Home / Rumah Tangga / Bayi Telantar di Rumah Sakit / Bab 14 Rezeki Bertubi-tubi

Share

Bab 14 Rezeki Bertubi-tubi

last update Last Updated: 2023-08-29 04:59:02

Bab 14 Rezeki Bertubi-tubi

Dengan uang dua puluh ribu rupiah dari tukang rongsok, Meidina sudah sangat bersyukur. Setidaknya uang segitu cukup untuk membeli makanan berbuka puasa untuk kedua anaknya.

Meidina hendak keluar rumah sebentar mencari makanan untuk berbuka puasa mumpung bayi Zavia tengah tertidur pulas. Saat membuka pintu kontrakannya, ia terkejut ada seorang kurir ojol sudah berdiri di depan pintu kontrakannya.

"Apa betul ini rumah Mbak Meidina?" tanya seorang pemuda berjaket hijau tua khas driver ojol.

"Iya ... betul, Mas."

"Saya mau antarkan ini." Kurir ojol itu lalu menyerahkan sekardus besar pizza.

Meidina mengerutkan dahinya. "Tapi saya nggak pesan pizza lho, Mas."

" Mbak tinggal terima aja. Tenang ini udah dibayar, kok." Pemuda itu sedikit memaksa Meidina untuk segera menerimanya.

"Memang siapa pengirimnya, Mas?"

"Kalo nggak salah namanya Pak Arfa. Saya permisi, Mbak."

Saat Meidina masih bengong, kurir ojol itu sudah melangkah pergi meninggalkan kontrakannya. Tanpa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 15 Mertua Tak Tahu Diri

    Bab 15 Mertua Tak Tahu DiriKedatangan ibu mertuanya menjelang waktu berbuka puasa, cukup mengejutkan Meidina. Selama beberapa bulan ibu mertuanya yang menghilang tanpa jejak dan tak pernah terdengar kabar beritanya tiba-tiba saja muncul di depan pintu kontrakannya. Perempuan berstatus janda itu merasa lega, ibu mertuanya dalam keadaan baik-baik saja. Namun, kehadiran Bu Wiwik juga membuat Meidina merasa risau karena perempuan paruh baya itu selalu saja membuat masalah. Setiap berada di dekat ibu mertuanya Meidina selalu merasa terintimidasi dan tidak tenang. Perempuan paruh baya itu seorang trouble maker, pembuat masalah.Lidah ibu mertuanya setajam silet yang siap merobek hati Meidina yang lembek dan rapuh. Nyinyiran, cibiran, hinaan, dan tuduhan dari perempuan paruh baya itu membuat selera makannya hilang. Ia cukup meneguk teh hangat untuk membatalkan puasanya.Ayara dan Bimo juga tampak ketakutan dan tidak nyaman dengan kehadiran neneknya yang jarang menegur cucunya. Sekalinya me

    Last Updated : 2023-08-30
  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 16 Masa Lalu Adyatama

    Bab 16 Masa Lalu Adyatama "Iya, makanya aku menahan diri untuk tidak mengetuk pintu kontrakanmu, Mei. Padahal aku sangat ingin mengunjungimu setiap hari. Aku ingin kita bisa dekat dan akrab seperti dulu sebelum kamu nikah. Namun, aku juga bisa memahami statusmu yang sekarang," ucap Alfin seraya menatap lekat wajah sendu perempuan yang masih ia cintanya hingga saat ini.Ditatap seintens itu membuat Meidina merasa malu. Perempuan berkerudung biru tua itu menunduk untuk menghindari tatapan mata Alfin. "Makasih untuk pengertiannya, Fin. Kamu memang sahabat terbaikku. Aku pamit dulu, ya." Meidina bangkit dari duduknya lalu melangkah pergi.Alfin sedikit kecewa, Meidina masih saja menganggap dirinya sebagai sahabat, teman masa kecilnya. Padahal ia menginginkan perempuan itu melihatnya sebagai sosok lelaki dewasa. Namun, ia pun tak bisa memaksakan perasaannya. Cinta tak bisa dipaksakan. Tak selamanya juga cinta tumbuh karena terbiasa. Mungkin karena sudah terbiasa bersama, perasaan Meidina

