Pagi ini Ilyin pergi ke rumah sakit, dia ditemani oleh Erina seperti biasa. Namun, ketika wanita itu memasuki ruang rawat ibunya dia tidak menemukan ibunya.Kondisi ibunya saat ini sudah jauh lebih baik setelah dirawat selama beberapa hari, ibunya juga sudah bisa berjalan sendiri."Perawat, di mana Ibu saya?" Ilyin bertanya pada perawat yang bertugas di sana."Nyonya Olivia sedang berada di taman.""Ah, seperti itu, terima kasih." Ilyin mengucapkannya dengan tulus. Setelahnya Ilyin pergi ke taman, setelah bisa berjalan sendiri, hampir setiap pagi ibunya memang pergi ke taman.Sampai di taman, Ilyin mencari keberadaan ibunya, tapi dia tidak menemukannya. Sebaliknya dia menemukan seorang perawat yang tampak sedang kebingungan."Perawat, di mana Ibu saya?" Ilyin bertanya dengan perawat yang menjaga ibunya.Wajah perawat itu tampak pucat. "Nona, saya kehilangan Nyonya Olivia. Tadi saya menerima panggilan dari anak saya, ketika saya selesai menjawab panggilan saya s
Satu minggu berlalu setelah kematian ibu Ilyin. Seperti yang ditakutkan oleh Kallion, Ilyin benar-benar tidak memiliki semangat untuk hidup lagi.Saat ini Ilyin sudah tidak dirawat di rumah sakit lagi, tapi ada infus yang terhubung ke tubuhnya karena Ilyin menolak untuk makan.Berat badan Ilyin telah menyusut banyak. Tekanan batin, rasa kehilangan dan tidak memakan apapun membuat Ilyin tampak semakin menyedihkan.Setiap kali Erina menyiapkan makanan untuk Ilyin, wanita itu tidak pernah memberikan respon. Jangankan makan, dia bahkan tidak mengeluarkan sedikitpun suara. Ilyin terjebak dalam kurungan kesedihan yang membuatnya depresi.Kesabaran Kallion sangat terbatas, melihat Ilyin yang seperti ini membuatnya geram. Namun, tidak ada yang bisa dia lakukan pada Ilyin karena dia tahu wanita itu sudah tidak memiliki semangat untuk hidup lagi."Sampai kapan kau akan menolak untuk makan!" Kallion berdiri di tepi ranjang, menatap Ilyin yang saat ini
"Nona Reene?" Erina sedikit terkejut melihat Reene masuk ke dalam kamar Kallion."Aku datang untuk melihat pelacur mana yang dibawa oleh calon suamiku ke kediamannya." Reene memiringkan wajahnya, dia melihat sosok Ilyin yang menyedihkan. Reene berdecak, tatapannya sangat sinis."Nona, Tuan Kallion tidak akan senang jika dia tahu Anda masuk ke kamarnya tanpa izin seperti ini."Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Erina. "Lancang!" Reene marah. "Siapa kau berani bicara seperti itu padaku!"Erina hanya bisa menundukan kepalanya. Statusnya dan Reene memang tidak akan bisa dibandingkan. Dia hanyalah penjaga bayangan sementara Reene adalah calon istri tuannya."Keluar dari sini!""Tuan memerintahkan saya untuk menjaga Nona Ilyin, saya tidak bisa melanggar perintah Tuan.""Kenapa? Apakah kau takut aku menyakiti pelacur ini?""Nona, saya hanya menjalankan perintah."Reene mencekik leher Erina dengan kuat hingga wajah Erina memerah. "Aku benar-benar membenci bawahan
