“Berita tentang Livia dan Liam Baskara berselingkuh. Anak yang ada di kandungan Livia adalah anak Liam Baskara. Tapi sekarang Livia telah mendapatkan karmanya. Wanita licik itu telah membusuk di penjara. Aku yakin, kakakku tidak mungkin membebaskan wanita itu.” Raut wajah Krystal tampak begitu terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Felicia. Sepasang iris mata cokelat terang Krystal terlihat menuntut Felicia agar menjelaskan padanya.“Livia di penjara? Bagaimana mungkin? Dan Liam Baskara bukannya orang yang kemarin datang menemui Kaivan?” cerca Krystal dengan nada cepat. Dia ingin Felicia menjelaskan semuanya. Pasalnya, Krystal mengingat dengan jelas kala Kaivan mengatakan Liam Baskara adalah rekan bisnisnya. Dan … Livia kenapa bisa di penjara? Apa kesalahan wanita itu? Ribuan pertanyaan menyerbu pikiran Krystal saat ini.Felicia mngerutkan keningnya. Menatap bingung Krystal yang bertanya seperti tidak mengetahui apa pun. “Krys, apa kamu tidak pernah melihat berita?” tanyanya seb
“Livia tidak bersalah, Kai. Bebaskan dia. Kasihan dia, Kai. Dia sedang hamil.”Suara Krystal berucap dengan suara pelan dan tatapan penuh permohonan pada Kaivan. Dia tidak tega jika Livia harus berada di penjara. Mengingat kondisi Livia saat ini yang tengah mengandung. Lepas dari kesalahan yang Livia lakukan tapi Krystal tahu akar permasalahnnya karena Livia masih belum rela Kaivan bersama dengannya. Pun Krystal mengakui keegoisan sifatnya yang menginginkan Kaivan menjadi miliknya seutuhnya.Namun, permintaan Krystal itu membuat sepasang iris mata cokelat Kaivan terhunus begitu tajam dan penuh peringatan. Rahang Kaivan mengetat. Sorot matanya terlihat berusaha mengendalikan amarah dalam dirinya.“Apa kamu sudah kehilangan akal sehatmu, Krys?” seru Kaivan dengan nada yang terdengar jelas menahan amarahnya.Krystal menatap manik mata cokelat gelap Kaivan. Terlihat Krystal benar-benar memohon pada Kaivan. “Kai, ini bukan salah Livia. Dia melakukan ini karena dia mencintaimu, Kai. Hati wa
“Shit!” Liam membanting remote televisi ke dinding dengan keras. Raut wajahnya begitu kesal melihat berita di televisi pagi ini. Umpatan kasar selalu lolos di mulut pria itu. Para media tak henti-hentinya memberitakan tentang dirinya dan Livia. Liam yakin, pemberitaan ini tak akan berhenti begitu saja. Paling tidak Liam harus bertahan dengan berita sialan itu hingga tiga bulan atau empat bulan mendatang.Kini Liam berada di apartemen pribadinya. Dia tidak bisa ke perusahaannya karena banyak wartawan yan mengincarnya. Dan tadi pagi Liam sudah mendapatkan semburan amarah dari kedua orang tuanya. Namun, tentu saja Liam mengabaikan itu semua. Liam hanya meminta orang tuanya untuk tidak ikut campur. Liam mengakui kesalahannya, dan dia pun berjanji mengatasi kekacauan terjadi. Itu kenapa akhirnya orang tua Liam bisa menjadi tenang.Saat ini Liam memang memilih sejenak bersantai di rumah meski dengan pikiran yang selalu terbebani dengan semua masalah yang ada. Liam memilih diam dan tak bers
Raut wajah Krystal terlihat begitu muram dan sedih. Tampak jelas pancaran mata Krystal meredup. Ya, sejak di mana Kaivan dan dirinya berdebat; suaminya itu tidak muncul. Bahkan tadi malam saat Krystal tidur, Kaivan pun tidak datang. Terpaksa tadi malam Krystal tidur sendirian. Tanpa pelukan hangat sang suami. Sungguh, ini menyiksa Krystal. Semalaman ini Krystal tidak henti menangis. Matanya sembab. Memikirkan Kaivan. Krystal sudah meminta pelayan menghubungi Kaivan agar suaminya itu datang; akan tetapi yang didapatkan Krystal hanya mendengar suaminya itu sibuk tidak bisa menemaninya.Krystal tahu dirinya telah membuat Kaivan marah, tapi Krystal tidak bermaksud untuk itu. Krystal hanya menempatkan posisi bagaimana jika dia yang ada di penjara dalam keadaan hamil. Livia memang bersalah karena berani membuat tindak kejahatan yang bahkan menewaskan banyak orang yang tak bersalah. Namun, Krystal hanya merasa iba pada anak yang di kandungan Livia. Terlebih Krystal pun tahu, Livia dulu kesul
