Home / Thriller / Beautiful ESCAPE / Part 2 Hacker

Share

Part 2 Hacker

Author: Myrandaa04
last update Last Updated: 2021-08-28 18:40:40

Louisa keluar dari lift. Ia berjalan menuju lobby apartemen. Wanita berambut hitam panjang itu langsung mengidik ngeri melihat pria bertato sedang menatapnya tajam. Buka tato atau tubuh kekar pria itu. Melainkan sifat psikopatnya yang membuat Louisa takut padanya. Jason, pria gila yang menjadi teman setia ayah Louisa saat mereka sama-sama dipenjara akan tetapi Louisa benar-benar takut pada Jason. 

"Mau ke mana kau malam-malam?" tanya Jason. 

"Aku mau kerja." Louisa berjalan melewati Jason mencoba untuk tidak menghiraukan pria itu.

Dari belakang, Jason meraih tangan Louisa dan mencekik leher Louisa lalu mendorong wanita itu ke tembok. Wanita itu sangat benci ketika Jason menyentuhnya. Rasanya ia ingin menghabisi pria itu tetapi Louisa terikat dengan janji yang dia buat dengan Jason. Louisa sudah mengenal pria itu ketika berkunjung dipenjara. Ayah Louisa seorang peretas sama seperti Jason kemudian mereka sama-sama dipenjara karena tidak bisa kabur dari kejaran polisi. Semenjak dipenjara Ayah Louisa—Hans mencukupi kebutuhannya dibantu oleh Jason. Oleh karena itu, Hans selalu berpesan pada Louisa agar selalu membantu Jason. 

"Lepaskan! Lepaskan aku Jason!" teriak Louisa. 

"Aku membutuhkanmu Louisa," bisik Jason di telinga Louisa dan membawa wanita itu ke luar apartemen. 

"Kau mau apa! Sialan lepaskan aku." Louisa memukuli tangan Jason sekuat tenaganya.

"Ayahmu melakukan hal bodoh Louisa." Wanita itu hanya bisa menelan ludahnya. 

"Aku sudah tidak ada urusan dengan pria itu, dia bukan lagi ayahku." Louisa sudah muak harus balas budi pada Jason. 

"Jangan banyak bicara, cepat masuk ke dalam mobil!" pinta Jason. Ia memasukkan paksa Louisa ke dalam mobilnya. 

"Bajingan kau Jason!" Jason menutup pintu mobilnya dan segara melesat dengan cepat. 

"Kau mau apa Jason? Aku harus kembali bekerja!" seru Louisa. Ia sudah berjanji pada atasannya kalau dia akan bekerja lembur.

"Menjadi pelayan hotel? Louisa sadarlah! Kau tidak cocok dengan pekerjaan itu." Jason menyeringai. 

"Aku tidak peduli! Turunkan aku Jason!" Louisa mencoba untuk membuka pintu mobil tetapi Jason lebih dulu mengunci rapat mobilnya. 

"Tidak bisa, kau harus membantuku," desis Jason. 

"Aku tidak mau membantu pria bajingan sepertimu!" Jason mengerem mobilnya secara mendadak dan itu membuat kepala Louisa terbentur. 

"Apa kau sudah gila!? Hah!" teriak Louisa. 

"Sekali lagi, kau tidak bisa menjaga ucapanmu, aku akan membunuhmu Louisa! Ingat, ayahmu banyak berhutang padaku!" Louisa menelan ludahnya sendiri. Keringat dingin bercucuran di keningnya. 

"Kau mau apa lagi Jason!" teriak Louisa. Ia memukul lengan Jason meskipun ia tahu kalau Jason tidak akan merasa sakit atas pukulannya. 

"Aku tidak bisa mencuri uang Louisa, kau harus membantuku." Mata Louisa melebar. Apa yang dikatakan Jason membuat Louisa getir. 

