Sekarang ayahku sudah tidak sabar meminta saham itu untuk Sierra begitu teringat hal ini, seakan-akan saham 10 persen senilai ratusan miliar itu sama sekali tidak berharga dan bisa diambil sesuka hatinya.Hanya saja, entah sejak kapan aku membuat mereka salah paham bahwa mendapatkan uang dariku adalah hal yang sangat mudah.Tidak terlihat perubahan pada ekspresi Sierra. Namun, aku melihat dia menarik selimut saking antusiasnya.Awalnya, aku mengira Sierra mendorongku ke kolam karena terbawa emosi. Sekarang, tampaknya aku terlalu polos.Sierra sudah merencanakan semuanya. Kalau semalam aku tidak pergi ke samping kolam renang, dia juga akan mencari cara untuk memancingku datang atau melakukan hal lain.Pokoknya Sierra akan membuat orang lain merasa aku berniat mencelakainya, jadi orang tuaku bisa mendesak aku menyerahkan saham yang diberikan nenekku.Jelas-jelas Sierra yang berniat mencelakaiku, tetapi dia malah memutarbalikkan situasi. Pertama, Sierra bisa mendesakku minta maaf dan memp
Ketika suasana di dalam kamar menjadi canggung, Yunita berjalan masuk. Sierra melihat Yunita.Yunita langsung paham setelah bertatapan dengan Sierra. Dia segera berujar dengan suara keras, "Kak Sierra, jangan takut! Aku sudah bantu kamu lapor polisi! Pihak kepolisian akan segera datang untuk menangkap penjahat yang berniat mencelakaimu!"Steven mengernyit. Dia menegur dengan ekspresi muram, "Yunita, jangan bertindak sembarangan! Siapa suruh kamu lapor polisi? Selain itu, aku nggak mau dengar kamu marahi kakak iparmu lagi!"Aku merasa Steven sangat aneh. Jelas-jelas dia sudah menyakitiku, tetapi terkadang dia bersikap seolah-olah sangat memedulikanku.Yunita menanggapi sembari menunjukku, "Dia berniat mencelakai Kak Sierra. Kak, kenapa kamu masih membelanya? Aku lihat dia mendorong Kak Sierra ke kolam dengan kuat, dia mau Kak Sierra mati. Orang ini begitu jahat, pokoknya aku mau dia menerima hukuman yang setimpal!""Jangan bicara sembarangan!" bentak Steven dengan ekspresi dingin.Sierr
Ekspresi Steven berubah drastis. Sebenarnya dia hendak lanjut berbicara, tetapi akhirnya dia mengurungkan niatnya. Steven menganggapku seperti anak kecil yang sedang bertingkah. Dia melihatku sekilas dengan ekspresi tidak berdaya sebelum pergi.Aku merasa sangat jijik saat melihat tatapan Steven. Setelah memastikan semua orang pergi, Sierra mengulurkan tangan kepadaku dan berkata, "Aku mau lihat."Sierra ingin memastikan aku benar-benar merekam kejadian itu. Aku langsung menunjukkan rekaman semalam kepada Sierra.Aku tahu Sierra tidak akan melepaskanku begitu saja setelah aku mempermalukan Sierra di acara. Reputasi Sierra hancur. Jadi, aku yang bersembunyi di tempat sepi untuk mencari ketenangan memang menunggu Sierra mencariku.Hanya saja, aku tidak menyangka Sierra berani bertindak kejam di depan umum. Aku hampir mati lagi.Ekspresi Sierra menjadi masam setelah melihat aku merekam dengan jelas semua ucapannya sejak menghampiriku sampai mendorongku ke kolam.Begitu video ini terekspos
