Share

Bab 32

Author: Dewita
Steven tidak berbicara. Dia hanya mengambil botol anggur di samping dan meminumnya.

Edgar melanjutkan, "Kak Steven, sejujurnya aku sama sekali nggak merasakan cintamu kepada Kakak Ipar. Kalau mencintai seseorang, kamu pasti nggak rela lihat dia terluka. Tapi, kamu cuma menyakiti Kakak Ipar."

Edgar bertanya, "Masalahnya, kenapa kamu begitu menderita kalau nggak mencintai Kakak Ipar?"

Edgar benar-benar tidak memahami Steven. Dia tidak tahu apakah Steven mencintai Luna atau tidak.

Steven terus menyakiti Luna, mana mungkin Steven mencintai Luna? Hanya saja, Steven terlihat begitu menderita. Apa ini bukan cinta? Edgar tidak mengerti kenapa semua tindakan Steven sangat bertentangan.

Steven tetap tidak melontarkan sepatah kata pun. Hal ini karena dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

Tiba-tiba, ponsel Steven berdering. Sierra yang menelepon. Begitu Steven menjawab panggilan telepon, terdengar suara Sierra yang lemah. "Kak Steven, dadaku tiba-tiba sakit sekali. Aku nggak bisa tidur."

Si
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 33

    Teresia melirikku dan menegur, "Nggak usah berpura-pura kasihan, nggak ada gunanya! Aku nggak akan luluh!"Teresia benar-benar kecewa dengan aku yang bucin dulu. Sekarang dia sama sekali tidak memercayaiku. Begitu teringat hasil penyelidikanku, aku juga merasa diriku sangat bodoh hingga tidak pantas dimaafkan.Aku mendekati Teresia dan memelas, "Sayang, apa yang harus aku lakukan biar kamu mau memaafkanku?""Ikut aku ke suatu tempat. Nanti aku baru pertimbangkan untuk memaafkan kamu," sahut Teresia.Mendengar ucapan Teresia, mataku berbinar-binar. Aku menimpali, "Jangankan ke satu tempat, seratus tempat juga nggak masalah."Teresia mendengus dan membalas, "Nggak usah seratus tempat, cukup satu saja.""Tempat apa itu?" tanyaku. Aku sedikit penasaran dengan tempat yang dimaksud Teresia. Bisa-bisanya Teresia yang begitu marah mempertimbangkan untuk memaafkanku!"Nanti kamu juga tahu setelah sampai," balas Teresia.Di sepanjang perjalanan, aku memikirkan banyak tempat. Namun, aku tidak men

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 34

    Orang yang benar-benar mencintaimu pasti langsung teringat dengan penderitaanmu dan merasa kasihan padamu. Aku merasa sedih melihat Teresia menangis. Aku ingin memeluk Teresia dengan erat dan menangis bersamanya sampai puas.Sebelumnya, aku melewati hidup yang menderita sendirian di rumah sakit. Aku sangat kesakitan sampai-sampai tidak bisa tidur setiap malam jika tidak mengonsumsi obat pereda sakit dan obat tidur.Aku melihat pasien lain yang hanya mengalami luka ringan, tetapi dikunjungi oleh semua keluarganya. Mereka semua sangat menyayangi pasien itu.Sementara itu, aku sama sekali tidak bisa bergerak. Namun, tidak ada keluarga yang menemaniku. Tidak ada yang memedulikan nasibku, bahkan mereka berharap aku mati. Tubuh dan hatiku terasa sangat sakit.Aku benar-benar kelelahan. Aku ingin menangis sampai puas. Akan tetapi, aku tidak ikut menangis saat memeluk Teresia. Kalau aku menangis, tangisan Teresia pasti makin menjadi-jadi dan dia makin merasa bersalah.Aku melambaikan tangan da

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 35

    Saat aku dan Teresia sedang bersenang-senang, ponselku berdering. Pihak rumah sakit yang menelepon, "Ini Bu Luna, ya? Suamimu, Pak Steven lagi diselamatkan di rumah sakit karena pendarahan lambung. Tolong kamu datang ke rumah sakit secepatnya."Aku mengangkat alis, hanya mengalami pendarahan lambung? Kalau Steven hampir mati, mungkin aku akan pergi ke rumah sakit. Bagaimanapun, aku bisa mendapatkan semua harta kalau suamiku meninggal. Jadi, seharusnya aku bantu dia mengurus pemakamannya.Aku bersandar di sofa dan membuka mulut untuk memakan buah anggur yang diberikan model pria. Aku berkata, "Maaf, aku sibuk sekali. Aku bukan dokter, nggak ada gunanya aku pergi ke rumah sakit. Jadi, aku nggak datang lagi."Selesai bicara, aku langsung mengakhiri panggilan telepon sebelum suster sempat bicara. Melihat aku mengakhiri panggilan telepon, Teresia menarik tangannya dari perut model pria dan bertanya, "Siapa yang dirawat di rumah sakit?""Steven," jawabku.Teresia tertegun sejenak, lalu menga

