Beranda / Romansa / Bayangan Kelam / Sebuah Kenyamanan

Share

Sebuah Kenyamanan

Penulis: Cancer Girl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-05 16:40:29

Hari-hari Anisa kini terasa berbeda sejak kehadiran Malik di hidupnya. Keadaan yang semula membuatnya resah menjadi sedikit lebih tenang saat bersamanya. Malik tidak pernah membuatnya merasa kecil atau dipertanyakan; tidak ada tekanan yang datang dari pandangan atau kata-kata yang ia lontarkan. Setiap kali Anisa bertemu Malik, ia seolah menemukan sudut dunia yang teduh, jauh dari semua keruwetan.

Suatu siang, Anisa selesai bekerja lebih awal dan secara tak sengaja bertemu dengan Malik di lobi kantor. Dengan senyuman lembut, Malik menghampirinya dan menyapa hangat, "Anisa, nggak biasa nih kamu pulang sepagi ini."

Anisa hanya tersenyum dan mengangguk. "Iya nih, hari ini kebetulan ada waktu luang. Kamu sendiri gimana?"

Malik membalas senyumannya. "Sama, lagi ada jadwal santai. Mungkin takdir, ya?" ucapnya sedikit bercanda, membuat Anisa tertawa kecil.

Tak lama setelah itu, mereka memutuskan untuk makan siang bersama di sebuah kafe kecil dekat kantor. Anisa menikmati percakapan yang menga
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bayangan Kelam   Antara Hati dan Janji

    Anisa masih terguncang dengan perasaannya. Pertemuan dengan Malik membuatnya semakin bingung. Sementara Arya adalah cinta yang telah lama ia jalani, sosok Malik membawa kenyamanan baru yang tak bisa ia abaikan begitu saja. Namun, kesetiaan yang selama ini ia pegang membuat Anisa sulit untuk memutuskan ke arah mana ia ingin melangkah.Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Malik, Anisa kembali larut dalam aktivitasnya untuk menenangkan pikiran. Pekerjaan di kafe, yang kini menjadi rutinitas, memberinya kesempatan untuk berpikir dalam-dalam. Meskipun lelah, pikiran tentang Arya dan Malik terus menghantui.Di suatu sore, Arya tiba-tiba datang ke kafe tempat Anisa bekerja. Kehadiran Arya membuat suasana hatinya bercampur aduk. Ini adalah pertemuan pertama mereka sejak terakhir kali Arya memperkenalkannya kepada keluarganya, dan penolakan dari keluarga Arya masih membekas dalam hati Anisa. Namun, senyum Arya yang meneduhkan selalu berhasil membuat Anisa melupakan luka-luka kecil yang pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Bayangan Kelam   Pilihan Sulit

    Setelah perbincangan terakhirnya dengan Arya, Anisa merasa seolah berada di persimpangan jalan yang tak berujung. Hatinya masih terpecah antara perasaan cinta yang ia miliki untuk Arya dan kenyamanan yang ia rasakan bersama Malik. Malam-malamnya terasa panjang dan penuh kecemasan, memikirkan keputusan yang harus ia ambil.Di sela-sela kebimbangan itu, Anisa tetap menjalani rutinitas hariannya. Pekerjaan di kafe, yang awalnya memberinya sedikit ketenangan, kini justru sering membuatnya gelisah. Setiap kali Malik datang, hatinya dipenuhi perasaan hangat, namun rasa bersalah juga menggerogotinya karena ia merasa tak adil pada Arya. Di sisi lain, setiap kali Arya menunjukkan perhatiannya, Anisa merasa terbebani oleh tekanan dari keluarganya.Suatu sore, setelah mengakhiri shift di kafe, Anisa duduk sendirian di bangku taman dekat tempat kerjanya. Ia memikirkan percakapannya dengan Arya beberapa hari lalu, juga kenangan indah yang pernah ia bagi dengan Malik. Pikirannya mengembara, mencari

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Bayangan Kelam   Pilih Siapa?

