“Aku ingin makan nasi uduk pakai sambal goreng ikan asin, Kai.”Mata Kaivan melebar kala mendengar permintaan Krystal. Sepasang iris mata cokelat gelapnya terhunus begitu tajam akan permintaan aneh sang istri. Sorot matanya tegas, dan tak suka. Tampak pancaran matanya itu menunjukan Kaivan tidak setuju dengan permintaan istrinya itu.“Apa kamu sudah tidak waras, Krys? Tidak! Aku tidak akan membiarkan kamu makan makanan tidak ada gizi seperti itu! Jangan berani kamu makan makanan seperti itu!” seru Kaivan dengan tegas dan penuh penekanan.Krystal mendesah kesal. Sejak tadi dia sudah menduga kalau Kaivan pasti tidak akan mengizinkannya. Krystal sendiri tak tahu kenapa dirinya begitu menginginkan makanan itu.“Kai, tapi—”“Jangan aneh-aneh, Krystal. Makanan seperti itu tidak ada gizi untuk anak kita!” tegas Kaivan lagi. Sampai kapan pun, Kaivan tak akan membiarkan istrinya makan makanan aneh itu. Makanan yang jelas tidak ada gizinya bagi Kaivan.Bibir Krystal tertekuk hendak memprotes. T
Kaivan menatap terkejut kala Krystal menghabiskan dua porsi nasi uduk dengan lauk bihun goreng, telur dadar, dan sambal goreng ikan asin. Seumur hidup, Kaivan bahkan belum pernah satu kali pun mencoba makanan yang dimakan oleh Krystal saat ini. Bukan tanpa alasan tapi biasanya di rumah selalu menyajikan masakan Western atau Italian Food. Jika Kaivan dan keluarganya sedang ingin menikmati makanan Indonesua maka aka nada chef khusus yang memasak. Ya, Kaivan sendiri bingung dan tak mengerti kenapa istrinya bisa-bisanya mengidam makanan aneh ini? Benar-benar konyol. Pasalnya rasanya tak mungkin ketika anaknya lahir menyukai makanan yang diinginkan Krystal. Tentu, Kaivan sangat yakin hal itu.“Kai, kamu tidak mau nasi uduknya? Ini sangat enak, Kai,” ujar Krystal menawarkan pada sang suami. Well, sebenarnya ini sudah kesekian kali Krystal menawarkan tapi Kaivan selalu menolak dengan tegas.“Tidak, Krys. Aku tidak mau,” tolak Kaivan dengan raut wajah dingin dan tanpa ekspresi.Krystal mengan
Keesokan hari Krystal sudah bersiap-siap. Dia memaka long dress berwarna kuning cerah dan bermotif bunga-bunga kecil. Wajahnya pun telah dipoles dengan make up tipis. Lipstik nude dengan tambahan lip gloss membuat bibir ranum Krystal tampak sangat indah dan segar. Ya, hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu Krystal. Hari ini Krystal akan pergi bersama dengan Kaivan menuju Kampung Adat Waru Wora. Sebelumnya, Krystal sudah mencari di internet tentang kampung adat itu.Hal yang membuat Krystal tertarik mengunjungi Kampung Adat Waru Wora adalah karena suasana, dan juga rumah adat di sana yang bernilai budaya begitu tinggi. Jujur, Krystal pun ingin memiliki banyak kenangan dengan Kaivan selama di Sumba. Awalnya Krystal datang ke Sumba untuk menenangkan diri, dan melepaskan semua kesedihan dalam hati. Namun pada akhirnya masalah mereka telah mampu mereka atasi. Itu kenapa Krystal ingin membangun memory indah di Sumba. Anggap saja Honeymoon atau entah Babymoon. Istilah apa pun Krysta
Sudah Lima hari Kaivan menyusul Krystal ke Sumba. Di kota yang jauh dari ibu kota Indonesia ini banyak tempat-tempat yang masih kental dengan adat budaya setempat. Ya, meski jauh dari suasana ibu kota; Kaivan dan Krystal menyukai berada di kota ini. Mereka berlibur, menikmati keindahan kota Sumba, Nusa Tenggara Timur. Beberapa tempat telah Kaivan dan Krystal datangi. Tentu ini adalah permintaan Krystal. Dan beruntung, Kaivan tidak pernah mengeluh sedikit pun. Pria yang terkenal seperti gunung es yang tak akan mungkin bisa mencair itu, nyatanya mampu luluh dengan semua permintaan sang istri. Walau terkadang Kaivan sempat kesal pada permintaan aneh istrinya, tetapi Kaivan selalu berusha menuruti segala permintaan Krystal.Dalam beberapa hari ini, Kaivan dan Krystal mengunjungi beberapa tempat yang wajib dikunjungi selama ada di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Salah satunya Kampung Adat Waru Wora. Di Kampung Adat Waru Wora itu menunjukan di mana budaya dari Sumba sangatlah kental. Penduduk d
