Share

Gadis Licik!

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-09 20:24:20

"Apa maksud kakak? Kenapa tiba-tiba Kakak membentakku?" Suara Gea terdengar gemetar, tetapi ada kilatan ketidaksabaran dalam nada bicaranya.

"Kau bilang kau belum memberitahu Alisha tentang kita, lalu kenapa Alisha sekarang pergi dari rumah?" Tanya Rean, suaranya nyaris menyerupai gelegar petir yang hendak membelah cakrawala.

"Apa? Kak Lisha pergi dari rumah? Itu kabar yang bagus!" Gea justru terkekeh, seolah yang didengar bukan bencana, melainkan kemenangan kecil yang manis.

Rean menggeram. Dadanya naik turun menahan amarah yang menjalar seperti api liar di hutan kering.

Bukannya menjelaskan apa yang telah terjadi, Gea malah terdengar ceria di seberang sana, seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru.

"Jadi kau benar-benar sudah memberitahu Alisha? Gadis licik, bukannya kau bilang kau tidak akan memberitahunya?" Suara Rean semakin berat, suaranya sarat akan kekecewaan yang tajam bak belati.

"Kenapa kakak menyalahkan aku sekarang? Justru bagus jika Kak Lisha tahu. Kita
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Kau Merindukanku?

    Alisha mengangguk kecil, bahunya terangkat dalam isyarat pasrah. "Kami bertengkar, lalu berdebat beberapa kali, dan akhirnya seperti ini. Aku datang ke sini karena ingin menghindarinya untuk sementara," jelasnya dengan suara parau, seperti daun kering yang terinjak di musim gugur.Kening Evelyn berkerut, pertanda pikirannya tengah mencerna semua yang baru saja didengarnya. "Sepertinya ini serius," katanya lirih.Alisha mengangguk kecil. "Ya. Ini serius."Evelyn mengambil cangkir teh di depannya, menyesapnya perlahan, seolah ingin menenangkan diri sebelum mengajukan pertanyaan berikutnya. "Apa kau ingin membicarakannya, Sayang?"Alisha mendesah dalam. Ia tahu bahwa jika ia menolak berbicara, Evelyn pasti akan terus mendesaknya. Maka, dengan berat hati, ia membuka suara."Sepertinya Rean berselingkuh dariku."Mata Evelyn membesar, refleks tangannya mencengkeram cangkir yang dipegangnya lebih erat. "Berselingkuh? Ini hanya dugaanmu atau...?""Aku melihatnya, dengan kedua mataku sendiri,"

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Langkahmu sudah Tepat

    Rean memutar matanya, jengkel. Dengan cepat, ia menepis tangan Gea, menyuruhnya menjaga jarak."Astaga, jangan seperti ini. Apa kau tidak sadar kita sedang berada di tempat umum? Bagaimana jika ada yang melihat?" ucapnya ketus.Gea mengerucutkan bibir, jelas kecewa dengan sikap dingin Rean. "Kenapa memangnya? Lagipula Kak Lisha sudah tahu tentang kita. Untuk apa menyembunyikan bangkai yang sudah tercium?"Rean mencengkram rahangnya, menahan kesabaran yang semakin menipis. "Jaga bicaramu, Gea. Alisha belum tahu apa-apa. Dia hanya sedang kesal karena aku membentaknya kemarin. Dan kau jangan banyak sesumbar seperti itu. Bagaimana jika ada yang tahu tentang kita?"Gea berdecak kesal, matanya berkilat-kilat penuh kekesalan. Kenapa ia yang menjadi sasaran amukan Rean?Istri sahnya yang membuat semua ini rumit, tapi kenapa justru ia yang harus menerima semua kemarahan ini?"Sudahlah, aku tidak punya waktu meladenimu, aku harus kembali mencari Alisha," ujar Rean dengan nada dingin, membiarkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menemui Sang Ayah

    "Nanti aku sambung lagi, ada yang harus aku lakukan," suara Alisha terdengar lirih, seolah ada beban yang tak kasat mata menggantung di pundaknya."Baiklah, kabari aku jika kau butuh sesuatu," jawab Jesselyn lembut, seperti angin sepoi-sepoi yang berusaha meredakan badai yang bergemuruh di hati Alisha.Setelah panggilan berakhir, Alisha menutup matanya sejenak, membiarkan keheningan mengisi celah hatinya yang rapuh.Ia menghela napas panjang, seakan ingin mengusir kepenatan yang menggelayuti benaknya.Sejurus kemudian, ia membuka matanya, pupilnya bersitatap dengan kehampaan yang melingkupinya."Ya, Neuro?" suaranya terdengar lebih tegar, namun jauh di dalam sanubarinya, ada ketidakyakinan yang bergemuruh."Kau sudah siap, Nona? Aku akan menemui ayahku sekarang," suara Neuro terdengar tenang, tapi ada riak yang tak kasat mata di dalamnya—riak dari lautan perasaan yang ia pendam dalam-dalam.Alisha mengangguk pelan, meski Neuro tak dapat melihatnya. Ia teringat permintaannya pada pria

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Pasti Bisa Melakukannya!

