Share

Bab 47 - Pintu yang Tidak Bisa Ditutup

Ketegangan menggantung di udara saat mereka berkumpul di sekitar Bram yang masih terbaring lemah di lantai. Tangis anak kecil dari kegelapan bergema seperti musik kematian, mengoyak keheningan dan menambah kepanikan yang menyelimuti mereka. Arga terus menatap sahabatnya, mencoba berpikir jernih meskipun pikirannya penuh dengan kebingungan dan ketakutan.

"Laras, lo baik-baik aja?" tanya Mira tiba-tiba, suaranya terdengar serak di tengah kengerian yang mengancam mereka. Laras, yang berdiri agak jauh, tampak pucat dan masih dalam kondisi syok. Dia mengangguk pelan, meski sorot matanya masih kosong, seolah-olah sedang memproses sesuatu yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.

Pak Kusuma, yang terus melantunkan mantra di samping Bram, akhirnya berdiri. Wajahnya tampak semakin tua dalam cahaya redup ruangan itu. “Bram sudah melewati batas. Kita harus segera menyelesaikan ini sebelum dia benar-benar ditarik oleh kekuatan yang ada di sini.”

Arga merasa tangannya bergetar, dia menggenggam l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status