    Hari-hari Anisa diwarnai dengan kebimbangan yang semakin mendalam. Setelah pertemuannya dengan Arya dan perhatian yang diberikan Malik, ia merasakan ada perubahan dalam dirinya. Rasanya sulit untuk menentukan jalan yang harus ia ambil. Malik selalu ada di saat-saat yang membingungkan ini, memberikan kenyamanan yang berbeda dari yang Arya tawarkan. Namun, kenangan akan Arya juga masih menguasai sebagian besar hatinya, menciptakan ruang yang penuh dengan keraguan.Pekerjaannya di kafe membantu Anisa mengalihkan pikiran untuk sementara, tetapi begitu ia selesai, semua emosi itu kembali muncul. Setiap kali ia menutup mata di malam hari, wajah Arya dan Malik bergantian hadir di pikirannya, membuatnya sulit untuk tidur.Suatu sore, ketika Anisa sedang membereskan kafe sebelum pulang, Malik datang dengan senyuman khasnya yang menenangkan. Ia menawarkan untuk mengantarnya pulang, dan Anisa, yang merasa lelah, menerima tawarannya tanpa ragu.Di perjalanan, suasana terasa hening, namun bukan ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Bayangan Kelam   Menuntut

    Sejak beberapa minggu terakhir, Anisa merasa ada yang berbeda dalam tubuhnya. Rasa mual yang datang hampir setiap pagi, kelelahan yang tidak biasa, dan perubahan suasana hati yang terasa makin intens membuatnya curiga. Awalnya, ia mencoba mengabaikannya, berharap itu hanya akibat dari kelelahan atau perubahan hormon sementara. Namun, semakin lama, semakin yakin bahwa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya.Akhirnya, Anisa memberanikan diri untuk membeli alat tes kehamilan. Kalau waktu itu Anisa tes ditemani Arya, maka kali ini dia akan mengetes sendiri. Pagi itu, ia menunggu dengan gugup sambil memegang alat tes yang menunjukkan dua garis merah. Perasaan campur aduk menyelimutinya antara bahagia, khawatir, dan takut. Ia tahu, hidupnya akan berubah drastis setelah ini.Malam itu, Anisa menelepon Arya dan memintanya untuk bertemu di sebuah kafe kecil yang biasanya mereka datangi. Arya, yang tidak tahu alasan di balik permintaan mendadak itu, menyetujui dengan suara yang terdengar agak p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Bayangan Kelam   Sebuah Harapan

    Hari-hari berlalu begitu cepat sejak pernikahan mereka. Anisa dan Arya kini memulai kehidupan baru sebagai pasangan suami istri, meskipun perjalanan mereka masih jauh dari mudah. Kehidupan pernikahan yang awalnya penuh dengan kebahagiaan dan harapan, kini menghadapi tantangan baru yang tak terduga. Meskipun demikian, mereka berdua terus berusaha untuk mempertahankan cinta mereka dan menjaga kebahagiaan yang telah mereka bangun bersama.Kehamilan Anisa semakin berkembang, dan tubuhnya mulai menunjukkan perubahan yang semakin jelas. Ia merasakan sedikit kelelahan, tetapi di sisi lain, ada kebahagiaan yang tak bisa digambarkan saat memikirkan bahwa ia akan segera menjadi ibu. Arya selalu ada di sisinya, membantu mengurus segala kebutuhan, dan memberikan dukungan penuh. Meskipun keluarganya, terutama ibunya, masih menentang pernikahan mereka, Arya tidak pernah ragu untuk mempertahankan Anisa dan anak yang sedang dikandungnya.Suatu sore, saat Arya pulang kerja, ia melihat Anisa duduk di s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Bayangan Kelam   Ketabahan

    Beberapa minggu setelah peristiwa yang mengguncang hubungan Anisa dengan ibu Arya, keadaan mulai sedikit tenang. Arya, yang terus berada di sisi Anisa, mengupayakan segala hal untuk membuatnya merasa nyaman dan aman. Namun, masih ada perasaan bersalah dalam dirinya karena ia belum bisa sepenuhnya menenangkan Anisa dari tekanan keluarganya, terutama ibunya yang selalu memandang sinis dan menyalahkan Anisa atas kondisi kesehatan yang dialaminya selama kehamilan.Sejak kejadian pendarahan itu, Anisa banyak menghabiskan waktu di rumah dan terpaksa meninggalkan beberapa pekerjaan sampingan yang dulu sering ia lakukan. Ia kini lebih fokus menjaga kehamilannya, meskipun terkadang ia merasa kehilangan kegiatan yang dulu mengisi harinya. Arya selalu berusaha menghiburnya, namun tak bisa dipungkiri bahwa kondisi mereka semakin terasa sulit dan melelahkan.Pada suatu sore, ketika Arya tengah menyiapkan makanan untuk Anisa di dapur, ponselnya berdering. Itu adalah telepon dari ibunya."Arya, kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Bayangan Kelam   Di Tengah Derita

