“Akh, Kaivan, sakit… Tanganku sakit. Kamu menyakitiku, Kaivan.” Suara rintihan Livia kala Kaivan menarik kasar tangannya. Ya, mereka berada di rumah sakit. Tanpa belas kasihan Kaivan menarik kasar tangan Livia dan tak memedulikan rintihan Livia.“Kaivan, kemarin aku sudah memeriksakan anak kita. Lebih baik kita pulang saja, Kaivan. Kamu pasti sibuk,” ucap Livia yang berusaha membujuk Kaivan. Dia memperlambat langkahnya agar tidak langsung tiba di dokter kandungan. Dalam hati, jantung Livia berdegup kencang. Bahkan, Livia pun tak bisa menghubungi Dita. Kaivan menyeretnya seperti ini. Tidak mungkin Livia bisa menghubungi Dita. Tampak wajah Livia pucat pasi ketakutan.“Diam, Livia!” seru Kaivan menegaskan.Saat tiba di depan ruang dokter kandungan, Kaivan terus menarik kasar tangan Livia—masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Sebelumnya Kaivan memang sudah meminta Doni untuk mengurus bahwa dia akan membawa Livia ke dokter kandungan.“Selamat pagi, Tuan Kaivan, Nyonya Livia,” sapa sang dokter
“Aku rasa semua suami akan menyakiti istrinya ketika tahu istrinya mengandung anak dari pria lain.”Bagai tersambar petir, semua orang yang ada di sana terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Kaivan. Baik kedua orang tua Kaivan dan kedua orang tua Livia kini menghunuskan tatapan yang begitu tajam dengan Kaivan. Sedangkan Livia hanya terus menangis dan berucap sepatah kata pun.“Apa maksud ucapanmu, Kaivan! Jaga bicaramu! Kamu sama saja memfitnah istrimu sendiri!” bentak Farel keras. Dia menggeram, menatap putranya dengan amarah yang seolah akan meledak.Napas Roy memburu. Dia tidak terima dengan tuduhan Kaivan. “Caramu ini sangat licik, Kaivan! Kamu memfitnah putriku! Aku bisa menuntutmu, Kaivan!” serunya tak terima dengan apa yang dituduhkan Kaivan pada putri tunggalnya.Kaivan tersenyum sinis kala mendengar ucapan ayahnya dan Roy—ayah Livia. Kaivan bahkan tak mengidahkan ucapan Farel dan Roy. Yang Kaivan lakukan saat ini hanya melihat ekspresi wajah Livia. Tidak ada yang dilakuka
Huekkkk…. Huekkkkkk…Krystal memuntahkan semua makanan yang baru saja dia makan ke wastafel. Beruntung tadi Krystal bisa berlari dengan cepat menuju wastafel. Jika tidak mungkin Krystal sudah pasti memuntahkan makanannya ke lantai.“Astaga, Nyonya kenapa?” Sang pelayan yang berada di ambang pintu ruang makan, segera berlari menghampiri Krystal.Krystal memutar keran wasfatel, membasuh mulutnya dengan air bersih. “Aku tidak apa-apa. Mungkin hanya pusing sedikit saja,” ucapnya yang merasakan kepalanya memberat. Perutnya seakan diaduk.“Nyonya, ayo kita duduk. Saya buatkan teh hangat agar Nyonya lebih baik,” kata sang pelayan dengan sopan dan hangat seraya membantu Krystal duduk di kursi meja makan. Kemudian sang pelayan segera membuatkan teh untuk Krystal.Krystal memijat pelipisnya. Kepalanya benar-benar pusing. Tidak biasanya dia mual sekali. Padahal tadi baru saja dia makan sedikit. Ya, kejadian di mana Krystal memuntahkan makanannya saat dirinya tengah menikmati salmon panggang yang
Kabar perceraian Kaivan dan Livia telah berhasil menjadi pemberitaan hangat para media. Banyaknya desas desus di mana pemberitaan Kaivan dan Livia sama-sama berselingkuh. Hampir semua stasiun televisi menyiarkan skandal mereka berdua. Publik yang awalnya menyalahkan Krystal dan mengujat Krystal, kini publik pun ikut menghujat Livia karena sama saja dengan Kaivan yang kabarnya berselingkuh. Hingga detik ini Kaivan memang masih belum mau buka suara tentang hubungannya dengan Krystal. Kaivan membiarkan publik menggiring opininya masing-masing. Paling tidak sampai proses perceraiannya dengan Livia selesai.Setiap kali Kaivan diminta keterangan oleh media maka Kaivan hanya menjawab baik dirinya dan Livia telah menemukan hal yang terbaik untuk mereka berdua. Pun Kaivan meminta untuk tidak menyangkut pautkan orang ketiga dalam hubungan mereka. Kaivan mengatakan dia dan Livia memang tidak pernah saling mencintai. Pernikahan mereka terjadi karena perjodohan. Bukan tanpa alasan Kaivan tidak ing