    Robert menghembuskan napas berat, tatapannya dipenuhi kekecewaan. "Pekerjaan Rean semakin hari semakin tidak benar. Aku mulai meragukan kinerja perusahaannya jika terus seperti ini.“Kau tahu, Ayah dan kolega Ayah sudah menunggunya hampir setengah jam di ruang rapat, tapi dia malah terlambat.“Buat malu saja! Terpaksa Ayah batalkan pertemuannya," gerutu Robert dengan nada yang sarat akan kejengkelan."Aneh sekali, biasanya dia orang yang cermat," balas Neuro, rasa penasaran merayapi pikirannya."Ya, Ayah juga merasa heran. Tapi dia beralasan bahwa ia sedang mempunyai masalah keluarga. Dasar tidak profesional! Tidak seharusnya ia mencampuradukkan masalah pribadi dengan pekerjaan!" nada suara Robert meninggi, mencerminkan amarah yang membara dalam dadanya.Neuro mengangguk kecil, matanya menyipit sedikit. Rupanya permasalahan rumah tangga ini telah merasuk jauh ke dalam psikis Rean.Sejenak, ia merasakan simpati. Mungkin Rean tidak seburuk yang ia pikir selama ini.Namun, seketika pikir

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Aku akan Membunuh Pengkhianat itu!

    “Deskripsi produknya begitu memukau, meresap ke dalam benak para pendengarnya bak parfum mawar hitam yang merayu indera.“Keelokan dan keunggulan produk kecantikan ini melintasi batas usia dan gender, merangkul semua kalangan—dewasa, remaja, pria, dan wanita. Sebuah maha karya yang memancarkan pesona. Bagus, Nona Alisha.”Alisha menundukkan kepalanya sedikit, helai rambutnya yang sehalus sutra berayun lembut mengikuti gerakan tubuhnya.Kata-kata pujian yang mengalun dari bibir para kolega Tuan Robert terasa seperti melodi yang membelai sanubarinya.Senyum tipisnya mengembang, memperlihatkan pancaran bangga yang terpendam dalam matanya.Semua malam tanpa tidur, semua jerih payah yang ia labuhkan, akhirnya terbayar dengan sempurna. Seperti bunga yang akhirnya merekah setelah sekian lama tertidur dalam kuncupnya.Tangannya yang mungil dan halus menyambut jabatan demi jabatan, menyalami mereka satu per satu dengan anggun, seakan membiarkan kebanggaan mengalir melalui setiap sentuhan.Namu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Mabuk Berat

    Suara Alisha terdengar serak dan berapi-api, seolah luka lama yang mengendap di jiwanya kini menyeruak ke permukaan.Neuro menepuk dahinya keras saat mendengar racauan itu. Ia segera bangkit ketika Alisha mulai berjalan menjauh dari meja mereka dengan langkah sempoyongan.Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat wanita itu mulai mengganggu pengunjung lain di sana.Astaga! Apa ajakannya untuk berpesta kepada Alisha adalah sebuah kesalahan besar?"Aku akan menghancurkan mereka! Kalian harus tahu itu! Mereka pasti bisa kuhancurkan!"Neuro merasakan gelombang panik menyergap dadanya. Tanpa berpikir panjang, ia segera merengkuh Alisha, mendekap tubuh mungilnya untuk menghentikan gerakannya yang liar.Dengan menundukkan kepala, Neuro meminta pengertian dari para pengunjung yang mulai menatap mereka dengan keheranan dan sedikit ketakutan."Maafkan rekan saya, dia mabuk berat," katanya, suaranya terdengar menenangkan namun penuh kewaspadaan.Namun, Alisha tampaknya tak ingin diam begitu saja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Mencium Bibirnya

