Sudah Lima hari Kaivan menyusul Krystal ke Sumba. Di kota yang jauh dari ibu kota Indonesia ini banyak tempat-tempat yang masih kental dengan adat budaya setempat. Ya, meski jauh dari suasana ibu kota; Kaivan dan Krystal menyukai berada di kota ini. Mereka berlibur, menikmati keindahan kota Sumba, Nusa Tenggara Timur. Beberapa tempat telah Kaivan dan Krystal datangi. Tentu ini adalah permintaan Krystal. Dan beruntung, Kaivan tidak pernah mengeluh sedikit pun. Pria yang terkenal seperti gunung es yang tak akan mungkin bisa mencair itu, nyatanya mampu luluh dengan semua permintaan sang istri. Walau terkadang Kaivan sempat kesal pada permintaan aneh istrinya, tetapi Kaivan selalu berusha menuruti segala permintaan Krystal.Dalam beberapa hari ini, Kaivan dan Krystal mengunjungi beberapa tempat yang wajib dikunjungi selama ada di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Salah satunya Kampung Adat Waru Wora. Di Kampung Adat Waru Wora itu menunjukan di mana budaya dari Sumba sangatlah kental. Penduduk d
Matahari sudah tinggi. Cahayanya menembus kaca jendela, menyentuh rambut panjang Krystal yang terjuntai ke belakang. Rambut indah Krystal tampak berkilau akibat sinar matahari itu. Ya, kini Krystal tengah mematut cermin. Dia sedang bersiap-siap. Hari ini adalah hari kepulangannya ke Jakarta bersama dengan sang suami. Tanpa terasa sudah tiga minggu lamanya Krystal meninggalkan Jakarta. Sungguh, Krystal tak menyangka dirinya sudah lama meninggalkan Jakarta. Ada rasa asing dalam dirinya, ketika ingin kembali ke Jakarta.Sejenak, Krystal menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan. Dia berusaha menetralkan dirinya dari kecemasan yang tiba-tiba menelusup dalam dirinya. Bagi Krystal masalah yang hadir di rumah tangganya adalah proses di mana dirinya dan Kaivan bertumbuh bersama membangun kepercayaan. Saat ini Krystal berharap ke depannya tidak ada lagi kesalahpahaman. Walau tak dipungkiri, kecemasan akan tetap selalu ada. Kaivan yang memiliki segalanya tentu akan banyak dikagumi ole
Jakarta, Indonesia.Kaivan melangkah keluar dari bandara seraya membopong tubuh Krystal gaya bridal. Ya, kini Kaivan dan Krystal telah tiba di Bandara Halim Perdanakusuma. Di pesawat, Krystal tertidur begitu pulas. Bahkan ketika pesawat telah mendarat, Krystal pun masih tertidur begitu pulas. Padahal biasanya Krystal mudah terbangun jika ada suara-suara. Namun, nyatanya saat ini Krystal tertidur lelap. Mungkin karena Krystal kini tengah hamil. Dan tentu Kaivan tidak tega untuk membangunkan Krystal. Itu kenapa Kaivan langsung membopong tubuh Krystal—melangkah keluar dari bandara, menuju mobil yang telah menjemputnya di lobby.Saat diperjalanan, Kaivan melirik sebentar Krystal yang masih tertidur dalam dekapannya. Senyuman samar di wajah Kaivan terlukis melihat wajah Krystal yang persis seperti bayi. Wajah istrinya itu sangat cantik membuat Kaivan betah berlama-lama melihatnya. Kini Kaivan memberikan beberapa kecupan di bibir sang istri. Mendekatkan hidungnya pada hidung istrinya, dan
“Ada apa kamu ke sini, Felicia?” Aryan menatap lekat-lekat Felicia yang ada di hadapannya. Bukannya menjawab, Felicia malah menggigit bibir bawahnya, dan menjadi salah tingkah.“Tuan, Nona ini—”“Tinggalkan aku berdua dengan Felicia. Minta direktur operasional menggantikanku meeting,” tukas Aryan dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Dia sengaja meminta sekretaris dan asistennya untuk pergi dan meninggalkannya berdua dengan Felicia.“Baik, Tuan.” Sang sekretaris, dan juga Dimas segera pamit undur diri dari hadapan Aryan dan Felicia.Di ruang kerja yang megah itu hanya tersisa Aryan dan Felicia. Tampak Felicia dari tadi menggigit bibir bawahnya gugup. Sedangkan Aryan masih duduk di kursi kebesaraannya. Tatapan Aryan tak lepas menatap Felicia. Menunggu sampai Felicia berbicara padanya.Namun, sayangnya apa yang Aryan tunggu adalah salah. Yang ada di ruangan ini hanyalah keheningan. Tak ada satu patah kata pun yang lolos dari mulut Felicia.“Apa kamu ke sini hanya untuk berdiam diri
