Share

Warisan

Penulis: Viens Aisling
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-05 22:02:42

“Siapa Tuan yang di sampingmu, Tuan Akion?”

“Dia pengawal kepercayaanku,”

“Jika begitu, tidak masalah jika aku menjelaskan di depannya juga, kah?”

“Tentu."

Levian, dia orang yang akan memilih mati daripada mengkhianatiku. 

Kami akhirnya duduk untuk menerima penjelasan panjang dari Tanka. Aku menyender pada pohon. Levian memilih untuk berdiri dan Tanka duduk di depanku yang terdapat batu besar. 

“Leluhur Anda, Caesar Naal Sanktessy meminta bantuan kepadaku,”

Dia adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan berkarisma. Di bawah pimpinannya, Sanktessy sangat berjaya. Itulah yang kubaca dari buku.

“Empat ratus  tahun yang lalu, dia  tahu bahwa hutan ini menyembunyikan sesuatu yang luar biasa dan bahwa keluarganya mungkin dalam bahaya,”

“Hutan ini adalah perantara bagi kekuatan yang mengerikan.”

Aku menyimak dengan baik. Tempat semenakutkan ini, tentu mempunyai kekuatan mengerikan. Wajar tidak ada yang berani masuk ke sini. 

Hanya aku  yang cukup gila ingin melewati ini. Namun, itu malah menguntungkanku, 'kan? 

“Hutan ini adalah hatinya dan Gunung Berk adalah jantung dari seluruh wilayah Sanktessy.” 

Tanka memandang gunung di belakangnya. 

“Harta berharga itu dia minta untuk diberikan pada keturunannya. Aku menunggu selama ratusan tahun untuk bertemu kalian. Tapi, tidak satu pun dari kalian yang mendatangi tempat ini sejak hutan kegelapan berubah lagi."

Otakku ingin bertanya, tetapi mulutku cukup berat untuk terbuka. 

“Gunung Berk menyimpan Batu Mana yang sangat luar biasa,”  jelasnya lagi. Kenyataan ini malah membuatku membungkam hal yang ingin kutanyakan sebelumnya. 

Batu Mana! Itu sangat berharga. Kami bisa menjual, mendapatkan uang, dan memperbaiki wilayah kami. Selama ini, penjualan Batu Mana dikuasai oleh satu keluarga bangsawan, yaitu Duke Hamlet.

“Apa kau serius?”

“Tuan Akion, hidupku hanya untuk Sanktessy. Tentu aku serius mengatakannya.”

“Ingat tentang Ogre tadi?”

Aku langsung mengerti lagi, kenapa Ogre itu menculiknya.

“Mereka melakukannya karena ingin aku mengungkapkan Batu Mananya.”

“Bukankah mereka bisa menggali sendiri. Mencari di Gunung Berk dengan tubuh besar mereka mungkin tidak terlalu sulit.”

“Gunung Berk itu spesial, Tuan Akion. Dan, aku itu penjaga Batu Mananya, hal yang pasti bahwa aku memantrai mereka.”

Ya, jelas saja jika leluhurku, Caesar meminta bantuan pada peri. Pasti peri ini mempunyai kekuatan khusus yang kuat. 

“Sekarang, apakah kau akan memperlihatkannya padaku?”

Tanka mengangguk. 

“Semuanya milik Anda, Tuan Akion.”

***

“Tanka, aku rasa umurku tidak lama lagi.” Wajahnya menatap ke dalam danau. 

“Ceritaku sudah berakhir lama. Aku ingin melindungi apa yang kulindungi walaupun aku telah mati.”

Dia mengambil air dari dalam danau dengan tangannya,

 dan menumpahkannya kembali dengan wajah penuh pikirannya. 

“Aku percayakan hartaku padamu. Suatu saat pasti akan bangkit lagi, aku telah melihatnya. Ingat Tanka, kau pasti mengerti maksudku suatu saat nanti." Wajahnya yang melihat Tanka tidak terlihat jelas karena sinar matahari siang yang mengenainya. 

Begitulah cerita Tanka mengenai Leluhurku yang bernama Caesar. 

Mereka berdua adalah teman baik. Caesar adalah orang yang mengikuti perang untuk K

Kekaisaran ini. Dia adalah pahlawan yang namanya menghilang. 

Dia tidak butuh gelar lebih tinggi lagi. Hal yang dianggap orang lain mulia dan bodoh karena Caesar seharusnya berada di samping kaisar. Namun, dia malah memilih menjauh dari kaisar.

Pada akhirnya, Keluarga Baron Sanktessy menderita secara perlahan, seperti gurun yang makin hari makin tandus. 

Rumor tersebar lagi, mereka bilang Keluarga Baron Sanktessy terkena kutukan karena leluhur mereka telah banyak membunuh manusia. Dia manusia bermandikan darah. 

Tampaknya bahkan berkas-berkas tentang Caesar tidak begitu banyak layaknya pahlawan lainnya. 

“Lalu, di mana harta itu?”

“Kita akan tiba pagi hari jika berjalan sekarang, Tuan Akion.”