Matahari sudah tinggi. Cahayanya menembus kaca jendela, menyentuh rambut panjang Krystal yang terjuntai ke belakang. Rambut indah Krystal tampak berkilau akibat sinar matahari itu. Ya, kini Krystal tengah mematut cermin. Dia sedang bersiap-siap. Hari ini adalah hari kepulangannya ke Jakarta bersama dengan sang suami. Tanpa terasa sudah tiga minggu lamanya Krystal meninggalkan Jakarta. Sungguh, Krystal tak menyangka dirinya sudah lama meninggalkan Jakarta. Ada rasa asing dalam dirinya, ketika ingin kembali ke Jakarta.Sejenak, Krystal menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan. Dia berusaha menetralkan dirinya dari kecemasan yang tiba-tiba menelusup dalam dirinya. Bagi Krystal masalah yang hadir di rumah tangganya adalah proses di mana dirinya dan Kaivan bertumbuh bersama membangun kepercayaan. Saat ini Krystal berharap ke depannya tidak ada lagi kesalahpahaman. Walau tak dipungkiri, kecemasan akan tetap selalu ada. Kaivan yang memiliki segalanya tentu akan banyak dikagumi ole
Jakarta, Indonesia.Kaivan melangkah keluar dari bandara seraya membopong tubuh Krystal gaya bridal. Ya, kini Kaivan dan Krystal telah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma. Di pesawat, Krystal tertidur begitu pulas. Bahkan ketika pesawat telah mendarat, Krystal pun masih tertidur begitu pulas. Padahal biasanya Krystal mudah terbangun jika ada suara-suara. Namun, nyatanya saat ini Krystal tertidur lelap. Mungkin karena Krystal kini tengah hamil. Dan tentu Kaivan tidak tega untuk membangunkan Krystal. Itu kenapa Kaivan langsung membopong tubuh Krystal—melangkah keluar dari bandara, menuju mobil yang telah menjemputnya di lobby.Saat diperjalanan, Kaivan melirik sebentar Krystal yang masih tertidur dalam dekapannya. Senyuman samar di wajah Kaivan terlukis melihat wajah Krystal yang persis seperti bayi. Wajah istrinya itu sangat cantik membuat Kaivan betah berlama-lama melihatnya. Kini Kaivan memberikan beberapa kecupan di bibir sang istri. Mendekatkan hidungnya pada hidung istrinya, dan
“Ada apa kamu ke sini, Felicia?” Aryan menatap lekat-lekat Felicia yang ada di hadapannya. Bukannya menjawab, Felicia malah menggigit bibir bawahnya, dan menjadi salah tingkah.“Tuan, Nona ini—”“Tinggalkan aku berdua dengan Felicia. Minta direktur operasional menggantikanku meeting,” tukas Aryan dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Dia sengaja meminta sekretaris dan asistennya untuk pergi dan meninggalkannya berdua dengan Felicia.“Baik, Tuan.” Sang sekretaris, dan juga Dimas segera pamit undur diri dari hadapan Aryan dan Felicia.Di ruang kerja yang megah itu hanya tersisa Aryan dan Felicia. Tampak Felicia dari tadi menggigit bibir bawahnya gugup. Sedangkan Aryan masih duduk di kursi kebesaraannya. Tatapan Aryan tak lepas menatap Felicia. Menunggu sampai Felicia berbicara padanya.Namun, sayangnya apa yang Aryan tunggu adalah salah. Yang ada di ruangan ini hanyalah keheningan. Tak ada satu patah kata pun yang lolos dari mulut Felicia.“Apa kamu ke sini hanya untuk berdiam diri
“Kai, hari ini Maya dan Nadia akan ke sini. Apa hari ini kamu akan pulang malam?”Krystal berucap lembut kala dirinya sudah selesai membantu Kaivan mengancingkan kemeja, dan memakaikan dasi suaminya itu. Ya, pagi ini Krystal bangun pagi lebih awal menyiapkan segala kebutuhan sang suami. Tak hanya menyiapkan kebutuhkan saja tapi tadi pagi pun Krystal latihan basic yoga. Jika Kaivan setiap pagi selalu gym maka Krystal kali ini ikut berolahraga. Hanya saja Krystal lebih memilih basic yoga. Lagi pula basic yoga adalah olahraga yang aman untuk ibu hamil. Tentu semua itu Krystal lakukan agar tubuhnya tetap sehat.Dan hari ini Krystal akan kedatangan kedua teman baiknya. Pun Krystal ingin menyambut kedatangan kedua temannya itu. Sudah lebih dari tigga minggu, Krystal tak bertemu dengan Maya atau pun Nadia.“Hari ini aku tidak akan pulang malam. Aku hanya memiliki meeting sebentar dengan Aryan.” Kaivan menundukan kepala, mengecup kening Krystal. “Kemarin Aryan menghubungiku, dia menitipkan sa