Share

Diusir

Penulis: Ajeng padmi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-08 20:55:25

Tiara berusaha terus menjejalkan makanan ke dalam mulutnya, meski rasanya dia sudah ingin melemparnya jauh-jauh. Dia tidak boleh melewatkan sarapan pagi, setidaknya itulah yang selalu diajarkan ibunya sejak dulu juga murid-muridnya terlalu mungil untuk mengerti kalau dia sedang kelaparan.

Hal itu dia terapkan sampai sekarang juga pada anak dan suaminya, tapi tidur pada jam maling sedang akan bertugas membuatnya bangun sangat terlambat pagi ini, apalagi dengan pengaruh rasa hati yang hancur lebur seperti ini membuat paginya begitu kacau. Tiara harus berlari ke ujung jalan untuk membeli bubur ayam untuk sarapan seluruh keluarganya.

Untunglah saat sampai di rumah Farhan masih rajin untuk memandikan anak-anak dan membantu mereka bersiap ke sekolah, jadi Tiara mempersilahkan mereka sarapan pagi terlebih dahulu, sedangkan dirinya harus bergegas mandi dan bersiap ke sekolah.

“Wah tumben ibu makan lagi jam segini, jangan-jangan sedang isi ya.” Tiara hampir saja tersedak kacang goreng yang b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Rahasia?

    Farhan maulana, bukan laki-laki luar biasa tampan yang akan menjadi idola para wanita, tapi sikapnya yang dingin dan karismatik membuat orang yang berhadapan dengannya sangat segan. Dia sosok suami dan ayah yang bertanggung jawab. Meski berpikir kalau memberikan bunga dan coklat pada sang istri adalah sebuah hal yang konyol, tapi Farhan bisa romantis dengan caranya sendiri. Bekerja di salah satu perusahaan kontruksi membuat kehidupan mereka sangat terjamin, apalagi Farhan bukan sosok yang pelit pada anak dan istrinya. Farhan selalu bilang bahwa Tiara boleh saja bekerja semaunya tapi tidak boleh menggunakan uang gajinya untuk memenuhi kebutuhan rumah juga anak-anaknya. Bagi Tiara, dia adalah sosok ayah dan suami yang sempurna, andai saja... tidak memperlihatkan wajah masam pada anak-anaknya hanya karena Farhan begitu menginginkan anak perempuan dan dua anak yang Tiara lahirkan adalah laki-laki.Dan keinginannya itu membuat semua nilai posotif dalam diri Farhan terhempas. Dia bersel

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Tak Terduga

    Suara bising televisi atau pun suara tawa anak-anak di halaman depan, nyatanya tak mampu memecah lamunan Fariz, pandangan laki-laki itu terarah pada televisi yang masih menyala, tapi Tiara yakin fariz bukan sedang menikmati siaran televisi. “Riz?” panggil Tiara lirih, sedikit aneh dengan reaksi Fariz, kenapa adik iparnya ini yang terlihat sangat merasa bersalah, padahal kesalahan itu di lakukan oleh kakaknya. “Aku minta maaf, Mbak.” Tiara langsung mengerutkan keningnya bingung, apalagi pandangan Fariz yang menunduk penuh penyesalan. “Memangnya apa yang kamu lakukan?” Hening lagi, Fariz seolah tengelam dalam lamunannya sendiri dan sekali lagi Tiara harus memanggil adik iparnya itu. “Apa kamu kenal dengan wanita yang menjadi selingkuhan kakakmu? Atau ....” Tiara membelalakkan matanya dan menutup mulutnya. “Apa memang kamu yang mengenalkan wanita itu pada kakakmu?” Kepala Fariz yang mengangguk pelan membuat Tiara seperti dijatuhi bom atom.”Jawab yang jelas, Riz. Jangan hanya menga