    Last Updated : 2023-08-31
  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 17 Pencarian Jejak Masa Lalu

    Bab 17 Pencarian Jejak Masa Lalu"Setelah menyerahkan bayi itu kepada Rusdi, Papa sudah tidak pernah bertemu dia lagi," ucap Opanya Radeva dengan penuh penyesalan, hingga wajah keriput pria tua itu banjir dengan air mata. "Sekali lagi maafkan Papamu yang kejam ini, Tama."Adyatama masih tergugu. Pria paruh baya itu begitu tergoncang jiwanya. Ia sangat kecewa dengan tindakan papanya yang sudah di luar batas, sudah memisahkan dirinya dengan anak kandungnya selama tiga puluh dua tahun lamanya. Gimana kehidupan anak itu? Apakah anaknya hidup bahagia atau menderita? Perasaan Adyatama campur aduk."Aku akan bantu mencari kakakku, Pah," janji Radeva untuk menghibur papanya yang tampak begitu terpuruk. Bahu Adyatama berguncang hebat, tangisnya belum juga mereda. Terdengar pilu menyayat hati."Papa tenang saja, kita pasti bisa menemukannya." Maharani menepuk-nepuk bahu suaminya turut menghibur dan menguatkan.Kenyataan bahwa anaknya yang terlahir di luar nikah ternyata masih hidup membuat Ad

    Last Updated : 2023-09-01
  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 18 Membahagiakan Anak Yatim

    Bab 18 Membahagiakan Anak YatimBakda Asar, Arfa menjemput Ayara dan Bimo, mengajak kedua bocah yatim itu untuk jalan-jalan sekaligus bukber seperti janjinya tempo hari. Meidina tentu saja tidak ikut. Perempuan muda itu selalu merasa tidak nyaman dengan Arfa yang baginya masih terasa asing, seperti orang lain karena keduanya baru bertemu beberapa kali saja. Padahal bagi Arfa, Meidina dan anak-anaknya adalah orang terdekat yang dimilikinya saat ini, orang yang ingin ia bahagiakan.Sebagai seorang perempuan berstatus janda, Meidina harus lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertindak terutama saat berinteraksi dengan lawan jenis. Ia takut akan timbul fitnah dan salah paham juga rentan dengan gosip. Di mana kehidupan seorang janda apalagi cantik sering menjadi sorotan warga sekitar. Seolah ada cctv yang mengintai aktivitas seorang janda."Kak Aya, lihat itu! Gedungnya tinggi banget, ya!""Om Arfa itu apa?"Ayara dan Bimo tampak sangat riang menaiki mobil Arfa yang nyaman dengan pendingi

    Last Updated : 2023-09-02
  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 19 Roda Mulai Berputar

    Bab 19 Roda Mulai BerputarRadeva dan Arfa berbagi tugas. Arfa bertugas untuk mencari meja kosong. Sementara Radeva masuk barisan antrean untuk memesan makanan. Akhir pekan pusat perbelanjaan ramai pengunjung. Apalagi di restoran cepat saji menjelang waktu Maghrib, antreannya cukup panjang. Karena dalam waktu bersamaan para pengunjung mall bersiap untuk berbuka puasa.Radeva beberapa kali menarik napas. Mengantre adalah hal yang paling tidak disukainya. Namun, demi menyenangkan ketiga bocah itu ia rela untuk melakukannya. Pemuda berkulit putih bersih itu berusaha untuk menekan egonya. Selama ini Radeva terlalu egois hanya memikirkan diri sendiri tanpa memedulikan orang lain. Perlahan peringainya berubah setelah kecelakaan yang menimpanya.Saat Radeva masih berdiri di barisan antrean, Arfa datang menghampiri teman sekaligus atasannya di kantor itu. "Bro, ada sedikit kendala di kantor. Pak Tama manggil gue ke kantor sekarang. Gue pergi duluan. Nanti minta tolong antarkan Ayara dan Bimo

