Usai penangkapan Naina satu pekan lalu, Michelle dan Austin mendapat keringanan hukuman. Mereka akan dipenjara selama enam bulan karena pernah bersekongkol dengan Naina. Dua gadis itu menangis bahagia di dalam sel. Meskipun tidak langsung bebas setidaknya Austin dan Michelle tidak perlu menghabiskan mas muda mereka di balik jeruji besi. Biarlah kejadian kemarin menjadi pelajaran dan cermin untuk mereka berkaca, agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya.
"Maafkan kami, Angel, kami sangat berdosa padamu," aku Michelle saat Angel mengunjungi kedua temannya di tahanan.
"Kami lega akhirnya kebusukan Naina terbongkar dan kau tetap baik-baik saja," tambah Austin.
Angel beruntung sekali karena ia diperkenankan untuk bertemu mereka sekaligus tanpa perlu bergantian.
Setelah mengunjungi Michelle dan Austin, Jaydan mengajak kekasihnya untuk makan di restoran favoritnya. Sekitar satu jam mereka makan-makan sambil asyik mengobrol. Perjalanan berlanjut ke bioskop dan tak terasa waktu sudah menunjukkan sore hari.Keduanya belum memutuskan untuk pulang cepat. Entahlah, hari ini terlalu indah untuk dilewatkan secepat itu. Angel berharap hari semacam ini bisa berlangsung lama atau paling tidak datang lagi di waktu-waktu berikutnya. Angel akan menjadi manusia paling bahagia jika semua hari dalam hidupnya terasa seperti hari ini.Jaydan tak luput memandangi sang kekasih, Angel banyak tersenyum dan yang membuatnya semakin senang adalah genggaman tangan mereka tak pernah terlepas selama berjalan di taman kota ini. Mereka sudah mengambil beberapa gambar untuk diupload di sosial media. Termasuk potret mesra keduanya yang sekarang semakin terang-terangan pamer keromantisan."Berhenti menatapku seperti itu, Jay, kamu membu
Satu bulan setelah proses penangkapan Naina, kehidupan Angel dan Jaydan benar-benar jauh dari huru-hara. Mereka menjalani hari-hari sebagai mahasiswa yang sibuk, mengurusi tugas, organisasi, melaksanakan ujian akhir, sampai tak terasa semester yang ditempuh akan segera berakhir. Hari ini ujian terakhir sudah selesai dilaksanakan, Karel bahagia bisa lepas dari pekan penuh tekanan.“Jay, nanti jalan-jalan, yuk!” ajak Karel sambil menggandeng lengan sahabatnya.Jaydan melepaskan gandengan itu cepat, fokusnya masih tertuju pada ponsel.“Tidak bisa, aku sudah ada janji.”“Ck, dengan si Evil Queen?”“Ya.”Karel mendesah berat, “Ayolah Jay, kau semakin tidak asyik. Kenapa harus selalu bersama Ang
Karel asyik bersiul saat memasuki kedai kekinian milik ibu Alessa. Tamu yang datang memang sedang banyak, dari pintu masuk lelaki jangkung itu bisa melihat kalau Alessa kerepotan melakukan pekerjaan ini dan itu. Alessa sekarang sedang membawa nampan besar berisi gelas-gelas kosong yang akan diangkut ke dapur.Dalam perjalanan itu, suasana sedikit tidak kondusif karena tamu-tamu yang tengah merayakan pesta ulang tahun temannya. Seorang pria tak sengaja menyenggol Alessa, gadis itu limbung dan hampir terjatuh. Untung ada seseorang yang menangkap pinggang sekaligus menahan nampannya. Sehingga baik Alessa maupun nampan itu gagal tersungkur ke bawah.“Kamu tidak apa-apa?” tanya lelaki itu.“Aku tidak apa-apa,” jawab Alessa.“Kamu Alessa, kan?” lelaki itu terlihat mengenali Alessa.“I-iya, maaf kamu siapa, ya?”Lelaki itu tersenyum, “Aku banyak mendengar kabar tentangmu, katanya kamu ini eksis
Brak!Gadis itu menggebrak meja keras-keras setelah mendengar kabar mencengangkan terkait perkembangan kasus dan kemungkinan hukuman yang akan gadis itu terima. Sang pengacara mencoba menenangkan Naina meski sedikit sulit karena Naina hampir lepas kendali.“Tenang, Nai, kau tidak boleh gegabah dan bersikap brutal seperti ini.”“Bagaimana aku bisa tenang Paman? Ini tentang nasibku, masa depanku, kenapa tiba-tiba tuntutan jaksa terhadapku bisa penjara seumur hidup? Tidakkah itu berlebihan, aku bahkan tidak berhasil membunuh Angel. Ini tidak setimpal, hukuman ini tidak adil, aku tidak bisa menerimanya!”“Kau harus tenangkan dirimu dulu, Nai. Biar Paman jelaskan detailnya padamu agar kamu paham. Paman juga perlu banyak informasi darimu karena laporan tambahan terkait kasusmu ini sungguh membuat Paman bingung.”“Laporan tambahan apa maksud Paman?”Naina menyugar rambutnya, ia menatap sang pengacara
