“Dari mana kamu bisa mengenal Hans, Krys?” Suara Kaivan menginterogasi sang istri. Dia menatap sang istri yang baru saja selesai mandi. Ya, setelah pergulatan panas di ranjang berjam-jam akhirnya Krystal memilih untuk berendam. Tadinya Kaivan ingin mengajak sang istri mandi bersama tapi Krystal langsung menolak dan berdalih ingin beredam dengan sabun aroma vanilla dan jasmine. Tentu Kaivan tidak mungkin bisa beredam dengan sabum aroma wanita. Well, Krystal memang cerdik. Cara ini Krystal sengaja lakukan demi Kaivan tidak lagi menyerangnya. “Hans adalah tamu di resort ini, Kai. Aku bertemu dengannya ketika aku duduk di pantai.” Krystal melangkah mendekat pada sang suami, lalu duduk di pangkuan Kaivan. “Kamu sengaja berkenalan dengannya??” tuduh Kaivan dengan nada yang seakan tengah menginterogasi pelaku pembunuhan. Sepasang iris mata cokelat gelapnya menuntut Krystal untuk menjelaskan secara lengkap bukan setengah-setengah. Krystal menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan perlaha
“Hi, kita bertemu lagi.”Hans menyapa dengan nada yang ramah pada Krystal. Sesekali Hans melirik Kaivan yang sejak tadi menghunuskan tatapan dingin padanya. Well, padahal dia hanya menatap Krystal lekat tak lebih dari satu menit tapi dirinya sudah mendapatkan tatapan seperti layaknya dirinya adalah seorang musuh yang berbahaya. Senyuman ramah di wajah Krystal terlukis kala melihat Hans ada di hadapannya. Senyum yang sangat indah dan membuat Kaivan harus mengumpat dalam hati. Ya, terlihat Kaivan tak suka jika Krystal memberikan senyuman pada pria lain. Terkesan berlebihan tapi memang Kaivan sangat berlebihan. Pria itu memiliki kecemburuan tingkat atas kalau berurusan dengan sang istri yang didekati pria lain. Sorot mata Kaivan persis layaknya laser yang hendak menembak para pria yang dengan berani mendekati istrinya.“Hi, Hans. Apa kabar? Bagaimana dengan lukamu? Kamu sudah mengobati lukamu kan?” ujar Krystal hangat. Sejak kemarin Krystal tak tega pada wajah Hans yang lebam akibat pu
Suara dering ponsel milik Kaivan terus berdering membuat Krystal yang tengah meminum jus apel di pagi hari langsung mengalihkan pandangannya pada ponsel milik Kaivan. Tampak kening Krystal mengerut. Dia melirik ke arah kamar mandi—masih ada suara gemericik air. Ya, kini Kaivan tengah mandi. Krystal tidak enak jika menjawab telepon Kaivan. Namun, semakin Krystal mengabaikan maka semakin dering ponsel milik Kaivan tak kunjung mereda. Hal itu membuat Krystal menjadi ragu. Akan tetapi, Krystal pun takut kalau itu adalah telepon penting. Kalau itu sampai itu penting maka Krystal akan merasa bersalah kalau tidak menjawab panggilan telepon itu.“Apa Kai masih lama di kamar mandi, ya?” gumam Krystal dengan suara pelan. Dia melihat ke arah pintu kamar mandi, tapi sang suami belum juga muncul. Menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan perlahan. “Lebih baik aku jawab saja teleponnya,” gumam Krystal lagi. Tak ada pilihan, Krystal takut yang menghubungi Krystal adalah orang yang memang penting
“Hans? Kamu di sini?”Suara Krystal menyapa Hans yang ada di hadapannya itu. Tampak raut wajah Krystal sedikit terkejut akan kehadiran Hans.“Apa kabar, Krystal?” Hans menarik kursi, lalu duduk di hadapan Krystal seraya meminta pelayan membawakan segelas teh hangat untuknya. Pun tak berselang lama, sang pelayan membawakan teh hangat yang diminta oleh Hans.“Aku baik, Hans. Bagaimana denganmu?” Krystal balik bertanya dengan hangat.“Baik. Aku juga baik.” Hans menyesap teh yang tadi diantar oleh pelayan. “Di mana Kaivan? Kenapa kamu sendiri?” tanyanya seraya meletakan cangkir teh yang ada di tangannya ke atas meja.“Kai sedang menjawab telepon dari ayahnya,” jawab Krystal memberitahu.Hans mengangguk singkat. “Anyway, aku rasa kamu sudah tahu tentang hubunganku dengan Kaivan. Suamimu pasti sudah bercerita kan?” tanyanya yang menduga. Hans yakin tidak mungkin Kaivan tidak bercerita pada Krystal.“Hm, iya aku sudah tahu. Aku turut berduka atas kepergian orang tuamu. Tapi dia pasti bangga