    Last Updated : 2023-09-03
  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 20 Bayi Zavia Kejang

    Bab 20 Bayi Zavia Kejang"Bunda, di depan ada Bude Dewi nyariin," panggil Ayara saat Meidina sedang berada di dapur menggoreng bakwan jagung untuk berbuka puasa nanti."Mau apa Mbak Dewi datang?" gumam Meidina mengernyitkan dahinya yang berpeluh karena hawa panas yang terperangkap di dapur sempitnya tanpa ada ventilasi sebagai keluar masuk udara.Meidina mematikan kompor, bergegas ke depan untuk menemui kakak iparnya."Ada apa, Mbak?" tanya Meidina sambil berdiri di depan pintu. Ia sedikit heran, Mbak Dewi datang tidak naik sepeda motor. Ke mana N-Max yang selalu dibanggakannya itu?"Nggak disuruh masuk, nih? Aku ada perlu sama kamu," ucap Mbak Dewi datar.Sengaja Meidina membiarkan kakak iparnya itu berada di luar karena sebelum-sebelumnya Mbak Dewi selalu nangkring di atas motornya, enggan turun setiap kali datang ke kontrakannya."Masuk, Mbak!" Akhirnya Meidina mempersilakan kakak iparnya untuk masuk. Sambil duduk mendeprok di lantai--tidak ada meja dan kursi di ruangan depan kont

    Last Updated : 2023-09-04
  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 21 Di antara Tiga Pemuda

    Bab 21 Diantara Tiga PemudaSetelah mendapatkan telepon dari Radeva, dari apartemennya Arfa langsung meluncur ke kontrakan Meidina. Ia bisa masuk karena Meidina meninggalkan kunci yang disimpan di bawah keset. Ini pertama kalinya Arfa masuk ke kontrakan Meidina. Selama ini ia segan untuk datang berkunjung mengingat status Meidina yang seorang janda. Pemuda berpostur tinggi dan kurus itu takut ada omongan miring dari para tetangga bila ada seorang lelaki bertandang ke rumah seorang janda. Ia ingin menjaga nama baik istri dari almarhum kakak angkatnya itu. Meski sangat ingin datang, ia selalu bisa menahannya. Saat Arfa masuk ke kontrakan, Ayara dan Bimo masih tertidur pulas di kasur yang busanya sudah tipis. Arfa memandangi kedua bocah itu dengan iba. Mereka masih membutuhkan sosok seorang Ayah. Bila Meidina mau, ia bersedia menjadi ayah sambung bagi ketiga anak yatim itu.Arfa jadi teringat dengan kisah hidupnya sendiri. Ayahnya sendiri meninggal saat ia seumuran dengan Bimo. Sementa

    Last Updated : 2023-09-05
  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 22 Rahasia Terungkap

    Bab 22 Rahasia Terungkap Radeva terus digelayuti perasaan bersalah dan penyesalan yang teramat dalam. Kecerobohannya dalam mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk membuat seorang perempuan muda menjadi janda dan ketiga bocah menjadi anak yatim. Setiap melihat dan membayangkan nasib dan penderitaan mereka, pria bertubuh atletis itu sering merasakan dadanya sesak. Bagaimana ia bisa menebus semua dosa dan kesalahannya. Itu yang selalu ada dipikirannya setiap hari.Demi mengurangi perasaan bersalahnya, setiap Jum'at pagi, Radeva selalu meluangkan waktu untuk menziarahi makam almarhum Firman. Seperti halnya hari ini, ia datang untuk membersihkan makam, mencabuti rumput dan ilalang yang tumbuh dan tak lupa berdoa.Selesai melakukan semua ritual ziarah kubur, Radeva masih belum beranjak dari makam. Ia pandangi batu nisan bertuliskan nama Firman Nurrohman dan menangis tergugu.Radeva tidak menyadari ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan gerak-geriknya. Lelaki bertubuh tinggi kurus