    Pagi itu, Anisa terbangun dengan perasaan lebih lega setelah dukungan Arya malam sebelumnya. Namun, bayangan tentang tekanan yang ia alami dari keluarga Arya tetap menghantuinya. Apalagi saat mengingat peristiwa pendarahan yang hampir saja merenggut kebahagiaannya menjadi calon ibu.Anisa memandang keluar jendela, melihat sinar matahari yang perlahan menerangi kota. Ia sadar, dirinya tak bisa terus-menerus terpuruk. Dalam hati, ia bertekad untuk menjadi lebih kuat demi bayi yang dikandungnya, meski dukungan dari keluarga Arya terasa berat untuk didapatkan.Di sisi lain, Arya sedang menyiapkan sarapan di dapur. Ia ingin memberikan perhatian ekstra pada Anisa, terlebih setelah kejadian-kejadian terakhir yang menimpa mereka. Ia ingin Anisa merasa diperhatikan dan dicintai, agar semangatnya kembali pulih.Ketika Anisa melangkah masuk ke dapur, Arya tersenyum lebar. “Selamat pagi, sayang. Sarapan spesial untuk istri tercinta hari ini,” ujarnya sambil menyiapkan secangkir teh hangat untuk A

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Bayangan Kelam   Secercah Harapan

    Pagi itu, sinar matahari menyelusup melalui celah-celah tirai kamar. Anisa membuka matanya dengan perasaan yang sedikit lega setelah hari-hari yang melelahkan. Semalam ia memutuskan untuk melepaskan semua beban pikiran dan mulai mengisi harinya dengan harapan baru. Arya masih tertidur di sampingnya, dengan wajah yang tampak damai. Anisa tersenyum, menyadari betapa beruntungnya ia memiliki seseorang seperti Arya yang selalu ada di sisinya, walau banyak cobaan yang menghampiri.Setelah berdiam sejenak, Anisa memutuskan untuk bangkit lebih dulu. Ia melangkah perlahan ke dapur, menyiapkan sarapan kecil untuk mereka. Saat ia sedang menggoreng telur, Arya tiba-tiba muncul dari belakang dan memeluknya. Kehangatan pelukan Arya seolah memberinya energi tambahan."Selamat pagi, Sayang," Arya membisikkan dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur."Selamat pagi juga," jawab Anisa sambil tersenyum. "Kamu tidur nyenyak?"Arya mengangguk. "Lebih nyenyak setelah melewati hari kemarin denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13

Bab terbaru

  • Bayangan Kelam   Bab 105

    Hujan turun rintik-rintik malam itu. Anisa duduk di dalam mobil Roy, menatap butiran air yang menempel di jendela. Udara dingin merayap ke dalam, tetapi ia merasa hangat dengan kehadiran Roy di sebelahnya.“Kamu nggak kedinginan?” tanya Roy sambil menyodorkan jaketnya.Anisa menggeleng. “Nggak, aku suka hujan.”Roy tersenyum. “Aku juga.”Obrolan mereka mengalir begitu saja, tanpa beban. Anisa merasa nyaman, sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan. Namun, jauh di dalam hatinya, ada perasaan aneh yang sulit ia jelaskan.Sejak menjalin hubungan dengan Roy, hidupnya terasa lebih ringan. Roy selalu ada untuknya, memberikan perhatian yang ia butuhkan. Tetapi, semakin lama mereka bersama, semakin banyak pertanyaan yang muncul di benaknya.Ia tidak tahu banyak tentang kehidupan Roy di luar pertemuan mereka. Roy tidak pernah mengajaknya ke rumah, tidak pernah bercerita banyak tentang masa lalunya.Tapi Anisa menepis pikirannya. Mungkin, Roy hanya butuh waktu. Lagipula, ia sendiri juga tidak i

  • Bayangan Kelam   Bab 104

    Hari-hari Anisa mulai terasa lebih ringan setelah pertemuan terakhirnya dengan Roy. Tidak ada lagi bayang-bayang pria itu dalam pikirannya. Ia merasa seakan sudah melewati fase terburuk dalam hidupnya, dan kini saatnya untuk melangkah ke depan.Namun, hidup tidak selalu berjalan sesuai harapan.Malam itu, setelah pulang kerja, Anisa duduk di balkon apartemennya sambil menatap langit yang dipenuhi bintang. Ia menghela napas panjang. Sepi. Itulah satu-satunya kata yang bisa menggambarkan perasaannya saat ini.Sejak kehilangan orang tuanya dalam insiden kebakaran beberapa tahun lalu, Anisa sudah terbiasa hidup sendiri. Namun, entah mengapa malam ini kesepian itu terasa lebih menyakitkan.Ia mengambil ponselnya, membuka kontak, lalu menatap nama Roy yang tersimpan di sana.Ia ragu-ragu. Haruskah ia menghubunginya? Sejak mereka resmi berpacaran, Roy memang selalu ada untuknya. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di hati Anisa—sesuatu yang tidak bisa ia pahami sepenuhnya.Sebelum sempat berp

