Setelah menemui kesatriaku, aku berjalan ke Taman Baron. Taman yang tidak begitu mewah sesuai yang kupikirkan.
Mana mungkin mewah, jika mereka saja sering kali kekurangan. Akan tetapi, Taman Baron cukup hidup. Di tepi danau, aku melihat Renia sedang berpiknik dengan pelayannya. Renia adalah anak bungsu Baron, dan adiknya Akion. Umurnya delapan tahun, mempunyai rambut pendek berwarna sama seperti Akion dan mata berwarna emas yang selalu membuatku kagum akan rupa keluarga ini. Adik atau saudara, aku tidak punya sebelumnya. Yang kupunya hanyalah sepupu brengsek yang ingin kubunuh. Dengan seluruh hatiku, kehadiran Renia membuatku senang. “Renia.” Aku tersenyum lebar pada Renia. Dia bergidik ngeri sendiri. Akion selalu sibuk untuk belajar, berlatih dan berburu monster. Sehingga Renia tidak dekat dengan Akion, dia cenderung takut pada kakaknya itu. Ya, seperti yang ada diingatanku ini, Akion selalu menatap Renia dengan sorot mata pemburu. Salahnya. Tentu. “Ada apa, Kak ...?” jawabnya kaku. Apa ini salahku, ya? Aku menggaruk keningku pelan. Kemudian, pikiran itu aku hilangkan dan duduk di samping Renia. “Maaf, aku mengganggumu. Bolehkah kakakmu ini meminta secangkir teh pada adik manisnya ini?”Renia terlihat ragu. “Ten-tentu.”Aku menyadari bahwa aku telah berbuat sesukanya. Nami, pelayan dari Renia telah memberikanku teh. Aku menyesapnya sambil memperhatikan Renia yang ragu-ragu untuk meminumnya. “Renia, kenapa kau tidak meminumnya?” Aku tersenyum agar dia merasa nyaman. Mungkin jaraknya begitu jauh, tidak ada sedikit pun rasa persaudaraan di antara mereka. “Kakak … apa aku melakukan kesalahan?”Aku berhenti minum, alisku sedikit terangkat. Setiap kali aku tersenyum, orang-orang akan bertanya apa mereka melakukan kesalahan atau mereka membuatku tidak nyaman. Sepertinya karena wajah ini selalu saja tegang. Akion ... ya, kaulah pelaku dari semua ini. Wajah kakumu dan sikap terlalu seriusmu membuat orang salah paham. “Tidak.” Aku meletakan gelas tehku. “Sepertinya aku yang melakukan kesalahan. Mengganggu waktu piknikmu.”Aku mengusap lembut kepala Renia lalu memperbaiki pita rambutnya yang sedikit miring. “Aku harap, lain kali kita bisa minum teh di waktu yang tepat. ”“Dan, maafkan sikap kasar Kakak untuk hari ini.”Aku mengundurkan diri, dan meninggalkan Renia dengan kebingungan akan perubahan sikap kakaknya.**
Aku meneguk anggurku perlahan. Saat di bumi, aku tidak pernah menyentuh ini. Aku takjub sendiri, aku rasanya bahkan bisa menenggak sebotol. Batasan umur di sini terlalu rendah. Pada umurku yang baru tujuh belas tahun, aku sudah dianggap dewasa dan mampu untuk melakukan apa pun.Banyak perbedaan di antara Bumi dan Xellim. Xellim, benua luas yang terkadang muncul bulan biru. Ini warna yang biasa. Untuk konsep matahari dan bulan, kurasa sama saja dengan Bumi, berotasi selamat 24 jam dan berevolusi 365 hari. Hanya saja, di sini mempunyai dua bulan. Satu berwarna kuning, dan satu berwarna biru yang muncul enam bulan sekali. Dan, menurut catatan yang kubaca, ada satu lagi bulan berwarna emas yang muncul dua belas tahun sekali. Jika dirunutan, maka ada tiga bulan di Xellim. Kuning, biru, dan emas. Penggunaan sihir dan Mana adalah hal yang biasa di sini. Apa pun menggunakan yang namanya sihir. Lihat lampu sihir itu! Sangat cantikMereka bersinar, disalurkan melalui Kabel Mana yang berpusat ke Batu