    Last Updated : 2023-09-06

Latest chapter

  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 39 Lingerie (Tamat)

    Bab 39 Lingerie (Tamat)Sepulang dari Pantai Kuta menjelang Maghrib, Meidina ingin segera membersihkan diri. Ia pun lalu membuka koper untuk mengambil baju ganti dan terkejut saat menemukan sebuah kain tipis berenda berada di antara tumpukan pakaian dalamnya."Ini apa? Ini bukan punyaku," gumam Meidina mengernyitkan dahinya. Ditariknya kain tipis berwarna hitam dari dalam koper dan dijembrengnya di depan matanya.Radeva yang duduk di sofa melirik sesuatu yang dipegang istrinya sekilas dan ikut tercengang. Otaknya yang berpikiran kotor langsung traveling membayangkan sepotong kain tipis berenda itu melekat di tubuh sintal istrinya."Nggak mungkin juga itu punyaku," celetuk Radeva sambil menahan tawa melihat betapa polos istrinya. Bisa-bisanya Meidina tidak tahu benda apa yang ada di genggaman tangannya, padahal sudah memiliki tiga anak. Bagi Radeva itu rasanya lucu dan bikin gemas. Meidina menoleh ke arah suaminya yang tertawa pelan. Apanya yang lucu, pikirnya bingung.Melihat ekspres

  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bah 38 Honeymoon

    Bab 38 Honeymoon Dengan perasaan tak menentu dan berat hati meninggalkan ketiga buah hatinya, Meidina memantapkan diri pergi hanya berdua dengan Radeva untuk honeymoon ke Bali. Meskipun hanya dengan membayangkan saja sudah membuatnya merasa malu. Ia bukan gadis perawan yang baru melepas lajang. Sebagai janda tiga anak, Meidina merasa bulan madu justru membuatnya jengah. Namun, bagaimanapun juga ia sekarang adalah seorang istri yang harus berbakti dan patuh kepada suaminya. Dengan diantar oleh Arfa, sepasang pengantin baru itu berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta pagi itu setelah selesai menyantap sarapan.Melihat raut wajah gelisah istrinya, Radeva mencoba untuk menghibur dan menenangkan perempuan yang duduk di sebelahnya. Perempuan yang sudah halal untuk disentuhnya."Nggak perlu khawatir, Din. Anak-anak akan baik-baik saja dalam pengasuh Papa dan Mama," ucap Radeva sambil mengelus punggung tangan istrinya.Seketika Meidina membeku dengan keagresifan Radeva yang tiba-tiba, bera

  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 37 Apa Cemburu Tanda Cinta?

    Bab 37 Apa Cemburu Tanda Cinta?"Itu keponakan lo, Dev?" tanya gadis bertubuh tinggi semampai dan langsing itu mengalihkan pandangannya ke arah bocah lelaki berusia lima tahun yang tengah berjalan menuju ke mobil Pajero warna hitam doff yang terparkir di depan minimarket.Radeva ikut melihat ke arah pandangan mata gadis cantik itu dan menganggukkan kepalanya sedikit ragu. Bimo memang keponakannya dan kini statusnya menjadi anak tirinya. Meski bocah itu keponakannya juga, entah kenapa Radeva seolah ingin menutupi status pernikahannya dari gadis berpenampilan modis yang berdiri di hadapannya. Perempuan dari masa lalunya, cinta pertamanya."Dev, ini kartu nama gue. Mampirlah ke kantor gue kalo senggang," ucap gadis yang mengenakan blouse bermotif floral dan rok span selutut itu seraya memberikan selembar kartu nama.Radeva menerima dan membaca sekilas sebuah kartu berukuran kecil dengan nama Gita Anindya dengan keterangan notaris disertai alamat kantor dan nomor telepon yang bisa dihubun