"Kau ingin aku melakukannya apa? Hah? Aku sudah berhenti menjadi kriminal!" Louisa sudah tidak mau menjadi peretas lagi. Dia sudah tidak ingin berurusan dengan apapun itu yang berbau kriminal. 

"Kau seorang peretas seperti ayahmu, ayahmu mengatakan padaku, kalau kau lebih pintar darinya, jadi aku ingin kau membantuku," jelas Jason. 

"Aku tidak ingin berurusan dengan polisi lagi Jason!" Louisa berusaha untuk membuka pintu mobilnya. 

"Tidak akan, tenang saja, kau akan aman, kita semua akan aman," ujar Jason. 

"Uang siapa yang mau kau rampok?" Louisa bisa melihat senyuman licik Jason.

"Uang ini berjumlah satu miliar peso, milik mafia Italia," jelas Jason. 

"Italia? Lalu bagaimana bisa kita merampoknya!" Jason sudah kehilangan akal sehatnya. 

"Gunakan otakmu Louisa, kalau kita bisa mengetahui nomor rekening dan PIN banknya, kita bisa mendapatkan uangnya," jelas Jason. 

"Jason, ini terlalu berbahaya." Louisa mencoba memperingatkan Jason. 

"Aku lelah Jason, aku ingin tidur," lirih Louisa. 

"Kau bisa tidur dengan nyenyak berbantal uang Louisa, setelah kita merampok uangnya." Mobil yang mereka tumpangi semakin melaju cepat. 

Jason membawa Louisa menuju markasnya. Wanita itu menyipitkan matanya melihat bagunan tua yang seakan mau hancur itu. Ia melangkahkan kakinya takut. Jason menarik tangan Louisa. 

"Kalau kau tidak bisa melakukannya, aku aku mengupas wajah cantikmu," ancam Jason. 

Jason menyeret Louisa. Tubuh Louisa bergetar. Ia bisa melihat markas itu penuh dengan pria. Louisa meremas tangannya. Sepertinya, Jason bersungguh-sungguh akan menghabisi Louisa di sini. Untuk menutupi rasa takutnya. Wanita itu duduk di kursi yang kosong. Ia menjadi pusat perhatian karena hanya dia satu-satunya wanita di situ. 

"Apa kita akan memakainya secara bergiliran?" Mendengar itu Louisa langsung melotot pada Jason.

"Kalau dia tidak bisa membantu kita, kita akan puas malam ini." Jason tersenyum miring pada Louisa. 

"Kalau aku bisa membantumu, aku ingin setengah dari uang yang aku curi." Louisa tidak mau kalah. Ia menelan ludahnya sendiri. Dia sendiri juga membutuhkan uang.

"Kau akan mendapatkan sesuatu yang pantas Louisa," terang Jason. 

Jason memberikan Louisa akses, menyiapkan alat-alat canggih untuk menggali informasi bank. Gadis itu diam menelan ludahnya sendiri, sekaligus terkagum dengan laptop di depannya-sudah lama ia tidak memainkan alat canggih. Sepersekian detik kemudian, ia menarik napas, mengelus keyboard sebelum mengangkat suara.

"Siapa namanya?" tanya Louisa. 

"Dominic Theodoretti," jawab Jason. 

Dengan cekatan, Louisa berselancar deep web, bahkan dark web untuk memudahkan akses pencahariannya. Mengetikkan angka-angka rahasia-yang ia pelajari dari ayahnya, dulu sekali.

Ia melakukan pencahariannya, salah satu situs bank. Menyerang dari segala sisi, jarinya tidak berhenti menari. Menekan kode-kode khusus untuk mendapatkan akses secara luas-mengerahkan semua kemampuanya. Hingga ia mendapatkan IP bank itu. Dengan cekatan, segera berselancar di sana, mencari data-data pemilik dan matanya tertuju pada nama Dominic Theodoretti. Louisa kembali melancarkan aksinya.

