Share

Kita Bicara di Rumah

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-02 09:23:10

Jesselyn menyandarkan tubuhnya pada kusen pintu dengan ekspresi yang sarat dengan kejengkelan. Sorot matanya berkilat tajam, seolah menembus dinding pertahanan pria di depannya.

"Kau lagi?" suaranya bagaikan es yang mengiris udara di antara mereka. "Tidak cukupkah kemarin kau sudah menghancurkan hati Alisha?"

Rean mendesah kasar, kepalanya sedikit menengadah sebelum memutar bola matanya. Sekretaris pribadi Alisha ini memang selalu bersikap menyebalkan.

Entah karena terlalu setia atau sekadar ingin mencampuri urusan rumah tangga orang lain.

Menjengkelkan.

Dalam hati, Rean sudah berjanji. Jika nanti ia dan Alisha berbaikan, wanita ini akan menjadi orang pertama yang ia pastikan untuk disingkirkan.

Dengan nada setajam belati, ia menukas, "Aku tidak punya urusan denganmu. Aku ingin bertemu istriku."

Jesselyn tersenyum miring, bibirnya melengkung dengan kesan mengejek. "Alisha tidak ada di sini. Sebaiknya kau pergi sebelum membuatku muak."

"Jangan bohong!" Rean menyergah keras, tidak perca
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Permintaan Maaf yang Basi

    Langkah Alisha terdengar nyaring saat ia pergi lebih dulu, derap sepatunya menggema, menciptakan irama kemarahan yang bahkan udara pun ikut merasakannya.Rean menatap Neuro tajam sebelum akhirnya mengikuti istrinya dari belakang, matanya menyimpan bara api yang enggan padam.Sepanjang perjalanan, keheningan menggantung di antara mereka seperti awan mendung yang siap menumpahkan hujan.Rean, dengan hati yang berdesir oleh ketidakpastian, mencoba memecah kesunyian.Namun, sebelum bibirnya sempat menyusun kalimat, Alisha telah lebih dulu memotongnya. "Sudah kubilang, kita akan bicara setelah sampai di rumah."Rean menghela napas, menelan kata-kata yang tak sempat diutarakan, membiarkan Alisha tenggelam dalam lautan kemarahannya sendiri.Setibanya di rumah, Alisha melempar tas tangannya dengan gerakan penuh emosi.Bunyi dentuman halusnya bagai tanda peringatan akan badai yang sebentar lagi akan melanda. Ia berbalik, menatap Rean dengan sorot mata yang menguliti."Apa yang sedang kau lakuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Sudah Baikan

    Rean hanya bisa terpaku saat Alisha memilih melangkahkan kakinya, enggan mendengar perkataannya lebih jauh.Ia tetap diam, hanya bisa menatap punggung istrinya yang semakin menjauh, membawa serta harapan yang kian meredup.Pembicaraan mereka belum selesai, tetapi Alisha sepertinya tidak ingin mendengar apa pun lagi hari ini. Rean hanya bisa mendesah, merutuki kesalahannya sendiri.Sial, apa yang bisa ia lakukan agar Alisha memaafkannya kali ini?Di dalam kamar, Alisha menatap kosong ke arah bunga mawar yang tersimpan di atas meja riasnya.Kelopak merahnya terlihat mulai layu, seolah mencerminkan hatinya yang mulai kehilangan semangat.Namun, sesuatu menarik perhatiannya—secarik nota kecil yang menempel pada tangkai bunga itu.Alisha menariknya perlahan, jari-jarinya sedikit gemetar saat membacanya. Huruf-huruf itu terukir dalam tulisan tangan yang begitu ia kenal. Tidak salah lagi, ini dari Rean.Matanya menyapu baris demi baris kata-kata yang tertera di sana, dan untuk sesaat, ia mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Semakin Harmonis

    Gea mengangguk-angguk kecil, berpura-pura menyetujui, meskipun Alisha bisa melihat dengan jelas bahwa hatinya sedang membara. "Aku ikut senang," ucapnya dengan senyum yang jelas dipaksakan."Sayang, kalau begitu aku pamit ke kantor kembali," ujar Rean, bersiap untuk berlalu dari tempat itu.Namun, sebelum ia sempat melangkah, Alisha kembali memanggilnya. "Sayang?"Rean berbalik, alisnya sedikit terangkat melihat Alisha yang tiba-tiba mendekat. Wanita itu tersenyum samar, lalu dengan gerakan anggun, ia membenarkan dasi di leher suaminya.Jemarinya yang halus menyentuh leher kemeja Rean, memperbaikinya dengan gerakan yang terlihat begitu akrab, begitu intim.Rean dapat merasakan tatapan penuh kebingungan yang dilemparkan padanya. Tentu saja, sedetik lalu Alisha masih enggan disentuh olehnya, tapi sekarang ia justru sengaja bermesraan terang-terangan. Dan lebih dari itu—ia melakukannya di depan Gea.Alisha melirik sekilas ke arah Gea, menangkap bagaimana mata perempuan itu menajam, rahan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Tidak Datang