Mana. Mereka menakjubkan. Jika ini di bumi, pengguna sihir akan dirajam. Ya, kalau ini abad ke enam belas. Ini adalah dunia fantasi yang diimpikan orang-orang di bumi. Aku menelengkan kepala. “Ada apa, Akion?”Ayah Akion menghentikan makannya, matanya menatapku khawatir. Seperti terakhir kali, kepalaku sakit secara tiba-tiba. Kalau saja ini tubuhku sendiri, dengan rasa sakit seperti menghadapi kematian itu. Tubuhku akan menyerah. “Aku hanya mengagumi rasa anggur yang nikmat ini, Ayah.”Wajahnya terlihat bahagia. Dia memanggil pelayan dan menunjukkan botol anggur yang dia pegang. “Ini Roxanne XII, tahun 1472 dibuat 200 tahun yang lalu.”Matanya berbinar. Sepertinya dia begitu kagum dengan anggur ini. “Ayah mendapatkannya dari Duke Lexier. Dia harap bisa berhubungan baik dengan keluarga kita.”Aku tidak ingin menekuk wajahku dan membuat kebahagiaannya sinar. Duke Lexier adalah penguasa wilayah Selatan. Berbeda dengan di sini, wilayahnya dikenal dengan wilayah cahaya, banyak kuil berdiri di sana, wilayah kekuasaan yang cukup makmur. Sang penguasa bangsawan sentral.Keturunan Duke Lexier sekarang bahkan digadang akan menjadi swordmaster dan gelar itu sudah berada di tanganku sebelum anaknya berhasil mencapai gelar itu. Setelah hal itu, Duke Lexier mendekatkan diri pada keluarga Baron Sanktessy. Bangsawan lain menganggap hal itu sebagai kemurahan hati dari Duke Lexier. Namun, aku menganggapnya lain. Keluarga yang menguasai jantung kekuasaan, tidak akan semudah itu melepaskan keistimewaannya. “Sungguh Duke Lexier orang yang bermurah hati.”Aku tersenyum misterius dan menghabiskan anggur yang kupegang dengan sekali teguk.**
“Kakak, maafkan aku atas sifatku siang tadi.” Renia memberi salam dengan membungkuk. Pelayan setianya juga membungkuk. Ini sebabnya sejak tadi di ruang makan dia terlihat ragu-ragu melihatku. “Renia, yang mengacaukan piknikmu adalah aku.”Renia menatapku. Ada ketakutan dalam dirinya. Kemudian, dia melihat Nami di belakangnya yang membalas menatapnya. Mungkin Nami telah memberi masukan pada Renia agar meminta maaf. “Renia, apa kau takut pada Kakak?”Renia terdiam. Raut mukanya berubah menjadi ragu-ragu. “Ti-tidak,“ jawabnya terbata-bata. Aku menunduk, memegang pundak kecilnya. Renia tertegun, sorot mata kami bertemu. Aku tidak ingin menghancurkan tubuh cantik ini. “Renia, selama ini Kakak memang jarang berinteraksi denganmu. Kakak merasa bersalah dengan hal itu, bagaimana bisa Kakak marah padamu?”Mendengar omongan yang seperti dibuat-buat, Renia menatap keheranan. “Pada dasarnya, katakan apa pun yang kau mau. Kau boleh meminta apa pun padaku karena aku adalah kakakmu.”Aku tersenyum. Wajah Renia terlihat sedikit malu, sifat anak-anaknya terlihat saat begini. Sedangkan Nami, ini kali kedua aku melihatnya terdiam, terjebak dalam pesona Akion yang tersenyum. “Terima kasih, Kak Akion.” Dia tersipu, tetapi masih mencoba mempertahankan keanggunannya. Di bumi, kita mempunyai bangsawan juga pada abad terdahulu. Tentang aturan-aturan mereka yang merepotkan, sama halnya seperti yang kubaca di buku sejarah. Awalnya, bangsawan dianggap keturunan dewa. Untuk itulah mereka menjaga kekentalan adat, tata cara, dan peraturanDi mana pun, peraturan memang diperlukan. Aku melambaikan tanganku pada Renia yang undur diri. Untuk pertumbuhannya, tidur cepat itu baik.**
Aku melihat diriku sendiri lagi.
