Home / CEO / Belenggu Hati / Malam Awal Semua 2

Share

Malam Awal Semua 2

Author: pinkcamelia
last update Huling Na-update: 2022-05-22 21:39:27

Kamar yang sunyi. Lampu kamar yang bercahaya remang remang.

Kamar yang tidak bisa dikatakan kecil. Tidak bisa juga di katakan besar. Akan tetapi bisa muat puluhan orang jika masuk ke dalam sana, dengan posisi berhimpitan. Kamar yang luasnya seperti kamar umum biasanya.

Dari luar terdengar deruan ombak yang menghantam dinding kapal. Dan hiruk pikuk pesta perayaan yang sudah di mulai sejak sedari tadi. Namun, sama sekali tidak mengusik ketenangan dan kenyamanan satu pasangan di atas ranjang. Nyenyak nya tidur pasangan tersebut. Tanpa peduli apa yang terjadi di luar kamar.

Beberapa jam yang lalu.

Setelah pembicaraan mereka yang ringan. Ezra menyuruh Kara untuk segera beristirahat karna besok akan menjadi hari yang panjang dan melelahkan untuknya.

Gila. Mungkin kata itu yang pantas di sematkan ke namanya sekarang. Bagaimana bisa ia merelakan wanita yang ia cintai. Tidur di satu ranjang yang sama dengan pria lain. Dan pria itu bukanlah pria sembarangan.

"Aku keluar sekarang. Jika perlu bantuan. Segera panggil aku Kara! Kamu tahu kan! Aku selalu ada."

Kara menarik nafas lelah. Sudah sedari tadi ia menyuruh laki laki ini keluar. Tapi dia tidak mau keluar, tidak. Dia enggan untuk keluar.

Kara mengangguk mengerti.

Selepas kepergian Ezra. Hilang dari kamar tersebut. Kara melangkah ke lemari dan membukanya. Di dalam sana terdapat satu tas berwarna hitam. Kara mengeluarkan nya. Meletakkannya di lantai dan membuka tas tersebut.

Ada beberapa jenis pakaian di dalam sana. Kara hanya meraih satu pakaian berwarna hitam. Lingerie Hitam.

Kara sudah menyiapkan pakaian ini jauh jauh hari supaya rencananya berjalan lancar.

Kara mengalihkan matanya melihat ke ranjang. Ke Pria yang belum tersadar di sana. Kemudian kembali melihat ke lingerie di depan matanya yang sudah ia bentangkan.

Menarik nafas.

Kara meletakkan kembali tas hitam tadi ke dalam lemari dan mengguncinya. Setelahnya ia membawa tubuhnya beserta lingerie di tangannya ke dalam kamar mandi.

Lalu, di sinilah ia sekarang berada.

Di ranjang tertidur pulas tanpa tahu apa yang terjadi di dunia luar.

Keduanya sudah terlelap begitu pulas sejak beberapa jam yang lalu.

Di mana sekarang posisi Ender membelakangi Kara. Dan Kara yang menghadap Ender tapi di punggungi Ender.

Keduanya menghiraukan apa yang terjadi di luar.

Seperti saat ini.

Refat yang masih mencari keberadaan Ender. Bahkan kepalanya sudah mulai pusing karena mencari Ender.

Sedangkan Javier dan Ayse menanti kabar keberadaan Ender.

Seperti saat ini.

Javier dan Ayse duduk di salah satu kursi yang berada di ballroom dan mendengarkan laporan dari bawahannya. Yang di tugaskan mencari keberadaan Ender dari beberapa jam yang lalu. Namun, hasilnya selalu mengecewakan mereka.

Dan kali ini salah satu dari bawahan Javier. Yang bekerja sebagai pemimpin pengawal Javier. Membawa kabar kalau jejak terakhir Ender di temukan. Setelah mereka memantau dari rekaman cctv.

Suasana di Ballroom semakin meriah.

Papa dan mama Zara menyapa tamu dari kolega bisnisnya. Sedangkan Zara bertegur sapa dengan para tamu yang hadir. Baik dari pihak keluarga mereka atau dari pihak calon suami nya.