"Apa yang kau lakukan di sini?" Kallion menatap Reene tidak senang. Dia dan Reene telah mengenal sejak mereka masih kecil, tapi Kallion tidak pernah bisa bersikap hangat pada Reene. Dia hanya membiarkan Reene berada di sekelilingnya karena persahabatan orangtua mereka. Sikapnya yang penyendiri sejak masih kecil selalu membuatnya sulit untuk dekat dengan orang lain, terutama wanita.Ditambah sejak kecil Kallion sudah menanamkan pikiran bahwa anak perempuan adalah yang paling merepotkan. Dia sering melihat anak perempuan menangis dengan sangat mudahnya, dan itu benar-benar menyebalkan di matanya."Aku mendengar kau kembali hari ini dan membawa seorang pelacur bersamamu. Aku datang untuk melihat seperti apa pelacur itu. Ternyata bukan orang asing." Reene terbiasa mendapatkan apa yang dia inginkan, oleh sebab itu dia selalu menunjukan wajah aslinya di depan orang lain. Dia tidak akan bermain sandiwara, jika dia suka maka dia akan mengatakannya, jika tidak maka dia akan menyuarakannya deng
Tidak ada malam pertama antara Kallion dan Ilyin. Meski sebelumnya Kallion menyebutkan tentang perayaan dengan Ilyin, tapi dia tidak menyentuh wanita itu sama sekali.Tubuh Ilyin terlalu lemah untuk menerima siksaan darinya. Kallion tahu seperti apa dirinya ketika dia menyentuh Ilyin, tidak terkendali.Malam pertama yang seharusnya dihabiskan Kallion dengan Ilyin malah dihabiskan pria itu dengan melatih bawahannya secara langsung. Latihan malam itu menjadi mimpi buruk untuk para tentara Hiddenca.Keesokan paginya Kallion baru kembali ke kediamannya. Pria itu telah menyalurkan emosinya yang mengerikan semalam, tapi saat ini suasana hatinya kembali menjadi buruk. Setiap kali dia akan melihat Ilyin yang seperti mayat hidup dia hanya ingin membunuh seseorang tanpa menggunakan senjata.Kallion ingin membuat Ilyin hidup di neraka, tapi saat ini Ilyin bahkan tidak peduli dengan rasa sakit sama sekali. Entah sampai kapan wanita itu akan mogok makan."Di mana Nyonya?" Kallion bertanya pada kep
Suasana di ruang makan hening, sesekali Kallion melihat ke Ilyin yang makan dengan tenang. Wanita itu tidak berulah sama sekali. Bahkan saat ini makanan di piringnya sudah hampir habis.Kallion sedikit tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Apakah Ilyin sudah bosan menyiksa dirinya sendiri? Atau wanita itu sedang memainkan trik saat ini?"Sepertinya malam ini kau memiliki selera makan yang cukup baik." Kallion akhirnya bicara. Dia ingin tahu apa yang ada di kepala kecil Ilyin saat ini.Kedua tangan Ilyin yang memegang sendok dan garpu berhenti bergerak. Wanita itu mengalihkan pandangannya pada wajah dingin Kallion. "Aku memerlukan tenaga untuk melarikan diri dari tempat ini.""Ilyin Summer!" Tatapan Kallion menajam, jika saja tatapannya bisa membunuh maka Ilyin pasti sudah tewas sekarang.Ilyin tertawa kecil. "Aku hanya bercanda. Aku sudah selesai makan." Wanita itu berdiri dari tempat duduknya hendak pergi.Selera makan Kallion lenyap seketika. Beberapa pelayan yang berbar
Seorang pria sedang menatap berkas berisi biodata yang ada di tangannya. Dia melepaskan foto yang juga terlampir di sana, memperhatikan foto Ilyin dengan seksama."Dia memang mirip dengan Ayah." Pria itu kembali bersuara. Seseorang yang berdiri di sebelahnya hanya diam mendengarkan ucapan sang majikan."Di mana dia sekarang? Aku ingin bertemu dengannya.""Nona Ilyin tidak berada di negara ini, Tuan. Setelah kematian Nyonya Olivia, Nona Ilyin dibawa pergi oleh Tuan Kallion Heinrich, mantan kekasih Nona Ilyin ketika bersekolah di Washington.""Kallion Heinrich?""Benar, Tuan. Kallion Heinrich pemimpin Hiddenca.""Saudariku ternyata berurusan dengan orang yang berbahaya." Pria itu mengetukan jari telunjuknya di meja. Dia dan Kallion tidak saling bersinggungan, tapi dia cukup mengenal nama Kallion, pemimpin sebuah kelompok besar yang tidak bisa disentuh oleh hukum karena terlalu banyak yang melindungi pria itu.Dia dan Kallion sama-sama memimpin sebuah kelompok yang besar. Perbedaannya ha