Diriku yang dikelilingi oleh buku. Ayahku bilang, dengan buku, aku bisa membuat kehidupan menjadi baik. Aku sedang duduk di perpustakaan pribadi yang Ayah dan Ibu berikan saat ulang tahunku yang ke-10. Aku membuka lembar per lembar buku. Mungkin, terlihat membosankan. Namun, raut wajahku tidak begitu. Kemudian, itu berputar lagi. "Pesawat Elang 3612B menghilang di lautan antara negara Jepang-Korea."Terputus kembali. "Ayah, ibumu dinyatakan telah meninggal. "Raut mukaku di sana mengerikan. Aku menangis dan berteriak, orang-orang hanya berbisik mengasihaniku. Paman dan keluarganya datang ke rumahku. Dia masuk sebagai wali. Anaknya yang seumuran denganku menatap dengan tajam. Aku melihat pamanku tersenyum sambil memegang tangan orang yang membawa tumpukan berkas itu. DUGHH! Tendangan bersarang di pinggulku. Aku terdorong. Paman dan bibiku hanya melirik sebentar, tidak peduli dengan perbuatan anaknya. Gelap lagi. Perasaan yang sangat aku ketahui. "Tuan Leon, Anda seharusnya melaporkan ini."Pintu kamarku terbuka, bayangan monster itu masuk. Mereka menarik asisten rumah tanggaku, mereka memecatnya dan mengusirnya. Seakan rumah ini milik mereka. Aku diam—tubuhku gemetar. Ini berlanjut hingga empat tahun. "Ampuni aku, Paman, Bibi ... kumohon."Aku memohon dengan tangan gemetar. Kemudian, aku melihat Haikal melemparkan ikat pinggang ke depan kedua orang tuanya. Aku pun dipukuli lebih brutal. "Dasar, gembel!"Aku ingat ini, masih sangat segar. Dia mengencingiku, si bocah brengsek bernama Haikal. Dia yang membuatku mati.Aku meremas dadaku. Rasanya jantungku ingin meledak. Tubuh ini basah dengan keringat, ini mimpi buruk dari kehidupanku dahulu. Aku ingin menebas kepala mereka lalu menginjak-injaknya. Aku mencoba menstabilkan napas. untungnya dengan tubuh ini, itu hal yang mudah. Setelah aku benar-benar tenang, aku merasa bodoh sendiri. Kenapa aku begitu takut dengan mereka? Ada banyak cara untukku melawan dan aku hanya diam lalu mati. Kemudian, kembali lahir ke dalam tubuh kuat ini. Jadi, di mana Akion yang asli? Apa dia masuk ke dalam tubuhku? Sejak hari pertama aku berada di tubuhnya. Aku sudah menanyakan jutaan pertanyaan tentang situasi ini pada dewa dan tak mendapatkan jawaban. Aku berjalan seolah ini tubuhku sendiri. Terkutuk!Memang terkutuk. Setidaknya biarkan aku membalaskan dendam terlebih dahulu pada mereka di sana. Sekarang, aku diseret pada Pertempuran sengit para penguasa. Aku saling menatap pada bayanganku di kaca, tatapan tajam yang penuh permusuhan. Cahaya bulan yang masuk tidak melunakkan amarahku. Namun, aku memutuskan untuk keluar dan berdiri di teras lalu menghirup udara malam yang seakan memelukku untuk terlelap kembali.BERSAMBUNG•••
“Tuan Muda Akion, kenapa Anda tidur di sini?”Saat aku membuka mataku, cahaya matahari langsung menyerang retinaku dan membuat buta sesaat. Setelah aku terbiasa, aku sadar Bastian menyelimuti. wajahnya penuh dengan rasa khawatir.“Aku hanya tertidur saat mencari angin semalam.”Wajahnya belum berubah.Aku berdiri dari kursi yang kududuki. Selimut yang sebelumnya dia selimutkan padaku, kuberikan dengan sesopan mungkin. Mungkin kasta di sini bisa saja membuatku bertindak sesukanya, tetapi itu bukan aku.“Tolong, siapkan air mandi untukku, Bastian.”Sekarang, aku harus menjalani hidup sebagai Akion. Tidak perlu banyak berpikir ten
“Boleh aku tambah, Tuan? ”Agnes langsung menyenggol lengan anak laki-laki itu, wajah Agnes terlihat khawatir. Mungkin, sudah sering kali mereka mengalami penolakan.“Silakan! Tambah semau kalian.”Aku memanggil pelayan untuk menambah pesanan.Sejujurnya, makanan di tempat ini sangat tidak enak. Roti yang mereka sajikan keras, tidak berasa, dan sup yang mereka sajikan lebih terasa seperti air bercampur garam saja.Mengingat tempat miskin seperti ini, ini sudah menjadi makanan yang cukup mewah. Sebagai penguasa wilayah, aku sadar betapa menyedihkannya.“Tanganmu kenapa bisa terluka?”