Sesekali Zara akan memutar pandangannya mencari keberadaan calon suaminya. Yang semenjak acara di mulai hingga kini sudah beberapa jam berlalu, calon suaminya belum juga terlihat batang hidungnya.

Lalu,

Zara memutar pandangannya mencari keberadaan Kara.

Kata temannya tadi, dia melihat Kara di sini. Padahal wanita itu bilang beberapa minggu yang lalu, kalau dia tidak akan pernah mau hadir.

Lalu di mana dia sekarang. Ezra juga tidak ada. Ia tadi sempat melihat pria itu saat mau naik ke lantai 2.

'Apa mereka lagi berdua sekarang! Dimana?' Zara menarik nafas. 'Tentu saja mereka selalu berdua, Ezra selalu menempel di sisi wanita itu layaknya prangko.'

"Hei Zara?" Seseorang hadir di sisi Zara dan menyapanya.

"Oh, hai Tante!" Zara menjawab sapaan tersebut dengan ramah.

Seorang wanita paruh baya. Yang penampilannya sangat, wow. Layaknya ibu ibu sosialita.

Zara mengeryit

Beralih ke lantai 3. Di mana ruang cctv berada.

Javier dan Ayse tiba di sana.

Keduanya berhambur masuk ke dalam ruang tersebut, begitu pintu terbuka. Keduanya berdiri di depan beberapa layar di depan mereka. Dengan manik mata keduanya menjelajahi layar tersebut satu persatu.

"Di sini tuan," Kepala pemimpin pengawal tersebut bersuara dan menunjuk ke layar.

Di mana terlihat Ender dengan layar di hentikan.

"Ini di mana? Lantai berapa?" Javier mencari letak lantai dengan tangannnya sendiri menggerakkan layar komputer di depannya.

"Itu di lantai 2 Tuan! Setelah Tuan muda Ender dari lantai 3. " Pria tersebut menjawab lagi. Menghentikan gerakan Javier.

Javier melihat pria tersebut tidak mengerti.

"Bagaimana kamu tahu Ender dari lantai 3. Di sini tidak ada rekamannya," Javier sudah memastikan dengan matanya sendiri.

Hanya jejak itu yang ada.

"Seorang pelayan dapur katanya sempat melihat Tuan muda di lantai 3,"

Detik itu juga Javier mengangguk mengerti. Ia teringat yang di katakan Ayse. Kalau sebelum Ender menghilang. Ender ada bersama Refat di lantai 3.

Ketika Javier, Ayse dan pengawal Javier sibuk mencari keberadaan Ender. Dua pria yang di tugaskan memantau suasana kapal dari cctv. Berdiri gugup di belakang dengan kepala mereka menunduk.

"Jika ini jejak terakhir yang terlihat. Itu artinya,,," Javier menggantung ucapannya sembari melihat ke layar di mana Ender berada.

"Benar Tuan! Seseorang tentu sudah menghapus jejak tuan muda,"

Mendengar hal tersebut. Javier seketika berbalik melihat ke 2 pria di belakang nya.

Ia berdiri tegap menatap ke duanya tajam.

"Apa yang terjadi?!" Tanyanya mengintimidasi. Yang semakin membuat ke 2 pria tersebut gugup ketakutan.

Keduanya seketika berlutut di lantai. Meminta maaf.

"Maaf kan kami Tuan. Kami bersalah,,,"

"Aku tidak butuh permintaan maaf kalian. Cepat katakan apa yang terjadi. Jangan katakan kalian bekerja sama dalam menjebak putra ku!?" Desis Javier menahan kemarahannya.

Kedua pria itu menggeleng bersamaan sembari mendongak menatap Javier.

"Itu tidak benar Tuan! Kami benar benar tidak tahu apa apa Tuan. Kami benar benar tidak tahu yang terjadi. Saat itu,,,"

Keduanya mulai bercerita.

Bagaimana ketika mereka sedang memantau kamera cctv. Tiba tiba seorang pria muda, mengetuk pintu ruangan mereka. Di mana pintu tersebut mereka kunci dari dalam.