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 36

    Steven seperti seekor binatang buas, tiba-tiba melangkah maju dan mencengkeram pergelangan tanganku dengan keras. "Luna, apa yang kamu lakukan?"Melihatnya, senyuman di wajahku langsung menghilang. Aku mengerutkan alis dan berkata dengan tidak sabar, "Kamu teriak apa sih? Nggak tahu ini tempat umum? Kayak orang gila saja!"Steven tertegun, seolah-olah tidak percaya bahwa aku yang tertangkap basah olehnya, tidak pergi menjenguknya saat dia dirawat di rumah sakit karena pendarahan lambung, malah berada di sini mencari pria. Bukan hanya tidak merasa bersalah, aku bahkan berani bersikap seperti ini padanya!Segera, dia sadar bahwa kata-kata ini terdengar familier. Dia teringat dulu saat aku melindunginya dari tusukan pisau, saat aku hampir kehilangan akal karena rasa sakit dan penyiksaan mental dari Sierra, saat aku kehilangan kendali karena melihatnya bermesraan dengan Sierra di jalanan, dia pernah mengatakan hal yang sama padaku.Wajahnya tiba-tiba menjadi sangat pucat. Beberapa saat kem

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 37

    Setelah keterkejutan itu berlalu, sepasang mata besarnya yang indah dipenuhi dengan luka yang mendalam."Nana ...." Baru saja Steven ingin mengatakan sesuatu, tubuh tingginya yang kehilangan kekuatan tiba-tiba oleng dan jatuh ke samping.Aku menatapnya dengan dingin, melihatnya jatuh begitu saja ke tanah. Di dalam hatiku, tidak ada gelombang emosi sedikit pun.Saat Steven terjatuh, kegelapan menyelimuti penglihatannya, membuatnya tidak bisa melihat apa pun di sekelilingnya. Namun, satu-satunya yang terlihat dengan sangat jelas olehnya adalah Luna, wanita yang pernah sangat mencintainya.Aku menatapnya jatuh dengan tatapan yang begitu dingin dan tak berperasaan. Kemudian, tanpa ragu sedikit pun, tanpa goyah sedikit pun, aku berbalik dan pergi begitu saja.Hati Steven seperti disayat oleh pisau yang sangat tumpul secara perlahan, menyakitkan sampai dia benar-benar kehilangan kesadaran.....Steven bermimpi, mimpi buruk yang sangat mengerikan. Dia bermimpi bahwa Luna yang begitu mencintai

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 38

    Gio memang orang yang sangat baik. Mengetahui aku sangat ingin bertemu Guru, dia langsung mencari alasan untuk mengundang Guru keluar."Kamu yakin nggak mau makan bersama Guru?"Dia ingin aku makan bersama Guru, tetapi aku tidak berani. Aku merasa bersalah. Aku takut.Aku juga tidak ingin, setelah bertahun-tahun berlalu, Guru yang akhirnya berhasil melupakan murid yang mengecewakannya ini, malah kembali merasa kecewa karena melihatku lagi."Jangan berpikir terlalu jauh. Selama bertahun-tahun ini, Guru sering menyebut namamu di depanku. Meskipun ada sedikit penyesalan, aku bisa menilai kalau Guru sangat merindukanmu. Kalau Guru benar-benar menyukai muridnya, dia nggak akan tega marah terlalu lama.""Sekarang aku sendiri juga seorang pengajar, percayalah padaku."Tahun lalu, Gio kembali dari studi lanjut di sebuah institut luar negeri dan mulai membimbing siswa.Aku tahu dia tulus ingin membantuku, tetapi aku tetap menolak niat baiknya. Selain karena merasa takut, aku juga tidak tahu har