Aku meminta Hayd dan Levian untuk mengumpulkan semua penduduk Aurus. Hanya dengan memberi mereka persediaan makanan untuk sebulan ke depan tidak menyelesaikan masalah ini.Mereka akan kelaparan lagi, dan wilayah ini akan tetap tertinggal. Mereka membutuhkan cara untuk mempertahankan diri sendiri.Seperti kata Alexander Graham Bell, “Sebelum apapun, persiapan adalah kunci menuju kesuksesan.”Levian mengangguk saat melihatku. Sepertinya mereka semua sudah berkumpul di sini.Aku keluar dengan badan tegap, dan tanpa ragu. Saat ini, mereka membutuhkan pemimpin yang terlihat kuat dan mengetahui jalan keluarnya.Aku melihat wajah mereka yang penuh harap, wajah yang juga penuh khawatir akan nasib mereka.“Aku adalah Akion Naal Sanktessy, putra kedua dari Baron Eihns Naal Sanktessy. Aku diperintahkan oleh ayahku untuk membantu wilayah Aurus dan menyelesaikan masalah di sini.”Mereka memandangku tidak perca
Aku menyantap makan siangku dengan tenang. Ketenangan ini bahkan tidak kudapatkan beberapa hari belakangan ini. Aku menyelesaikan semuanya, orang-orang datang keluar masuk rumah ini. Lalu pikiranku yang terus bekerja mendapatkan bawahan yang loyal adalah sebuah keberuntungan.Wine hasil korupsi ini, pun, masih tetap enak dinikmati, walaupun si koruptor telah mati. Untuk mereka yang berani menyerang wilayahku akan kupastikan mereka akan mendapatkan balasannya.Akion terlalu kaku, sedangkan pikiranku tidak. Beruntung rasanya berada di tubuh Akion dengan kapasitas otakku. Mungkin, sekarang mereka sedang sibuk membuat apa yang kudesain. Aku memutar-mutar gelas wine sambil mengingat kejadian kemarin.“Kita akan bertani dengan air!”Wajah mereka tampak tak percaya. Mereka bahkan mengiraku sebagai orang gila. “Tanaman hanya dengan air ... apa kau gila? Pasti tanaman itu akan membusuk!”“Apa k
Besok adalah perjalanaku ke Invit.Di ingatan Akion, Ivnit adalah wilayah yang bagus. Akan tetapi, Count Ivnit adalah orang yang sangat menyebalkan. Itu hal yang paling membuatku malas untuk ke sana.Akion itu patuh pada perintah, dia terlalu kaku akan hukum-hukum kekaisaran. Walaupun dia ingin menyerang pamannya, tidak akan dia lakukan jika dia tidak diserang terlebih dahulu atau atas dasar perintah kaisar. Pikirannya masih murni, takut rakyatnya kenapa-kenapa karena ulahnya.Sehingga Akion sering kali menempatkan dirinya sendiri sebagai tameng.Makanya, Akion membiarkan apa pun yang pamannya perbuat. Karena menganggap status Count lebih tinggi dari Baron.Perjalanan ke Ivnit lebih lama dari pada saat kami ke Aurus, memakan waktu dua minggu. Aku harus melewati hutan kegelapan yang penuh monster dan melewati Gunung Berk yang sudah lama tidak diinjak oleh keturunan Sanktessy.Sudah berapa ratus tahun Gunung
Levian menangkap kelinci monster sebelum aku terbangun, dia membuatnya menjadi sup dengan bahan seadanya.Cuaca dingin yang menusuk, memang yang terbaik adalah sup hangat.Dia memberikanku semangkuk penuh sup monster kelinci itu, anehnya aku memakan tanpa beban. Berbeda saat di bumi dahulu, kelinci biasa saja aku menolaknya untuk makan.Aku menyuap sesendok penuh daging monster kelinci itu, empuk dan berlemak, tetapi sedikit alot juga.“Masakan yang enak, Levian,”Bagiku ini adalah kali pertama aku mencoba masakan Levian.“Ini adalah masakan sederhana, Tuan Akion. Siapa pun bisa membuatnya." Dia tersipu, tetapi bersembunyi dengan membelakangiku.Sungguh pengikut yang pengertian. Kali ini, dia memasak dibandingkan memberiku roti lapis, pasti karena memikirkan udara yang sangat dingin.“Kau hanya merendah, Levian. Jika aku yang memasaknya, maka akan kupastikan itu gosong dengan sempurna.”Dia