Yunita malah memarahiku, "Luna, kamu memang wanita jalang! Bukan otakmu yang bermasalah, tapi kamu sangat licik! Jelas-jelas kamu tahu kakakku nggak mungkin bersama Kak Rara, tapi kamu malah bicara begitu!"Yunita menambahkan, "Kenapa ada orang yang begitu licik sepertimu di dunia ini? Tuhan benar-benar nggak adil, masa kamu nggak mati setelah jatuh dari tebing yang tinggi?"Aku kebingungan. Kenapa Yunita menganggapku orang yang licik? Jelas-jelas aku berbaik hati merestui Sierra dan Steven yang selama ini tidak bisa bersama.Selain itu, kenapa Steven tidak mungkin bersama Sierra? Bukannya mereka hampir berciuman di ruang privat?Sierra juga mengatakan dia adalah wanita yang paling dicintai Steven, jadi kenapa mereka tidak mungkin bersama? Kalau begitu, kenapa Sierra terus merusak hubunganku dengan Steven?Yang terpenting adalah Steven sangat menyayangi Sierra. Selain tidak mempunyai status sebagai pacar resmi, hubungan Steven dan Sierra sangat mesra. Mana mungkin mereka tidak bisa ber
Aku melanjutkan, "Selain itu, kamu boleh buat Steven anggap aku licik. Tapi, sakiti dirimu sendiri, jangan sakiti aku seperti mendorongku ke kolam. Aku harap kejadian seperti ini nggak terulang lagi. Kalau nggak, aku akan segera ekspos video ini sehingga kamu nggak bisa bangkit selamanya."Aku ingin Sierra membantuku mengakhiri pernikahanku secepatnya, tetapi aku tidak ingin dihabisinya. Sekarang aku harus menjaga diriku dengan baik. Baik demi pernikahan ini atau alasan lainnya, aku tidak boleh terluka lagi.Selesai bicara, aku langsung pergi tanpa menunggu Sierra bicara. Ekspresinya sangat masam.Sesampainya di rumah, aku segera mandi. Sewaktu hendak tidur di kamar, aku melihat Steven muncul di ruang tamuku. Aku mengernyit."Bagaimana kamu bisa masuk?" tanyaku. Aku sudah mengubah kode sandi baru, kenapa Steven bisa masuk?Biarpun Steven bisa membobol kode sandi, seharusnya juga membutuhkan waktu. Apalagi, kali ini aku memakai angka yang tidak berhubungan dengan semua kode sandi sebelu
Awalnya, Steven yang merasa bersalah masih bersikap lembut. Begitu mendengar pertanyaanku, ekspresi Steven menjadi muram. Dia berujar, "Luna, jelas-jelas kamu tahu, tapi kamu masih bertanya."Aku bingung, apa maksud Steven? Kalau aku tahu, untuk apa aku bertanya kepada Steven? Apa Steven tidak tahu sekarang aku sangat membencinya? Aku malas bicara panjang lebar dengannya.Aku berusaha menahan keinginanku untuk menghabisi Steven dan membalas, "Steven, aku tahu kamu nggak percaya. Tapi, aku memang lupa ingatan setelah jatuh dari tebing."Steven tertawa sinis, lalu menyindir, "Kamu pura-pura amnesia, ya? Kenapa kamu nggak melupakan hal lain dan hanya melupakan hal ini?"Aku ingin memberi tahu Steven bahwa aku memang melupakan semuanya. Aku mengetahui masalah kami melalui penyelidikan dan membaca buku harianku. Namun, melihat sikap Steven, aku merasa dia pasti tidak akan memercayai ucapanku. Aku malas menjelaskan lagi.Aku hanya berkata, "Oke. Biarpun kamu nggak mungkin bersama Sierra dan
Aku berkata seraya mengernyit, "Aku bukan marah karena kejadian semalam. Aku ...."Sebelum aku menyelesaikan perkataanku, Steven buru-buru pergi dengan alasan ingin mengurus pekerjaan. Dia selalu seperti ini. Saat kalah berdebat denganku dan tidak bisa mengubah kenyataan, Steven akan pergi untuk membiarkan aku menenangkan diri.Steven berharap aku bisa mencerna semua emosi negatif sendiri dan amarahku akan mereda seiring berjalannya waktu. Kemudian, aku akan memendam penderitaanku sebelumnya dan lanjut bersama Steven karena merasa tidak tega meninggalkannya.Akan tetapi, sekarang aku sudah berubah. Aku tidak akan terus mencintai Steven setelah diabaikan hanya karena tidak tega.Setelah Steven pergi, aku membuang semua barang yang dibawanya ke tong sampah. Aku membungkus sampah-sampah itu, lalu meletakkannya di luar. Aku juga membersihkan ruang tamu dengan disinfektan.Sesudah semuanya selesai, aku baru menghubungi pengacaraku untuk menanyakan seberapa besar kemungkinan aku menang jika