Salah satu dari mereka bangkit bangun dan menghampiri pria di luar dan membuka pintu.

Javier mengeraskan rahangnya setelah mendengar penjelasan kedua pria di hadapannya.

"Dan kalian langsung percaya. Lalu meninggalkan ruangan ini?!" Berang Javier sudah di ambang batas sabarnya.

Ayse menyentuh lengan Javier menenangkan suaminya.

Javier mencoba menarik nafas. Sebisanya, ia tidak mau membuat keributan di saat saat penting begini. Pernikahan putranya, adalah hal yang sudah ia tunggu tunggu sedari dulu.

"Maafkan kami Tuan, sungguh maafkan kami. Saat itu kami berpikir Tuan benar benar memanggil kami ke ball room. Maaf kan kami Tuan. "

Javier lagi lagi menarik nafasnya.

"Memaafkan atau tidaknya kalian. Tergantung bagaimana Ender di temukan. Jika putra ku di temukan dalam ke adaan tidak bernyawa. Maka aku sendiri yang akan melempar kalian ke tengah laut, malam ini juga. Dan jika putra ku di temukan dalam ke adaan tidak sadar. Dan bersama wanita murahan yang tidak dia inginkan di ranjang. Aku akan memecat kalian saat itu juga. Jadi teruslah berdoa untuk putra ku tidak apa apa,"

Setelah mengatakan itu. Javier melangkah keluar dari ruangan cctv. Dengan menarik pelan tangan Ayse.

"TUAN, TUAN, TUAN?" Suara seorang pengawal yang berlari ke arah Javier. Dengan berteriak memanggil atasannya tersebut.

Javier dan Ayse seketika menghentikan langkahnya dan menatap pengawal itu dengan kening berkerut.

"Ada apa? Kenapa kamu lari lari begitu,"

"Tuan, hosh hosh hosh. Tuan Ender,,,"

Javier melebar matanya.

Kaugnay na kabanata

  • Belenggu Hati   Malam Kejadian

    Kacau.Mungkin itulah diskripsi kata yang cocok untuk keadaan sekarang. Di mana semua rencana yang sudah ia atur dengan sangat sempurna, gagal total. Semuanya kacau, dan malah dirinya yang tertindih beneran sekarang. Dengan mulut tersumbat oleh tangan Pria ini. Pria yang belum ia ketahui namanya. Namun, hanya mendengar sepintas siapa dia. Tadinya ia begitu terbangun dan langsung memulai rencananya. Namun al hasil, pria di hadapannya sekarang menutup mulutnya cepat. Hingga suaranya tertahan di sana. Dan sialnya lagi. Pria ini yang bangun duluan dan bukan dirinya. Akhhhh,Kara menjerit dalam hati. Beberapa menit yang lalu. Di kamar yang di tempati Ender dan Kara. Suasana nya sama seperti sebelumnya. Sunyi dan tenang. Keduanya masih larut dalam dunia mimpi mereka. Melepaskan kepenatan pada tubuh dan otak mereka. Membiarkan dua hal tersebut beristirahat dengan nikmat. Nafas keduanya begitu teratur dan seperti saling bersahutan. Keduanya masih di posisi yang sama. Cuma beda sekara

    Huling Na-update : 2022-05-23
  • Belenggu Hati   Kacau Sudah

    Suara high heels dan juga beberapa sepatu beradu dengan lantai marmer. Saat suara langkah kaki bergema di setiap lantai dan koridor yang mereka lewati. Javier, Ayse dan beberapa pengawal nya. Javier mendapatkan berita dari bawahan nya. Kalau mereka sudah menemukan keberadaan Ender. Dan lebih mengejutkan lagi. Berita yang di bawa bawahan nya sukses membuat kedua bola mata Ayse dan juga Javier membulat lebar. Ender ada di kamar di lantai 1 dan bersama seorang wanita. Javier dan Ayse semakin mempercepat langkah mereka. Seperti nya mereka mau terbang saja ke sana. Supaya cepat sampai di kamar yang di maksud bawahan nya. Giginya bergemelatuk marah. Sedang kedua tangannya terkepal kuat. Rencana orang orang itu sukses. Dan ia yakin, mereka akan merayakannya setelah ini. 'B***' Umpat batin Javier geram. Di dalam kamar tujuan Ayse dan Javier. Di mana tadi suasananya sunyi dan tenang. Namun, sekarang sebaliknya. Terkadang suara erangan pria terdengar dan di telan oleh suara decapan da