“Siapa Tuan yang di sampingmu, Tuan Akion?”“Dia pengawal kepercayaanku,”“Jika begitu, tidak masalah jika aku menjelaskan di depannya juga, kah?”“Tentu."Levian, dia orang yang akan memilih mati daripada mengkhianatiku.Kami akhirnya duduk untuk menerima penjelasan panjang dari Tanka. Aku menyender pada pohon. Levian memilih untuk berdiri dan Tanka duduk di depanku yang terdapat batu besar.“Leluhur Anda, Caesar Naal Sanktessy meminta bantuan kepadaku,”Dia adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan berkarisma. Di bawah pimpinannya, Sanktessy sangat berjaya. Itulah yang kubaca dari buku.“Empat ratus tahun yang lalu, dia tahu bahwa hutan ini menyembunyikan sesuatu yang luar biasa dan bahwa keluarganya mungkin dalam bahaya,”“Hutan ini adalah perantara bagi kekuatan yang mengerikan.”Aku menyimak dengan baik. Tem
Tanka merengek seperti anak kecil agar bisa ikut denganku. Rengekannya membuatku pusing. Bagaimana tidak, dia berteriak di telingaku meminta agar dia bisa ikut. “Ajak saja Tanka, Tuan Akion.” Wajah Tanka berubah senang, Levian membelanya. Wajahnya menggambarkan bahwa dia mendapatkan sekutu yang mendukung keinginannya. “Bukankah Tanka lebih baik tinggal di sini dan menjaga harta ini?” “Ayolah Tuan Akion, gunung Berk sendiri pun, tidak akan bisa dimasuki oleh sembarang orang.” Wajah Tanka cemberut. “Aku sudah terkurung di sini selama empat ratus tahun. Aku ka
Ah, ini rasanya begitu nyaman. Begitu mengambang dan meragukan. Bahkan aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi karena seluruh tubuhku rasanya tidak merespons. Aku bisa merasakan kehampaan hingga aku terus memikirkan sebenarnya, apa yang sedang terjadi. Lalu, pedang dengan suhu yang lebih tinggi itu menusuk tubuhku. Darah termuntahkan dari mulutku dan mataku memerah, aku baru menyadari, iblis yang memiliki tentakel tadi telah mendekapku seolah dia adalah ibuku. “kau tidak sekuat apa yang dipikirkan. Sekarang hanya tinggal membunuhmu dan menurunkan sang kuasa di tanah ini.” Suaranya menggelegar, walaupun aku merasa begitu lemah dan seperti hampir kehilangan kesadaran, tapi aku tahu suara yang begitu percaya diri dan penuh kesombongan itu. Dia penuh dengan keburukan dan aku akan menyesali jika aku tidak mampu melakukan apa pun. Ujung-ujung jariku yang kaku akhirnya bisa bergerak walaupun gerakannya begitu samar, mirip seperti angin yang berhembus pelan dan menggerakan reru
Sunny terbang sangat cepat, aku tiba di dekat mereka. Dorongan kuat langsung terasa bagi orang-orang yang ada di sana. Harzem dan Altair kehilangan banyak tenaganya. Mereka berusaha untuk tetap berdiri tapi itu terlalu sulit. Setelah aku memukul mundur tentahmkel bewarna mersha itu, aku memberikan tanda agar Harzem bisa segera pergi dari sini. “Iblis ketiga. Sungguh tidak terduga.”Aku bicara sambil bersiap, iblis ini lebih kuat dibandingkan dua iblis lainnya. Dia terbang, dia memiliki delapan ekor besar berwarna merah. Wajahnya terlihat sangat angkuh, dia bahkan melipat kedua tangannya hanya dengan gerakan mata, ekor-ekor itu bergerak seperti semak belukar yang merambat sangat cepat. Mereka melilit, berpandu dengan gerakan yang rumit. Sunny mengambil tindakan lebih dulu dibandingkan aku. Sebuah ledakan besar menghancurkan ekor merah tersebut. Lalu terbentuk dengan kecepatan yang sangat ekstrim. Aku langsung menghilang, tiba di atasnya, saat hendak mengayunkan pedang untuk membel