Louisa kembali sibuk dengan laptopnya, mencoba berkali-kali menyerang. Namun, sialnya pria itu memiliki pengamanan yang kuat. Entah siapa pria itu.

"Pria ini mempunyai jaringan yang kuat Jason! Aku tidak bisa meretasnya," keluh wanita itu. 

"Aku perlu informasi lebih lanjut mengenai ini." Louisa menunjuk layar laptopnya. 

"Kita tidak punya banyak waktu Louisa, kau satu-satunya harapan kami," ucap salah satu pria yang ada di depan Louisa. 

"Kalau kau tidak bisa mengambil uangnya, kita semua akan tamat." Jason menepuk bahu Louisa.

"Sialan kau Jason! Kenapa kau membawa aku dalam masalahmu!" gerutu Louisa. 

"Hanya kau yang terlintas di pikiranku." Jason berpikir tidak ada peretas yang lebih pintar daripada Louisa. 

Louisa kembali sibuk dengan laptopnya. Ia mencoba berkali-kali mengetikan angka-angka yang biasanya dia gunakan. Sialnya tidak ada yang bisa. Ia frustrasi sekarang. Tengah malam seperti ini dia harus berpikir keras. 

"Jason sepertinya, Dominic ini mempunyai dua akses, dan dua sandi gabungan, aku sama sekali tidak bisa meretasnya!" Louisa kebingungan sekali. 

Jason mengambil alih laptopnya. Jason juga seorang peretas seperti Louisa. Bedanya Louisa tidak hidup sebagai peretas dan menjalani hidup normal sedangkan Jason. Pria itu terus menjadi peretas dan bertahan hingga kini. 

"Berikan laptopnya padaku," ucap Louisa. 

Louisa berselancar lagi, mengulang sandi dan kode-kode khusus, dengan kombinasi rumit. Kemudian, menyerang lagi setelah sebelumnya memecahkan kode baru yang ia dapat dan ya! Dia berhasil.

"Yeah!" teriak Louisa. Ia tersenyum puas.

"Kita semua selamat!" teriak Louisa. Jason membawa laptop itu dan menarik Louisa. 

"Kita berangkat sekarang." Louisa menyambar topi milik pria yang duduk di depannya tadi. 

"Aku meminjamnya dulu," ucap Louisa lalu ia mengedipkan sebelah matanya. 

Louisa masuk ke dalam mobil Jason. Mobil hitam yang ia tumpangi melesat cepat melewati jalan-jalan sepi dan Jason adalah pria gila yang mengendarainya. Louisa berpegangan pada sabuk pengamannya. Ia hanya perlu memastikan sabuk pengaman itu tertancap dengan kuat. 

"Jason, aku tidak mau mati hari ini!" Cara mengemudi Jason tidak pernah manusiawi.

"Kita terlambat Louisa, jadi harus cepat," desis Jason. 

Tidak lama kemudian, Jason memberhentikan mobilnya. Ia keluar membawa laptopnya. Dari dalam mobil Louisa memicingkan matanya. Seorang pria memberikan dua tas berukuran besar pada Jason. Terkulas senyum di wajah Jason. 

"Apa isinya tas itu?" tanya Louisa. 

"Uang!" Louisa yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jason. Ia membuka tasnya. Alangkah terkejutnya dirinya ketika hanya ada uang berjajar rapi di dalam tas besar itu.

"Uang siapa ini Jason?" tanya Louisa. 

"Itu bagianmu," terang Jason. 

"Kau bekerja untuk siapa?" Louisa menatap Jason dengan mimik wajah tidak percayanya. 

"Marcus Theodoretti," jawab Jason. 

"Marcus?" Louisa menebak-nebak siapa Marcus ini. 

"Marcus Theodoretti? Uang yang kita curi milik Dominic Theodoretti, apa kita tidak salah orang?" Jason hanya bisa menggelengkan kepalanya. 

"Sudah selesai, ayo pergi dari sini." Mereka langsung melesat dengan mobil Jason.

