Sudah lama sekali rasanya aku tidak merasakan hal seperti ini. Pengumpulan para bangsawan yang berjasa katanya, dan itulah yang membuatku bertemu dengan lady berambut perak ini. Tatapannya selalu tajam dan aku semakin tidak takut dengannya. Saintess? Kenyataannya dia bukan saintess, tapi aku masih memanggilnya dengan gelar itu. “Hormat kepada saintess yang agung, Tuan Putri Ophelia. Saya Baron Sanktessy memberi hormat.” Ophelia tidak menjawab ucapanku, aneh sekali biasanya dia memiliki kalimat balasan yang tajam dan membuat orang-orang tertawa. Aku melihat ke arah Ophelia, matanya itu bergetar, apa yang hendak dia lakukan selanjutnya aku tidak tahu, namun baru saja sebentar kami bertemu, dia memuntahkan darah secara tiba-tiba. Padahal hari ini aku hanya melakukan pertemuan sebentar, bertemu dengan Luke, dan kembali ke mansion, itu saja. Tapi malah menyaksikan hal luar biasa ini. Para ksatrianya langsung heboh, memegangi tubuhnya, membuatnya harus menghadapi ini di depanku. Tubuhny
Ada kenangan hebat antara Luke dan Caesar. Aku sangat yakin kalau Luke ingatannya juga terganggu. Karena itulah dia tidak mengingatku walaupun bertemu. Yang sedang kuberikan adalah simbol sihir yang dibuat Luke khusus untuk Caesar. Memory unlock, itulah nama dari simbol sihir tingkat tiga yang digunakan oleh Luke. Dia menggunakan gabungan tiga sihir berbeda dan membuat sihir pengunci semakin aman. Kening Luke berkerut, aku ingat sedikit saat Caesar meminta membuatnya Luke sama sekali tidak memahaminya. “Ingatanku sangat luar biasa. Kenapa aku harus menyimpannya di tempat tak berbentuk bagaikan lubang hitam? Kau meremehkan kepintaranku, Caesar?” Luke saat itu melakukan protes. Memory unlock bisa menyimpan ingatan atau memori seseorang pada tempat sihir tidak terbentuk. Mereka yang tidak memiliki sihir itu sendiri tidak bisa mengambil memori tersebut, sehingga keamanannya sangat tinggi. Apalagi dikunci dengan keamanan tiga lapis. “Aneh ... Aku sangat merasa kenal dengan simbol sihir
Di mansion Marquis Kingston mereka masih saja memperlakukanku seperti biasa. Semua pelayan dan ksatria penuh hormat padaku. Mereka adalah keluarga pertama yang melakukannya, karena hubunganku dan Verion juga baik, maka bisa dibilang hubungan keluarga kami bersuaa akan baik hingga nanti. Dia telah menjadi sekutuku, temanku, dan bahkan ingin mengikat dalam ikrar saudara. Di depanku dia seperti biasa, tersenyum dengan tahi lalat yang ada di bawah matanya. “Ayahku sebentar lagi akan tiba, Akion. Jadi, apa yang kau lakukan tadi di menara sihir penyihir agung Luke?” tanya Verion dengan sopan tapi terlihat jelas dia penasaran. “Dia teman di masa laluku.”“Teman?” Jawabanku ternyata membuatnya terkejut. Tubuhnya condong, sikap alami yang sebenarnya berbahaya jika dia menghadapi bangsawan lain. “Teman perang Caesar atau bisa dibilang aku di masa lalu. Caesar, Cassiel, Luke. Dia pun melupakan apa yang terjadi pada kami berdua, ingatannya terkunci di satu tempat tapi dia sendiri melupakan m
“Nagaimana bisa kau tahu namanya? Aku rasa aku pernah mendengar kalau god’s sword hanyalah karangan.” Radd terlihat pucat, dia kesulitan dalam bicara hingga sedikit terkendala tadinya. “Kau tahu juga, Radd?” tanyaku ingin mendengar penjelasan dari blacksmith ini. “Pedang pembunuh iblis, dan itu hanyalah rumor. Tapi Anda bilang ini adalah ….”“Kau melihatnya sendiri tadi, kan?” tanyaku padanya dan Radd langsung menganggukkan kepalanya. Dia terus memandang dan terlihat cukup aneh. “Apa ada sesuatu? tanyaku padanya. “Aku merasa sangat terharu karena bisa menyentuhnya sebelumnya.” Aku tersenyum. “Pedang ini juga bisa berhasil diselamatkan karena kemampuanmu yang hebat. Terima kasih, Radd.” Verion menatap ke arahku tidak percaya. Ini semua karena apa yang kami lakukan sebelumnya. God’s sword sedang dicari oleh black ring untuk dihancurkan dan hebatnya ternyata aku telah memilikinya sejak dulu. “Akion! Ini luar biasa sekali!” Verion terlalu bersemangat hingga dia berdiri dan mengeju