Ya, ini sudah tengah malam. Rasa terpukauku membuatku lupa waktu, bahkan rasa laparku menghilang di hadapan yang lebih mengejutkan dan menyenangkan ini. 

“Aku jamin, Tuan Akion  akan sangat kagum melihat harta itu. Di antara harta-harta itu, ada satu harta yang harus anda miliki, Tuan Akion," celotehnya dengan sombong seakan harta itu tidak akan mengecewakanku. 

Senyumku tidak pernah hilang dari wajahku mendengarkan celotehnya. Celoteh yang benar-benar membawa apa yang kubutuhkan. 

“Tuan Akion, maaf, jika tidak sopan. Tapi, saya begitu tidak sabar untuk melihatnya.” Matanya penuh semangat. Levian juga memikirkan beban keluarga Sanktessy. Dihina dan diremehkan, ada rasa sakit di hatinya untuk membuktikan bahwa sampai mati pun dia tidak menyesal mengikutiku. 

“Persiapkan dirimu!" Senyumanku mengandung banyak arti. 

**

 Aku melihat Levian memasang wajah yang kelelahan. Berulang kali dia mencoba bertahan untuk menyamai kecepatannya denganku. 

Padahal, ini bukanlah kecepatan penuhku. Melihat dia yang kesulitan, dengan hati yang sedang gembira ini, aku putuskan untuk mengerjainya. Kupercepat lagi langkah kakiku. Dia tertinggal jauh. 

“Nah, di sini, Tuan Akion.”

Tanka yang sedari tadi aku genggam menunjuk bagian g

Gunung Berk yang sedikit melengkung. 

“Tolong, mundur sebentar, Tuan Akion!”

Dia terbang dari tanganku lalu menggambar mantra sihir di depannya. 

“Bukankah kau bisa merapalnya?”

Mantra itu bersinar warna emas. Mereka berputar-putar dan bergerak. 

“Ada beberapa mantra yang harus ditulis. Mereka lebih kuat.”

“Tuan Akion ....” Levian akhirnya tiba. Dia kesulitan bernapas, terlihat dari dada bidangnya yang bergerak naik turun dengan cepat. 

“Ah, Tuan Akion mempermainkanku ...,” dengusnya dengan napas yang masih memburu. 

Aku merespon dengan tertawa kecil mengejek. 

“Nah, Tuan sekalian ... ayo, kita masuk!"

Tanka merapalkan mantra. Mantra-mantra yang dia tulis bercampur dan menyatu menjadi sangat terang hingga membutakan mataku untuk beberapa detik. 

“Ayo, Tuan Akion.”

Tanka terbang di atas wajahku. Dia bergerak dengan sangat lincah, rasa bahagia meluap dari wajahnya. 

Kami masuk ke perut Gunung Berk. 

Hanya dengan satu langkah, kau bisa tahu bahwa betapa luar biasanya ini. 

Batu Mana ada di mana-mana. Mataku bahkan akan merasa rugi jika terpejam sedetik. 

“Tuan Akion, kurasa tidak ada orang yang mempunyai Batu Mana sebanyak ini,”

Aku melirik Levian yang berbicara di sampingku. Berbeda dengan tadi, dia sekarang sudah bersikap biasa, napasnya teratur. Ya, kontrol diri yang hebat. 

“Benarkah?”

Levian mengangguk. “Bahkan Duke Hamlet,  si penguasa pertambangan Batu Mana sekekaisaran, aku meragukannya mempunyai Batu Mana sebanyak ini, Tuan Akion,”

Kau harus tahu, bahwa Gunung Berk sangatlah besar. Jika harus kubandingkan dengan besarnya gunung di bumi, maka Gunung Berk mempunyai besar tiga kali lipat dari Gunung Everes. 

Tujuh turunan tidak akan habis. 

“Ini harta Sanktessy,” ucap Tanka bangga sambil berkacak pinggang di udara. 

“Apakah hanya sampai di sini?”

“Ah, Tuan Akion ini ternyata sangat lucu.” Tanka memperhatikanku. 

“Seluruh gunung ini, isinya adalah harta Sanktessy!" tangannya mengangkat dan menggambar lingkaran besar. 

“Dari sini sampai ujung gunung lainnya, Tuan Akion bisa menemukan Batu Mana dengan mudah lalu jenisnya juga bermacam-macam.”

Setiap barang selalu mempunyai tingkatan yang berbeda. Aku mengakuinya. 

“Lihat yang merah ini!” Tanka menunjukkan gembira. “Jika Tuan adalah Penyihir Api, ini akan sangat membantu Tuan untuk meningkatkan kekuatan.”

“Sayangnya, aku tidak punya sihir.”

Pundakku terangkat dengan perasaan bersalah. 

“Ah, sayang sekali ....” Wajahnya terlihat kecewa. 

“Ah, pikirkan itu lain kali." Wajahnya berubah  lagi dengan cepat menjadi penuh semangat. “Batu Mana di sini sangat luar biasa. Coba bayangkan, dengan ini Anda bisa menguasai dunia!” Dia tertawa angkuh.

Menguasai dunia ... terlihat menarik. 