Steven tidak berbicara. Dia hanya mengambil botol anggur di samping dan meminumnya.Edgar melanjutkan, "Kak Steven, sejujurnya aku sama sekali nggak merasakan cintamu kepada Kakak Ipar. Kalau mencintai seseorang, kamu pasti nggak rela lihat dia terluka. Tapi, kamu cuma menyakiti Kakak Ipar."Edgar bertanya, "Masalahnya, kenapa kamu begitu menderita kalau nggak mencintai Kakak Ipar?"Edgar benar-benar tidak memahami Steven. Dia tidak tahu apakah Steven mencintai Luna atau tidak. Steven terus menyakiti Luna, mana mungkin Steven mencintai Luna? Hanya saja, Steven terlihat begitu menderita. Apa ini bukan cinta? Edgar tidak mengerti kenapa semua tindakan Steven sangat bertentangan.Steven tetap tidak melontarkan sepatah kata pun. Hal ini karena dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya.Tiba-tiba, ponsel Steven berdering. Sierra yang menelepon. Begitu Steven menjawab panggilan telepon, terdengar suara Sierra yang lemah. "Kak Steven, dadaku tiba-tiba sakit sekali. Aku nggak bisa tidur."Si
"Sayang." Steven akhirnya sadar dan langsung melangkah ke arahku.Namun, saat dia melewati Sierra, Sierra yang awalnya berdiri dengan baik, tiba-tiba melemas dan jatuh.Ekspresi Steven sontak berubah drastis. Dia buru-buru menangkap Sierra, sepenuhnya melupakan keberadaanku.Di sudut yang tak terlihat oleh Steven, Sierra melirikku dengan senyuman penuh provokasi. Aku membalas dengan senyuman santai.Aku tidak takut dia punya trik, justru takut sebaliknya. Aku masih berharap dia bisa membantuku mempercepat perceraianku!Melihat Sierra pingsan, Yunita langsung maju. "Kak Rara, kamu kenapa? Kamu sampai jatuh sakit karena Luna mau merebut barangmu?"Usai berkata demikian, dia menangis sambil menatap Steven. "Kak, kamu selalu meminta kami mengalah pada Luna dan kami menurut! Tapi, dia keterlaluan sekali! Dia tahu betapa berharganya desain Master Tex bagi Kak Rara, tapi tetap bersikeras merebut! Kak Rara marah sampai sakit!""Dia ingin Kak Rara mati!"Di dalam pelukan Steven, Sierra berucap
Teresia mengacungkan jempol padaku. "Keren!"Aku tahu dia sedang memujiku. Aku tidak lupa pada siapa pun, kecuali Steven. Itu benar, aku melupakannya dengan sangat sempurna!"Oke, jangan bahas bajingan itu lagi. Hari ini ulang tahunmu, kita harus merayakannya dengan baik!"Hari ini, aku akan memanjakan Teresia seperti seorang tuan putri yang paling bahagia di dunia ini!Aku merangkul Teresia. Begitu mengambil satu langkah ke depan, tiba-tiba terdengar suara keras di belakang. Sebuah benda berat menghantam lantai!Kami spontan menoleh. Sebuah pot bunga besar jatuh tepat di tempat kami berdiri barusan. Pot itu langsung hancur berkeping-keping.Wajah kami seketika pucat pasi. Entah bagaimana jika kami terlambat sedetik. Dengan ukuran dan berat seperti itu, jika pot itu mengenai kepala kami, yang pecah bukan hanya potnya, tetapi juga kepala kami!Teresia tersadar dari keterkejutannya. Dia langsung menengadah, siap memaki ke arah atas. Namun, sebelum sempat berteriak, tampak dua anak kecil