"Apa yang dikatakan oleh Bibi Rachel pada Ilyin?" Kallion menatap Erina yang saat ini berdiri di depan meja kerjanya.Setelah selesai makan malam, pria itu pergi ke ruang kerjanya. Dia ingin tahu apa maksud kedatangan ibu tirinya ke kediamannya.Erina memiliki ingatan yang sangat tajam, jadi dia bisa mengingat detail percakapan antara Rachel dan Ilyin dengan sangat baik.Wanita itu mulai bersuara, percakapan dimulai dari Rachel yang menyapa Ilyin.Awal dari pecakapan itu membuat kening Kallion berkerut. Lama tidak bertemu? Seingatnya Ilyin dan ibu tirinya tidak pernah bertemu. Atau mungkin dia saja yang tidak tahu bahwa keduanya pernah bertemu.Kata-kata selanjutnya membuat Kallion semakin berpikir. Dari kalimat yang diucapkan oleh ibu tirinya mengenai Ilyin yang memiliki cukup keberanian untuk mendekati dirinya lagi, itu sudah jelas merupakan sebuah ketidaksenangan.Apakah mungkin di masa lalu ibu tirinya pernah mengancam Ilyin?Kalimat lain yang diucapkan oleh Erina membuat pertanya
Ilyin datang berkunjung ke makam ibunya, wanita itu membawa serta Kallion dan Kayden. "Ibu, aku dan Kallion datang bersama dengan Kayden, cucu Ibu. Aku minta maaf karena baru membawa Kayden sekarang." Ilyin menatap batu nisan ibunya. Sebelum ia datang ke sini, ia telah lebih dahulu mengunjungi makam ayahnya. Ia mengatakan hal yang sama. "Bu, aku tahu Ibu pasti mengawasiku dari atas sana. Aku sangat bahagia, Bu. Aku yakin Ibu juga bahagia melihatku seperti ini. Beristirahatlah dengan tenang, aku akan selalu menjalani hari-hariku dengan baik." Ilyin selalu merasa sedih ketika ia berkunjung ke makam ibunya. Kepergian ibunya yang tragis masih membekas di hatinya.Kallion memegang kedua bahu Ilyin, mencoba menguatkan istrinya."Bu, aku berjanji aku akan menjaga Ilyin dan Kayden dengan baik. Tolong restui kehidupan rumah tangga kami agar kebahagiaan selalu bersama kami." Kini giliran Kallion yang bicara.Ia merasa bersalah pad
Makan malam untuk memperingati hari ulang tahun pernikahan Ilyin dan Kallion dilaksanakan di restoran milik Ilyin.Hari ini Ilyin sengaja menutup restorannya agar bisa digunakan oleh dirinya sendiri.Hidangan pembuka telah hadir di meja, keempat orang yang mengelilingi meja bundar itu mulai menyantap makanan di atas meja.Di belakang mereka ada chef dan pelayan yang berjaga kalau-kalau dibutuhkan."Apakah Ayah dan Ibu menyukai hidangannya?" Ilyin bertanya dengan perhatian. Hidangan malam ini bukan dirinya yang memasak, tapi ia telah memberikan arahan pada chef-nya untuk membuat hidangan sesuai dengan permintaannya. Ayahnya tidak boleh memakan makanan yang terlalu manis, jadi asupan gula pria itu perlu diperhatikan. Juga hal-hal lain yang berkaitan dengan penyebab kolesterol dan darah tinggi."Ya, ini sangat enak," balas Daniel."Apakah hidangan ini sudah menjadi menu di restoran?" tanya Rachel."Belum, Bu. Hida