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 39

    Dia begitu percaya padaku, begitu mendukungku. Demi proyek penelitianku itu, dia yang tidak suka berinteraksi bahkan rela merendahkan diri dan berusaha keras mencari koneksi untuk membantuku mendapatkan laboratorium.Namun, aku malah mengecewakannya demi Steven. Pada saat penelitian kami akhirnya mulai menunjukkan hasil, aku meninggalkannya begitu saja tanpa peduli.Aku mengecewakan prinsipku sendiri, bahkan mengkhianati kepercayaan dan dukungan Guru terhadapku. Aku bersalah, sangat bersalah padanya."Kalau kamu bisa menghubunginya, tolong sampaikan satu hal padanya. Laboratorium itu masih kusimpan untuknya. Kalau dia ingin kembali, sekarang masih belum terlambat."Kata-kata Guru itu membuat air mataku tidak lagi bisa dibendung. Bahkan setelah Guru pergi, aku masih tertunduk di meja, tidak bisa mengangkat kepala.Rasa bersalah dan penyesalan meliputi hatiku, meluap deras hingga hampir menenggelamkanku. Dulu aku begitu bodoh, begitu buta karena cinta. Sekarang, penyesalanku sangat besar

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 40

    Aku menatap Sierra yang sedang dirangkul oleh Steven. Tatapanku penuh ejekan. Aku benar-benar muak dengan orang seperti mereka. Mereka selalu berkata tidak ada apa-apa, tetapi perbuatan mereka menunjukkan segalanya.Saat itu, Steven sepertinya sadar bahwa dia sedang merangkul seseorang. Dia buru-buru melepaskan Sierra dari dekapannya, tanpa peduli sedikit pun pada wajah Sierra yang langsung berubah suram."Tadi kaki Sierra terkilir. Aku cuma ingin mengantarnya ke rumah sakit."Dulu setiap kali aku mempertanyakan kedekatan Steven dengan Sierra, dia selalu tidak sabar dan mengatakan aku hanya mencari masalah. Katanya aku suka berpikiran negatif, selalu melihat segalanya dengan cara yang salah.Dia tidak pernah menjelaskan apa pun. Sekarang aku sudah tidak butuh penjelasannya, tetapi dia justru mulai mencoba menjelaskan."Aku nggak peduli pada alasanmu, juga nggak mau tahu. Aku cuma ingin mengingatkanmu satu hal, yaitu kamu nggak punya hak untuk menginterogasiku!"Karena orang seperti dia

Latest chapter

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 50

    "Sayang." Steven akhirnya sadar dan langsung melangkah ke arahku.Namun, saat dia melewati Sierra, Sierra yang awalnya berdiri dengan baik, tiba-tiba melemas dan jatuh.Ekspresi Steven sontak berubah drastis. Dia buru-buru menangkap Sierra, sepenuhnya melupakan keberadaanku.Di sudut yang tak terlihat oleh Steven, Sierra melirikku dengan senyuman penuh provokasi. Aku membalas dengan senyuman santai.Aku tidak takut dia punya trik, justru takut sebaliknya. Aku masih berharap dia bisa membantuku mempercepat perceraianku!Melihat Sierra pingsan, Yunita langsung maju. "Kak Rara, kamu kenapa? Kamu sampai jatuh sakit karena Luna mau merebut barangmu?"Usai berkata demikian, dia menangis sambil menatap Steven. "Kak, kamu selalu meminta kami mengalah pada Luna dan kami menurut! Tapi, dia keterlaluan sekali! Dia tahu betapa berharganya desain Master Tex bagi Kak Rara, tapi tetap bersikeras merebut! Kak Rara marah sampai sakit!""Dia ingin Kak Rara mati!"Di dalam pelukan Steven, Sierra berucap

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 49

    Teresia mengacungkan jempol padaku. "Keren!"Aku tahu dia sedang memujiku. Aku tidak lupa pada siapa pun, kecuali Steven. Itu benar, aku melupakannya dengan sangat sempurna!"Oke, jangan bahas bajingan itu lagi. Hari ini ulang tahunmu, kita harus merayakannya dengan baik!"Hari ini, aku akan memanjakan Teresia seperti seorang tuan putri yang paling bahagia di dunia ini!Aku merangkul Teresia. Begitu mengambil satu langkah ke depan, tiba-tiba terdengar suara keras di belakang. Sebuah benda berat menghantam lantai!Kami spontan menoleh. Sebuah pot bunga besar jatuh tepat di tempat kami berdiri barusan. Pot itu langsung hancur berkeping-keping.Wajah kami seketika pucat pasi. Entah bagaimana jika kami terlambat sedetik. Dengan ukuran dan berat seperti itu, jika pot itu mengenai kepala kami, yang pecah bukan hanya potnya, tetapi juga kepala kami!Teresia tersadar dari keterkejutannya. Dia langsung menengadah, siap memaki ke arah atas. Namun, sebelum sempat berteriak, tampak dua anak kecil