BUGHKaivan melayangkan pukulan keras ke wajah Liam. Membuat Liam tersungkur ke lantai. Namun, nyatanya Liam tidak mudah dilumpuhkan begitu saja. Liam bangkit berdiri, dia membalas pukulan Kaivan. Mereka seolah tak akan menghentikan perkelahian meski wajah mereka sudah dilumuri dengan darah.“Kaivan berhenti!!” Krystal kembali menjerit sekeras mungkin beserta dengan isak tangisnya. Beberapa kali Krystal berteriak sekali pun, tak akan bisa menghentikan perkelahian kedua pria itu.Saat perkelahian Kaivan dan Liam tak terhenti, tiba-tiba Aryan datang masuk ke dalam ruang rawat Krystal. Terlihat wajah Aryan begitu terkejut melihat Kaivan dan Liam tengah berkelahi. Dengan cepat, Aryan langsung memisahkan Kaivan dan Liam.“Kaivan, hentikan!” Aryan menarik kasar tangan Kaivam. Lalu saat Liam kembali menerjang Kaivan; Aryan segera maju dan mendorong tubuh Liam.“Apa kamu sudah gila, Liam! Kamu menyerang Kaivan di rumah sakit! Apa tidak ada lagi tempat lebih baik? Istri Kaivan sedang sakit! Di
“Bagaimana keadaan istriku?” Suara Kaivan bertanya dengan nada panik dan cemas kala sang dokter baru saja memeriksa keadaan Krystal. Ya, sejak di mana Krystal pingsan; Kaivan tidak bisa tenang. Bahkan Kaivan tak memedulikan wajahnya yang dipenuhi dengan luka lebam. Pun ucapan Aryan yang meminta Kaivan untuk mengobati lukanya terlebih dulu, tetap diabaikan oleh Kaivan. Saat ini fokus Kaivan adalah Krystal dan kandungan istrinya.Sang dokter menurunkan stetoskopnya. Lalu menatap Kaivan dengan lekat. “Tuan Kaivan, istri Anda dan kandungannya baik-baik saja. Tapi tensi darah istri Anda sangat rendah, Tuan. Saya harap istri Anda lebih banyak beristirahat dan tidak memikirkan beban berat.”Kaivan terdiam sejenak kala mendengar ucapan sang dokter. Sesaat dia mengembuskan napas kasar. Kaivan sendiri tidak menyangka Krystal akhirnya mengetahui tentang semuanya. Kaivan sungguh menyesal karena gagal menutupi semuanya. Harusnya dirinya mampu menutupi ini paling tidak sampai Krystal sudah diperbol
Liam turun dari mobil. Pria itu melangkah masuk ke dalam rumah sakit, dengan raut wajah begitu dingin dan sorot mata tajam. Tampak jelas kemarahan ada di wajah pria itu. Ya, sudah tiga hari Livia berada di rumah sakit. Baik kedua orang tua Livia belum ada menemui wanita itu. Karena memang kedua orang tua Livia tidak berada di Indonesia. Mengingat ayah Livia Pun sedang melakukan pengobatan di Melbourne. Para media yang ingin mendekat, anak buah Liam selalu mencegah. Sejak di mana skandal Liam dan Livia terbongkar pada media; Liam masih tetap bungkam dan tidak mau dimintai keterangan sedikit pun. Bahkan ketika terdengar di media tentang Livia yang keguguran, hal yang sama dilakukan Liam; Liam tidak mau diwawancarai.“Tuan…” Gavi menundukan kepalanya kala Liam tiba di depan ruang rawat Livia.Selama Livia belum sadar, Liam memang meminta Gavi untuk menjaga Livia. Bukan hanya ada Gavi di depan ruang rawat Livia para polisi pun ada di sana. Saat ini Liam harus tetap membereskan kekacauan y
“Kai, kamu dari mana?” Suara Krystal bertanya dengan nada pelan dan lembut kala Kaivan melangkah masuk ke dalam ruang rawatnya. Ya, saat ini Krystal baru saja selesai sarapan. Dan tadi di saat Krystal tengah sarapan; Kaivan berpamitan keluar sebentar. Suaminya itu mengatakan ada yang harus dia kerjakan.“Salah satu karyawanku datang meminta tanda tanganku. Ada dokumen yang dibutuhkan untuk kontrak kerja sama dengan perusahaan dari Amerika.” Kaivan mendekat, lalu duduk di tepi ranjang. “Apa kamu ingin makan sesuatu?” tanyanya seraya membelai lembut pipi sang istri.Krystal mendesah pelan. “Kai, aku baru saja sarapan, Kai. Tidak mungkin aku makan lagi. Aku pasti mual kalau sampai makan lagi, Kai. Perutku tidak sanggup menampung makanan banyak-bayak.”Ini adalah salah satu kebiasaan Kaivan yang selalu menawarkan makanan untuk Krystal, padahal Krystal baru saja makan. Tentu Krystal memahami; Kaivan ingin anak mereka tak kekurangan gizi. Namun, kandungan Krystal saat ini masih memasuki tri
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k