    “Kakak pulang lebih awal hari ini?"Alisha mengangguk kecil mendengar pertanyaan yang Gea lontarkan. Sepasang matanya berkilat, seolah menyimpan rahasia manis yang tak ingin ia bagi.Gea memiringkan kepala, keheranan menguasai benaknya saat mendapati Alisha sudah merapikan barang-barangnya sebelum jam kantor usai. Ada sesuatu di udara—sesuatu yang menggelitik rasa ingin tahunya."Tentu, aku harus berdandan untuk nanti malam. Sudah lama kami tidak makan malam berdua dengan romantis."Suaranya meluncur seperti angin sepoi yang menggoda, menguar kehangatan yang tak bisa diabaikan.Gea terpaku. Sepasang bibirnya sedikit terbuka, tapi tak ada suara yang lolos dari tenggorokannya.Keceriaan Alisha hari ini bagaikan matahari yang bersinar terlalu terik, menyilaukan hingga menyakitkan.Dalam hati, Alisha bersorak, menikmati setiap detik perubahan ekspresi Gea yang begitu transparan. Kepuasan menjalar dalam dirinya, seperti gelombang laut yang menghantam karang tanpa ampun."Kenapa, Gea?" Alis

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Tidak Usah Ikut Campur!

    Musisi itu menunduk takut-takut, lalu kembali ke posisinya, memainkan melodi yang kini terasa seperti sebuah elegi pilu.Rean menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Mungkin Alisha butuh waktu lebih banyak untuk berdandan.Atau mungkin… mungkin ada sesuatu yang lebih dari sekadar riasan yang membuatnya terlambat.Sekali lagi, ia mencoba menghubungi ponsel Alisha, namun yang menjawab hanyalah suara dingin mesin operator. Ia mengepalkan tangan, merasakan kehampaan yang kian mencengkeram dirinya erat.Namun hingga pukul sepuluh tiba, bayangan Alisha tetap tak terlihat. Malam semakin larut, dan gemerlap lampu restoran mulai meredup, meninggalkan kesan sendu yang menggores hati Rean.Pramusaji yang tampak ragu-ragu akhirnya memberanikan diri menghampirinya. Wajah Rean yang mengeras membuat langkahnya sedikit tertahan, tapi tugas tetaplah tugas."Pak, maaf, tapi kami harus tutup hari ini."Suara pramusaji itu terdengar ragu, seperti takut mengusik sosok pria yang tengah berkuba

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Tubuhmu tidak Bisa Menipuku!

    Alisha membelalakkan matanya, keterkejutan tercermin jelas di wajahnya. Namun, bukan karena ucapan Rean yang membahas penantiannya, melainkan fokusnya yang sama sekali tidak berada pada dirinya."Kau ribut karena uangmu terbuang? Kau tidak khawatir padaku sama sekali?!" suaranya bergetar, tak percaya bahwa Rean lebih peduli pada hal remeh daripada dirinya.Rean terhenyak. Itu bukan maksudnya. Ia hanya ingin Alisha mengerti betapa frustrasinya ia malam ini. "Bukan begitu maksudku..."Namun, Alisha hanya menghela napas panjang. Kali ini, ada kelelahan yang lebih dalam dari sekadar emosi. Seolah semua kata-kata yang keluar dari bibir Rean sudah kehilangan makna di telinganya."Aku tidak tahu jika kau selalu emosional seperti ini."Rean mengerjap, tak percaya dengan perubahan sikap Alisha. Gadis itu terasa begitu jauh dari dirinya sekarang, seakan ia sudah melepaskan semua keterikatan yang pernah ada di antara mereka.Dan hal yang semakin menusuk egonya adalah ketika Alisha malah meraih t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Kau harus Mengabariku