  • Bayangan Kelam   Bab 103

    Hari-hari Anisa mulai berjalan lebih tenang setelah semua badai yang ia alami. Sejak putus dari Roy, ia merasa perlu waktu untuk menyembuhkan diri. Tidak mudah menerima kenyataan bahwa ia telah kembali dikhianati, tapi setidaknya kali ini ia lebih kuat. Ia tidak ingin tenggelam dalam kesedihan berkepanjangan seperti sebelumnya.Melukis menjadi pelariannya. Setiap coretan kuas di atas kanvas membantunya melupakan luka yang masih menganga. Ia mulai mengikuti kelas melukis di galeri seni dekat rumahnya, dan itu memberinya sedikit ketenangan.“Anisa, lukisanmu semakin berkembang,” puji salah satu instruktur di kelasnya. “Kamu punya bakat alami.”Anisa hanya tersenyum. Ia tak pernah berpikir bahwa ia punya bakat di bidang ini. Yang ia tahu, melukis membuatnya merasa hidup kembali.Namun, hidup selalu punya cara untuk menguji seseorang.Suatu pagi, ketika Anisa sedang bersiap pergi ke galeri, ia mendapat panggilan dari nomor tak dikenal. Ia mengabaikannya pada awalnya, tapi ketika telepon i

  • Bayangan Kelam   Bab 102

    Anisa melangkah keluar dari apartemen Roy, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, ia merasa seperti beban berat telah terangkat dari bahunya. Rasa sakit yang ia rasakan saat ini lebih tajam dari sebelumnya, namun ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang memberinya kekuatan untuk melangkah maju meskipun hatinya hancur.Ia tahu bahwa meninggalkan Roy adalah keputusan yang sulit, tapi itu adalah keputusan yang tepat. Dia tidak bisa terus terjebak dalam kebohongan dan ketidakpastian. Roy, dengan segala pesonanya, ternyata hanya seorang pria yang pandai bersembunyi di balik topeng.Sore itu, Anisa duduk di taman dekat rumahnya, memandang anak-anak yang bermain riang di sekitar. Suasana yang dulu selalu mengingatkannya pada masa-masa indah bersama Malik, kini terasa asing. Tidak ada lagi senyum bahagia di sana. Hanya kesedihan yang menyelimutinya."Aku tidak bisa terus hidup seperti ini," gumamnya pada dirinya sendiri. Ia merasa seolah-olah semua pintu yang pernah terbuka untuknya ki

  • Bayangan Kelam   Bab 101

    Hari itu, Anisa dan Roy memutuskan untuk makan malam di sebuah restoran yang cukup terkenal di kota. Roy tampak lebih ceria dari biasanya, sementara Anisa masih mencoba menepis perasaan aneh yang muncul setelah pertemuannya dengan Rina.Saat mereka tengah menikmati makanan, perhatian Anisa tiba-tiba teralihkan oleh seorang wanita yang masuk ke dalam restoran bersama seorang anak kecil. Wanita itu tampak anggun, mengenakan pakaian sederhana namun elegan. Anak kecil di sampingnya tampak berusia sekitar lima tahun, dengan wajah yang sedikit familiar bagi Anisa.Namun, yang lebih mengejutkan adalah bagaimana ekspresi Roy berubah saat melihat wanita itu. Seolah-olah ia baru saja melihat hantu dari masa lalunya.Anisa memperhatikan bagaimana Roy berusaha tetap tenang, tetapi matanya tak bisa lepas dari wanita tersebut."Kamu kenal dia?" tanya Anisa pelan.Roy tersentak. "Hah? Enggak, aku cuma... kayaknya pernah lihat wajahnya di suatu tempat."Namun, Anisa tidak bisa mengabaikan cara Roy be