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 48

    Wajah Steven seketika memucat. Dia akhirnya teringat, orang yang suka kacang itu adalah Sierra.Wati sungguh kehabisan kata-kata melihat situasi ini. Saat menyiapkan bahan untuk roti, dia sempat mengatakan bahwa kacangnya terlalu banyak. Dia sendiri tidak pernah melihat Luna makan kacang, jadi dia menduga bahwa Luna tidak menyukainya.Namun, Steven malah berkata dengan yakin bahwa istrinya paling suka kacang. Ketika melihat keyakinannya, Wati pun percaya. Dia bahkan sempat berpikir akan membuatkan lebih banyak makanan yang mengandung kacang mulai sekarang.Alhasil, nyonyanya ini bukan hanya tidak suka kacang, bahkan alergi berat terhadap kacang. Ini ... sungguh keterlaluan.Sebagai seorang suami, Steven bukan hanya tidak tahu bahwa istrinya alergi kacang, tetapi malah mengira kacang adalah makanan favoritnya.Bukan hanya sang istri yang merasa kecewa, bahkan Wati yang hanya seorang pelayan juga merasa demikian. Tuannya ini benar-benar ....Wati melirik Steven sekilas. Untuk sesaat, dia

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 47

    Awalnya, Wati menyarankan untuk memasak telur tomat. Dia pikir, hanya perlu memotong tomat lalu menggorengnya dengan telur. Asalkan tidak terlalu asin atau hambar, rasanya bisa diterima.Siapa sangka, Steven, pria cerdas dan berbakat, raja di dunia bisnis, sosok luar biasa yang disebut sebagai genius langka, ternyata bahkan tidak bisa memasak telur tomat yang sesimpel itu. Hasilnya sampai tidak bisa dimakan!Melihat itu, Wati langsung menyerah dan menyuruhnya mencoba masakan lain. Mengingat nyonya mereka suka makan roti dan membuat roti dengan mesin adalah hal yang paling simpel, dia pun menyarankan Steven membuat roti. Cukup memasukkan bahan, menekan tombol, lalu roti akan matang.Yang penting punya tangan. Apalagi, roti sangat cocok untuk sarapan. Makanya, Wati memberinya saran seperti itu.Dengan bimbingan Wati, takaran bahan pun pas, dan hasilnya roti matang tanpa kesalahan, bahkan terlihat sangat menggugah selera."Sayang, ayo coba ini. Bukankah kamu paling suka kacang?" Steven me

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 46

    Aku ingin mengatakan bahwa dia sangat menjijikkan. Namun, dalam kondisiku sekarang, aku tidak bisa membuang energi untuk berdebat dengan seorang pemabuk. Jadi, aku berkata, "Lepaskan aku dulu. Aku nggak nyaman dipeluk begini."Mendengar itu, Steven sedikit mengendurkan pelukannya, tetapi tidak melepaskanku sepenuhnya.Aku melanjutkan, "Kamu bilang kamu nggak akan seperti dulu lagi. Kalau begitu, tunjukkan ketulusanmu. Kamu nggak bisa mengharapkanku memaafkanmu hanya dengan satu kata maaf setelah kamu menyakitiku begitu dalam dan melihatku hampir mati tanpa melakukan apa-apa."Aku bisa mendengar sedikit rasa bersalah dalam suaranya tentang insiden aku tenggelam. Jadi, aku sengaja mengungkitnya untuk membuat rasa bersalah itu semakin besar.Benar saja, lengannya yang memelukku menegang beberapa saat."Lepaskan aku dulu. Sekarang sudah sangat larut, aku ingin tidur. Kalau kamu benar-benar bisa menunjukkan perubahanmu, mungkin suatu hari aku bisa melupakan luka ini."Meskipun sedang menena