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Araz Sakit

    Nyatanya ketidakpulanganya farhan ke rumah hari ini tidak membuat perasaan Tiara membaik. Dia bahkan masih ingat dengan wajah kesal dan kemarahan yang ditunjukkan oleh Fariz padanya, dan Tiara sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menanyakan kenapa adik iparnya itu sebegitu marahnya. Bodoh? Ya mungkin sebagian besar orang akan berpikiran sama dengan Fariz, dia seperti memberi peluang pada wanita itu untuk mendapatkan suaminya. Akan tetapi bagi Tiara seerat apapun dia mengikat Farhan untuk tetap berada di sisinya, jika laki-laki itu tidak mau melakukannya, tentu dia hanya membuang-buang tenaga saja, Jadi dia memutuskan Farhan untuk memilih dan dia juga harus menenangkan diri untuk memikirkan masa depannya dan anak-anak jika hal paling buruk yang diakibatkan karena pengkhianatan suaminya benar-benar terjadi. “Bu, ayah belum pulang ya?” tanya Araz yang malam ini entah mengapa tidak juga tertidur padahal jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam.“Adek kok belum bobok, i

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Tak Diharapkan

    Keadaan Araz sudah lebih baik. Panasnya sudah turun dan anak itu juga mau makan, akan tetapi tetap saja sebagai ibu Tiara sangat khawatir dan belum mengijinkan anaknya untuk pergi ke sekolah, jadilah dia meminta tolong mbak Sri menjaga dua anak sekaligus dan berjanji akan pulang sekolah secepat yang dia bisa. Andai saja hari ini tidak ada rapat untuk akreditasi yang akan diselenggarakan bulan depan tentu Tiara akan memilih mengambil cuti. “Bu Tiara belum sarapan? Ayo makan bareng.” Tiara menoleh dan melihat bu Lilis yang entah sejak kapan sudah duduk di sofa di tengan ruangan, hari memang masih pagi, dan bel masuk keas masih akan berbunyi sepuluh menit lagi. “Eh saya sudah sarapan, Bu, terima kasih,” kata Tiara dengan senyum di bibirnya. “Oh saya kira ibu belum sarapan, ibu selalu terlihat lesu kalau belum sarapan.” Tiara hanya tersenyum sekilas, mana bisa dia menelan makanan saat anaknya sedang sakit, apalagi pesan suaminya yang begitu menusuk hati. Farhan memang sering abai

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Tamu Tak Diundang

    Nama itu sudah menjadi iblis menakutkan sejak beberapa hari terakhir untuk Tiara. Salahnnya memang yang sama sekali belum mencari tahu siapa lawannya, TIara memang bersiap untuk menghadapi semuanya, dia masih yakin mengenal Farhan dengan baik dan tidak akan sulit menghadapinya andai laki-laki memberikan pilihan yang teramat buruk sekalipun. Akan tetapi dia tidak pernah menduga kalau wanita yang menjadi duri dalam rumah tangganya ini, nekad datang ke rumahnya... benar-benar sangat bernyali. "Kukira ada apa? ternyata ada tamu," kata Tiara sengaja ingin melihat seperti apa wanita yang telah memaksa masuk dalam rumah tangganya. Perdebatan dua orang itu langsung berhenti saat Tiara muncul. Sejenak dia mengamati wanita yang berdiri diam di depan Fariz. Cantik dan mahal. Kata itu langsung melintas dibenak Tiara begitu melihat wanita yang sedang bertengkar dengan Fariz. Benarkah Farhan berselingkuh dengan wanita ini, dari dandanan dan apa yang dia pakai terlihat wanita baik-baik dan t

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Cinta Macam Apa?

    Pertama kali bertemu dengan Farhan, Tiara menganggap laki-laki itu adalah dewa penolong untuknya. Saat itu malam sudah akan tiba dan hujan semakin deras, Tiara hanya bisa meringkuk di pojok halte, beberapa kali ada angkot yang lewat, tapi bahkan dia tidak berani untuk berdiri dan masuk angkot yang akan membawanya pulang, dan akhirnya dia benar-benar melewatkan angkot terakhir yang datang. "Ini sudah hampir malam kenapa kamu tidak naik angkot tadi?" Farhan dengan sepeda motornya yang keren menyapa Tiara yang sedang duduk dengan gelisah. Selama ini dia hanya tahu nama dan muka saja, asisten dosen sekaligus aktivis di kampusnya, dia yang hanya seorang mahasiswi yang hanya dikenali oleh teman sekelasnya saja dan juga para guru pengajar, merasa surpraise disapa Farhan. "Aku... baik-baik saja, kakak silahkan pulang duluan," kata Tiara sambil mengernyit menahan sakit dan sepertinya Farhan mengetahui hal itu, dia langsung turun dari motornya dan duduk di samping Tiara. "Di mana rumahmu?

