“Kai?” Suara lembut Krystal memanggil Kaivan yang baru saja melangkah masuk ke dalam ruang rawatnya. Sesaat Krystal tampak menatap lekat-lekat Kaivan. Raut wajah sang suami terlihat berbeda dari sebelumnya. Wajah sang suami saat ini terlihat begitu dingin dan sorot mata yang tampak habis marah. Akan tetapi kenapa Kaivan marah? Bukankah tadi Kaivan bertemu dengan teman bisnisnya? Banyak pertanyaan yang muncul dalam benak Krystal. Namun Krystal tidak mungkin langsung mempertanyakan apa saja yang ada di dalam benaknya saat ini.“Di mana Aryan dan Felicia?” Kaivan mendekat pada Krystal. Lalu duduk di samping sang istri. Ya, di ruang rawat itu hanya ada Krystal yang ditemani oleh dua orang pelayan. Namun, tepat di saat Kaivan masuk ke dalam ruang rawat Krystal; para pelayan itu segera pamit undur diri.“Aryan sudah mengantar Felicia pulang, Kai. Aku yang meminta Aryan untuk mengantar Felicia. Aku tidak tega kalau Felicia masih harus menungguku, Kai. Felicia pasti lelah dan ingin segera ist
Sebuah mobil sport yang dilajukan Liam meluncur membelah kota Jakarta dengan kecepatan di atas rata-rata. Sepasang iris mata Liam terhunus tajam menatap ke hamparan jalan yang luas. Fokus pria itu melihat ke arah jalanan. Akan tetapi, pikirannya tampak tengah memikirkan sesuatu hal. Tentu dipikiran Liam saat ini adalah Livia. Hingga detik ini Liam tidak menyangka Livia berani berbuat nekat membakar rumah Kaivan, bahkan membuat istri dan adik Kaivan harus menjadi korban. Andai posisi itu dibalik, Liam pun tidak akan pernah mungkin melepaskan pelaku. Namun, kali ini Liam tetap harus membela Livia meski dalang kejahatan pada semuanya adalah Livia.“Sialan!” Liam memukul setir mobilnya. Ketika dia tengah memikirkan Livia, sekelebat ingatan Liam muncul tentang dirinya dan Kaivan yang tadi sempat berdebat. Ini sudah Liam duga, dia yakin Kaivan tidak akan pernah mungkin membebaskan Livia. Pun Liam tak memungkiri apa yang dilakukan Livia telah kelewatan batas.Didetik selanjutnya, Liam mengam
Kabar Livia berada di penjara terus menjadi sorotan publik. Media tidak habis-habisnya membahas tentang Livia—yang di mana dengan tega membakar rumah Kaivan, bahkan membuat istri dan adik Kaivan harus menjadi korban. Tak hanya itu, media pun sudah mendengar desas desus Livia yang tengah hamil. Namun, hingga detik ini pihak Livia memang selalu bungkam dan tidak menjawab satu pun pertanyaan dari media. Hal ini yang menyita perhatian publik. Tak hanya pihak Livia tapi pihak Kaivan pun bungkam setiap kali media menanyakan tentang kebenaran kehamilan Livia.Ya, akibat Livia masih mendekap di dalam penjara membuat perusahaan besar Pramana Group mengalami penurunan saham yang drastis. Segala upaya yang dilakukan Livia pun tidak akan mungkin bisa bebas dari penjara. Tentu semua tidak akan mudah karena Kaivan tidak akan pernah tinggal diam.“Pa, ini semua karenamu! Lihatlah sejak dulu Papa yang ingin menjodohkan Kaivan dan Livia. Sekarang semua kacau seperti ini? Mama pusing setiap kali arisan
“Kai … kenapa aku tidak boleh menonton televisi?” Suara Krystal bertanya dengan raut wajah yang bingung. Pasalnya, channel televisi semua dimatikan. Krystal hanya diperbolehkan menonton film saja atau membaca buku. Itu pun dibatasi. Kaivan selalu memintanya untuk lebih banyak beristrahat. Namun, tak dipungkiri berada di ruang rawat sangatlah jenuh.“Ini waktunya kamu tidur siang, Krys. Kamu sudah minum obat jadi waktunya kamu istirahat,” kata Kaivan dengan nada datar. Suaranya berbicara dengan pelan namun tersirat tegas. Mengisyaratkan untuk Krystal tidak membantahnya.Krystal mendesah pelan. “Iya, Kai. Aku akan tidur siang nanti. Tapi kenapa kamu selalu melarangku menonton televisi. Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?” tanyanya penuh selidik.Ya, tindakan Kaivan ini seperti apa yang Krystal lakukan pada Galen—adiknya. Krystal mengingat jelas bagaimana dirinya berusaha menjauhkan Galen dari ponsel, berita, dan sebagainya hanya demi karena Krystal tidak ingin Galen melihat ad