Aku mendekati Ierlae, napasnya terasa berat. Keringat ada di wajahnya. Tanpa sadar aku menyentuh pundaknya, memberikan tatapan khawatir padanya. “Bagaimana keadaanmu, Ierlae? Apa kau mengalami luka?” tanyaku padanya. Sunny baru saja mendarat di dekat kami hingga rambut Ierlae yang berwarna jingga berkibar. “Aku baik-baik saja. Kau memang sangat hebat seperti rumor yang tersebar“Ierlae memberikan senyuman yang manis. Cukup beberapa detik membuatku sedikit merasa aneh. Aku langsung mengalihkan pandanganku. Dan di langit, aku melihat lingkaran sihir berukuran kecil muncul, dari rune berwarna biru muda mengeluarkan panah kecil. Sebelum kami masuk ke wilayah musuh, aku memberikan saintess authority. Artinya aku memberikan Harzem sedikit kekuatanku, untuk menjaga sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan saintess authority, dia bisa disembuhkan dengan cepat dan mendapatkan perlindungan seperti aku ada di sana. Saintess authority juga menjaga kekuatannya lebih seimbang. Mengeluarkan ba
Eganor memiliki penampilan yang menekan, dia mengayunkan pedangnya sekali. Itu bukanlah ayunan pedang yang kuat, seperti mengayunkan pedang biasa tapi kekuatan yang muncul sangat besar. Angin akibat kibasan pedangnya itu membuat para iblis dan Ierlae bergerak dari tempat mereka berdiri, beberapa bangunsn yang ada di sekitarnya runtuh. Belum lagi aku mengambil pedangku, dia tiba-tiba saja muncul di depanku. Ayunan pedangnya yang tajam itu menebas tepat ke arah kepalaku. Aku menunduk sambil menarik pedang dengan sangat cepat. Walaupun pedangnya berukuran besar, dia memiliki kelincahan yang sangat luar biasa. Pedangnya telah berbalik dengan sangat cepat, berayun ke bawah, ke arahku yang menunduk. Aku mencabut pedang. Clank!Suara benturan pedang besar terdengar, hal itu membuat dia menyeringai. Energi kegelapan miliknya semakin besar, senjatanya seakan memakan senjataku. Aku mundur. “Kau memang sangat luar biasa. Pantas dia tidak menyukaimu, bahkan sebelum kau bangkit kembali.” Egan
Kami akhirnya maju untuk melakukan serangan. Iblis wanita itu tidak turun dari singgasananya yang terbang. Dia memandang kami dan para iblis yang mirip seperti di menara muncul dari belakangnya. Mereka memiliki senjata besar di tangan mereka. Aku sangat mengetahui kalah Ierlae tidak bisa melawan iblis wanita di depanku. Dia seperti pengendali boneka yang memasuki jiwa dan mengambilnya dari dalam. Slash!Ierlae mendapatkan serangan dari sampingnya dan dia dengan cepat menghadapi mereka, dengan menggunakan rapier yang dia gerakan dengan cara menusuk, dia membuat serangan yang tepat sasaran. Gerakannya terlihat ringan tapi efeknya sangat besar, dia menyerang pada titik vital pasukan iblis itu, tubuh mereka menghilang ketika mereka telah mati di tangan Ierlae, sedangkan aku menghadapi serangan dari depan. Dari depan, iblis wanita yang duduk tadi mengerjakan kedua tangannya, jari telunjuk dan jempolnya mengacung, dia bagaikan membuat kurungan yang tidak terlihat karena seluruh tubuhku