Kepala Ilyin mendadak pusing ketika mencium bau bawang. Wanita itu saat ini sedang berada di dapur restorannya, ingin mencoba membuat menu baru lagi. Namun, ia merasa tampaknya ada yang salah dengannya.Tidak hanya pusing, dia juga mulai merasa mual. Wanita itu segera melangkah cepat ke kamar mandi ketika ia hendak muntah.Tubuh Ilyin lemah ketika ia keluar dari kamar mandi, tapi baru saja keluar dia sudah pergi ke kamar mandi lagi dan muntah sekali lagi."Nyonya, Anda baik-baik saja?" Erina menatap Ilyin cemas.Ilyin tidak tahan dengan bau dapur. "Erina bantu aku ke ruanganku."Erina segera memegang bahu Ilyin, membawanya ke ruangan majikannya."Nyonya, Anda terlihat pucat. Sebaiknya kita pergi ke rumah sakit.""Tidak apa-apa, aku mungkin terlalu lelah." Ilyin sibuk bekerja selama beberapa hari terakhir ini, jadi mungkin apa yang terjadi padanya saat ini adalah efek kelelahan."Apakah saya perlu memberitahu Tua
Hari-hari berlalu dengan cepat, usia pernikahan Kallion dan Ilyin hampir memasuki tahun ke dua. Kehidupan rumah tangga keduanya berjalan dengan sangat harmonis. Keduanya seperti pengantin baru setiap harinya, menunjukan cinta di mana pun mereka berada.Dalam hampir dua tahun ini banyak hal yang terjadi di sekeliling Ilyin. Bisnis restorannya sudah berjalan dengan hasil yang sangat baik.Berkat status yang ia miliki restorannya tidak pernah sepi pengunjung. Ada begitu banyak orang yang ingin berhubungan baik dengan Ilyin yang merupakan nyonya muda keluarga Heinrich. Tidak bisa dibohongi bahwa faktor utama yang membuat restorannya disukai oleh banyak orang adalah karena posisinya, yang kedua baru karena cita rasa dari menu makanan di sana.Ilyin telah mempekerjakan koki handal, dia tidak mempekerjakan koki yang memiliki lisensi dan berbagai penghargaan karena bakatnya dalam memasak, tapi dia mempekerjakan seorang koki kecil dari restoran yang per
Bulan madu Kallion dan Ilyin telah berakhir, kini keduanya sudah kembali ke kediaman mereka. Dua minggu terasa begitu singkat, Ilyin masih ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan Kallion lebih lama lagi, tapi dia tahu bahwa Kallion memiliki begitu banyak pekerjaan. Dia tidak akan egois dengan mementingkan keinginannya sendiri. Pagi ini Kallion sudah mulai kembali bekerja. Pria itu akan pergi ke markas Hiddenca dalam beberapa saat lagi. Ilyin mengantar suaminya sampai ke depan. Wanita itu memeluk pinggang Kallion dengan manja. "Hati-hati di jalan.""Baik, Sayang," balas Kallion. Pria itu mencium bibir istrinya untuk beberapa saat lalu kemudian mengecup kening Ilyin lembut. Kedua tangan Ilyin yang melingkar di pinggang Kallion kini sudah terlepas, wanita itu melambaikan tangannya, mengantar kepergian suaminya.Setelah mobil Kallion bergerak menjauh, Ilyin kembali masuk ke dalam bangunan megah itu. Hari ini ia akan menghabi
Tubuh Ilyin terkulai di atas tubuh Kallion setelah mereka berdua sama-sama mencapai klimaks. Sekarang dia benar-benar telah kehabisan energinya. Tangan Kallion membelai punggung telanjang Ilyin dengan lembut. "Istirahatlah, kau lelah.""Ya.""Selamat tidur, Istriku.""Selamat tidur, Suamiku." Ilyin memejamkan matanya, ia tidur dengan tubuh yang lengket. Kallion menarik selimut, memastikan agar Ilyin tidak kedinginan, lalu kemudian pria itu juga tidur. Malam pengantin telah mereka lalui dengan penuh gairah. Aroma percintaan keduanya telah tersebar di setiap sudut ruangan itu. Keesokan paginya Ilyin terjaga lebih dahulu dari Kallion. Wanita itu tersenyum cerah, ini adalah pagi pertamanya sebagai istri Kallion di pernikahan kedua kali mereka. Ilyin memberikan ciuman di bibir Kallion, hal itu membuat Kallion terjaga. Kelopak mata Kallion berkibar, sudut bibirnya melengkung ke atas. "Selamat pagi, Istr