    Alisha tahu ia tidak boleh begini, namun setiap helaan napas Neuro yang menggelitik kulitnya adalah mantera sunyi yang membelenggu kehendaknya.Bisikan mesra pria itu merayapi pendengarannya, serupa nyala lilin yang membakar sumbu keraguan dalam jiwanya.Bulu-bulu halus di tubuhnya berdiri, bukan sekadar reaksi, melainkan sebuah pengakuan bisu terhadap gairah yang coba ia ingkari.Seharusnya ia menjauh, seharusnya ia menghindari sentuhan Neuro, namun tatapan lelaki itu seperti ombak pasang yang menenggelamkan akal sehatnya ke dalam lautan godaan.Nafasnya tercekat ketika dada Neuro yang bidang menyentuhnya, panas tubuhnya membara dalam perang yang ia tahu akan ia kalahkan.Ia ingin menyangkal, ingin menampik desiran listrik yang menjalar di setiap inci pori-porinya. Namun tubuhnya? Tubuhnya adalah pengkhianat yang menikmati setiap detik dalam dekapan pria itu.Ia selalu berdalih bahwa ingatannya akan malam itu telah sirna, tetapi kini, seolah hantu masa lalu menyeruak dari kabut, gamb

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menolak Ajakan Rean

    Langkah Alisha terhenti di ambang pintu ketika suara Rean menyambutnya—tajam dan penuh tuntutan. "Kau kembali kemari."Ia melonjak, tidak menyangka pria itu sudah menunggunya di sana, duduk dengan tatapan menusuk yang membuat udara terasa lebih dingin.Ia menarik napas panjang, berusaha meredam gejolak dalam dadanya. Malam ini, ia tahu, akan ada perdebatan panjang yang harus ia hadapi."Tentu saja," ucapnya dengan senyum tipis yang tak sampai ke matanya. "Aku istrimu, kemana lagi aku bisa pergi?"Rean menyipitkan mata. "Kenapa kau membawanya kemari, Alisha? Bukankah kau tahu aku tidak menyukainya?"Kilatan amarah tergambar jelas di wajah Rean, membuat jantung Alisha berdegup lebih cepat. Seketika, ia memejamkan mata, mencoba menekan kemarahan yang mulai bersemi dalam dirinya.Tidak, ia tidak boleh terpancing. Ia harus tetap tenang, harus tetap memainkan perannya dengan sempurna."Sayang... Aku melakukan itu untukmu," suaranya lembut, berbalut nada manis yang disengaja.Rean mengangkat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04

Bab terbaru

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Salah Memilih Lawan

    Kelly hanya bisa meremas foto-foto itu dengan kesal. Mustahil, bagaimana bisa Alisha menemukan jejak dirinya saat menjadi wanita penghibur beberapa tahun yang lalu.Hanya sebentar ia berada disana untuk bekerja, bagaimana mungkin Alisha bisa menemukan jejaknya?Apa Alisha memiliki orang handal yang pintar mencari informasi? Tidak mungkin. Perusahaan Alisha bukanlah perusahaan besar yang memiliki sumber daya manusia yang luar biasa."Bagaimana Kelly? Kau ingin aku mengirimnya pada Andrew?" ujar Alisha dengan senyuman miring."Atau bagaimana jika aku membeberkan hal ini ke media? Beritamu pasti akan besar seperti halnya beritaku. Bahkan aku bisa membuatnya lebih besar lagi," sambung Alisha kembali.Kelly mulai terlihat pucat pasi mendengar ucapan Alisha. Rahangnya bergemretak menahan amarah melihat Alisha yang tersenyum penuh arti. "Apa maumu?""Ha, tidak seru! Kenapa kau masih saja searogan itu saat kartu matimu ada di tanganku. Memohonlah padaku, Kelly Anderson! Baru aku akan memperca

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Ancaman Untuk Kelly

    Awalnya Alisha pikir Gea akan terbawa amarah saat ia lagi-lagi kalah darinya. Namun kali ini berbeda, Alisha terperangah saat melihat Gea malah mengangkat bibirnya membentuk sebuah senyuman. Senyuman licik nan berbahaya. Kedua tangannya ia lipat di depan lalu berkata, "Tidak apa-apa, Kelly. Aku memang sengaja kalah dari Kak Lisha,"Alisha mengangkat alis mendengar ucapan ambigu yang dilontarkan oleh Gea. Apa yang jalang ini maksud sebenarnya?"Sengaja kalah? Kenapa memangnya, Gea?" Kelly terlihat mulai memancing.Semua orang terlihat mencondongkan tubuh mereka, sama-sama ingin tahu jawaban yang akan Gea utarakan."Aku sudah mengambil semuanya dari Kak Lisha, hal ini tidak seberapa dengan pengorbanannya untukku. Dia sungguh berhati mulia mau memberikan suami tercintanya.”"Astaga, malangnya.""Kasihan sekali.""Dia tidak pandai menjaga suaminya."Alisha hanya bisa ternganga mendengar jawaban Gea. Semua orang kembali terkikik geli. Sialan, mereka sengaja menjadikan aib rumah tanggany