“Kai, hari ini Maya dan Nadia akan ke sini. Apa hari ini kamu akan pulang malam?”Krystal berucap lembut kala dirinya sudah selesai membantu Kaivan mengancingkan kemeja, dan memakaikan dasi suaminya itu. Ya, pagi ini Krystal bangun pagi lebih awal menyiapkan segala kebutuhan sang suami. Tak hanya menyiapkan kebutuhkan saja tapi tadi pagi pun Krystal latihan basic yoga. Jika Kaivan setiap pagi selalu gym maka Krystal kali ini ikut berolahraga. Hanya saja Krystal lebih memilih basic yoga. Lagi pula basic yoga adalah olahraga yang aman untuk ibu hamil. Tentu semua itu Krystal lakukan agar tubuhnya tetap sehat.Dan hari ini Krystal akan kedatangan kedua teman baiknya. Pun Krystal ingin menyambut kedatangan kedua temannya itu. Sudah lebih dari tigga minggu, Krystal tak bertemu dengan Maya atau pun Nadia.“Hari ini aku tidak akan pulang malam. Aku hanya memiliki meeting sebentar dengan Aryan.” Kaivan menundukan kepala, mengecup kening Krystal. “Kemarin Aryan menghubungiku, dia menitipkan sa
Waktu menunjukan pukul lima sore. Setelah Maya dan Nadia pulang; Krystal langsung ke dapur membuat masakan khusus untuk Kaivan dan Galen. Besok sudah keberangkatan Galen ke Amerika. Krystal ingin membuatkan masakan special untuk sang adik. Pun tentu saja Krystal juga ingin membuatkan masakan yang special untuk sang suami. Ya, Krystal bisa memasak untuk Kaivan karena hari ini Kaivan tidak akan pulang malam.“Nyonya, apa Anda membutuhkan bantuan?” tawar sang pelayan dengan sopan pada Krystal yang terlihat sangat sibuk di dapur.“Aku bisa memasak sendiri. Tolong kamu buatkan jus jambu dan jus kiwi, ya. Nanti letakan di meja makan,” ucap Kystal memerintah dengan lembut dan sopan.“Baik, Nyonya.” Sang pelayan mengangguk patuh. Lalu pelayan mulai mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Krystal.Tak berselang lama, semua masakan Krystal telah selesai dibuat. Ayam panggang madu, tumis udang, cumi goreng tepung, dan terakhir tumis jamur untuk sayuran. Semua makanan yang telah siap itu langsung
“Ah, sial sekali. Kenapa ban mobilku bisa kempes seperti ini?” Felicia berdecak kesal seraya menatap ban mobilnya yang kempes. Ya, malam ini Felicia baru saja pulang dari rumah teman kuliahnya dulu di Amerika. Namun, sayangnya nasib Felicia benar-benar sial. Di jalan tol seperti ini ban mobilnya kempes. Ditambah sekarang saja sudah jam sebelas malam. Seakan kesialan benar-benar datang padanya secara bertubi-tubi.Felicia mengembuskan napas berat. Detik selanjutnya, Felicia berusaha meminta pertolongan pada orang sekitar. Tapi sepertinya tidak mungkin. Pasalnya di malam hari seperti ini mobil-mobil akan melaju dengan kecepatan penuh. Itu kenapa Felicia tak mungkin meminta bantuan pada mobil yan sejak tadi lewat di depannya.Sejenak, Felicia tampak berpikir. Dia bisa saja menghubungi pengawal di rumah keluarganya untuk menjemputnya tapi entah kenapa hati Felicia tidak menginginkan menghubungi pengawal keluarganya. Akan tetapi, tiba-tiba sesuatu muncul dalam benak Felicia. Sesuatu nama y
Sebuah kebaya berwarna silver terbalut sangat sempurna di tubuh Krystal yang indah. Dibagian bahu kiri terdapat hiasan bunga di kebaya—yang membalut tubuh Krystal ini. Kandungan Krystal masih memasuki trimester satu. Hal itu yang membuat perut Krystal masih terlihat rata jika ditutup oleh pakaian. Ya, hari ini Krystal akan mendatangi pernikahan Nadia—teman sesama Ballerina-nya yang akan menikah dengan seorang Perwira Polisi. Harusnya Nadia akan menikah di Malang, namun beberapa hari lalu Nadia baru memberitahukan kalau resepsi pernikahan akan diadakan di Jakarta tidak jadi di Malang. Pun selama ini Nadia sengaja menutupi ini dari Krystal. Mengingat tiga minggu lebih Krystal menetap di kota Sumba dengan segudang masalah yang ada, tentu Nadia tak ingin membuat masalah Krystal bertambah. Dan rencananya setelah menikah nanti teman baiknya itu akan ikut pindah ke Malang karena calon suami Nadia itu dinas di kota Malang.“Kebaya ini indah sekali. Nadia ternyata pintar memilih warna kebaya,”