“Nyonya, apa Anda ada keluhan?” Suara Dokter bertanya pada Krystal kala dia baru saja selesai memeriksa keadaan Krystal. Tentu saja Kaivan berdiri tidak jauh dari sang dokter tengah tengah memeriksakan keadaan Krystal.“Hm, tidak ada, Dokter. Aku baik-baik saja,” jawab Krystal dengan suara lembutnya seraya menatap sang dokter yang berdiri di hadapannya itu.“Istriku sering mual setiap pagi. Nafsu makannya juga terkadang menurun. Obat darimu tetap saja membuat istriku mual,” seru Kaivan dengan tatapan dingin dan tegas pada dokter yang tengah memeriksakan keadaan istrinya. Ya, Kaivan tidak tega setiap pagi Krystal harus mual-mual. Tidak hanya itu, tapi nafsu makan Krystal selalu menurun. Padahal sebelumnya dirinya meminta dokter memberikan obat untuk istrinya. Namun, hasil tetap sama. Krystal tetap mual-mual dan nafsu makan menurun. Hanya sesekali Krystal mau makan, jika dirinya paksa atau karena Krystal sedang ingin makan sesuatu.Sang dokter tersenyum. “Semua itu normal, Tuan. Kehamil
“Selamat pagi, Nyonya Krystal.” Sang pelayan menyapa dengan sopan Krystal seraya melangkah masuk ke dalam ruang rawat Krystal. Pelayan itu membawakan nampan yang berisikan bubur ayam, sandwich tuna, dan juga obat yang dikonsumsi oleh Krystal setiap pagi.“Pagi.” Krystal tersenyum hangat kala sang pelayan mulai menyajikan makanannya ke atas meja kecil yang ada di hadapannya.“Nyonya, Anda ingin makan sendiri atau ingin saya menyuapi Anda?” tawar sang pelayan dengan sopan. Sang pelayan selalu menawarkan lebih dulu karena terkadang Krystal tidak selalu ingin disuapi olehnya.“Terima kasih, aku makan sendiri saja,” jawab Krystal lembut. “Ah, ya. Di mana suamiku? Apa dia sedang menerima telepon?” tanyanya yang sejak saat Krystal membuka mata, suaminya itu tidak ada di sisinya. Padahal setiap pagi ketika Krystal baru saja membuka mata, dia selalu melihat suaminya itu. Namun, jika Krystal tidak melihat Kaivan biasanya suaminya itu tengah menerima telepon.“Tadi saat Nyonya baru saja bangun,
“Tuan, berita skandal Anda dan Nyonya Livia telah terbongkar pada media. Bukan hanya itu tapi berita kehamilan Nyonya Livia mengandung anak Anda pun telah tersebar. Saat ini banyak para wartawan yang mencari Anda untuk meminta keterangan, Tuan.”Seketika raut wajah Liam berubah mendengar apa yang Gavi katakan padanya. Sepasang iris mata hitam Liam menyorot begitu tajam dan memendung emosi yang seakan ingin meledak. Rahang Liam mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat.“Fuck!” Liam mengumpat kasar. Dia memejamkan mata sesaat menurunkan emosi dalam dirinya. “Kenap media bisa tahu secepat ini, Gavi,” geramnya.Gavi menundukan kepalanya, tidak berani melihat Liam yang memberikan tatapan begitu tajam padanya. “T-Tuan, ini ulah Kaivan Mahendra, Tuan. Dia membalas Anda yang telah mengambil project-nya,” jawabnya dengan nada yang sedikit takut kala melaporkan pada Liam.Kilat mata Liam memancarkan jelas kemarahan. Geraman tertahan terlihat jelas di wajahnya. Tak henti-henti Liam mengumpat kas
“Berita tentang Livia dan Liam Baskara berselingkuh. Anak yang ada di kandungan Livia adalah anak Liam Baskara. Tapi sekarang Livia telah mendapatkan karmanya. Wanita licik itu telah membusuk di penjara. Aku yakin, kakakku tidak mungkin membebaskan wanita itu.” Raut wajah Krystal tampak begitu terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Felicia. Sepasang iris mata cokelat terang Krystal terlihat menuntut Felicia agar menjelaskan padanya.“Livia di penjara? Bagaimana mungkin? Dan Liam Baskara bukannya orang yang kemarin datang menemui Kaivan?” cerca Krystal dengan nada cepat. Dia ingin Felicia menjelaskan semuanya. Pasalnya, Krystal mengingat dengan jelas kala Kaivan mengatakan Liam Baskara adalah rekan bisnisnya. Dan … Livia kenapa bisa di penjara? Apa kesalahan wanita itu? Ribuan pertanyaan menyerbu pikiran Krystal saat ini.Felicia mngerutkan keningnya. Menatap bingung Krystal yang bertanya seperti tidak mengetahui apa pun. “Krys, apa kamu tidak pernah melihat berita?” tanyanya seb
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k