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Wanita Kedua

    "Aku tahu kok dalam hancurnya sebuah pernikahan aku tidak bisa hanya menyalahkan kamu, aku juga bersalah dalam hal ini, mungkin ada kekurangan aku yang tidak bisa kamu terima." Tiara menyesap coklat panas yang telah dia pesan, rasa minuman yang manis, gurih dan sedikit pahit membuatnya memejamkan mata sejenak, menikmati apa yang menjadi favoritnya ini. Tak banyak membantu memang, tapi setidaknya dia lebioh rileks dengan meminum minuman ini. Kata orang minum atau makan coklat membuat pikirannya menjadi rileks, dan dia percaya hal itu, dan dia berjanji pada dirinya sendiri setelah pulang dari sini dia akan membeli coklat terenak yang bisa dia temukan. "Kamu tidak bersalah dalam hal ini, aku yang-" "JIka begitu kenapa aku yang dihukum!" kata Tiara dengan sedikit ketus. Tiba-tiba saja saat keluar dari kelasnya pagi ini, salah satu guru piket mendatanginya dan mengatakan ada tamu untuknya, dan itu sudah membuat perasaan Tiara tak nyaman. Entah mengapa akhir-akhir ini tamu yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Brondong

    Berdebat dengan nada tinggi dengan Farhan adalah hal yang paling dihindari oleh Tiara, da tahu meski belum bisa menjadi sosok istri yang sempurna, paling tidak dia harus menghormati suaminya, laki-laki yang mengemban tanggung jawab dunia dan akhiratnya. Akan tetapi saat ini perasaanya benar-benar kacau, Farhan memang hanya diam saja, tak mengatakan ya atau tidak, tapi sepuluh tahun hidup bersama membuat Tiara sedikit hapal gelagat Farhan. Ya Tuhan.... bahkan rasanya lebih sakit dari pada diputusin pacaranya di SMA dulu. Dia butuh minum coklat panasnya lagi, tapi tangannya bergetar dengan hebatnya. Tiara tak yakin akan mampu memegang galas itu dengan benar, terpaksa Tiara menggenggam tangannya dengan erat, berharap itu juga bisa menahannya untuk berbuat anarkis di tempat umum. “Aku minta maaf ini pasti membuatmu terkejut, tapi aku berani bersumpah kalau hanya kamu wanita yang aku cintai dan inginkan untuk menjadi ibu anak-anakku.” “Jadi baby sister maksudmu,” kata Tiara dengan ket

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11

Bab terbaru

  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Pulang

    “Sebaiknya kita pulang, Mbak ini sudah sore kasihan anak-anak.” Tiara langsung mendongak mendengar suara Fariz, dia menatap mata kelam pemuda itu, meski ditutupi dengan baik ada sebersit rasa duka yang dia temukan di sana. Dipalingkannya pandangan pada Farhan yang masih memeluk batu nisan itu, sesekali terdengar sedu sedannya yang mendalam, lalu terakhir pandangannya jatuh pada gundukan merah yang bertabur bunga. Gadis kecil manja yang selalu berbinar saat melihatnya kini telah tiada, rasa bersalah itu terus bercokol di hatinya andai saja dia bersikeras membawa Alena ikut serta dengannya, bersama anak-anaknya yang lain ini semua tidak akan terjadi, dan andai saja dia berhasil membujuk Farhan untuk melupakan semua balas dendam konyol ini, tentu anak itu akan tetap hidup dan... astaga apa dia sudah berdosa karena mempertanyakan takdir Tuhan? “Mbak,” panggil Fariz sekali lagi para pelayat sudah meninggalkan area pemakaman ini,

  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Korban

    “ Apa maksud kakakmu menculik Alena bukankah kita sudah sepakat kamu akan melepaskan hak atas anak itu jika aku membantumu!” Farhan mencengkeram kemudi dengan kencang sampai buku-buku tangannya memutih, tak ada suara dari seberang sana, Farhan sedikit melirik ponsel di dasboardnya, kalau-kalau sambungan itu terputus, tapi tak lama kemudian terdengar helaan napas. “Aku tidak tahu menahu tentang rencana kakakku, sepertinya dia bertekad membuatmu menghentikan semuanya,” kata suara dari seberang sana. “Benarkah?” tanya Farhan dengan sinis. Rasa kagum yang pernah dia miliki pada wanita yang telah melahirkan putrinya itu kini sirna sudah, dia sudah terpelosok terlalu dalam demi ambisinya untuk membalas dendam, tapi tentu saja sudah sejauih ini Farhan tidak bisa mundur begitu saja, dengan berbagai cara Farhan akhirnya menemukan beberapa kecurangan yang didalangi Andreas. Meski itu sama sekali tidak liear dengan tujuannya, tapi itu cukup me

