. Ilona melawan. Dia menonjok-nonjok punggung Kent bahkan berani menggigit punggung itu tapi Kent menghiraukan rasa sakit yang tidak seberapa itu. Ketika pintu lift terbuka, Ilona pun

    Last Updated : 2021-01-02
  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   9 - Don't Be A Stupid

    Archer’s Residence, San DiegoJuly 2019 – 09.24 PM__________________ Crossover SUV mewah pabrikan otomotif Jerman kembali terparkir di halaman mewah mansion megah ini. Turun dari dalam mobil seseorang yang begitu tampak gagah masih sama seperti ketika ia meninggalkan rumah mewah ini, hanya saja dua kancing kameja bagian atas sudah tidak terpasang sempurna bersamaan dengan dasi berwarna hitam metalik yang kini telah melonggar di lehernya. “Selamat datang Mr. Kent,” Jane menyapa. Ia menunggu tuannya di pintu utama mansion. Kent hanya memberi satu anggukkan kepala lalu kakinya kembali melangkah memasuki rumah mewahnya, namun ketika kaki jenjangnya hampir menaiki satu anak tangga, tubuhnya kembali berputar. Ia berpaling dan menatap Jane lewat pundaknya. “Bagaimana keadaan gadis itu?” Jane menundukkan k

    Last Updated : 2021-01-02
  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   10 - Don't Gnaw Me !!

    Archer’s Mansion – 11.03 PM________________________ Kenedict tidak mengerti lagi dengan apa yang sedang terjadi dan apa yang sebenarnya di pikirkan oleh otaknya. Ia sedang berdiri, menyandarkan satu sisi tubuhnya di pintu sambil membawa tangan yang mengepal mengetuk-ngetuk bibirnya yang terkatup. Pria itu tampak serius memperhatikan seorang dokter yang sedang memeriksa tubuh gadis yang sedang berbaring di atas ranjangnya. Setelah melihat keadaan Ilona, Kent yang sempat menjadi panik langsung menyuruh kepala pelayan menghubungi dokter pribadinya. Sang dokter pun tampaknya terlalu enggan mengabaikan permohonan dari sang miliarder yang meminta dirinya untuk segera ke kediaman Archer. Kent mulai penasaran. Bahkan ia tidak peduli dengan kameja

    Last Updated : 2021-01-02
  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   11 - Perjanjian 30 Hari

    Archer’s Mansion 09.23 AM _________ Samar-samar Ilona mendengar suara yang berderu, kemudian dia sadar jika itu napasnya sendiri. Terasa begitu berat dan hangat. Mendadak kepalanya terasa begitu pening ketika ia berusaha membuka kelopak matanya. Tubuh gadis itu benar-benar telah remuk. Ilona merasa seperti diikat dengan tali di sekujur tubuhnya. Begitu sulit digerakkan. Tubuhnya seperti membeku dan ada rasa seperti terbakar di bawah sana, pada pergelangan kakinya. Tenggorokan Ilona tersekat hebat dan mulutnya begitu kering hingga Ilona merasa jika ia perlu menelan ludah berkali-kali. Tulang-tulangnya seperti ditarik dan dagingnya bergetar hebat. Untuk pertama kali dalam hidup seorang Ilona Audrey Natalie, ia merasa benar-benar tidak berdaya. Namun

    Last Updated : 2021-01-22
  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   12 - Deal!

    “Kalau begitu, bolehkah kau tunjukan rasa hormatmu padaku?” Ilona mengangguk. Kent menarik dirinya dari depan wajah Ilona namun pria Adonis itu tidak ingin melepas tatapannya pada Ilona dan Ilona pun, ia kembali merasa seperti tersihir oleh manik hijau milik pria berkuasa itu. “Sekarang, berlututlah padaku.”“Apa?” pekik Ilona. Ia lanjut mendengkus lalu memutar bola mata. “Tidakkah kau lihat jika tanganku sedang di infus?” protes gadis itu. Kent memanyunkan bibir, ia tampak tak peduli dengan semua itu. Segera Kent mengambil botol cairan infus yang sedang di gantung di sisi kiri ranjang. Ia menarik benda itu dengan satu gerakan cepat lalu melemparnya pada Ilona. Gadis itu membulatkan mulut dengan mata yang melebar. “Astaga ….” Ilona memekik dengan suara rendah, tak percaya. “Tunggu apa