Related chapters

  • Beautiful ESCAPE   Part 3 Money

    Part 3 MoneyLouisa membawa tas berukuran besar berisi uang itu. Ia sendiri tidak tahu berapa banyak uang yang ada di dalam tas itu. Tepat pukul tiga pagi ia kembali ke apartemennya.wanita itu mengetuk pintu kamar pemilik apartemennya. Ia mau membayar sewa agar bisa tidur dengan nyenyak tanpa ada gangguan.Tanpa peduli ini masih terlalu pagi untuk bangun. Louisa tetap mengetuk pintu semakin kencang. Sampai akhirnya, Louisa melihat knop pintu berputar dan menampilkannya seorang wanita dengan wajah khas orang mengantuk."Mau apa jam segini?" tanya wanita itu."Madam, aku hanya ingin membayar sewa, ini aku bayar sewa kamarku untuk enam bulan ke depan." Louisa mengambil uang dengan serakah dan ia berikan pada Madam. Mata wanita itu langsung be

    Last Updated : 2021-08-29
  • Beautiful ESCAPE   Part 4 Caught

    Louisa mengembuskan napasnya tidak tenang. Wanita itu memasukkan kartu ATM dan menekan nomor PIN. Ia mentransfer uang yang ia dapatkan semalam bersama Jason pada ibunya. Louisa tidak tenang kalau tas besar berisi uang itu terus ada padanya, wanita itu menyetor tunai uang itu dan mengirimkan uangnya pada ibunya.Semalam Louisa tidak bisa tidur dengan tenang. Fuck you Jason! Ia terus mengumpat dalam hatinya dan pikirannya tertuju pada Dominic Theodoretti dan Marcus Theodoretti. Louisa terus berpikir kenapa Marcus mencuri uang Dominic. Louisa yakin kalau dua pria itu ada hubungan darah karena memiliki nama marga yang sama."Oh, God!" lirih Louisa. Ia membenturkan kepalanya

    Last Updated : 2021-09-02
  • Beautiful ESCAPE   Part 5 Prisoners

    Napas Louisa semakin tersengal. Wanita itu berjuang untuk bernapas sementara itu Zac berusaha untuk menenggelamkan wajah wanita itu di bathtub. Louisa mencoba melawan. Tapi lama kelamaan wanita itu menjadi lemas. Wajahnya pucat karena tidak mendapatkan cukup oksigen."Zac, cukup," ucap Dominic. Pria itu bisa melihat wajah sakaratul maut Louisa."Kenapa harus berhenti, wanita ini belum mati." Zac mengangkat leher Louisa. Wanita itu langsung menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Dadanya sakit."Kalau dia mati, itu semakin menyulitkan kita, Jason sudah mati, kalau wanita ini mati juga maka pihak hotel bisa curiga padamu lalu aku." Dominic menatap bodoh Zac."Tenang saja, aku akan mengurus mayat Jason dengan benar," tutur Zac.

    Last Updated : 2021-09-02
  • Beautiful ESCAPE   Part 6 The Castle

    Louisa duduk di dalam mobil Dominic tidak tenang. Ia menundukkan kepalanya dan menarik kuat-kuat rambutnya. Dia frustrasi. Kenapa keadaan semakin memburuk. Netra Louisa melirik Dominic yang duduk tenang seakan tidak terjadi apapun sedangkan bagi Louisa bernapas saja sulit."Kita akan ke mana?" tanya Louisa. Wanita malang itu menatap Dominic."Yunani." Louisa melebarkan matanya."Kau gila! Mau apa ke sana!" Kepanikan yang dirasakan Louisa bukalah hal yang penting bagi Dominic."Kenapa kau sangat banyak bicara." Tatapan menusuk dari Dominic membuat Louisa semakin takut. Wanita malang itu hanya bisa menghela napasnya."Kenapa hidupku semakin rumit di saat aku ingin hidup tenang!" gerutu Louisa. Wanita itu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya."Itu karena kesalahanmu sendiri. Kau sendiri yang membuka pintu kamar hotelku. Matamu sendiri yang melihat kematian Jason. Aku tidak bisa