    "Astaga!" Refleks, Evelyn menutup mulutnya mendengar penuturan pria muda di depannya. Suaranya bergetar seperti dawai yang tersentuh lembut angin senja."Ah, maafkan aku, Anda pasti kesulitan," ucapnya, nadanya mengambang di udara seolah-olah terperangkap dalam keraguan.Pria itu menggeleng kecil lalu terkekeh, suara tawanya renyah bak dedaunan kering yang diinjak pelan. "Tidak apa-apa, Nona Alisha lebih menyenangkan saat ia mabuk."Evelyn mengangkat alisnya, ketidaktahuan berputar-putar dalam benaknya seperti kupu-kupu yang tersesat dalam cahaya lilin.Melihat wanita di depannya terlihat bingung, Neuro segera mengibaskan tangannya, seolah hendak menghalau kebisuan yang mulai menebal di antara mereka. "Lupakan saja, saya hanya bercanda.""Oh begitu." Evelyn mengangguk pelan, meski dalam hatinya pernyataan itu tetap menggantung, seperti bayangan yang enggan sirna."Di mana saya bisa menempatkan Nona Alisha? Saya akan memapahnya ke kamar. Akan sulit jika Anda dan putri Anda yang melakuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Pengecut!

    Sekali lagi, Evelyn mendaratkan pukulannya ke punggungnya. Rasa nyeri membakar, tapi tak lebih menyengat dibanding rasa malu yang mulai merayap naik ke pipinya."Dia tampan, Kak. Lebih tampan dari Kak Rean," suara kecil Zehra tiba-tiba muncul, suaranya lembut seperti embusan angin di antara bunga-bunga yang sedang merekah."Nah, kau dengar itu? Kau memberikan pengaruh buruk pada Zehra!" Evelyn kembali menghardik, seakan Alisha adalah badai yang menyerbu tanpa ampun.Alisha hanya bisa menyeringai lebar, matanya berbinar dengan kepolosan yang disengaja. Ya, mau bagaimana lagi? Ia tak sadar telah melakukan itu."Tapi, selingkuhan itu apa, Kak? Aku tidak mengerti," tanya Zehra polos, matanya yang bening memancarkan ketulusan yang membuat Alisha sedikit tersentak."Ah, selingkuhan itu teman, teman baik pria," kilah Alisha asal, suaranya meluncur seperti air yang mengalir di atas batu-batu licin. "Tapi Zehra tidak boleh mengatakan hal itu pada temanmu, oke?"Evelyn terlihat geram, namun akh

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12

Bab terbaru

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menusuk dari Belakang

    Rean mendesah panjang, namun kemudian ia menegakkan tubuhnya. "Baik, ada apa?""Sepertinya Robert Corporation menarik kerja samanya dengan kita.""Apa?" Kepala Rean terasa sakit mendengar ucapan Mona."Kenapa? Kenapa mereka ingin menarik kerja sama dengan kita?" tanya Rean berang."Mereka tidak menjelaskan secara spesifik, tapi mereka hanya berkata bahwa produk kita tidak memiliki kualisifikasi yang memenuhi untuk masuk pasar internasional.”Rean memijat kepalanya yang semakin pening mendengar penuturan Mona. Tidak bisa, ia tidak bisa kehilangan kerja sama ini.la sudah bekerja sangat keras untuk mencapai kesepakatan ini. Bagaimana bisa mereka membatalkannya setelah kesuksesannya di depan mata?"Aku akan pergi menemui Tuan Robert," Rean segera bangkit berdiri.la mengambil kunci mobilnya yang berada di atas meja kerjanya lalu bergegas pergi ke perusahaan Robert Corporation. Tuan Robert harus bisa menjelaskan alasannya membatalkan kerja sama ini."Kenapa aku tidak bisa menemuinya?" Rea

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Ada Hal Penting

    Saat mendengar nama Alisha, Riana ikut bergegas ke arah pintu. Darahnya seketika naik melihat menantu yang ia benci berdiri disana tanpa takut."Mau apa kau ke sini?" Riana bertanya dengan nada sinis, dadanya terlihat naik turun menahan segala desakan gejolak amarah yang ia rasakan saat bertemu kembali dengan Alisha.Gara-gara Alisha, hubungannya dengan Hendriawan mengalami perang dingin. Hendriawan bahkan memilih pergi dari rumah untuk menghindari ia dan Gea sekarang."Mau apa lagi kau dari kami? Mau mengacaukan hari tenang dan kebahagiaan baru kami di rumah ini, begitu?" Tanya Gea dengan berkacak pinggang.Alisha tersenyum miring melihat tingkah Gea, "Wah Gea, sekarang setelah menjadi istri Rean, tingkat percaya dirimu semakin bertambah. Kau bahkan melupakan nada bicara sopanmu padaku.”Gea mendengus keras. "Untuk apa lagi aku bersikap sopan padamu? Hubungan kekerabatan kita sudah usai. Aku tidak memiliki kewajiban untuk memanggilmu Kakak seperti biasa.”"Ah, kau benar, setelah semu