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Kalah

    Alisha mengangkat wajahnya melihat ke arah depan. Matanya melebar sempurna melihat bayangan wanita itu. Raut wajah Alisha seketika mengeras melihat Gea berdiri disana dengan senyuman lebar. Gea melangkahkan kakinya ke arah meja mereka dengan langkah mengayun. Alisha hanya bisa mengatupkan rahangnya kuat melihat penampilan Gea yang mewah malam ini. Sedang apa wanita jalang ini di sini?"Selamat malam, Kak Lisha. Akhirnya kita bertemu lagi hari ini."Melihat Gea berdiri disana dengan senyuman lebar membuat amarah Alisha seketika bangkit. la refleks berdiri, menatap tajam ke arah Gea yang masih memasang senyum lebarnya."Apa-apaan ini, Kelly? Kenapa jalang ini ada di sini?" ujar Alisha sinis.Kelly terlihat mengangkat bahu. "Maafkan aku Alisha Sayang, tapi aku menerima semua orang yang menurutku memiliki derajat tinggi. Sekarang Gea adalah istri Rean Hadiyatma, salah satu perusahaan besar di kota ini,""Apa kalian tahu siapa dia?" Tanya Alisha sambil menunjuk Gea dengan telunjuknya."T

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Tamu Spesial

    Dalam hati Gea bersorak mendengar ucapan Riana. Rencananya lebih lancar dari yang seharusnya berjalan. Kematian Hendriawan benar-benar menguntungkan baginya. Lihat orang-orang bodoh ini, mereka tidak tahu jika ia telah menyuntikan racun ke dalam infusan Hendriawan. Sebenarnya langkahnya untuk melenyapkan bukan bagian dari rencana, hanya saja mengingat pria tua itu bisa menjadi batu sandungan untuknya, Gea terpaksa melakukannya.Racun yang ia suntikan memang tidak dapat terdeteksi sebagai penyebab kematian, siapa yang menyangka jika pekerjaan ayahnya sebagai anggota preman cukup membantunya mengetahui informasi ini. Gea mengulas senyuman tipis. Kebencian Riana terhadap Alisha semakin membesar karena satu dua kebohongan yang ia lontarkan. la akan menjadikan Riana sebagai alat untuk menghancurkan Alisha. Tidak ada senjata yang lebih baik dibanding dari mereka yang dipenuhi dendam dan juga amarah.Dengan penuh yakin Gea mengangguk, menuruti apapun arahan Riana selanjutnya."Baik Ma, G

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menyalahkan Alisha

    Suasana duka menyelimuti kediaman rumah Keluarga Hadiyatma ketika Alisha menginjakkan kakinya di sini.Semua orang berpakaian penuh hitam ikut menggambarkan betapa kelamnya hari panjang ini bagi mereka.Alisha hanya bisa menatap rumah duka itu dengan tatapan nanar. Suasana hatinya tak jua berbeda dengan suasana hati yang ditujukkan Rean dan Riana hari ini. Sedih dan putus asa.Riana terlihat masih menjerit histeris menggoncang tubuh suaminya yang terbujur kaku sementara Rean terlihat menahan lengan sang ibu untuk menguatkan hatinya yang ditinggal belahan jiwanya.Pemandangan ini sungguh memilukan membuat beberapa pelayat ikut menutup wajah, menyembunyikan tangisnya.Kedatangan Alisha dan raut wajah sedihnya nyatanya tak dapat menyentuh hati Riana sedikit pun.Melihat kedatangan Alisha yang tidak diharapkan membuat pandangan Riana berubah waspada.Wajah putus asanya seketika mengeras melihat Alisha menghampiri jasad Hendriawan. Berani sekali! Berani sekali orang yang menyebabkan kemala