    Huling Na-update : 2022-05-24
  • Belenggu Hati   Kacau Sudah 2

    Di kamar yang cukup luas. Dua kali lipat dari kamar yang di tempati Ender dan Kara di bawah. Seorang pria berdiri tegap menghadap lukisan di dinding. Sedang kedua manik matanya yang tajam penuh kemarahan di sana. Rahangnya mengeras, menantikan kehadiran pria yang beberapa menit yang lalu dia suruh ke kamarnya. Ender Zaki AirJaya. Ayse duduk di sofa. Dengan kecemasan yang sangat kentara di mimik wajahnya. Dari tadi Ayse mencerna apa yang sebenarnya terjadi pada putranya. Dia jebak?Ayse menggeleng dengan pemikirannya. Dari apa yang mereka lihat tadi. Ender sama sekali tidak terlihat seperti di jebak. Dia yang menindih wanita itu. Dia,,Hah,Ayse mendesah. Ia tidak bisa berpikir apapun, tidak. Ia tidak mau berpikir apapun. Benar kata Javier. Mereka harus mendengarkan penjelasan Ender dulu. Tapi kemana bocah itu. Javier sudah menghubungi Refat dan sudah menyuruh kepala pengawal nya untuk mengurusi kamar di bawah. Lebih tepat, mengusir para awak media, wartawan dan juga. Orang orang

    Huling Na-update : 2022-05-25
  • Belenggu Hati   Tamparan Zara

    Selepas kepergian dua pria, yang bagi Kara belum mengetahui nama mereka. Tidak, tadi ia sudah tahu. Ender dan satu lagi kalau tidak salah Refat, mungkin. Kara menggeleng. Bukan itu yang penting sekarang. Kara membenamkan dirinya ke selimut. Menutupi wajahnya. Tadi begitu mendengar suara pintu tertutup dan suasana di sekitarnya sunyi. Kara membuka selimut dan duduk. 'Kacau sudah,' Desah Kara. 'Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku... Juga dia... Tadi,' Kara menggeleng sekaligus mendesah frustasi saat kejadian tadi ia ingat lagi. 'Ini di luar rencananya,''Ezra. Kemana pria itu!' Kara mencari letak keberadaan handphone nya. 'Dimana aku menaruhnya tadi ya?' Masih duduk di atas ranjang Kara mencari HP nya. Ckleck.Suata pintu terbuka. Mengalihkan perhatian Kara.Zara, mama dan juga papanya berhambur masuk ke dalam. Zara mendekat pertama ke Kara dan,"Kara! Ada apa in,,,"Plak,Satu tamparan keras mendarat di tulang pipi Kara. Sehingga sedikit membuat Kara harus meringis sakit.

    Huling Na-update : 2022-05-26
  • Belenggu Hati   Zara Tidak Terima

    "Aku tidak mau," Itu adalah suara bantahan dari Zara. Setelah beberapa menit semua yang berada di sana terdiam. Semua melihat Zara. Tidak terkecuali dengan Javier, Ayse bahkan Ender. Ender hanya melihat sesaat ke Zara. Tanpa ada pemikiran apapun. Sebelum kemudian pandangan nya turun ke bawah di sertai helaan tarikan nafasnya. Menatap kosong ke permandani di bawah kakinya. Sedang otaknya berpikir keras. Geram dan marah tentu saja. Seharusnya ini menjadi pernikahan yang kedepannya akan ada rumah tangga untuk hidupnya selama lamanya. Akan tetapi, malah menjadi pernikahan sesaat dan karna keterpaksaan. Zara. Selama ini banyak dari para gadis yang Ayse jodohkan untuknya. Namun, tidak ada salah satu dari mereka pun yang membuatnya tertarik. Lalu, kehadiran Zara hari itu. Di perjodohan itu, berhasil membuat dirinya tertarik akan wanita itu. Zara cantik sekaligus seksi. Meski tidak secantik dan seseksi gadis gadis yang pernah Ayse jodohkan untuknya. Tapi seperti yang ia katakan tadi. G