  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 36 Mengenali Perasaan Sendiri

    Bab 36 Mengenali Perasaan SendiriPukul lima lewat dua puluh lima menit Waktu Indonesia Barat, Radeva masih sibuk berkutat dengan setumpuk berkas yang masih diperiksanya saat Pak Adyatama memasuki ruangan kerjanya.Lelaki paruh baya itu melangkah masuk menghampiri putranya yang tengah serius bekerja di belakang meja. "Belum selesai kerjanya, Dev?" tanyanya penuh perhatian."Iya, Pa," sahut Radeva sambil lalu dengan tatapan mata masih fokus tertuju pada tumpukan kertas yang ada di atas meja kerjanya.Pak Adyatama menghentikan langkahnya di sebelah kursi yang diduduki Radeva, lalu menepuk pelan bahu sang putra. "Kerjanya lanjutin besok aja. Itu kerjaan nggak harus kelar hari ini juga. Pulang sana. Jangan lupa sekalian jemput istrimu di toko!" Radeva sempat ngeleg selama beberapa detik sebelum menyadari bahwa kini ia sudah memiliki seorang istri. Ia hampir lupa dengan statusnya yang sudah tidak lagi lajang. Biasanya ia pulang saat langit sudah gelap. Mulai hari ini kebiasaannya akan ber

  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 35 Masih Canggung

    Bab 35 Masih Canggung Dini hari, pukul dua lewat empat puluh lima menit Waktu Indonesia Barat, seorang perempuan muda dengan rok mini sepaha keluar dari sebuah klub malam, melangkah sendirian menuju mobilnya yang terparkir.Tak lama kemudian mobil itu pun melaju menembus gelapnya malam melewati jalan bebas hambatan dengan kecepatan di atas rata-rata. Perempuan muda itu merasakan mobil yang dikendarainya sedikit oleng. Tak nyaman berkendara tidak stabil, ia lalu mengurangi kecepatan dan menghentikan mobilnya di bahu jalan untuk mengecek kondisi mobilnya.Setelah menghentikan mobilnya di bahu jalan, perempuan muda itu keluar dari mobilnya untuk mengecek keadaan mobilnya."Sial, ban belakang mobil gue bocor!" umpatnya kesal. Perempuan muda itu lalu merogoh kantong jaket jeansnya untuk mengambil ponsel dan segera menghubungi seseorang untuk mencari bantuan."Bang Deva ... ayo angkat dong telponnya," gumamnya tak sabaran.Berkali-kali mencoba menghubungi sang kakak tapi tidak juga diangk

  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 34 Sah

    Bab 34 Sah"Deva, kamu mau 'kan menikahi Dina?" Pak Adyatama menatap lurus putranya yang duduk bersila di atas tikar pandan, berjarak sekitar satu meter darinya. Pria paruh baya itu mengulangi pertanyaan yang sama karena Radeva masih diam tepekur sambil menunduk, tidak lekas memberikan tanggapan maupun jawaban.Lelaki paruh baya itu merasa optimis putranya akan menuruti kemauannya. Hanya kali ini saja Pak Adyatama memutuskan untuk menjadi strict parent. Tindakan kaku dan otoriternya demi kebaikan keluarganya. Ia tahu persis bagaimana selama ini sang putra selalu dihantui penyesalan yang teramat dalam. Radeva akan melakukan apa pun demi menebus dosanya, pikirnya merasa yakin.Sebenarnya Pak Adyatama masih menyimpan sedikit perasaan kecewa terhadap Radeva yang menjadi penyebab kematian Firman, putra sulungnya yang lahir di luar pernikahan dari perempuan yang menjadi cinta pertamanya. Putra yang belum sempat dilihat dan disentuhnya selama hidupnya. Dan itu sungguh disesalkannya, sangat

