“Kai, apa Citra sudah pulang?” Suara Krystal bertanya kala melihat Kaivan baru saja masuk ke dalam kamar. Setelah selesai sarapan tadi Krystal lebih dulu masuk ke dalam kamarnya. Bukan bermaksud menghindar tetapi tadi setelah sarapan; Krystal kembali mual hebat. Itu yang membuat Krystal mmemutuskan masuk ke dalam kamar. Elisa—ibu mertuanya beruntung masih baik karena mengirimkan teh madu padanya. Saat ini kondisi Krystal jauh lebih membaik. Krystal lebih nyaman di dalam kamar dari pada harus di luar kamar.“Sudah … Citra sudah pulang.” Kaivan duduk di tepi ranjang. Lalu dia memberikan sandwich tuna yang tadi dia minta untuk pelayan buatkan pada Krystal. “Makanlah. Tadi kamu muntah sangat banyak. Pasti semua makanan yang kamu makan saat sarapan sudah kamu muntahkan semua.”Krystal menganggukan kepalanya mematuhi ucapan Kaivan seraya mengambil sandwich tuna yang diberikan oleh sang suami. Kini Krystal mulai memakan sandwich tuna di tangannya perlahan. Ya, tadi mualnya memang sangat para
Persiapan resepsi pernikahan Kaivan dan Krystal sudah hampir seratus persen selesai. Mulai dari wedding organizer, gaun pengantin, dan undangan semuanya telah disebar. Semua persiapan memang begitu kilat. Pasalnya Kaivan tak mau menunda lagi resepsi pernikahan mereka. Kaivan ingin segera media mengetahui bahwa Krystal istrinya. Pun Kaivan sudah jengah dengan banyaknya komentar di luar sana tentang kehidupan rumah tangganya. Beberapa situs di internet yang menjelek-jelekan Krystal sebagai istri simpanan dan perebut suami orang telah diblokir oleh Kaivan. Tak hanya itu, Kaivan juga bertindak tegas pada publik yang masih menghina dan merendahkan Krystal.Jika Kaivan marah lain halnya dengan Krystal; sejak di mana perceraian Kaivan dan Livia—Krystal tidak pernah lagi membuka sosial media. Ya, Krystal cenderung tak memedulikan komentar di luar sana. Krystal menganggap itu semua adalah asam garam kehidupan. Itu kenapa Krystal tetap terlihat tenang sekali pun, teman sesama Ballerina-nya masi
“Tujuanku ke sini karena ingin membahas tentang kita.”Kata-kata yang lolos di bibir Citra sukes membuat Kaivan terdiam. Sepasang iris mata cokelat gelap Kaivan tampak begitu dingin dan menyorot lekat pada sosok wanita yang ada di hadapannya itu. Sejenak, sekelebat muncul dalam benak Kaivan. Ada sesuatu hal yang harusnya tak lagi dibicarakan malah ada di hadapannya. Ya, Citra Brata—wanita itu tadinya Kaivan pikir tidak akan lagi ada di hadapannya. Namun, kenyataan ternyata Citra kembali.“Tidak ada pembahasan tentang kita. Kamu tahu aku sudah menikah, Citra.” Kaivan menjawab dengan penuh penekanan dan tersirat ketegasan di sana. “Pulanglah, jangan mengangguku. Hari ini aku sibuk,” lanjutnya lagi yang hendak membalikan tubuhnya. Namun…“Kita masih banyak pembahasan yang harus kita bahas, Kaivan. Aku tidak mungkin membahas ini kemarin karena istrimu selalu ada di dekatmu. Aku berusaha menghargai Krystal. Bagaimanapun dia adalah istrimu. Tapi aku tidak sanggup menahan diriku, Kaivan. Aku
“Kaivan ke mana? Kenapa belum pulang juga?” Krystal bergumam seraya melirik layar ponselnya. Ya, waktu sudah menunjukan pukul delapan malam tetapi Kaivan tak kunjung pulang. Terakhir tadi siang Kaivan hanya memberikan pesan untuk mengingatkannya untuk tidak lupa makan. Padahal jika Kaivan pulang terlambat, suaminya itu akan memberitahukannya. Namun, kenapa sekarang Kaivan tidak memberitahu?Krystal berdecak pelan. Dia mondar-mandir tidak jelas di depan pintu utama apartemen. Hati Krystal seakan resah dan tidak tenang. Dia ingin sekali menghubungi Kaivan tepi dia takut kalau nanti dirinya mengganggu sang suami. Belakangan ini Kaivan sudah banyak menemaninya. Dia tahu pasti sang suami memiliki banyak pekerjaan yang tertunda.Saat Krystal terlihat begitu resah, tiba-tiba tatapannya teralih pada kenop pintu yang terbuka. Reflek, Krystal terkejut. Dalam benaknya yang datang adalah Kaivan. Tetapi, saat baru saja Krystal membuka mulutnya menyebut nama Kaivan semua itu harus terhenti melihat