  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Tak Bisa Tinggal Diam

    “Bu Tiara mau kemana?” Seorang penjual sayur berperawakan kecil yang memang belum lama ini sering mangkal di depan rumah Tiara, menyapanya dengan ramah, dan Tiara tahu kalau orang ini juga salah satu orang yang diminta Ilham untuk menjaganya, meski sampai sekarang Tiara sama sekali tidak paham, kenapa Ilham malah meminta orang yang terlihat lemah untuk menjaganya, padahal yang lain terlihat jago bela diri. “Ah saya mau keluar sebentar,” kata Tiara berusaha senatural mungkin agar jika ada salah satu orang yang melihat interaksi mereka tidak menimbulkan kecurigaan. “Sayur pesanan ibu sudah ada apa ibu mau mengambilnya sekarang.” Laki-laki itu tak menunggu tanggapan Tiara dia langsung berjalan ke balik gerobak dan mengambil sepaket besar sayuran yang tentu saja bukan pesanan Tiara. “Sebaiknya anda di rumah saja, sepertinya keadaan semakin genting, pak Ilham khawatir mereka juga mengincar anda dan anak-anak.” Tiara mendongak setelah memb

  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Alena Diculik

    “Bu Tiara sebaiknya dalam minggu ini anda dan anak-anak lebih berhati-hati lagi.” Pesan itu sampai satu jam yang lalu, beberapa kali Tiara menghubungi Ilham untuk menanyakan apa maksudnya? Tapi laki-laki itu sama sekali tidak mengangkat panggilannya membuat Tiara dilanda kekhawatiran. Tiara berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, hari sudah mulai pagi dan biasanya dia akan membantu anak-anaknya untuk bersiap ke sekolah, tapi karena pesan yang dikirim Ilham ini dia jadi dilema, apa dia dan anak-anak akan aman kalau meninggalkan rumah? Satu kali dua kali, tak juga ada jawaban dari ujung sana dan Tiara mulai resah, sejenak dia ingin menghubungi anak buah Ilham yang menjaganya, tapi dia ingat kalau hanya melihat wajah mereka sana, tanpa tahu nama apalagi nomer telepon. “Ah apa yang harus aku lakukan sekarang?” Tiara terus membuka dan menutup ponselnya, khwatir kalau Ilham menghubunginya dan terlewatkan, tapi lagi-lagi dia tidak mendapa

  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Tak Goyah

    “Ada apa ini? kenapa ayah dengar ada yang bertengkar?” Ya ampun Tiara merasa seperti bocah baru gede yang ketahuan pacarnya diapelin cowok lain dan membuat keributan sehingga sang ayah harus turun tangan. Akan tetapi kali ini sedikit berbeda, bukan hanya soal remeh seperti itu yang dia hadapi tapi juga soal hidup dan matinya dan anak-anak.Ilham yang berdiri dengan tangan bersidekap langsung menurunkan tangannya dan menunduk dengan sopan, sedangkan Andreas sudah lebih dulu pergi dari rumah orang tua Tiara sambil memberikan senyum sinis penuh ancaman.“Ada apa Tiara?” tanya sang ayah dengan pandangan tajam pada dua orang di ruang tamu rumahnya. “Lho tamunya tadi sudah pulang?” sang ibu yang baru muncul bertanya heran saat menatap Ilham. “Bukannya mas ini atasanmu yang kamu bilang banyak membantumu itu, Tiara?” lanjut sang ibu lagi. Tiara hanya bisa mengangguk dengan pasrah saat sang ayah sudah mem