    Last Updated : 2021-09-27
  • Beautiful ESCAPE   Part 7 Castle Prisoners

    Louisa menelan ludahnya. Dia berjalan bersama Raulo yang sudah tua dengan sangat pelan. Pria paruh baya itu mengantar Louisa ke ruangan khusus. Sepanjang perjalanan mata wanita itu melirik ke sana dan kemari. Dia benar-benar masuk ke dalam kastil kuno yang menyeramkan. Tidak ada penerangan selain dari obor yang dibawa Raulo."Wah! Kenapa di sini sangat seram." Louisa menyentuh lehernya yang kaku."Kalau sudah terbiasa kau pasti berani." Raulo tersenyum pada Louisa."Aku heran kenapa kau tidak menangis dan berteriak seperti gadis-gadis yang sebelumnya." Kaki Louisa terpaku. Dia menatap Raulo serius."Apa maksudmu gadis-gadis sebelumnya?" Louisa melotot pada Raulo."Ada seratus orang wanita di kastil ini. Mereka dikurung di ruangan bawah tanah," terang Raulo."Apa sekarang kau juga ikut-ikutan menakuti aku?" Raulo menggelengkan kepalanya."Jadi ada seratus wanita di kastil ini? Lalu aku yang ke berapa

    Last Updated : 2021-09-27
  • Beautiful ESCAPE   Part 8 New Enemy

    Louisa membuka matanya. Dia tidak bisa tidur dengan nyenyak di sofa. Wanita itu melirik sekitarnya banyak wanita yang sudah bangun. Louisa tidak tahu apa yang harus dia lakukan setelah ini."Sampai kapan kau mau tidur?" tanya seorang wanita berambut pirang. Mata wanita itu menatap Louisa tidak suka."Cepat ganti bajumu." Tatapan sinis wanita itu membuat Louisa mual."Hei anak baru, siapa namamu?" tanya seorang wanita yang duduk tidak jauh dari Louisa."Aku Louisa, kamu?" Louisa mengulurkan tangannya."Katherine," ucap wanita itu."Si pirang itu memang sangat cerewet." Katherine menunjuk pada wanita pirang yang tadi mengoceh pada Louisa."Iya, dia menyebalkan dan kuno kurasa," bisik Louisa."Iya, Daphne yang malang. Dia berasal dari Keluarga yang sama dengan Raulo, tapi dia berkhianat pada Dominic. Dia hampir dibunuh tapi Raulo menyelamatkannya," terang Katherine."Wah, kau

    Last Updated : 2021-09-27
  • Beautiful ESCAPE   Part 9 Special

    Daphne berjalan sambil menundukkan kepalanya. Louisa tersenyum miring melihat wanita itu tertunduk malu. Daphne berlindung di belakang Raulo. Dia ketakutan. "Maafkan Daphne, aku berjanji, dia tidak akan membuat keributan lagi." Raulo membungkuk pada Dominic. "Raulo, aku juga bisa menggantungmu kalau kau terus melindunginya. Aku tidak percaya lagi dengan wanita dibelakangmu itu lagi. Bahkan setelah dia melakukan seribu kebaikan untukku, aku tidak akan percaya dia!" Louisa menelan ludahnya. Ia ingat bagaimana dia merampok uang Dominic waktu itu bersama dengan Jason. Seketika itu Louisa berharap Dominic lupa akan hal itu. "Dia hanya mengatakan kalau kau ada di Meksiko pada Marcus. Daphne tidak tahu kalau kau bermusiknya denganya." Raulo berusaha untuk meredam kemarahan Dominic. "Urus para wanita ini Raulo, aku tidak mau ada keributan, kurang saja mereka, aku muak!" Dominic pergi begitu saja. Pria itu tidak peduli lagi. Louisa hany