    Last Updated : 2021-01-22
  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   13 - Gorgeus

    “Hahh ….” Ini sudah berlangsung sejak tadi, semenjak kepergian Kenedict Archer. Entah sudah berapa kali. Ilona bahkan mulai bosan menghitung seberapa banyak dia mengeluhkan desahan frustasi. Perjanjian tiga puluh hari? Bahkan belum ada satu hari Ilona sudah merasa sangat-sangat tertekan. Gadis itu sangat merindukkan kehidupan normalnya dahulu. Berdiri di depan pajangan toko, memajang berbagai jenis pakaian di hanger lalu mengaturnya sedemikian cantik untuk menarik perhatian pembeli. Semua itu sangat menyenangkan bagi Ilona. Mungkin bagi sebagian orang, mereka akan bahagia. Lagi pula siapa yang tidak senang dengan semua ini? Rumah besar, pelayan, Ilona bahkan hanya perlu menekan tombol di belakang nakas samping tempat tidurnya dan para pelayan akan datang untuk melayaninya. Ilona punya segala yang diinginkan banyak gadis seperti yang dikatakan Jane, kepala pelayan mansion. Ia sendiri heran mengapa

    Last Updated : 2021-01-23
  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   14 - Awkward

    “Makanlah yang banyak, saya akan keatas untuk mengambil obat Anda,” ucap Jane. Setelah berputar-putar di rumah besar ini dan hampir tersesat, Ilona akhirnya memutuskan untuk bertanya pada salah satu pelayan yang sempat berpapasan dengannya. Entah siapa nama pelayan itu, Ilona pun tidak sempat menanyakannya namun semua pelayan di rumah ini rupanya sangat menghormati Ilona. Jelas saja, gadis itu adalah tamu tuan mereka. Para pelayan harus memperlakukan tamu di rumah ini layaknya tuan rumah. Pelayan itu yang membawa Ilona ke ruang makan dan sesampainya di ruang makan, Ilona langsung di suguhkan berbagai jenis makanan. Steak dari sapi A lima, ia tahu saat Jane menyebut wagyu outskirt. Masih merasa ‘wow’ dan seolah tak percaya, Jane kembali membuat Ilona takjub dengan membawakan nasi pulen, seolah telah paham dari mana gadis itu berasal dan makanan apa yang bisa masuk kedalam perutnya.

    Last Updated : 2021-01-23

Latest chapter

  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   EXTRA PART 3 - We Are Family

    Enam kemudian ><__________________San Diego – California USA Archer’s Mansion 07.23 PM_________ Ilona dan Jane begitu sibuk menata meja makan. Gadis itu sengaja turun ke dapur untuk membantu para pelayan mansion. Turun dari tangga, seorang pria bermata hijau dalam balutan sweater panjang berwarna abu-abu. Ia mengambil langkah panjang menghampiri dining room. Kedua kaki berhenti tepat saat tubuhnya tiba di pintu. “Katanya sup ayam mampu meningkatkan kekebalan tubuh saat hamil?” tanya Ilona. Ia membawa sesendok kuah ke mulutnya. Di sampingnya, Jane mengangguk. “Bagaimana rasanya?” Ilona menarik kedua sudut bibirnya ketika kelopak matanya melebar. “Mmmm …,” gumam gadis itu. Ia mengacungkan jempol. “Masakanmu selalu yang tebaik, Jane.” Jane tertawa. “Aku senang kau menyukainya, Nyonya.” “Em, em, em, em!” Hailey menggoyangkan telunjuk di depan wajahnya. “Sudah berkali-kali kubilang jangan pern

  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   EXTRA PART 2 - Bit Me Up Baby Boy

