Share

BAB 6

Keesokan harinya aku berencana kembali untuk mencari tahu sosok misterius yang selalu datang di kala senja dan selalu melakukan ritual aneh di dekat pohon pisang yang ada di samping rumahku.

Kebetulan hari ini adalah hari senin, jadi aku harus sekolah terlebih dahulu. Nanti setelah sepulang sekolah barulah aku mencari tahu benda apa yang sudah ditanam sosok misterius itu.

"Bu? Bibi? Aku izin pamit ke sekolah dulu!" gumam ku pada Ibu dan Bibi yang berada di ruang tamu.

Seperti biasa ketika aku sedang sekolah dan ketika ayah di ladang maka yang selalu menjaga Ibu dan adikku adalah Bibi. Karena cuma Bibi lah keluarga kami yang rumahnya tidak terlalu jauh dari kami.

"Iya nak... Hati-hati! Belajar yang baik, jangan kecewakan Ibu dan ayah!" pesan Ibu padaku.

Aku pun memanggutkan kepalaku seraya berkata: "iya Bu. Aku selalu ingat pesan ibu dan ayah! Aku akan kejar mimpi-mimpi ku Bu!" ujarku pada Ibu.

Kebetulan aku bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Cita-cita itu mulai terbersit ketika aku iba melihat orang tuaku sakit tapi sering menahan sakit tanpa diobati karena tak punya uang. Maklum saja keluarga kami hanyalah keluarga yang sederhana, yang banyak kekurangan. Tapi meskipun begitu aku akan menggapai cita-citaku meskipun butuh keajaiban untuk menggapainya.

"Ibu akan selalu mendoakan mu nak!" Ibu tersenyum kepadaku dengan mata yang berbinar-binar.

"Iya udah Bu... Aku pamit dulu, Assalamualaikum!" ucapku pada Ibu sembari menyalami tangan Ibu dan juga Bibi Heri.

Hari ini aku cepat pulang karena guru-guru sedang mengadakan rapat. Aku memutuskan untuk pulang duluan dari teman-teman yang lain karena mereka masih tetap stay di sekolah untuk bermain-main.

"Ren... Kamu mau kemana?" tanya Arini sembari menepuk pundak ku.

Sontak saja aku kaget. Saat aku menoleh ke samping aku melihat Arini.

"Ooooh... Aku mau pulang Rin!" ucapku pada Arini.

"Kamu kenapa buru-buru pulang mending kita manfaatkan waktu ini untuk main-main dulu. Lagian apasih yang mau kamu kejar pulang?" tanya Arini.

"Eeehm... Aku ingin menjaga ibu dan adikku Rin. Aku gak punya waktu untuk bermain-main karena mereka itu lebih penting menurutku!" sungut ku pada Arini.

Arini nampak menyunggingkan mulutnya. "Alah... Memang dasarnya kamu itu kuno dan gak gaul. Untung saja kamu pintar kalau gak pasti gak akan ada orang yang tau berteman dengan mu!" ujar Arini mulai menghina ku.

Tapi aku tidak menggubris omongan Arini lagi. Aku tak peduli dengan bualan nya lagi. Dengan lekas ku langkahkan kakiku untuk pulang ke rumah.

Ketika aku sampai di rumah, aku melihat Ibu sedang menidurkan adikku. Namun aku tidak melihat Bibi ada di dekat ibu.

"Mana Bibi Bu?" tanyaku pada Ibu.

"Bibi mu pulang sebentar katanya mau menengok pamanmu sebentar!" gumam ibu padaku.

"Ehm... Gitu"

Aku kembali teringat dengan sesuatu yang ditanam orang misterius di dekat pohon pisang itu.

Untuk menjawab rasa penasaran ku, aku berencana untuk segera pergi ke dekat pohon pisang yang melambai-lambai karena hembusan angin.

"Bu... Aku keluar sebentar ya Bu!" ucap ku pada Ibu yang sedang menidurkan adikku di ruang tamu.

"Mau kemana nak?" tanya Ibu.

"Cuma mau ke samping rumah Bu, ada yang mau aku cari!" ujarku pada Ibu.

Kening ibu nampak menyerngit mendengar aku yang hendak mencari sesuatu itu.

"Sesuatu apa Nis?"

Aku pun mencoba mencari jawaban dengan memutarkan otakku agar tidak membuat ibu curiga kepadaku.

"Ehm... Kemarin bukuku hilang bu. Sepertinya terjatuh di luar! Makanya aku mau nyari nya ke sana sekarang bu karena ada tugas yang harus aku salin ke dalam buku itu Bu!" gumamku pada Ibu dengan mimik menyakinkan.

"Ooooh.. Ya udah, pergilah!"

Akhirnya mama percaya dengan alasanku.

"Terima kasih Bu... Aku akan kembali secepat mungkin," ujarku pada Ibu yang sedang menatap ke arah ku.

"Iya nak!" Ibu memanggutkan kepalanya.

Aku mulai beranjak menuju halaman rumah. Langkah kaki ku henti sejenak. Sebelum pergi ke dekat pohon pisang yang rindang itu, aku pun melihat situasi sekitar terlebih dahulu. Berhubung rumah ku terbilang sunyi jadi aku harus memastikan bahwa Ibu dan adikku aman ketika ku tinggalkan sejenak. Aku pun melirik ke arah sekitarku. "Sepertinya aman! Aku harus segera mencari tahu apa yang ditanam oleh orang misterius itu?"

Dengan segera aku kembali melangkahkan kaki ku perlahan menuju pohon pisang yang berada tepat di samping rumahku.

Sesampainya di dekat pohon pisang tersebut aku mulai mencari-cari bekas galian orang misterius itu. Galiannya sudah tidak terlihat karena banyak dedaunan yang berserakan di sekitar pohon pisang.

"Dimana sih bekas galian itu? Kok aku gak menemukannya!" gerutuku sendiri.

Setelah cukup lama mencarinya di balik dedaunan itu akhirnya aku menemukan sesuatu yang di duga sebuah galian orang misterius tersebut.

"Sepertinya ini adalah bekas galian itu."

Dengan cepat ku ambil sepotong kayu yang runcing.

Tapi saat aku hendak mulai menggali lubang tersebut tiba-tiba saja aku merasa ada yang janggal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status