    Last Updated : 2021-09-27
  • Beautiful ESCAPE   Part 10 History

    Louisa mendekap laptopnya. Tidak peduli dengan tubuhnya yang masih licin karena sabun. Dominic tidak boleh tahu kalau dirinya adalah peretas. Louisa tidak mau mati secepat ini. Apalagi mati di dalam kastil ini. Arwahnya bisa tidak tenang."Jangan sentuh barang-barangku." Louisa mencoba memperingati Dominic. Pria itu langsung mundur."Apa yang kau sembunyikan dariku?" tanya Dominic."Tidak ada!" jawab Louisa langsung. Dia tidak ingin pria itu mencurigainya."Tidak ada wanita yang diizinkan memakai laptop atau ponsel di sini." Louisa menelan ludahnya."Aku merindukan ibuku, aku hanya ingin meneleponnya. Aku hanya ingin tahu dia baik-baik saja atau tidak. Aku juga ingin tahu keadaan adik-adikku. Kenapa ka

    Last Updated : 2021-09-27

Latest chapter

  • Beautiful ESCAPE   Part 33 Plan to Ragusa

    Sinar matahari menyusup masuk ke dalam kamar dan mengenai wajah Louisa. Tidur nyenyak wanita itu jadi terganggu akan tetapi dia langsung membuka matanya saat ia ingat kalau dirinya tidur di kamar Dominic. Louisa tidak mendapati pria itu ada di sampingnya. Mata Louisa melihat pada jam yang terpajang di dinding. masih pukul enam pagi."Dominic?" teriak Louisa. Wanita itu tidak mendengar ada yang menjawabnya. Ia bangun dari ranjang dan melihat-lihat sekitar kamar tetapi dia tidak menemukan pria itu.Louisa keluar dari kamar Dominic. Dia langsung menuju ruang tengah. Benar saja, Dominic sedang berbicara dengan Franco. mereka berbicara dengan sangat serius. Louisa memilih untuk tidak mendekat pada mereka dan dia kembali masuk ke dalam mansion. Wanita itu melangkahkan kakinya menuju kamar Samuel, akan tetapi Samuel sedang berdiri di depan pintu kamarnya."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Louisa."Dia sedang ganti baju." Louisa menger

  • Beautiful ESCAPE   Part 32 A night with you

    Franco menyeret dua orang wanita untuk keluar dari rumah sakit. Pria itu langsung memasukkan mereka di ke mobil bersama Jack. Franco membawa dua orang wanita itu ke mansion untuk diinterogasi. Saat sampai di mansion, Bernard sudah ada di depan halaman. Franco mengodekan agar mereka semua ikut ke area halaman tengah mansion. Jack mendudukkan dua orang wanita tahanan itu di depan Franco."Wanita seperti kalian pasti bekerja dengan orang yang penting," ucap Franco. Wanita-wanita itu hanya diam saja."Sekarang katakan padaku, siapa yang menyuruh kalian?" Tak kunjung mendapatkan jawaban. Jack dan Bernard merogoh saku baju dua orang wanita itu. Ponsel, senjata paling ampuh untuk mengetahui siapa penyuruhnya."Banyak sekali nomor tidak dikenal." Franco tersenyum miring. Dia langsung menghubungi nomor yang baru dua orang wanita itu hubungi semalam. Panggilan telepon Franco tidak kunjung dijawab."Halo? Apa tugas kalian sudah selesai?" Mata