    “Kalau begitu ayo kita mulai.” Hailey tersenyum penuh kemenangan. Melihat bagaimana manik berwarna biru milik suaminya kini berubah gelap membuat sesuatu dalam pangkal paha Hailey berkedut makin kencang. Embusan napas berat dari Christian menyapu kulit dadanya. Ditatapnya sang pria yang kini tengah melucuti bagian atas gaunnya dengan gerakan pelan. Seakan-akan tengah membuka kado spesial, Christian membukanya sepenuh hati. “Damn it,” gumam Christian ketika menatap bagian padat dan kenyal milik sang istri. Christian mendongak menatap Hailey lalu dilumatnya bibir istrinya dengan kasar. Hailey menghela napas di dalam mulut Christian lalu dengan cepat pria itu menarik bibirnya lagi. Tubuh Hailey menggeliat gelisah ketika Christian menempelkan lingualnya di leher wanita itu. “Oh, Chris. Mmmptthhh ....” Hailey mendesah. Kelopak matanya menutup sebagian manik berwarna cokelat itu. Tangan Hailey terangkat melepaskan jepit rambut. Membiarkan rambutnya

  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   EXTRA PART 1 - Our Night

    Christian menggendong pengantinnya dengan begitu lembut memasuki salah satu kamar mewah di hotel termegah kota ini. Desain serba putih dengan taburan bunga mawar merah di atas tempat tidur. Sementara sang pengantin wanita mengalungkan tangan ke leher Christian. Hailey memandang lelakinya lekat-lekat lantas ia menarik kedua sudut bibirnya. Hailey tersenyum. Hatinya dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran. Betapa tidak menyangkanya wanita itu mendapatkan Christian sebagai suaminya. Sepertinya ia harus sering berterimakasih kepada Kenedict yang telah mengirim Hailey kepada kakaknya. Walaupun pertemuan mereka dibilang tragedy, tetapi Hailey sungguh bersyukur. Ia tak menginginkan hal yang lain selain pria bermata biru yang kini sedang mendekapnya mesra. Christian menaruh tubuh istrinya dengan begitu lembut di atas ranjang. Sambil mengunci tatapan pada Hailey, Christian bergerak menudungi tubuh sang istri. Ia tetap menjaga bobot tubuhnya dengan kedua lutut dan satu ta

  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   To All My Dearest Loved Ones

    Hallo :)Dengan berakhirnya kisah romansa dewasa ini, aku mau mengucapkan terima kasih untuk seluruh pembacaku yang sudah mengikuti kisah ini dari awal sampai akhir. Terima kasih juga untuk kalian yang telah berbaik hati memberikan VOTE & RIVIEW untuk novel ini. Mohon maaf apabila Novel ini kurang memuaskan. Sekali lagi, novel ini hanyalah sebuah karangan yang datang dari imajinasi penulis. Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata dan tidak ada maksud untuk menyinggung satu dan atau beberapa pihak/golongan. Apa pun yang tersuguhkan dalam novel ini, niatnya hanyalah untuk menghibur. Semoga ada pesan moral yang bisa diambil dari kisah Kenedict, Christian, Ilona dan Hailey. Sampai bertemu di karya-karyaku selanjutnya, yah :)Sehat terus. Jaga kesehatan dan semoga TUHAN MEMBERKATI :)Your lovely Author : DREAMER QUEEN

  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   119 - Happily Ever After

    London – England09.23 AM________Kenedict mondar-mandir di dalam ruang ganti. Sementara di sudut ruangan terdengar embusan napas panjang dari Christian yang sedang duduk di kursi tunggal berwarna putih.“Kent, apa kau butuh popok?” cibir Christian. Pria itu gemas melihat tingkah Kent.“Sial!” Kent mendesis sambil menatap kakaknya dengan nyalang.Wajahnya pucat. Benar-benar pucat, tapi telinganya merah. Ia kembali berlari ke kamar mandi dan datang setelah sepuluh detik. Christian menggelengkan kepalanya. Pria itu akhirnya berdiri lalu mengambil jas berwarna hitam yang disampirkan ke sandaran kursi.TOK TOKKeduanya kompak menengok ke arah pintu. Hailey muncul dengan senyum sumringah.“Mempelai wanita telah siap,” kata Hailey.Christian tersenyum. Ia menjulurkan tangan saat Hailey berjalan cepat menghampirinya. Pria itu mendekap tubuh Ha