"Sudah siap, Ilyin?" Helios berdiri di depan saudarinya yang saat ini mengenakan gaun pengantin yang indah. Pria itu akan mengantar Ilyin menuju ke pengantin pria menggantikan tugas ayah mereka yang telah tiada."Ya."Helios mengulurkan tangannya. "Ayo, sudah waktunya untuk masuk ke ruang pesta."Ilyin menarik napasnya pelan lalu kemudian meraih uluran tangan Helios. "Gugup?" Ilyin menganggukan kepalanya. "Sedikit.""Aku juga gugup ketika menjadi pengantin pria." Helios tersenyum ringan. "Kallion pasti akan terpukau melihatmu nanti, kau sangat cantik hari ini.""Terima kasih, Helios."Keduanya terus melangkah bersama. Ada rasa haru di hati Helios. Sejak ia membawa Ilyin ke London ia selalu takut Ilyin akan melakukan hal bodoh lagi, tapi untungnya Ilyin tidak melakukannya.Ia dan Ilyin tidak lahir dari ibu yang sama, mereka juga tidak tumbuh bersama, tapi ia sangat menyayangi Ilyin. Di dunia ini mereka
Lusa adalah hari pernikahan Kallion dan Ilyin, malam ini teman-teman Kallion mengadakan pesta sebelum pernikahan untuk mereka di sebuah villa yang dimiliki bersama oleh mereka.Pesta kecil itu hanya diisi oleh Kenneth dan Xavion yang membawa istri mereka, Helios dan Sienna, serta Archie, Damon dan Erina. Semua orang berpasang-pasangan, hanya Archie sendirian yang tidak memiliki pasangan.Masing-masing dari mereka memegang satu gelas wine di tangan mereka sembari bersenda gurau. Daging bakar dan cemilan lainnya juga menemani kebersamaan orang-orang itu.Semakin malam acara itu semakin menyenangkan, Kenneth dan Xavion kini berdansa dengan istri mereka, menjadi tontonan yang lainnya. Damon dan Erina berdiri di sudut lain, sedang berciuman. Dua orang ini baru saja menjalin hubungan setelah bertahun-tahun saling mengenal. Awalnya mereka mencoba untuk tetap menjaga profesionalitas mereka dalam bekerja, tidak ada larangan di Hiddenca bahwa ses
Undangan pernikahan Kallion dan Ilyin telah disebar. Beberapa orang membicarakan tentang hubungan keduanya. Awalnya Kallion memperkenalkan Ilyin sebagai istrinya di berbagai pesta, padahal mereka tidak tahu kapan Kallion dan Ilyin menikah. Lalu beberapa waktu berikutnya mereka mendengar tentang insiden yang menimpa Ilyin. Hampir empat tahun kemudian mereka kembali melihat Ilyin, tapi Kallion yang menghilang secara misterius.Satu tahun lebih kemudian mereka kembali melihat Kallion, tapi mereka tidak melihat Kallion bersama dengan Ilyin. Lalu rumor mengenai perceraian Kallion dan Ilyin menyebar.Dan sekarang mereka mendapatkan undangan pernikahan antara Kallion dan Ilyin. Mereka benar-benar sulit untuk menjabarkan hubungan keduanya yang rumit. Namun, pada akhirnya pilihan Kallion masih tetap Ilyin. Dari awal sampai akhir, wanita yang berada di sisi Kallion hanyalah Ilyin.Berita pernikahan Ilyin dan Kallion juga sampai ke telinga Damian. Sekali lagi pria it