    Huling Na-update : 2022-05-28
  • Belenggu Hati   Salah Tingkah

    "Euhmmm Maaf, HP ku masi,,,"Trrttt,,,Suara ringtone handphone Kara menghentikan ucapan Ender dan Kara sontak melihat ke benda HP di tangannya, begitu juga Ender ikut melihat. Dengan sedikit ragu Kara memutuskan menerima panggilan masuk di HP nya. Soalnya sudah dari tadi ia menghubungi pria ini. Kara menyampingkan tubuhnya sedikit dan mengangkat panggilan. Setelah tadi sebentar melihat Ender. "Ya Kara! Tadi aku ada di luar dan HP di kamar. Apa terjadi sesuatu?" Suara Ezra yang terdengar khawatir.Ender mengerjap di sertai keningnya yang berkerut. Saat mendengar suara yang seperti nya ia kenali. Kara yang mengangkat panggilan karna terburu buru tidak sadar kalau dirinya memecat tombol perbesar suara.Panik, tentu saja. Kara cepat cepat menekan tombol perkecil suara lagi. "Nanti akan aku hubungi lagi,"Klik,Kara mematikan nya sepihak. Dan beralih melihat ke pria yang masih berdiri di hadapan pintu. "Eummm, tadi anda bilang apa ya?" Ia lebih ingin tahu kenapa pria itu ke sini. Pe

    Huling Na-update : 2022-06-01
  • Belenggu Hati   Sudah Terlambat

    Ender menyeringai. "Ganti baju? Aku rasa sudah terlambat. Tidak membuat salah paham? Sayangnya aku sudah salah paham. Dan seperti yang aku katakan tadi. Aku menginginkan nya. Aku menginginkan pernikahan ini,"Kara melebarkan kedua matanya. Ia seketika menggeleng panik dan mendorong kuat tubuh Ender. "Tidak, kita harus bicarakan ini dulu." Ender yang merasa risih dan tidak suka dengan perlawanan Kara padanya. Sontak saja meraih kedua tangan Kara dan menaikkan nya ke atas kepala Zara dan mencekalnya di sana. Dengan menggunakan satu tangan. Sedang satu lagi dia biarkan bebas. "Biar aku beritahu padamu. Ketika aku menginginkan suatu hal. Maka dengan cara apapun aku akan mendapatkan nya. Begitu juga dengan mu sekarang," Desis Ender di telinga Kara. Yang seketika membuat bola mata Kara hampir meloncat keluar. 'Tidak, tidak, tidak.' Panik Kara. 'Ini sudah di luar jalur rencananya,'"Aku mohon lepas kan aku,""Sekarang kamu baru mengingat kekasihmu? Setelah apa yang kamu buat padaku?"

    Huling Na-update : 2022-06-02
  • Belenggu Hati   Usiran Halus

    Tapi saat mengetahui apapun yang ia lakukan. Pernikahan akan tetap terjadi. Ia jadi mengurung kannya. Lagian, ketika ia berpikir lagi. Ia tidak mau membawa Ezra lebih dalam lagi ke urusannya ini. Dari sini, biar ia sendiri yang mengatasinya. Meskipun akan banyak duri dan belokan di dalam sana. Ia akan melalui dan mencoba. Ia sangat tahu. Pernikahan ini bukanlah suatu hubungan selama lamanya. Pernikahan ini hanya untuk menjaga nama baik keluarga.Jika di sebut ia yang rugi di sini, tidak. Ia sangat untung di sini. Di tambah, meski awal rencananya tidak seperti yang ia harapkan. Akan tetapi, masih seperti yang ia inginkan. Yaitu pernikahan Zara dan lelaki ini batal. Meski ia sendiri jadi tumbalnya. Lagian, ia juga harus membayar atau kekacauan yang ia perbuat. Ya, keluarga itu tidak salah apa apa. Apalagi Pria di hadapannya saat ini. Ia menjadi korban atas pembalasan pada Zara. Jadi, meski pernikahan ini singkat. Ia tidak apa apa. Kara menarik nafas. Lelah melihat Ender yang tidak ku