  • Beautiful ESCAPE   Part 31 Disguise

    Dominic yang tertidur pulas menjadi tidak tenang karena dia lapar. Pria itu membuka matanya dan melirik Samuel yang sedang makan dengan lahap di sampingnya. Ini membuat Dominic kesal karena dia tidak bisa bergerak. Tangannya patah dan butuh waktu untuk pulih."Ke mana Franco?" tanya Dominic pada Samuel."Pria tua itu pulang ke mansion, apa kau tidak kasihan padanya? Dia berjaga sepanjang malam di sini." Samuel menunjuk Dominic dengan sendoknya. Ini membuat perut Dominic semakin lapar."Apa aku juga dapat jatah makan?" Dominic tidak bisa menahan laparnya lagi."Tentu saja, di mejamu." Mata Dominic hanya bisa melirik saja. Dalam hatinya dia menggerutu."Samuel apa kau bisa menyuapiku?" Makanan yang sedang Samuel kunyah mendadak masuk ke dalam hidungnya karena dia mendengarkan ucapan Dominic hingga tersedak."Apa kau gila?" Dominic hanya bisa berdehem."Aku kelaparan!" seru Dominic. Samuel menata

  • Beautiful ESCAPE   Part 30 Wounded

    Samuel yang melihat Louisa kebingungan menjadi tidak fokus. Pria itu muak sekali. Dia langsung menendang perut lawannya dan menghantam rahangnya sampai lawannya itu terkulai lemas. Samuel berlari menuju Louisa. Tapi dia melihat seorang pria mengarahkan pistolnya pada Louisa."Louisa! Menyingkir!" teriak Samuel.Louisa mencari-cari sumber suara adiknya itu. Samuel tidak bisa membiarkan kakaknya tertembak. Dia langsung berlari dan menghalau peluru yang mengarah pada Louisa."Samuel! Tidak!" Louisa berteriak keras-keras. Perut Samuel mengeluarkan darah sampai membasahi bajunya. Louisa meninggalkan Dominic dan berlari menangkap tubuh adiknya itu."Samuel!" Louisa menarik adiknya itu untuk menjauh."Sialan!" Samuel berusaha menahan perutnya."Samuel!" Louisa mencoba melihat luka Samuel yang ternyata sangat dalam."Jaga napasmu Samuel, kau harus tenang," pinta Louisa. Wanita itu kalut sekarang. Ini bagaik

  • Beautiful ESCAPE   Part 29 Fall

    Louisa duduk di kursi sebelah Dominic. Wanita itu terus tersenyum kecut sambil menginjak kaki Dominic berkali-kali. Dia sudah muak dengan drama pesta ini. Dominic memang licik. Benar-benar licik. "Kapan kalian akan menikah?" tanya Seorang wanita yang sudah sangat renta. "Lima bulan lagi." Louisa tersenyum dan tangannya bergerak meninju lengan Dominic. "Lima bulan itu terlalu lama bukan? Aku tahu kau pasti ingin segera menikahinya," bisik wanita tua itu. Louisa benar-benar tidak tahu harus bagaimana. "Sedikit informasi saja. Wanita di Malta ini sangat cantik-cantik. Jadi kau harus segera menikah, tenang saja aku akan membantumu." Wanita tua itu mengelus bahu Louisa. "Tuan Muda, sepertinya kalian harus segera menikah, lima bulan itu terlalu lama." Louisa langsung melotot. "Ah, tidak-tidak. Dia masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan." Louisa jadi gelagapan. "Tidak apa-apa. Justru d

  • Beautiful ESCAPE   Part 28 Party

    Mansion milik Dominic di Malta sudah di sulap menjadi tempat pesta yang megah dan meriah. Semua itu hasil kerja para pelayan dan pasukan khusus juga. Tapi malam ini bukanya menyuruh untuk menikmati pesta, tapi Dominic menyuruh Samuel dan teman-temannya untuk mengawasi segala sesuatunya. Tidak ada yang boleh kurang.Louisa memilih untuk tetap berada di kamar. Dia tidak ingin keluar dan tidak perlu keluar. Ini pesta Dominic bukan dan bukan urusan Louisa lagi. Wanita itu menikmati pemandangan indah dari luar jendela. Lampu-lampu menyala banyak orang datang. Louisa mulai melatih pengelihatannya. Banyak orang penting di sana. Mereka semuanya berbisik-bisik.Dance floor sudah penuh dengan para tamu yang berdansa. Musik tradisional khas Malta bergema di seluruh penjuru mansion. Louisa menahan napasnya. Dia rindu dengan ibunya yang ada di Meksiko. Dia ingin menghubunginya tapi dia tidak bisa. Samuel juga berada dengannya. Louisa yakin kalau ibunya pasti sedang menc