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menggugat Rean

    Netra Alisha melebar mendengar ucapan Neuro. Sebelum Alisha dapat mencegahnya, Neuro sudah merangsek masuk ke dalam kamar mandi."Aku benar-benar hanya akan mandi, depresiku tidak mungkin muncul lagi pagi ini," kilah Alisha sambil mengibaskan tangan mengusir Neuro."Tidak mau!” Neuro bersikeras lalu menghampiri Alisha.Alisha menelan ludah, lagi-lagi godaan tubuh polos Neuro kembali menggodanya, membuat hormon dopaminnya naik seketika. Sial.Netra Alisha mengerjap tidak ingin semakin larut dalam godaan indah itu. la memutuskan mendorong tubuh Neuro untuk menjauh, namun perbandingan kekuatan yang cukup jauh diantara mereka membuat tubuh mereka malah semakin menempel. Shit!Alisha merutuk saat tonjolan-tonjolan di dada Neuro menyentuh kulitnya yang basah."Nona...."Suara serak yang terdengar dari mulut Neuro membuat Alisha kembali merasakan gelenyar aneh di tubuhnya.Alisha hanya bisa menunduk, mengalihkan pandangannya kemana pun asal jangan ke arah Neuro.Dalam hati ia kembali merutuk

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Mau Mandi Bersama?

    Neuro bangkit, membuka lemarinya lalu mencari-cari sesuatu yang bisa Alisha pakai. Neuro menemukan kemeja putih yang sepertinya akan cocok di badan Alisha yang mungil lalu menariknya keluar.la kembali menghampiri Alisha yang kini terduduk diam. Neuro mulai membuka resleting gaun Alisha. Gerakan tangannya tiba-tiba terhenti saat Alisha mengecup bibirnya lembut.Netra Neuro melebar sempurna saat bibir gadis itu mulai menyapu area bibirnya beberapa kali.Neuro mulai mengatur pemikirannya lagi, memberikan pengarahan pada tubuhnya agar membuat gadis itu merasa nyaman.Neuro mulai mengikuti permainan yang Alisha lakukan. Namun, permainan kali ini Neuro membuat ritmenya lebih lembut dan teratur agar kenyamanan Alisha tidak terusik.Tidak banyak yang bisa mereka katakan, hanya sorot mata yang berbicara betapa dalamnya perasaan yang tengah Neuro salurkan.Alisha harus tahu bahwa ia sungguh-sungguh dalam setiap tindakannya, ia sungguh-sungguh akan mengangkat gadis itu ke dasar melupakan seluru

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Akan Menggantikan Bajumu

    "Kau tidak keberatan jika aku membawamu ke sini?" tanya Neuro saat mereka telah sampai di depan pintu apartemennya.Alisha terlihat mengangguk lemah. Tatapan nanar dan raut wajah putus asanya tidak juga berubah sejak mereka meninggalkan area pesta pernikahan.Alisha terlihat seperti mayat hidup yang berjalan tak tahu arah. Raganya mungkin ada disini, namun jiwanya melayang entah kemana.Neuro hanya bisa mendesah melihat pemandangan menyakitkan ini. Kesakitan Alisha hari ini pasti terlalu berat untuk gadis itu terima.Alisha berubah menjadi sangat pendiam, dia bahkan tidak protes saat Neuro mengajaknya ke apartemen pribadinya. Atau mungkin Alisha bahkan tidak sadar kemana Neuro sudah membawanya.Melihat keadaan Alisha yang kacau seperti ini membuat Neuro tidak bisa meninggalkan gadis itu sendirian.Dengan keadaannya yang seperti ini, Alisha pasti tidak akan pergi ke rumah Tante Evelyn karena tidak ingin membuatnya khawatir.Neuro memilih hal ini karena ini satu-satunya cara ia bisa mem