    Huling Na-update : 2022-06-03

Pinakabagong kabanata

  • Belenggu Hati   Bukan Urusanku

    "Ah, mommy?!" Panggil Ender ke Ayse yang menerobos masuk ke dalam kamar. Ia kembali melihat Refat dan berucap. "Tunggu di sini,"Blam,Dan pintu tertutup.Dan ya, Refat menunggu dengah patuh. Ia tadinya mau membuka mulut dan bertanya serta mendengar langsung dari mulut Ender. Tapi belum juga suaranya keluar. Ender sudah lebih dulu membanting pintu di hadapan wajahnya. Menarik nafas.Refat memilih menyamping dari lorong kamar dan berdiri disisi dinding kamar Kara, dengan bersandar di sana. Sebelum mengejar langkah Ayse. Ender memejamkan kedua matanya sembari memijat keningnya yang tidak sakit. Baru setelahnya ia berlalu menyusul Ayse masuk ke dalam.Ender menemukan Ayse berdiri di ruang sofa, berkacak pinggang di sana. Sebelum kemudian berlalu ke ranjang. Dan sama, berdiri di sana dengan raut wajah Ayse yang marah. Di sofa, Ayse tidak menemukannya. Ayse lanjut memeriksa nya ke ranjang. Ender tahu betul mommynya. Jika sedang marah, maka jangan mengajaknya bicara. Cukup diam dan den

  • Belenggu Hati   Amukan Zara

    Brakh,Brakh,Brakh,Ender dan Kara serempak melihat ke arah pintu yang tertutupi dinding pembatas ranjang. Ender yang baru melempar tubuhnya ke samping Kara. Dan Kara yang posisinya membelakangi Ender. Keduanya sontak setengah bangun melihat ke pintu. Kara melihat ke Ender begitu juga sebaliknya. Lelah, Ender kembali merebahkan tubuhnya ke ranjang. "Jangan pedulikan. Tidurlah," Ender bersuara lembut yang nyaris Kara berpikir kalau Pria ini beda dengan Pria bermuka kejam tadi. Sebelum ucapannya selanjutnya menjatuhkan pikiran Kara. "Karna hukuman mu akan di mulai besok,"Brakh,Brakh,Brakh,"ENDER! MOMMY TAHU KAU ADA DI DALAM. BUKA PINTU NYA ENDER!" Suara teriakan seorang wanita di pintu menembus kedalam kamar. Ender dan Kara saling melihat. Setelah keduanya kembali bangkit bangun dan duduk."Kamar ini tidak kedap suara?" Tanya Ender pada Kara. Dengan malas Kara menjawab. Apa dia tidak bisa melihat."Tidak bisakah kau melihat langsung? Dan mungkin kah kedap suara?" Kara menja

  • Belenggu Hati   Hati Yang Keras

    "Mama Ezra berteman akrab dengan mama ku. Mereka sudah bersahabat sejak lama. Karna itu aku mengenalnya dan terlebihnya, tentu aku tidak perlu menjelaskan ini padamu. Yang perlu kamu lakukan adalah mengatakan pada papa ku apa yang kamu katakan pada ku tadi. Intinya, aku tidak mau dengar kalau Ezra terlibat di sini. Kamu mengerti maksudku kan?!" Ujar Ender sembari melilitkan handuk di pinggangnya. Kemudian beralih menatap Kara di ranjang yang tidur dengan posisi membelakangi."Karna nyatanya Ezra tidak terlibat," Sama sekali Kara tidak terlihat sedih atau marah. Karna memang benar, ini semua rencananya dan tidak ada keterlibatan Ezra. Ia hanya meminta bantuan Ezra dan kebetulan Pria itu mau menolongnya. Lalu, meski pun tanpa di suruh Ender. Ia tentu tidak akan melempar Ezra ke dalam masalah ini jika ketahuan. "Tentu saja. Dia hanya menuruti wanita murahan seperti mu." Aku hanya tidak mau, Ezra membuat kesan yang tidak baik pada Daddy dan mommy ku. Karna mereka sudah menganggap Ezra se