Wajah Steven seketika memucat. Dia akhirnya teringat, orang yang suka kacang itu adalah Sierra.Wati sungguh kehabisan kata-kata melihat situasi ini. Saat menyiapkan bahan untuk roti, dia sempat mengatakan bahwa kacangnya terlalu banyak. Dia sendiri tidak pernah melihat Luna makan kacang, jadi dia menduga bahwa Luna tidak menyukainya.Namun, Steven malah berkata dengan yakin bahwa istrinya paling suka kacang. Ketika melihat keyakinannya, Wati pun percaya. Dia bahkan sempat berpikir akan membuatkan lebih banyak makanan yang mengandung kacang mulai sekarang.Alhasil, nyonyanya ini bukan hanya tidak suka kacang, bahkan alergi berat terhadap kacang. Ini ... sungguh keterlaluan.Sebagai seorang suami, Steven bukan hanya tidak tahu bahwa istrinya alergi kacang, tetapi malah mengira kacang adalah makanan favoritnya.Bukan hanya sang istri yang merasa kecewa, bahkan Wati yang hanya seorang pelayan juga merasa demikian. Tuannya ini benar-benar ....Wati melirik Steven sekilas. Untuk sesaat, dia
Awalnya, Wati menyarankan untuk memasak telur tomat. Dia pikir, hanya perlu memotong tomat lalu menggorengnya dengan telur. Asalkan tidak terlalu asin atau hambar, rasanya bisa diterima.Siapa sangka, Steven, pria cerdas dan berbakat, raja di dunia bisnis, sosok luar biasa yang disebut sebagai genius langka, ternyata bahkan tidak bisa memasak telur tomat yang sesimpel itu. Hasilnya sampai tidak bisa dimakan!Melihat itu, Wati langsung menyerah dan menyuruhnya mencoba masakan lain. Mengingat nyonya mereka suka makan roti dan membuat roti dengan mesin adalah hal yang paling simpel, dia pun menyarankan Steven membuat roti. Cukup memasukkan bahan, menekan tombol, lalu roti akan matang.Yang penting punya tangan. Apalagi, roti sangat cocok untuk sarapan. Makanya, Wati memberinya saran seperti itu.Dengan bimbingan Wati, takaran bahan pun pas, dan hasilnya roti matang tanpa kesalahan, bahkan terlihat sangat menggugah selera."Sayang, ayo coba ini. Bukankah kamu paling suka kacang?" Steven me
Aku ingin mengatakan bahwa dia sangat menjijikkan. Namun, dalam kondisiku sekarang, aku tidak bisa membuang energi untuk berdebat dengan seorang pemabuk. Jadi, aku berkata, "Lepaskan aku dulu. Aku nggak nyaman dipeluk begini."Mendengar itu, Steven sedikit mengendurkan pelukannya, tetapi tidak melepaskanku sepenuhnya.Aku melanjutkan, "Kamu bilang kamu nggak akan seperti dulu lagi. Kalau begitu, tunjukkan ketulusanmu. Kamu nggak bisa mengharapkanku memaafkanmu hanya dengan satu kata maaf setelah kamu menyakitiku begitu dalam dan melihatku hampir mati tanpa melakukan apa-apa."Aku bisa mendengar sedikit rasa bersalah dalam suaranya tentang insiden aku tenggelam. Jadi, aku sengaja mengungkitnya untuk membuat rasa bersalah itu semakin besar.Benar saja, lengannya yang memelukku menegang beberapa saat."Lepaskan aku dulu. Sekarang sudah sangat larut, aku ingin tidur. Kalau kamu benar-benar bisa menunjukkan perubahanmu, mungkin suatu hari aku bisa melupakan luka ini."Meskipun sedang menena
Steven si berengsek itu memang tidak menganggapku sebagai istri. Namun, dia sangat antusias dengan urusan ranjang.Ini jelas perilaku bajingan kelas kakap. Namun, dulu aku malah menganggap ini sebagai bukti cintanya. Aku berpikir, jika dia tidak mencintaiku dan sudah muak denganku, dia pasti tidak akan menyentuhku, apalagi begitu terobsesi denganku.Wanita hanya akan menyerahkan dirinya pada pria yang mereka cintai. Setelah tidak mencintai, disentuh sedikit pun akan terasa menjijikkan.Namun, pria tidak begitu. Bagi mereka, nafsu dan cinta adalah dua hal yang sangat berbeda. Pria yang suka tidur denganmu tidak berarti mencintaimu.Setelah mengalami cedera dan sadar kembali, aku harus minum obat tidur setiap hari supaya bisa tidur. Namun, di rumah ini, aku tidak berani minum obat. Sekalipun pintu dikunci, aku tetap tidak berani.Jadi, aku hanya bisa memejamkan mata, bertahan sampai pukul 2 dini hari, tetapi tetap tidak bisa tidur. Aku mulai menghitung domba, satu ... dua ... tiga ....A