“Aku dengar Citra datang ke kantormu, Kai? Ada hal apa sampai Citra datang ke kantormu?”Suara Krystal bertanya dengan nada pelan namun tersirat menuntut penjelasan Kaivan. Ya, pertanyaan Krystal itu sukses membuat Kaivan terdiam. Tampak raut wajah Kaivan yang sedikit menunjukan rasa terkejut karena Krystal mengetahui Citra datang ke kantornya.Sejenak, Kaivan menarik napas dalam-dalam. Pria itu terlihat tengah memikirkan sesuatu dalam benaknya. Banyak hal yang Kaivan pikirkan. Bukan bermaksud untuk tidak jujur. Tetapi yang ada di dalam benak Kaivan saat ini tengah memikirkan waktu yang tidak tepat. Banyak hal dari masa lalunya yang harusnya dia lupakan tetapi masih kembali ada di masa sekarang. Kaivan tidak pernah menyangka Citra kembali datang. Selama ini Kaivan memang tidak pernah mencari Citra. Bukan tanpa alasan. Tapi karena Kaivan memilih menghargai apa yang telah Citra putuskan.Sekarang, Citra datang dengan memberikan fakta yang sebenarnya terjadi. Kaivan adalah pria yang berp
Krystal mematut cermin, menatap penampilannya yang memakai dress dengan model tali spaghetti. Ya, saat pagi menyapa—Krystal lebih dulu terbangun. Sejak tadi malam setelah dirinya sedikit berdebat dengan Kaivan membuat Krystal tidak tidur nyenyak. Perkataan Kaivan kemarin membuat suatu rasa cemas, khawatir dan takut melebur menjadi satu dalam diri Krystal. Pun Krystal tidak memiliki pilihan lain selain menuruti perkataan sang suami. Awalnya Krystal ingin memaksa Kaivan untuk memberitahukan semuanya. Namun, Krystal memilih untuk tidak melakukan hal itu. Krystal tahu pria dasarnya tidak suka dipaksa. Jika Kaivan meminta waktu artinya memang suaminya itu memilih waktu yang tepat untuk memberitahunya. Walau tak dipungkiri Krystal ingin sekali tahu apa yang sebenarnya terjadi.Menarik napas dalam-dalam, Krystal mengembuskannya perlahan. Wanita itu menatap cermin melihat penampilannya sendiri. Wajah Krystal mulus tanpa noda. Putih bersih bagaikan kulit bayi yang baru dilahirkan. Dia memang s
“Krystal?” Citra melukiskan senyuman hangat kala melihat Krystal melangkah mendekat padanya. Pun Krystal memberikan senyuman di wajahnya menyambut Citra yang datang. Kini Krystal duduk di hadapan Citra. Sesaat mereka tak langsung bicara. Hanya sebuah tatapan yang saling menatap satu sama lain. Ya, Citra bisa tahu alamat apartemen Kaivan dan Krystal karena dari data yang telah Krystal berikan. Mengingat Krystal memakai jasa wedding organizer milik Citra. Tentu saja, Citra tahu alamat apartemen yang ditempati oleh Kaivan dan Krystal.“Aku sedikit tidak menyangka kamu datang, Citra,” ujar Krystal yang masih dengan suara yang pelan dan lembut. Tersirat tatapan Krystal penuh maksud pada Citra yang duduk di hadapannya.Citra tersenyum. “Maaf karena mengganggumu, Krystal. Aku datang karena ada beberapa tambahan dekorasi yang ingina ku tunjukan padamu.”Krystal menganggukan kepalanya. “Kalau begitu tunjukan saja, Citra. Aku akan melihatnya.”Saat Citra hendak mengambil iPad di tasnya—sang pel
Krystal menyisir rambut panjangnya seraya mematut cermin. Setelah rambut panjangnya tertata dengan rapi, Krystal kembali meletakan sisirnya ke atas meja rias. Sesaat Krystal melirik jam dinding—waktu menunjukan pukul tujuh malam tetapi Kaivan belum juga kembali pulang. Mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Itu yang ada di dalam benak Krystal. Pun Krystal memilih untuk tidak menghubungi nomor Kaivan. Krystal tidak ingin mengganggu Kaivan yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.Kini Krystal bangkit berdiri dari kursi meja rias. Lalu dia menjatuhkan pelan bokongnya di ranjang dan menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang. Terlihat Krystal memejamkan mata lelah. Ya, Krystal terlihat lelah. Lelah dengan semua masalah yang hadir di hidupnya. Dulu, Krystal pernah menjadi sosok yang egois karena meminta Kaivan untuk memilih dirinya atau Livia. Tentu Krystal tahu dirinya tak luput dari kesalahan. Terkadang cinta selalu membuat egois. Pernah Krystal ingin menyerah dan merelakan Kaivan namu
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k