  • Belenggu Hati   Terbongkar

    Kara menarik nafas panjang dengan berat. Ia berbalik melihat Ender yang duduk di ranjang."Berhenti berpura pura Ender? Sebenarnya kamu tahu kan? Siapa yang menjebakmu sebenarnya. Karna itu kamu di sini sekarang," Dan hanya itu jawaban yang aku temukan dari sikapmu ini. Ender sesaat diam mematung dengan ekspresi wajahnya yang terlihat tenang. Sebelum beberapa detik kemudian wajah Ender menjadi dingin. Ia mendengus,Awalnya Kara hanya menebak. Tapi siapa tahu, tebakan nya benar. Ender sudah tahu semuanya.Ender menyibak selimut. Berjalan pasti lalu meraih handuk yang berada di lantai. Yang ternyata baju handuk yang di pakai Kara tadi. Lama terdiam keduanya. Dimana Ender sedang dalam aktivitas nya memakai handuk dan Kara tidak melepaskan pandangannya melihat Ender. Bukan pandangan suka atau tidak bisa mengalihkan matanya dari Ender. Akan tetapi pandangan was was untuk berhati hati. "Kamu benar!" Ender menggantung ucapannya lalu berbalik melihat Kara. Setelah mengikat tali handuknya.

  • Belenggu Hati   Aku Bukan Hadiah

    Ting,Pintu lift lantai 1 terbuka dan Refat keluar dari sana. Refat memikirkan ucapan Ender tadi, saat pria itu melangkah ke kamar Javier bersamanya. Flash back.Beberapa jam yang lalu.Setelah keluar dari kamar Kara. Di lorong kamar kanan kiri di lantai 1. Terlihat sunyi hanya ada dirinya dan Ender di sana. Di mana tadi banyak pasang manusia yang berlalu lalang dan tidak kalah ramainya juga dengan para media dan wartawan. Refat mengikuti di belakang Ender. Sebelum mengejar langkah Ender dan mensejajarkan langkah keduanya. "Apa yang terjadi?" Refat menoleh melihat Ender dari samping. "Apa nya?" Tanya Ender balik dengan malas dan tanpa melihat Refat. Langkah keduanya terus melaju tanpa berhenti. Refat menghela nafas lelah. "Sudahlah Ender! Kamu tahu jelas apa yang aku maksud! Kamu tahu sendiri aku tidak suka mendengar dari mulut orang lain. Jadi katakan pada ku apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu bisa berada di kamar itu dan,,, Ada wanita juga," Lanjut Refat setelah menjed

  • Belenggu Hati   Menyukainya

    "Refat! Kau sudah di sini! Bagaimana dengan penghulunya, beliau bersedia?" Javier bangkit dari duduknya mendekat ke Refat dan memeluk Refat sejenak layaknya putranya sebelum berdiri di hadapan Refat. Menunggu kabar yang di bawa Refat. "Tentu saja beliau bersedia paman! Jika pun tidak bersedia saya akan memaksanya ikut,"Javier mengangguk angguk mengerti. "Lagian ini hanya beda jadwal yang sudah di tentukan. Seharusnya pernikahan terjadi 2 minggu lagi. Ini malah terjadi tiba tiba, aku harap beliaunya tidak terkejut,"Refat tertawa geli. "Awalnya tentu terkejut paman. Bahkan bapak penghulunya mengira hamil duluan,"Javier tersentak dan sebentar melebarkan kedua matanya sebelum kemudian suara Refat menenangkan ke khawatiran nya. Dengan wajah yang masih di hias senyum sejabis tertawa. Refat berucap,"Saya sudah jelaskan apa yang terjadi paman! Meskipun tidak semuanya,"Javier menghela nafas sembari tertawa. "Memang tidak salah, aku menyuruh mu ke sana Refat! Kamu selalu bisa di andal