  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   118 - Sweet Karma

    Dan sekarang aku sadar, jika sebenarnya ada tempat di mana seharusnya aku berada di sana. Berlari ke sana. Tempat yang pernah kuanggap sebagai sebuah kengerian. Kini berdiri di depanku sebagai penyembuhku.Christian Archer~______________Restoran di hotel mewah ini sedikit ramai, oleh karena para eksekutif global company memilih untuk makan siang di Ritz Carlton.Terdengar gelak tawa dari suara bass berat milik tuan Dune. Diikuti kekehan dari beberapa teman sebayanya. Mereka menikmati makan siang dengan santai. Berusaha menghilangkan formalitas yang mengikat.Namun, ada satu tempat dekat jendela yang suasananya sangat canggung. Dua orang muda memilih untuk duduk di tempat tersudut. Seolah-olah yang lain memang memberikan ruang bagi mereka. Sesekali mereka memandang pada pemandangan di luar jendela. Namun, semua itu sekadar untuk melepaskan gugup yang sedari tadi membalut suasana makan siang mereka.&ldq

  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   117 - Don't Go

    Dua jam lebih duduk dalam posisi tegang. Gelisah. Gugup. Terus terdengar suara deheman berbalas-balasan.Sesekali saling mencuri pandangan lalu membuang muka saat tak sengaja bertabrak pandang . Seperti seorang pencuri yang sudah tahu akan tertangkap, tapi tetap ke sana.“Bagaimana dengan Anda, Mr. Chris?”Christian akhirnya bergeming. Pria itu menoleh ke samping. Ia bergumam lalu menaikkan kedua alis.“Apakah Anda punya ide lain?” tanya seorang pria pertengahan tiga puluh.Christian berdehem. Sejujurnya pria itu tak bisa berkonsentrasi. Ia telah berusaha selama dua jam penuh untuk membentuk konsentrasi di otaknya, akan tetapi Christian gagal. Otaknya berhenti berpikir. Terpusat pada bagaimana seorang Hailey McAvoy bisa berada satu ruangan dengannya. Dan kenapa dia sangat sialan cantik.“Ehem!”Entah Christian sadar atau tidak, wajah Adonisnya kini sedang berubah warna. Bagai udang yang terken

  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   116 - After All This Time

    Christian menatap dirinya di depan cermin. Kameja berwarna putih dengan dasi hitam metalik tampak begitu gagah membalut tubuh kekarnya. Namun, wajah pria itu terlihat suram. Terdengar dari embusan napas panjang yang menggema di dalam deluxe room hotel mewah ini. “Sepertinya aku memang harus diet,” gumam Christian. Sekali lagi ia menatap dirinya dari pantulan cermin. Oke, Chris tak menyangka jika dirinya akan termakan ucapan manipulative adiknya sendiri. Akhirnya semalam Christian ke salon yang berada di dalam hotel ini. Dalam semalam, Chris bisa mengembalikan tampilannya. Dia terlihat makin tampan dengan tatanan rambut klasik yang telah menjadi ciri khasnya selama ini. Pria itu tak pernah mengganti gaya rambut sama sekali. Terlalu betah dengan potongan rambut crew cut. Tak lupa Christian juga mencukur kumis. Ah! Ini sungguh tidak adil. Sejauh ini Christian memang tak pernah memerhatikan dan memedulikan penampilannya. Hanya saja … entah mengapa

  • Belongs to The Billionaire Brothers [INDONESIA]   115 - Never Forget You

    Milan – Lombardia, Italia. _____________________“Semua sudah siap, Tuan.” Seorang pria dalam balutan sweater rajut berwarna hitam dan celana jins berwarna biru bangkit dari atas bangsal rumah sakit yang telah selama enam bulan ini menjadi tempat tinggalnya. “Terima kasih, Theo.” Dia berucap setelah asistennya memberikan over coat berwarna cokelat. Mereka bersiap meninggalkan rumah sakit ini. Setelah dokter ortopedi mengatakan jika Christian Archer telah sembuh dari cedera kakinya seminggu yang lalu. Tidak mudah. Selama enam bulan ini, Christian Archer menahan rasa sakit. Mengikuti fisio terapi bukanlah hal yang gampang bagi seseorang yang memiliki cedera kaki parah. “Tuan,” panggil Theo. Ia memberikan kruk kepada Christian. “Aku tidak membutuhkannya,” kata Christian. Asistennya tak dapat membantah. Melihat tuannya mampu berdiri dengan kedua kaki, membuat ia senang. Perjuangan sang tuan akhirnya

DMCA.com Protection Status