  • Bayangan Kelam   Bab 100

    Waktu terus berlalu, meninggalkan jejak yang samar di hati Anisa. Ia mulai terbiasa dengan kehidupan barunya, meskipun sesekali, bayangan masa lalunya masih muncul dalam ingatannya. Namun, ia tidak ingin terus-menerus terjebak dalam kepedihan yang sama. Setiap hari, ia mencoba membangun dirinya kembali, sedikit demi sedikit.Setelah sekian lama merasa hancur, Anisa akhirnya menemukan kenyamanan dalam rutinitasnya. Pekerjaannya sebagai desainer interior semakin berkembang. Proyek-proyek yang ia tangani mendapat respons positif, dan namanya mulai dikenal di kalangan tertentu. Ia mulai mendapatkan klien tetap yang mempercayakan desain rumah mereka padanya.Suatu pagi, Anisa duduk di meja kerjanya, menyesap kopi hangat sambil menatap layar laptopnya. Pesanan masuk cukup banyak, dan itu berarti ia harus bekerja lebih keras. Tapi, anehnya, ia merasa senang. Ia merasa hidupnya mulai menemukan ritmenya sendiri.Sore itu, ia memutuskan untuk keluar sejenak, berjalan di taman kota. Angin sepoi-

  • Bayangan Kelam   Bab 99

    Minggu-minggu berlalu sejak Anisa memutuskan untuk melupakan Roy, tetapi luka yang ditinggalkannya masih terasa. Meski ia berusaha keras untuk bangkit, ada momen-momen ketika kenangan tentang pria itu kembali menghantui pikirannya. Terlebih lagi, perasaan bersalah karena membiarkan dirinya terbawa perasaan terhadap seseorang yang ternyata tidak jujur masih membekas.Anisa mulai sibuk dengan rutinitas baru. Ia mengambil beberapa proyek desain interior sebagai freelancer untuk mengisi waktu dan pikirannya. Pekerjaan ini, selain memberinya penghasilan, juga membantunya menjaga pikirannya tetap sibuk. Namun di balik semua aktivitas itu, ia merasa ada kekosongan yang sulit ia isi.Suatu siang, ketika Anisa sedang memeriksa bahan-bahan untuk proyek desain di sebuah toko perlengkapan rumah, ia dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang tidak ia duga. Roy. Pria itu terlihat sama seperti terakhir kali mereka bertemu, tetapi sorot matanya penuh penyesalan.“Anisa,” sapa Roy dengan suara pelan.An

  • Bayangan Kelam   Bab 98

    Hari-hari setelah kepergian Roy terasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung usai bagi Anisa. Ia mencoba menyibukkan diri dengan pekerjaan dan berbagai aktivitas lain, tetapi pikirannya selalu kembali pada pria yang telah memberinya harapan baru. Roy adalah seseorang yang membuatnya merasa hidup kembali, namun kini ia pergi meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.Di satu sisi, Anisa ingin melupakan Roy, tetapi di sisi lain, ia tidak bisa mengabaikan kenangan manis yang mereka lalui bersama. Suatu sore, ketika ia sedang membereskan meja kerja di rumah, ia menemukan buku catatan kecil yang pernah diberikan Roy. Di dalamnya, ada beberapa catatan singkat yang pernah ditulis Roy untuknya. Salah satu kalimat yang paling menyentuh hati Anisa adalah ...."Jangan pernah berhenti mencari kebahagiaan, bahkan jika jalannya terasa berat."Membaca kalimat itu, air mata Anisa mengalir tanpa henti. Ia merasa kehilangan seseorang yang benar-benar peduli padanya, meskipun ia tak pernah tahu pasti apa y

  • Bayangan Kelam   Bab 97

    Anisa mulai merasa nyaman dengan Roy. Hubungan mereka berjalan begitu alami, tanpa ada tekanan atau ketegangan seperti yang pernah dia rasakan sebelumnya. Setiap kali bersama Roy, Anisa merasa seperti menemukan sosok yang berbeda dari semua pria yang pernah datang dalam hidupnya. Roy selalu bisa membuatnya tertawa, berbicara tentang hal-hal kecil yang terasa menyenangkan, dan yang paling penting, ia memberikan perhatian yang tulus.Mereka mulai sering menghabiskan waktu bersama. Setelah berbulan-bulan sendiri, Anisa merasa seakan dia menemukan pelarian dari segala luka hati yang pernah ia alami. Roy bukan hanya teman yang menyenangkan, tapi juga seseorang yang mampu menenangkan setiap kegelisahan yang datang dalam pikirannya.Pada suatu malam, Roy mengajak Anisa untuk makan malam di restoran baru yang baru buka di pusat kota. Suasana yang tenang, dipadu dengan cahaya lilin yang temaram, membuat suasana semakin intim. Mereka berbicara tentang banyak hal, mulai dari pekerjaan, hobi, hin

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status