  • Belenggu Hati   Menepis Jarak

    "Cari tahu siapa wanita itu. Selain dia sepupu dari Zara," Suara Javier yang sedang berbicara dengan bawahannya.Mereka sekarang berada di satu ruangan di lantai 2 di sisi ballroom. Karna berita dan kekacauan yang di timbulkan oleh Ender. Ballroom yang tadinya ramai di sertai musik yang mengiringi acara. Sekarang terdiam sunyi dengan para tamu yang entah kemana. Bisa di katakan, semuanya kacau. Bahkan ada para klien dan kolega bisnis mereka yang langsung balik meninggal kan kapal. "Tuan!" Seorang pria yang baru datang menunduk sopan. Javier dan Ayse yang sedang duduk sofa menaikkan tatapan menatap pria tersebut. "Ya, katakanlah." Perintah Javier. "Saya melihat Tuan muda Ender turun ke lantai 1 Tuan,"Javier dan Ayse tersentak terkejut.Ternyata pria bersetelan tersebut adalah. Pria yang di tugaskan mengawal dan melapor tentang Ender. Dan Pria ini sudah di tugaskan jauh jauh hari sebelum kejadian malam ini. Mungkin sudah sekitar 3 tahun. Sebelum kejadian Tuan muda Ender menghilan

  • Belenggu Hati   Usiran Halus

    Tapi saat mengetahui apapun yang ia lakukan. Pernikahan akan tetap terjadi. Ia jadi mengurung kannya. Lagian, ketika ia berpikir lagi. Ia tidak mau membawa Ezra lebih dalam lagi ke urusannya ini. Dari sini, biar ia sendiri yang mengatasinya. Meskipun akan banyak duri dan belokan di dalam sana. Ia akan melalui dan mencoba. Ia sangat tahu. Pernikahan ini bukanlah suatu hubungan selama lamanya. Pernikahan ini hanya untuk menjaga nama baik keluarga.Jika di sebut ia yang rugi di sini, tidak. Ia sangat untung di sini. Di tambah, meski awal rencananya tidak seperti yang ia harapkan. Akan tetapi, masih seperti yang ia inginkan. Yaitu pernikahan Zara dan lelaki ini batal. Meski ia sendiri jadi tumbalnya. Lagian, ia juga harus membayar atau kekacauan yang ia perbuat. Ya, keluarga itu tidak salah apa apa. Apalagi Pria di hadapannya saat ini. Ia menjadi korban atas pembalasan pada Zara. Jadi, meski pernikahan ini singkat. Ia tidak apa apa. Kara menarik nafas. Lelah melihat Ender yang tidak ku

  • Belenggu Hati   Sudah Terlambat

    Ender menyeringai. "Ganti baju? Aku rasa sudah terlambat. Tidak membuat salah paham? Sayangnya aku sudah salah paham. Dan seperti yang aku katakan tadi. Aku menginginkan nya. Aku menginginkan pernikahan ini,"Kara melebarkan kedua matanya. Ia seketika menggeleng panik dan mendorong kuat tubuh Ender. "Tidak, kita harus bicarakan ini dulu." Ender yang merasa risih dan tidak suka dengan perlawanan Kara padanya. Sontak saja meraih kedua tangan Kara dan menaikkan nya ke atas kepala Zara dan mencekalnya di sana. Dengan menggunakan satu tangan. Sedang satu lagi dia biarkan bebas. "Biar aku beritahu padamu. Ketika aku menginginkan suatu hal. Maka dengan cara apapun aku akan mendapatkan nya. Begitu juga dengan mu sekarang," Desis Ender di telinga Kara. Yang seketika membuat bola mata Kara hampir meloncat keluar. 'Tidak, tidak, tidak.' Panik Kara. 'Ini sudah di luar jalur rencananya,'"Aku mohon lepas kan aku,""Sekarang kamu baru mengingat kekasihmu? Setelah apa yang kamu buat padaku?"

DMCA.com Protection Status