Share

Bab 20

Nuansa duka cita masih kental terasa oleh keluarga Abdillah. Ruangan ICU menjadi saksi bisu hembusan nafas terakhir bapak Abdillah.

“Zeni, tante ikut berbela sungkawa atas meninggalnya bapak kamu.” ucap Tante Denti dengan memeluk tubuh Zeni.

Zeni menghambur kepelukan Tante Denti dia menangis, perlahan buliran air mata menetes di kedua pipinya. “Terima kasih tante.” Ucapnya dalam isak tangisnya.

“Kamu sabar Zen, tante yakin kamu kuat? Kamu rencana mau ijin kuliah berapa hari?” Tante Denti melihat Zeni dengan melepas pelukannya.

“Aku belum tahu tante?” jawabnya datar dengan kembali duduk diposisi semula. Dia masih shock dengan kondisi saat ini. Zeni sempat bertemu pandang dengan mata Ibunya Abdillah yang tepat duduk disamping brankar jenazah Abdillah. Sorot matanya terlihat memancarkan kesedihan yang mendalam.

Dua orang perawat ICU berjalan mendekat ke brankar jenazah Abdillah, mereka berkata, “Permisi, kami akan mengurus proses pemulangan jenazah a.n Bapak Abdillah, diharapkan k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status