Suara isak tangis Livia menggema memenuhi ruang kerjanya. Ya, kini Livia meringkuk dan tak henti menangis kala melihat pemberitaan di media. Bercerai dengan Kaivan bagaikan mimpi buruk yang menjadi sebuah kenyataan. Menyesal. Tentu itu yang ada dalam benak Livia. Namun sayangnya Livia tidak memiliki jalan untuk kembali pada Kaivan. Seolah Kaivan telah benar-benar menutup akses untuk Livia masuk ke kehidupan pria itu.Hingga detik ini Livia tak henti merutuki kebodohannya. Jika saja dirinya tak mengizinkan Kaivan menikah dengan Krystal maka hal ini tidak akan terjadi. Andai waktu bisa diputar. Livia tidak mungkin melakukan hal di mana dirinya akan kehilangan Kaivan.Dulu, Livia begitu putus asa ketika dokter memvonis tidak bisa hamil. Bayang-bayang di mana keluarga Kaivan akan menendangnya membuat Livia mengambil keputusan meminta Kaivan untuk menikah lagi. Dan kini kenyataannya dirinya bisa hamil. Tapi anak yang dikandungnya bukanlah anak Kaivan melainkan anak dari Liam Baskara—pria s
Suara dering ponsel berbunyi, membuat Krystal yang tengah tertidur pulas dalam pelukan Kaivan langsung terbangun. Perlahan Krystal mulai mengerjapkan mata beberapa kali. Tepat di saat Krystal sudah membuka mata; dia melihat ponsel milik Kaivan terus berdering.“Kai, bangun. Ponselmu berdering, Kai,” ucap Krystal seraya menggoyangkan bahu Kaivan. Membangunkan suaminya itu.“Biarkan saja, Krys. Ini masih malam.” Kaivan semakin mengeratkan pelukan Krystal. Ya, dia enggan menjawab panggilan telepon itu.Namun, lagi dan lagi dering ponsel Kaivan terus berbunyi. Membuat Kaivan langsung mengumpat kasar ada yang mengganggunya tengah malam seperti ini.“Kai, jawablah. Mungkin itu penting. Kalau tidak penting tidak mungkin berkali-kali ponsel berdering,” ucap Krystal mengingatkan Kaivan dengan nada pelan dan lembut.Kaivan tak henti mengumpat dalam hati. Didetik selanjutnya, Kaivan terpaksa mengambil ponselnya dengan raut wajah yang kesal, dia melihat ke layar—seketika decakan kesal terlontar d
Krystal terdiam sejenak menatap foto pernikahannya dengan Kaivan yang terletak di atas meja. Beberapa hari lalu, Krystal menyenggol foto pernikahannya dengan Kaivan. Beruntung hanya bingkainya yang pecah. Foto pernikahannya masih sangat bagus. Dan di foto pernikahan itu, Krystal masih tetap terlihat tersenyum seraya memeluk lengan Kaivan. Pernikahan yang sangat sederhana. Balutan kebaya berwarna putih sangatlah indah dipakai Krystal. Pun Kaivan sangat gagal dengan jas yang begitu pas di dada bidangnya. Tubuh pria itu tegap. Maskulin. Gagah. Membuat siapa saja wanita yang melihatnya selalu berdesir. Wajah dingin dan arogan pria itu tetap mampu menyihir setiap mata wanita yang melihatnya.Sejenak sesuatu muncul dalam benak Krystal. Dulu ketika dirinya menyetujui akan menikah dengan Kaivan, dia tidak pernah menyangka akan jatuh cinta pada pria itu. Rasanya itu adalah mimpi harusnya tidak mungkin terjadi. Namun kenyatannya takdir telah menjodohkannya dengan Kaivan. Hingga selangkah lagi K
Suara ketukan palu dari sang hakim menandakan Kaivan dan Livia telah resmi bercerai. Segala tuntutan yang diajukan oleh Livia dengan mudahnya disetujui oleh Kaivan. Ya, terlihat Kaivan tidak marah sedikit pun. Pria itu terlihat biasa saja ketika Livia menyebutkan angka nominal yang dinginkannya. Lebih tepatnya Kaivan tidak mau memperlama proses perceraian. Itu kenapa Kaivan menyetujui permintaan Livia. Tak hanya menyetujui saja, tapi Kaivan pun menepati janjinya. Dalam waktu kurang dari satu jam, Kaivan meminta Doni untuk mengurus pengiriman dana untuk Livia.Saat persidangan sudah berakhir, Kaivan dan Livia saling menatap satu sama lain. Tatapan Kaivan terlihat tajam dan penuh peringatan pada Livia.“Mulai detik ini, kita tidak ada urusan apa pun. Jangan mencari masalah denganku. Jalani hidup masing-masing.”Kaivan berucap dengan tegas dan penuh penekanan. Dia langsung menghampiri Krystal—lalu menggenggam tangan istrinya itu meninggalkan ruang persidangan. Tampak Livia menggeram penu
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k