Dia berlari dengan kakinya yang kecil melihat kedua kakak yang sangat dia sayangi tentu saja dia sangat senang sekali. Tenis melompat tinggi dan aku memeluknya. “Kau bertambah berat ya, Renia.” Renia langsung menatapku dengan tatapan yang begitu tajam. “Kak Akion, mengatakan itu pada seorang lady tidak boleh. Kakak bisa mendapatkan tamparan dari lady karena kakak mengejeknya.” Renia cemberut yang membuatku merasa begitu gemas. “kau tidak merindukan kakak pertamamu? Kakak bisa menangis karena dilupakan oleh adiknya.” Harzem mengusap matanya, dia berpura-pura menghapus air matanya lalu sedikit sesegukan. Renia merentangkan kedua tangannya dan sekarang berpindah ke pelukan Harzem. “Kalian berdua memperlakukanku seperti anak kecil, Kak.” Walaupun dia mengatakannya dengan suara yang ketus, tapi aku tahu dia suka pelukan kami berdua. Tanpa ingin mengukur waktu lagi, aku berjalan ke arah lain. Harzem telah memahami apa yang akan kulakukan, dia menurunkan Renia dan sekarang mereka b
Semuanya telah kembali, awalnya sangat aneh, memuakan dan aku muntah. Ingatan itu tersusun di dalam otakku, ingatan bercampur dalam tiga tahapan, dalam tiga kehidupan. Aku bermeditasi cukup lama di dalam kamarku. Sunny masih terkihat marah denganku karena saat aku bertemu dengannya kembali bukan menghabiskan waktu bersamanya tapi malah menyendiri di dalam kamar. Tepat di hari kedua aku telah menyelesaikan meditasi ku, kekuatan dan sebelumnya tidak ada sama sekali dengan diriku sudah sepenuhnya ada aku bisa merasakan kekuatan dan begitu besar dalam diriku. Tanganku bercahaya, aku bisa melihat dengan jelas aliran kekuatanku. Aura dan divine power yang berjaaln beringin. Ini rasanya berbeda. Untuk sekarang hanya ada aku yang merasakannya. Ksatria suci tapi dengan cara yang berbeda. Aku berdiri, bajuku basah karena keringat yang begitu banyak karena meditasi yang aku lakukan. Ada gejolak energi dan pertempuran di dalamnya.“jadi, apakah kita harus melakukannya sekarang?” Aku sedang m
Pedang yang bercahaya sangat terang itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Dia beresonansi dengan kekuatan yang ada dalam diriku. Getaran itu terasa. “Akion.”“Ayah.” Mereka berdua memanggilku, merasa khawatir dan terpukau secara bersamaan. Aku mengangkat pedang yang aku pegang, dan cahayanya semakin terang. Cahaya platinum itu bisa saja menyakiti mata semua orang yang melihatnya. Tapi tidak, cahaya itu tidak akan menyakiti siapa pun, apa pun. Tapi sebaliknya. Dalam diriku timbul dorongan yang sangat kuat sekali. “Atas nama Dewa Thabium. Blessing Light!” Aku menggerakan tanganku, mengayun seolah aku mengayunkan pedang yang sangat kuat. Lalu cahaya platinum itu menyebar ke seluruh wilayah Sanktessy. Sangat cepat sekali dan cahayanya tidak habis sedikit pun dengan pusat cahaya dari pedang yang aku pegang. Secara ajaib, tanah-tanah tandus yang gersang yang hanya ada pasir tanpa ada tumbuhan di atasnya berubah warna menjadi tanah yang berwarna coklat gelap. Muncul tumbuhan di
Surat kabar telah memberitakan apa yang terjadi di Sanktessy. Aku menyambut euforia ini dengan wajah yang gembira. Ada banyak pengunjung yang datang secara tiba-tiba di sanktessy, kebanyakan dari mereka adalah mereka yang tidak menyukai kalau Sanktessy benar-benar bangkit. Aku akan menambahkan sedikit bumbu lagi. Panggung terbaik dan telah terbentuk segala penyusunnya. Di tempat ini ada banyak pemburu berita yang menginginkan kenyataan yang bisa memuaskan segala hasrat mereka. “Anda tidak bisa masuk ke dalam mansion begitu saja. Surat izin dan itulah yang diperlukan.” Willian bicara dengan tegas pada beberapa wartawan yang mencoba menerobos masuk ke dalam mansion Sanktessy. Aku melihat dari atas, menaiki Sunny hingga mereka tidak menyadari kalau aku ada di atas mereka. Malam hari sangat mendukung apa yang aku lakukan. “Kalau begitu berikan surat ini pada Baron Sanktessy, swordmaster terhebat, tuanmu itu. Aku ingin sekali bicara secara langsung.” Para pemburu berita itu memberikan