Seperti yang sudah rencanakan, kami membagi dua kelompok menjadi orang yang akan mencoba menyerang secara diam-diam dan satu kelompok lagi akan menjadi pusat keributan. Kerakusan akan memecah konsentrasi dan hal sederhana itu yang aku gunakan. Tentunya yang paling cocok menjadi pusat keributan adalah aku. Saat kami sudah berada di depan wilayah yang terkontaminasi itu. Bersama dengan pasukan yang aku pimpin, aku maju. Mereka bergerak dengan sangat cepat, mencoba menyesuaikan kecepatan mereka denganku. Saat aku membelah langit dengan menggunakan Sunny, di depanku ada Ierlae yang menaiki naga untuk pertama kali, aku melihat istana besar bewarna hitam. Suasana sangat mengerikan dan beberapa iblis bersayap berukuran kecil berterbangan dan menghinggapi istana. Ini mirip film horor yang pernah aku tonton dulu, ketika kami semakin dekat, sebuah Tombang raksasa hitam melesat sangat cepat. “Sunny!” Aku berteriak dan Sunny langsung menyingkir, kecepatannya membuat guncangan. Ierlae menguatk
Terbang di langit yang luas, melihat sekelilingku yang berubah menjadi sangat mencekam. Semakin kami dekat dengan pusat kerajaan, itu sangat mengerikan sekali. Banyak orang yang berusaha untuk kabur, dan sepanjang perjalanan, ada pemandangan yang sangat buruk sekali. Tujuh bagian yang merupakan bagian dari Beill jelas membuat kekacauan ini. Dua di antara mereka telah lenyap, dan di depan kami adalah kawasan yang lebih buruk. Tempat itu dilingkupi kekuatan yang gelap. Langit berwarna hitam yang sangat pekat dan ada perut yang menyambar-menyambar, membuat keadaan di sana sangat mencekam sekali. Bersama sunny, aku menukik dengan sangat tajam saat melihat rombongan para ksatria yang membawa bendera lambang singa berwarna oren. Bam!Aku mendarat dan getaran serta apa yang aku lakukan tidak membuat sosok didepanku terkejut, malah akulah yang sangat terkejut. Ini sangat tidak terduga. “Luvennard,” ucapku tanpa sadar. Wanita berambut panjang indah itu melihatku sambil tersenyum. Sudah c
Gemuruh terjadi, tanah gemetar dengan hebat. Sesuatu yang diam dan membuat orang lain berpikir ini berakhir mulai menjadi sesuatu yang lebih besar. Ekor Duke Lexier yang tajam masuk ke dalam tanah. Dia muncul di bagian belakang Harzem yang melayang di udara, ingin menyerang dan membunuhnya dalam serangan yang tajam. Harzem ternyata memiliki kepekaan yang lebih tinggi sekarang. Dengan cepat tanpa menoleh dia telah membuat tembok besar yang menghalangi ekor Duke Lexier menyentuh tubuhnya. “Apa kalian berdua membutuhkan bantuanku?” tanyaku berteriak pada Altair dan Harzem. Mereka berdua menoleh ke arahku, wajah mereka yang tadi terlihat serius malah menjadi lebih santai. Mereka tersenyum. “Tampaknya mereka menikmati pertarungan ini, Sunny.” Aku mengusap kepala Sunny yang menunduk. Aku hanya bisa bersantai sambil terus memperhatikan mereka.Altair menghembuskan napasnya dari mulut, dia melakukannya sangat baik, saat aku melihatnya, dia telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dibandi
Semua tombak es yang dibuat oleh Harzem bergerak dengan sangat cepat. Lalu menusuk sasarannya yang telah dia tandai dengan sihir air, membuat titik koordinat yang tidak akan bisa membuat sasarannya meleset. Satu panah bergerak dan semuanya bergerak, tubuh mereka terjatuh ke tanah bahkan tidak terdengar sama sekali suara dari mulut mereka. Dalam hitungan detik musuh telah tumbang, dan darah merembes ke tanah dan kering dengan cepat. Sesuatu yang aneh terjadi, suara ketenangan itu telah berubah menjadi situasi yang mencekam. Sosok yang besar muncul, dia memiliki sisik yang berkilau dan berwarna hitam. Bagian atasnya masih memiliki tubuh manusia. “Menjijikan sekali!” Altair berpura-pura muntah karena melihat pemandangan di depan kami. Tubuh besar berisik itu memiliki tubuh yang panjang dan ekor yang lancip. Dia adalah Duke Lexier yang berubah menjadi setengah ular. Mirip seperti Kakinya yang pernah aku kalahkan. “Itu wujud sebenarnya?” Harzem bicara dengan suara yang berat. Ekornya