  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Di antara Dua

    "Kamu kenal dia?" Tiara sedikit terlonjak saat tiba-tiba sang ibu sudah ada di sampingnya dan berbisik lirih. Tiara berdiri diam mengamati laki-laki yang duduk membelakanginya di sofa ruang tamu rumah kedua orang tuanya. Dia menggeleng dengan samar, dia merasa tidak mengenali laki-laki ini, apa dia salah satu orang yang ditempatkan Ilham untuk menjaganya? tapi dia sama sekali tidak ingat kalau Ilham meminta orang baru untuk menjaganya, meskipun dia juga tidak terlalu kenal dengan orang-,orang yang bertugas menjaganya itu. Akan tetapi satu hal yang dia tahu, orang-orang itu bekerja dalam bayangan, bukan malah bertamu terang-terangan dan membelikannya makanan mewah. "Entahlah, Bu. Aku merasa tidak mengenalnya.""Apa ibu minta dia pergi saja?" kata sang ibu yang menampakkan wajah khawatir. Tiara terdiam, dia sangat ingin tahu siapa dan apa yang diinginkan laki-laki itu. 

  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Curiga

    Bagaimana mungkin ayahnya mengatakan hal semenyakitkan itu? Tiara hanya bisa berdiri mematung menatap kedua orang tuanya dengan pandangan bingung dan kesakitan, dia memang tidak terlalu dekat dengan ayahnya yang kaku dan kolot itu, tapi bagaimanapun dia sangat menyayangi kedua orang tuanya. Hampir saja Tiara tersungkur karena kakinya begitu lemas hanya untuk melangkah ke kursi di depan orang tuanya, syukurlah ibunya bertindak cukup bijak dengan membimbingnya untuk duduk dan meremas tangannya dengan lembut. Itu memang hanya hal kecil, tapi bagi Tiara itu punya banyak arti, dia merasa mendapat tempat untuk berlindung. "A-apa maksud ayah?" tanya Tiara tergagap. jAyahnya memang tidak pernah membentak apalagi memukul, hanya dengan tatapan dan ucapannya yang tajam saja semua anak-anaknya sudah keder duluan termasuk Tiara. "Apa maksudnya laki-laki datang kemari mengantarkan makanan untukmu? Dia juga b

  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Lelaki Lain

    Sore itu Tiara mengendarai motornya ke pusat perbelanjaan, sesekali dia menoleh ke belakang dan melihat beberapa orang yang ditugaskan Ilham untuk melindunginya mengikuti dari jarak aman. Duh sudah seperti artis saja aku, gerutu Tiara. Jika biasanya dia bisa nongkrog  di gerobak kang cilok atau kang es dawet berlama-lama hanya untuk menikmati waktu sendirinya, sekarang Tiara tak akan mungkin melakukan hal ini. dia tidak akan sok-sokan dengan memanfaatkan orang-orang yang menjaga dengan pergi sekehendak hatinya. Kali ini saja dia terpaksa pergi ke sebuah toko buku sendiri karena ada beberapa buku yang harus dia beli sekalian membeli pensil warna yang baru untuk Araz. Selama lebih dari satu bulan Tiara tinggal di sini bersama anak-anak memang tidak ada kejadian yang membuat khawatir. Pun dengan orang-orang yang ditugaskan untuk menjaganya bertindak seperti bayangan yang tak terlihat, bahkan Tiara tak yakin kalau orang tuanya tahu kalau mereka te

  • Bayi Asing itu Milik Suamiku   Orang Misterius

    “itu namanya kamu tidak tanggung jawab pada pekerjaan hanya karena masalah pribadi.” Tiara langsung menunduk saat sang ayah mengatakan hal itu. Araz dan Arkan sedangdiantar ibunya bermain bersama bude Ningsih, asisten rumah tangga yang sudah bekerja pada keluarganya sejak dia masih kecil. Wajah Tiara bagai terbakar saat mendengar perkataan ayahnya. Malu. Dia akui dia memang sangat tidak bertanggung jawab pada pekerjaannya. Ayahnya adalah sosok yang kaku dan disiplin, membuat Tiara ataupun saudaranya yang lain sama sekali tidak bisa dekat dengan laki-laki yang menjadi alasannya terlahir di dunia ini. Tiara bahkan tak pernah tahu bagaiaman rasanya dipeluk oleh sang ayah, meski ibunya meyakinkan dia bahwa waktu kecil ayahnya sering melakukan hal itu pada mereka, dan membantu sang ibu jika tidak bisa menghandle anak-anaknya, ucapan yang selalu diragukan oleh Tiara karena dia tahu benar sejak adiknya lahir sang ayah tidak pernah menggendongnya, bah

DMCA.com Protection Status