“Akh—” Krystal meringis perih di inti tubuh bagian bawahnya. Tubuhnya terasa remuk dan tak bisa bergerak sedikit pun. Pinggangnya begitu pegal. Hanya bergeser saja Krystal merasakan sakit yang luar biasa. Sesaat Krystal memijat pelan pundaknya. Ya, wajar saja kalau tubuh Krystal seakan remuk. Mendapatkan serangan dari Kaivan benar-benar membuat tubuh Krystal tergeletak tak berdaya di ranjang.Ingatan Krystal mulai bermunculan permaianan panasnya dengan sang suami. Di mana suaminya itu mencumbu dirinya dengan begitu agresif. Tak selembut biasanya tapi Krystal merasakan sensasi luar biasa. Sentuhan-sentuhan maut yang tidak akan pernah bisa Krystal tolak.“Kamu sudah bangun?” Kaivan melangkah keluar dari kamar mandi. Pria itu hanya memakai celana panjang, dan bertelanjang dada. Tatapan Kaivan tak henti menatap rambut Krystal yang berantakan dan tampak begitu seksi. Tubuh sang istri yang masih polos dan hanya terbalut oleh selimut tebal. Kini Kaivan mendekat dan duduk tepat di samping san
“Krys, cepat ganti pakaianmu. Hari ini kita akan pergi ke dokter memeriksakan kandunganmu.”Kaivan bersuara sembari berkutat pada ponselnya. Pria itu sama sekali tidak menoleh. Namun, dia sudah tahu kalau Krystal baru saja keluar dari kamar mandi. Ya, aroma sabun jasmine yang bercampur dengan aroma sabun vanilla begitu dia hafal. Ini adalah aroma sabun khusus milik sang istri. Aroma yang begitu Kaivan hafal.“Kita periksa kandunganku sekarang, Kai?” Krystal melangkah mendekat pada Kaivan. Tubuhnya masih terbalut oleh bathrobe dan rambut yang dililit oleh handuk. Kini Krystal duduk di pangkuan Kaivan, menyingkirkan ponsel suaminya itu. Tentu Krystal sebal kalau Kaivan berbicara padanya tanpa melihat ke arahnya.Kaivan melirik sekilas ponselnya yang telah disingkirkan oleh Krystal—padahal dirinya tengah membaca email masuk dari sekretarisnya. Detik selanjutnya, Kaivan melingkarkan tangannya ke pinggang Krystal. Mengecup bibir istrinya itu. “Iya, hari ini kita harus periksa kandunganmu.
“Aku ingin makan nasi uduk pakai sambal goreng ikan asin, Kai.”Mata Kaivan melebar kala mendengar permintaan Krystal. Sepasang iris mata cokelat gelapnya terhunus begitu tajam akan permintaan aneh sang istri. Sorot matanya tegas, dan tak suka. Tampak pancaran matanya itu menunjukan Kaivan tidak setuju dengan permintaan istrinya itu.“Apa kamu sudah tidak waras, Krys? Tidak! Aku tidak akan membiarkan kamu makan makanan tidak ada gizi seperti itu! Jangan berani kamu makan makanan seperti itu!” seru Kaivan dengan tegas dan penuh penekanan.Krystal mendesah kesal. Sejak tadi dia sudah menduga kalau Kaivan pasti tidak akan mengizinkannya. Krystal sendiri tak tahu kenapa dirinya begitu menginginkan makanan itu.“Kai, tapi—”“Jangan aneh-aneh, Krystal. Makanan seperti itu tidak ada gizi untuk anak kita!” tegas Kaivan lagi. Sampai kapan pun, Kaivan tak akan membiarkan istrinya makan makanan aneh itu. Makanan yang jelas tidak ada gizinya bagi Kaivan.Bibir Krystal tertekuk hendak memprotes. T
Kaivan menatap terkejut kala Krystal menghabiskan dua porsi nasi uduk dengan lauk bihun goreng, telur dadar, dan sambal goreng ikan asin. Seumur hidup, Kaivan bahkan belum pernah satu kali pun mencoba makanan yang dimakan oleh Krystal saat ini. Bukan tanpa alasan tapi biasanya di rumah selalu menyajikan masakan Western atau Italian Food. Jika Kaivan dan keluarganya sedang ingin menikmati makanan Indonesua maka aka nada chef khusus yang memasak. Ya, Kaivan sendiri bingung dan tak mengerti kenapa istrinya bisa-bisanya mengidam makanan aneh ini? Benar-benar konyol. Pasalnya rasanya tak mungkin ketika anaknya lahir menyukai makanan yang diinginkan Krystal. Tentu, Kaivan sangat yakin hal itu.“Kai, kamu tidak mau nasi uduknya? Ini sangat enak, Kai,” ujar Krystal menawarkan pada sang suami. Well, sebenarnya ini sudah kesekian kali Krystal menawarkan tapi Kaivan selalu menolak dengan tegas.“Tidak, Krys. Aku tidak mau,” tolak Kaivan dengan raut wajah dingin dan tanpa ekspresi.Krystal mengan
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k