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Berita Kematian

    Telinga Riana seolah berdenging mendengar ucapan dokter di depannya."Apa maksudnya dokter? Jangan main-main. Saya mau menemui suami saya, tadi dia masih baik-baik saja. Mana mungkin suami saya meninggal," ujar Riana menolak fakta yang baru saja dikatakan dokter di depannya."Maafkan kami Bu, kami sudah berusaha namun Tuhan berkehendak lain. Nyawa suami Ibu tidak dapat kami selamatkan.”Tubuh Riana seketika melemas mendengar perkataan dokter di depannya. Tidak mungkin, tidak mungkin suaminya meninggalkannya sekarang.Dengan daya yang tersisa tinggal sedikit, Riana menghampiri ruangan Hendriawan.Tatapannya berubah nanar saat melihat tubuh kaku Hendriawan dengan wajahnya yang sudah memucat."Papa baik-baik saja kan, Pa? Papa pasti bohong kan sama Mama? Papa tidak mungkin meninggalkan Mama sendirian, bukan?"Meski Riana sudah mengguncang tubuh Hendriawan berkali-kali dengan daya yang cukup keras, Hendriawan tetap tidak merespon apapun yang sudah ia lakukan."Papa jangan bercanda begini

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Tidak Bisa Diselamatkan

    Gea menarik nafasnya yang seketika menjadi berat lalu kembali memfokuskan pendengarannya saat Hendriawan kembali membuka suara.Hendriawan terlihat menarik tangan Alisha lembut. Melihat tatapan penuh makna yang diberikan mertuanya pada Alisha, Gea merasa ada sesuatu yang penting hendak dibicarakan oleh Hendriawan."Papa punya permintaan untuk kamu, Alisha.”"Apa itu, Pa?”"Sayang, Papa ingin kamu membatalkan gugatan kamu pada Rean, Papa mohon Sayang, tetaplah jadi menantu Papa. Kamu mau kan?"Seketika jantung Gea berhenti mendengar permohonan Hendriawan pada Alisha. Apa ia tidak salah dengar? Apa Hendriawan baru saja melarang Alisha untuk bercerai dengan Rean?Tanpa sadar Gea mengepalkan tangannya hingga kuku jari jemarinya memutih. Emosinya seketika bangkit mendengar permintaan Hendriawan yang tidak masuk akal.Tidak cukup dengan mengabaikan kehadirannya sebagai istri Rean, Hendriawan sepertinya ingin mengembalikan keadaan pernikahan Rean dan Alisha kembali seperti semula.Nafas Gea

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Terlihat Kembali Dekat

    Alisha mengerjap mendengar permintaan Hendriawan yang mendadak kepadanya. la terdiam, terlalu bingung untuk memberi jawaban kepada Hendriawan.Sebenarnya Alisha mau saja, tapi mengingat ia harus sering bertemu dengan Riana dan Gea membuat Alisha merasa enggan."Sayang? Papa mohon, kamu mau ya?"Permohonan yang sangat yang diucapkan oleh Hendriawan membuat Alisha menjadi tidak tega. la melirik ke arah Rean yang sepertinya ikut menunggu jawaban darinya.Alisha menghela nafasnya berat lalu mengangguk. Meski ia enggan, tidak mungkin ia menolak permintaan Hendriawan secara terang-terangan seperti ini."Aku akan berusaha, Pa," jawabnya tidak yakin.Hendriawan mengulas senyuman kembali saat mendengar jawaban Alisha. Netra Hendriawan yang terlihat semakin sayu membuat Alisha memintanya untuk kembali beristirahat."Sebaiknya Papa istirahat sekarang. Jangan memikirkan banyak hal yang tidak perlu."Hendriawan mengangguk lalu mulai memejamkan mata. Alisha segera menarik selimutnya lalu menaikkann

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Membutuhkan Alisha

    Alisha terlonjak mendengar ucapan Rean. "Papa sakit? Tunggu, apa penyakitnya kambuh lagi?""Begitulah. Jadi Alisha, bisa kau bantu aku dan segera datang kemari? Kita lupakan sejenak permasalahan yang tengah kita hadapi. Alisha, Papa membutuhkan dukungan kita sekarang. Kau bisa melakukannya?"Alisha menghela nafasnya panjang mendengar permintaan Rean. Bagaimana bisa ia menolak permintaan Rean saat Hendriawan membutuhkannya? la memijat keningnya sejenak lalu kemudian mengangguk kecil. Benar, untuk sementara lupakan dulu permasalahannya dengan para manusia brengsek ini. la harus membantu Hendriawan pulih dari sakitnya."Baiklah, dimana Papa dirawat?" Tanya Alisha cepat, tidak ingin berbasa basi hal yang tidak perlu dengan Rean."Ah, Rumah Sakit Kencana, dekat rumah kita.”"Rumahmu dengan Gea," ralat Alisha cepat."Ya ya, terserah. Jadi kau bisa kemari? Kau mau aku jemput?"Kening Alisha berkerut tidak senang mendengar ucapan Rean, "Menurutmu setelah apa yang kau lakukan tadi aku masih i

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status