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 45

    Steven si berengsek itu memang tidak menganggapku sebagai istri. Namun, dia sangat antusias dengan urusan ranjang.Ini jelas perilaku bajingan kelas kakap. Namun, dulu aku malah menganggap ini sebagai bukti cintanya. Aku berpikir, jika dia tidak mencintaiku dan sudah muak denganku, dia pasti tidak akan menyentuhku, apalagi begitu terobsesi denganku.Wanita hanya akan menyerahkan dirinya pada pria yang mereka cintai. Setelah tidak mencintai, disentuh sedikit pun akan terasa menjijikkan.Namun, pria tidak begitu. Bagi mereka, nafsu dan cinta adalah dua hal yang sangat berbeda. Pria yang suka tidur denganmu tidak berarti mencintaimu.Setelah mengalami cedera dan sadar kembali, aku harus minum obat tidur setiap hari supaya bisa tidur. Namun, di rumah ini, aku tidak berani minum obat. Sekalipun pintu dikunci, aku tetap tidak berani.Jadi, aku hanya bisa memejamkan mata, bertahan sampai pukul 2 dini hari, tetapi tetap tidak bisa tidur. Aku mulai menghitung domba, satu ... dua ... tiga ....A

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 44

    Dia bilang aku berpikiran kotor, jadi melihat segalanya dengan cara yang kotor. Dia bilang aku picik, jadi tidak bisa menerima orang lain. Yang dia bela itu adalah adikku, penyelamat hidupnya! Bagaimana mungkin aku berpikir buruk tentangnya?Menghadapi ejekanku, Steven tidak bisa berkata-kata lagi. Dia sangat tahu bagaimana dia menjawab pertanyaanku dulu, berkali-kali.Setelah beberapa saat, dia menarik dasinya dengan frustrasi dan melemparkannya ke sofa. "Luna, kamu dan aku berbeda!""Apa yang berbeda? Karena aku benar-benar bersyukur atas orang yang menyelamatkan hidupku, sementara kamu memanfaatkan alasan itu untuk mengontrolku, menyiksaku, dan membuatku gila?"Steven tahu bahwa pria dan wanita seharusnya menjaga jarak dan memiliki batasan. Dia tahu bahwa banyak tindakannya selama ini salah. Namun, dia tetap melakukannya, bahkan menyalahkanku dan menudingku yang salah.Satu-satunya alasan yang masuk akal adalah dia memang sengaja menyiksaku, ingin membuatku menderita, ingin membuatk

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 43

    Aku tiba-tiba merasa sangat muak dan tidak ingin mendengar apa pun lagi darinya. "Kalau kamu benar-benar ingin mati, tancap gas lebih cepat lagi. Pastikan kalau terjadi kecelakaan, kamu bakal mati total. Jangan sampai malah cacat dan nggak bisa mati, itu merepotkan!"Aku lebih memilih mati daripada harus mengalami rasa sakit seperti sebelumnya.Steven yang tadinya ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdiam. Matanya menjadi suram, lalu dia tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya memperlambat laju mobil.Aku tidak bisa menahan tawa dingin. Dasar pria berengsek! Saat aku memintamu untuk pelan, kamu tidak mau. Begitu disuruh mati, dia justru melambat.Sama seperti bagaimana dia memperlakukanku dulu. Ketika aku menginginkannya, dia tidak peduli. Sekarang saat aku tidak menginginkannya lagi, justru dia yang tidak rela.Mobil melaju kencang menuju sebuah tempat yang terasa familier, tetapi juga asing bagiku. Sebuah vila mewah di pusat kota, harganya sangat mahal. Namun, lingkungannya memang lu

  • Belenggu Cinta Tak Terbalas   Bab 42

    Melihat Sierra duduk tegak dan menjaga jarak darinya, seberkas kekecewaan melintas di mata Willy."Aku sudah menyelidikinya, tapi nggak menemukan apa-apa. Luka Luna begitu parah sampai turun dari tempat tidur saja nggak bisa. Seharusnya dia juga nggak bisa melakukan apa pun.""Menurutku, kemungkinan besar dia cuma benar-benar patah hati. Dia terluka separah itu, tapi Pak Steven nggak pernah menjenguknya. Itu pasti membuatnya sangat hancur."Bagi Willy, Luna hanyalah seorang wanita bodoh dan tidak berguna. Orang seperti dia tidak mungkin memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, apalagi merencanakan sesuatu yang besar.Namun, mata Sierra menjadi suram. Dia tahu Luna terluka parah dan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan apa pun. Namun, tidak peduli seberapa parah lukanya, seberapa sakit hatinya, dengan cintanya yang mendalam kepada Steven, seharusnya Luna tidak berubah sejauh ini!Ada yang tidak beres! Pasti ada sesuatu yang terjadi selama wanita itu dirawat di rumah sakit!Sierra

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status