  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 33 Lamaran Dadakan

    Bab 33 Lamaran DadakanMeidina merasa kurang nyaman duduk di depan bersebelahan dengan Radeva yang fokus nyetir. Lelaki itu juga tampak kikuk setiap berinteraksi dengannya. Keduanya sama-sama merasa tak nyaman.Memang dasar karakter Radeva yang sangat pemalu dengan lawan jenis. Meidina juga menjaga dirinya karena menyadari dirinya seorang janda. Perempuan itu juga memilih menghindar. Suasana hening, tidak terdengar lagi suara celoteh dan candaan dari jok belakang.Meidina menoleh ke belakang, ketiga bocah yang duduk di jok belakang sudah tidur semua karena kelelahan. Selama di perjalanan ketiganya selalu heboh bermain dan bercanda. Di pangkuannya bayi Zavia juga tertidur pulas. Untuk menyamarkan kecanggungan, Meidina memilih memejamkan matanya, pura-pura tidur. Karena semalam kurang tidur karena menyiapkan pakaian anak-anaknya, Meidina jadi tertidur.Setelah menempuh perjalanan hampir sepuluh jam, mobil Pajero sport warna hitam metalik yang dikemudikan Radeva melewati tugu selamat dat

  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    BAB 32 Perjalanan Mudik

    Bab 32 Perjalanan MudikLebaran hari pertama, setelah melaksanakan sholat Idul Fitri di lapangan samping masjid di kompleks perumahan, Meidina dan keluarga Adyatama langsung berziarah ke makam Firman dan kakeknya Radeva yang baru sebulan berpulang.Dari makam, mereka beramah tamah dengan para tetangga sekitar. Malam harinya Meidina segera berkemas menyiapkan pakaian anak-anaknya dan perbekalan lainnya yang akan dibawa mudik keesokan harinya. Perempuan muda itu sudah tidak sabar ingin bertemu dengan ibunya yang sudah sangat ia rindukan.Lebaran kedua, pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit, Meidina dan keluarga Adyatama bersiap untuk berangkat mudik. Koper-koper sudah dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Sopir masih libur lebaran. Radeva terpaksa menyetir sendiri mobil Pajero warna hitam metalik miliknya."Din, kamu naik mobil Deva aja ya temani anak-anak!" perintah Pak Adyatama saat melihat menantunya itu kebingungan mobil mana yang harus ia naikin. Meidina dan ketiga buah hatinya plu

  • Bayi Telantar di Rumah Sakit    Bab 31 Lebaran Tiba

    Bab 31 Lebaran Tiba"Mbak Dewi, aku mau mandi, bisa minta tolong nitip jagain Zavia bentar, ya," ucap Meidina sambil menggendong bayinya melangkah mendekati kakak iparnya yang tengah asyik main HP duduk selonjoran di pojokan dapur. Mungkin semua pekerjaannya telah selesai dikerjakan.Dewi bangkit dari duduknya. Sambil berdiri kakak iparnya itu melihat Meidina dengan tatapan tidak suka. "Jangan belagu, Din! Lagak lo udah kayak nyonya rumah. Gue juga mau mandi, gerah. Inget ya, di sini gue bukan babu lo! Nggak usah sok kuasa di rumah ini. Bukan lo juga yang menggaji." Dewi melengos dan melenggang pergi sambil mengangkat dagunya dengan angkuh."Biasa aja kali, Mbak. Kalo nggak mau juga nggak papa. Nggak usah ketus juga." Meidina terpancing emosi dengan sikap tidak bersahabat Dewi.Meidina lalu mengucapkan istighfar. Ada orang semenyebalkan kakak iparnya itu. Kesulitan hidup tidak bisa menempa apalagi mengubah karakter Dewi. Meski jadi ART, tetap saja ia berlaku sombong di depan Meidina.

DMCA.com Protection Status