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Penyesalan

    Tubuh Gea bergetar. Bibirnya ingin mengatakan sesuatu, ingin membela diri, tetapi tidak ada suara yang keluar.Matanya memanas, penglihatannya mulai kabur oleh air mata yang menggenang. Ini bukan yang ia bayangkan. Ini bukan pernikahan yang ia impikan.Melihat Gea menangis dan Rean yang terluka, Riana segera pasang badan. Ia maju selangkah, berdiri di antara suami dan anaknya. Matanya menyala dengan perlawanan."Pa, cukup!" suaranya menggema, berusaha menandingi kemarahan Hendriawan."Apa Papa tahu semua ini tidak akan terjadi jika Alisha tidak menyebarluaskan video itu? Mama yakin, ini pasti ada sangkut pautnya dengan Alisha! Seharusnya Papa menyalahkan Alisha, bukan Rean atau Gea! Mereka hanya menikah!"Hendriawan mendengus sinis. "Mama benar-benar buta dengan kebencian Mama sendiri," katanya dengan suara dingin yang mampu membekukan darah."Ini tidak akan terjadi jika Rean menjaga kesetiaannya. Dan lebih dari itu, ini tidak akan terjadi jika Mama tidak ikut campur dalam urusan anak

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menantuku hanya Alisha!

    "Astaga, jadi kau menyalahkan aku atas semua perbuatanmu? Begitu, Gea?""Diam!"Rean dan Gea seketika berhenti lalu menatap Riana yang datang dengan wajah murka."Seharusnya kalian bahagia saat ini, kenapa malah berdebat dan saling melempar kesalahan?"Tangisan Gea membuncah, seketika ia berlari ke arah Riana lalu memeluknya erat."Seharusnya kamu tunjukkan kepada Alisha bahwa kamu bahagia dengan pilihanmu ini, Rean. Kenapa kamu malah memarahi Gea?""Tapi Ma, aku tidak mau kehilangan Alisha. Aku tidak rela melihatnya pergi dan berpaling kepada Neuro. Alisha itu istriku, dia adalah wanita yang paling aku cintai,""Dia sudah membuangmu, Rean. Sadarlah!" ucap Riana dengan penekanan yang kuat.Rean hanya bisa terduduk pasrah mendengar ucapan Riana. Ucapan ibunya memang benar—dia telah dibuang oleh Alisha.Dia telah menghina kita hari ini. Acara kita menjadi bahan perbincangan di sepanjang pesta, menjadi gunjingan di antara para tamu yang menatap kita dengan sorot mata penuh ejekan.Mama m

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Acara Pernikahan Tak Sesuai Ekspektasi

    Air mata haru menggenang di sudut matanya. Ini adalah momen yang telah ia tunggu-tunggu. Tuhan telah menjawab doanya.Namun, kebahagiaan yang baru saja ia genggam seketika terhenti ketika sebuah suara menggelegar dari sudut ruangan."Kenapa kalian tidak mengundang istri pertama ke pernikahan ini? Wah, aku tidak menyangka jika suamiku telah berhasil direbut olehmu, Gea."Suasana di aula berubah seketika. Desas-desus memenuhi udara, membentuk gelombang kebingungan dan keterkejutan. Gea membeku di tempatnya.Matanya membelalak saat sosok yang dikenalnya berdiri di bawah panggung dengan senyum menantang.Alisha.Dengan gaun putih mewah yang membalut tubuhnya, serta wajahnya yang dipoles riasan lembut, ia terlihat tak kalah anggun.Para tamu yang awalnya terfokus pada Gea dan Rean kini mengalihkan perhatian mereka ke sosok Alisha, yang berdiri tegak dengan aura yang begitu kuat.Senyum yang ia layangkan bukan senyum bahagia, melainkan senyum penuh makna, seolah ia adalah badai yang siap me

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Sangat Membenci Alisha

    Alisha mencoba mempertahankan raut wajah datarnya lalu mengembalikan ponsel Rean.Jemarinya yang ramping melayang sejenak sebelum benar-benar melepaskan benda itu, seakan ingin mengabadikan sensasi dingin logam di kulitnya—sebuah kemenangan kecil yang hanya ia sendiri yang tahu.Di dalam dada, sebuah kepuasan mekar, semanis racun yang perlahan-lahan menjalar ke seluruh tubuh. Ia telah berhasil memasang aplikasi pelacak tanpa dicurigai. Siapa sangka kecemburuan Rean terhadap Neuro justru menjadi senjatanya?"Kenapa kau diam saja? Bagaimana? Sekarang kau percaya perkataanku bahwa hubunganku dengan Gea sudah berakhir, bukan?" Suara Rean bergetar, mengandung harapan yang nyaris putus asa.Alisha menggeleng perlahan, seperti angin musim gugur yang dengan lembut menolak jatuhnya daun terakhir. "Tidak."Tatapan Rean menegang. Sejenak, mata itu memancarkan keputusasaan sebelum kembali tajam, mencoba membaca sesuatu di wajah Alisha. "Apa? Memangnya ada hal aneh di dalam ponselku itu?""Tidak a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status