Malam hari, waktu masih menunjukkan pukul tujuh. Angel bahagia karena malam ini dia kedatangan Alessa yang katanya akan menginap. Ya, setelah kurang lebih dua pekan tinggal bersama orang tua Jaydan, Angel memutuskan kembali ke rumah mewahnya. Ia merasa tidak enak jika tinggal di sana lebih lama padahal ia dan Jaydan baru pacaran. Meski tentu saja tidak ada yang mempermasalahkan tentang itu tetap saja Angel tidak nyaman.Ia juga merasa harus tinggal di rumahnya sendiri untuk memastikan semua pekerjanya baik-baik saja dan mendapatkan hak mereka. Sedikit demi sedikit Angel belajar mengelola perusahaan yang sebelumnya diurus oleh orang kepercayaan keluarga Adam Lee setelah mengalami sengketa saham akibat kasus tuduhan cuci uang dulu.Semuanya tidak mudah, Angel harus berjuang dari nol untuk belajar sesuatu yang sebenarnya tidak dia sukai. Demi Ayahnya apa pun akan Angel lakukan. Adam Lee pasti bahagia di atas sana karena perusahaan yang selama ini dia kembangkan jatuh ke t
Karel langsung berlari mendekati Alessa dan duduk di samping gadis itu dengan senyum semringah. Masih terngiang-ngiang anggukan dan ekspresi malu-malu yang ditunjukkan Alessa ketika ia mengakui bahwa dirinya memang menyukai Karel. Cinta Karel tidak bertepuk sebelah tangan.“Kau mau apa sih ke sini?” sewot Angel.“Tadinya aku hanya ingin mengganggu kekasihmu tapi tidak kusangka ternyata di sini ada Alessa.”Angel bertanya melalui tatapan mata pada Jaydan, memastikan apakah omongan Karel benar atau hanya mengada-ada.“Dia yang meminta diantar ke sini setelah tahu ada Alessa di rumahmu,” koreksi Jaydan tidak ingin dikambinghitamkan. Lelaki itu juga duduk di samping Angel seperti yang dilakukan Karel terhadap Alessa sebelumnya.Beberapa waktu lalu Jaydan dan Karel sedang berkumpul bersama teman-temannya, bukan teman biasa tapi orang-orang yang bisa membantu mencari pelaku pencekikan terhadap Angel. Tadi mereka berdis
“Ih, kamu sama saja mengesalkannya,” keluh Angel saat mendapati Jaydan seperti mendukung kalau Karel dan Alessa mau berduaan.“Mereka butuh waktu berdua untuk membicarakan kejelasan hubungannya.”“Ya tapi kenapa harus di rumahku? Kamu juga tidak bilang dulu akan datang ke sini.”“Sengaja, biar kamu dan Alessa terkejut.”“Sepertinya semua orang ada di pihak Karel.”“Kamu tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Angel, Alessa sudah mengakui kalau dia suka sama Karel. Biarkan saja semuanya bermuara sesuai alurnya.”“Tuh, kan, aku tidak salah. Setiap kamu jalan dengan Karel pasti tingkat menyebalkannya jadi meningkat.”Jaydan tersenyum, dia memegang dua sudut bibir kekasihnya, “Oke, aku minta maaf. Jangan cemberut begitu, senyum dong.”“Tidak mau!”“Kamu tidak senang aku berkunjung?”“Aku senang tapi j
Kabar Karel yang menyatakan cinta pada Alessa memang belum tersebar luas tapi beberapa mahasiswi ada yang mengetahuinya. Sehingga mereka diam-diam mengintimidasi Alessa karena hal itu. Sengaja mereka menyerang Alessa sembunyi-sembunyi karena takut kena damprat Angel. Gadis itu pasti marah besar kalau tahu sahabatnya disudutkan orang-orang hanya karena Karel menyukai Alessa.“Dunia kita sangat berbeda, Rel, kamu sadar tidak? Hal itu mungkin akan menjadi penghalang besar bagi hubungan kita ke depannya.”“Justru karena itu aku butuh kamu, Alessa. Karena dunia kita berbeda. Aku merasa sejak mengenalmu aku menjadi orang yang sedikit lebih baik. Peka terhadap keadaan dan peduli pada sesama. Kamu bahkan berhasil membuka pandanganku tentang Angel. Aku menilai dia sebagai manusia paling biadab dulu. Apalagi setelah dia memaki-maki kamu di depan umum. Tapi kamu tidak dendam sama sekali padanya, itulah daya tarikmu, Alessa. Kebaikan hati kamu itu yang membuatku