  • Beautiful ESCAPE   Part 27 Leader of Malta 2

    Louisa merasakan sakit di wajahnya. Tulang punggungnya retak rasanya karena berguling ke tangga sedangkan wanita itu juga sama kesakitannya seperti Louisa tapi dia tidak mau berhenti. Wanita itu mengambil tongkat baseball yang ada di dekatnya dan menyerang ke arah Louisa."Kau tidak akan hidup setelah ini!" serunya. Louisa mendorong Franco agar pria tua itu tidak ikut campur dengan perkelahiannya.Wanita itu terus memukul ke arah Louisa tapi dia berhasil menghindar. Louisa memegang tongkat baseball. itu dan menendang perut wanita itu. Kini tongkat baseball itu ada di tangan Louisa dan dia langsung membuangnya. Louisa dan wanita itu saling menatap. Mereka saling berlari ke arah satu sama lain dan saling menghantam. Louisa mencengkram bahu wanita itu dan membenturkan kepalanya pada kepala wanita itu. Tidak ada ampun. Kedua wajah mereka sudah lebam dan mengeluarkan darah.Mereka saling menggulingkan tubuh dari tembok ke tembok yang lainya. Louisa

  • Beautiful ESCAPE   Part 26 Learder of Malta 1

    Louisa duduk di samping Dominic. Wanita itu menatap ke luar jendela. Ia tidak tahu rencana apa yang sudah disiapkan oleh Dominic. Louisa benar-benar tidak mengerti. Baik Dominic maupun Franco mereka sama-sama licik. Saat pesawat sudah sampai di Malta. Franco meminta pasukan khusus untuk berbaris. Dia memberikan mereka masing-masing senjata."Columbia, Berlin, Spanyol, Denmark, Jamaika. Ingat baik-baik, jangan sebut nama asli kalian." Franco mencoba memperingati. Mereka semua menganggukkan kepalanya lalu turun. Franco menahan Louisa dan Dominic."Louisa, bawa tas ini," pinta Franco."Aku bukan wanita yang gila barang branded." Louisa tidak melihat wajah Franco. Dia tidak sudi melihat wajah Franco atau Dominic sekarang.Dominic membawa tas branded itu dan menarik tangan Louisa untuk turun. Dari kejauhan dia bisa melihat Taixeira, dia mafia penguasa Malta. Dominic semakin merapatkan Louisa padanya."Mendekat

  • Beautiful ESCAPE   Part 25 Go to Malta

    Louisa tertidur begitu lelap karena kelelahan berpikir. Wanita itu sama sekali tidak mendengar ketukan pintu. Maria sudah berkali-kali mengetuk pintunya tapi Louisa sama sekali tidak bergerak sedangkan Dominic, Franco, Samuel dan teman-temannya sudah siap."Apa dia sudah bangun?" tanya Dominic."Belum." Maria menggelengkan kepalanya."Apa wanita itu kabur?" Dominic menatap Franco. Tanpa basa-basi lagi Dominic menuju kamar Louisa dan membuka pintunya.Louisa masih setia tidur dengan earphone di telinganya. Yah, mendengarkan musik pengantar tidur memang membantu bagi Louisa karena wanita itu tidak bisa tidur. Dominic tersenyum miring. Pria itu menatap Maria dan Franco bergantian.Dominic menarik selimut Louisa dan dia menarik pinggang wanita itu. Louisa yang semula tertidur pulas langsung tersentak. Refleks. Wanita itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Dominic dan pria itu menurunkan Louisa dari ranjangnya. Wanita

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status