Dia bilang aku berpikiran kotor, jadi melihat segalanya dengan cara yang kotor. Dia bilang aku picik, jadi tidak bisa menerima orang lain. Yang dia bela itu adalah adikku, penyelamat hidupnya! Bagaimana mungkin aku berpikir buruk tentangnya?Menghadapi ejekanku, Steven tidak bisa berkata-kata lagi. Dia sangat tahu bagaimana dia menjawab pertanyaanku dulu, berkali-kali.Setelah beberapa saat, dia menarik dasinya dengan frustrasi dan melemparkannya ke sofa. "Luna, kamu dan aku berbeda!""Apa yang berbeda? Karena aku benar-benar bersyukur atas orang yang menyelamatkan hidupku, sementara kamu memanfaatkan alasan itu untuk mengontrolku, menyiksaku, dan membuatku gila?"Steven tahu bahwa pria dan wanita seharusnya menjaga jarak dan memiliki batasan. Dia tahu bahwa banyak tindakannya selama ini salah. Namun, dia tetap melakukannya, bahkan menyalahkanku dan menudingku yang salah.Satu-satunya alasan yang masuk akal adalah dia memang sengaja menyiksaku, ingin membuatku menderita, ingin membuatk
Aku tiba-tiba merasa sangat muak dan tidak ingin mendengar apa pun lagi darinya. "Kalau kamu benar-benar ingin mati, tancap gas lebih cepat lagi. Pastikan kalau terjadi kecelakaan, kamu bakal mati total. Jangan sampai malah cacat dan nggak bisa mati, itu merepotkan!"Aku lebih memilih mati daripada harus mengalami rasa sakit seperti sebelumnya.Steven yang tadinya ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdiam. Matanya menjadi suram, lalu dia tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya memperlambat laju mobil.Aku tidak bisa menahan tawa dingin. Dasar pria berengsek! Saat aku memintamu untuk pelan, kamu tidak mau. Begitu disuruh mati, dia justru melambat.Sama seperti bagaimana dia memperlakukanku dulu. Ketika aku menginginkannya, dia tidak peduli. Sekarang saat aku tidak menginginkannya lagi, justru dia yang tidak rela.Mobil melaju kencang menuju sebuah tempat yang terasa familier, tetapi juga asing bagiku. Sebuah vila mewah di pusat kota, harganya sangat mahal. Namun, lingkungannya memang lu
Melihat Sierra duduk tegak dan menjaga jarak darinya, seberkas kekecewaan melintas di mata Willy."Aku sudah menyelidikinya, tapi nggak menemukan apa-apa. Luka Luna begitu parah sampai turun dari tempat tidur saja nggak bisa. Seharusnya dia juga nggak bisa melakukan apa pun.""Menurutku, kemungkinan besar dia cuma benar-benar patah hati. Dia terluka separah itu, tapi Pak Steven nggak pernah menjenguknya. Itu pasti membuatnya sangat hancur."Bagi Willy, Luna hanyalah seorang wanita bodoh dan tidak berguna. Orang seperti dia tidak mungkin memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, apalagi merencanakan sesuatu yang besar.Namun, mata Sierra menjadi suram. Dia tahu Luna terluka parah dan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan apa pun. Namun, tidak peduli seberapa parah lukanya, seberapa sakit hatinya, dengan cintanya yang mendalam kepada Steven, seharusnya Luna tidak berubah sejauh ini!Ada yang tidak beres! Pasti ada sesuatu yang terjadi selama wanita itu dirawat di rumah sakit!Sierra