“Ah, maafkan aku, Tuan Akion. Aku terbiasa bercanda dengan Caesar ...  ah, maksudku Tuan Caesar.”

Hubungan mereka tampak sangat dekat ternyata.

“Tidak apa. Yang kau bicarakan itu benar,”

“Apa Tuan mau menguasai dunia?” Levian bertanya padaku dengan tatapan serius, aku tidak menjawab. “Jika, iya pun, saya akan selalu siap di sisi Anda.”

Aku tertawa garing. “Nanti saja memikirkannya.”

Tanpa sadar, kaki kami telah melangkah hingga tengah bagian Gunung Berk. Ya, tumpukan harta selain Batu Mana, di sini lebih banyak. 

Aku berlari cepat kesalahan satu sisi. Ini benda berkilau yang menyihirku, membutakan mataku, membuatku mematung tidak pecaya. 

Ya, jika aku berubah menjadi seorang matrealis, itu tidak masalah. Uang adalah kebutuhan. 

Sekarang, sepeti besar koin emas berada di pelukanku. Bahkan di bagian bawahnya, koin emas itu meluap begitu banyak

Oh, leluhur Akion yang bernama Caesar, aku mencintaimu. Aku berteriak dalam hati dengan senyuman besar dan aneh di wajahku. 

Jangankan aku,  Levian yang berdiri di sampingku pun ikut tersenyum. Mungkin, jika saja aku bukan tuannya, dia akan ikut memeluk sepeti koin emas ini. 

Kami kaya. 

“HAHAHAHA.” Aku tertawa besar sambil menatap langit-langit Gunung Berk yang tidak terlihat. 

Tanka mendekatiku dan ikut tertawa juga. 

Hanya Levian yang berusaha mengontrol diri untuk tidak terbawa arus ini dan tertawa puas sepertiku.

BERSAMBUNG•••

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Daniel Silalahi
lanjutkan thor
goodnovel comment avatar
Shril Ajah
maaf nih mau tanya ini kisah nya admin nya atau apa ko ada bertuliskan aku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Count Invit

    Tanka merengek seperti anak kecil agar bisa ikut denganku. Rengekannya membuatku pusing. Bagaimana tidak, dia berteriak di telingaku meminta agar dia bisa ikut. “Ajak saja Tanka, Tuan Akion.” Wajah Tanka berubah senang, Levian membelanya. Wajahnya menggambarkan bahwa dia mendapatkan sekutu yang mendukung keinginannya. “Bukankah Tanka lebih baik tinggal di sini dan menjaga harta ini?” “Ayolah Tuan Akion, gunung Berk sendiri pun, tidak akan bisa dimasuki oleh sembarang orang.” Wajah Tanka cemberut. “Aku sudah terkurung di sini selama empat ratus tahun. Aku ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Hadiah Yang Tidak Bisa Kau Lupakan

    “Tuan Akion, ada urusan apa ke sini?” Levian sedikit merasa terganggu dengan orang-orang berbaju putih yang memandangi kami dengan penasaran. “Bisakah kami ke perpustakaan kuil?” tanyaku lembut kepada seorang pendeta pria yang berpapasan dengan kami. “Y-ya, tentu ....” Dia sedikit terbata. Namun menjelaskan kepadaku dimana letak perpustakaan dengan baik. “Bolehkah saya tahu siapa Tuan?” tanyanya. “Aku Akion Naal Sanktessy.” Matanya sedikit membulat, dia terlihat kaget sebentar. Lalu menyentuh dahinya sedetik. “Maafkan saya jika bersikap lancang sebelumnya.“

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Permintaan dan Transaksi

    Aku sedang memakan sarapanku di cafe terkenal, di Invit. Di Bumi dulu, anak muda suka sekali mengobrol dan menikmati waktu sambil untuk eksplorasi makanan. Aku pun juga sama, menikmati makan pagi dengan menu baru yang ada di Invit. Aku memesan menu bernama Atlantic cod fillet and poached lobster, dan itu sangat enak. Ikan yang lembut dan segar membuat mulutku begitu berair, dan lobster yang kaya rasa sungguh membuatku terbang. “Hmm ....” Tanpa sadar aku mengeluarkan suara karna saking enaknya. Tanka dan levian memperhatikanku yang tampak seperti bocah, “Apakah begitu enaknya, Tuan Akion?" Aku mengangguk. Selama datang di dunia ini, aku tidak pernah memakan hasil laut, hasil laut termasuk la

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Istirahat Hanya untuk Orang Pemalas

    Aku tersenyum tipis akan tawaran itu, tapi aku belum menyetujuinya. Itu hanya ucapan terima kasih menurutku. Dan inilah namanya berbisnis. Kantong jubahku bergerak, aku tahu Tanka pasti terbangun sekarang. Pembicaraan ini lebih menarik. “Berikan aku setengah dari sahammu.” Aku tersenyum. Senyumanku disambut dengan wajah masam dari Verion. Ekspresi baru yang kulihat dari diwajahnya. “Ayah, itu terlalu berlebihan.” Verion berbisik di telinga kanan ayahnya, tapi ayahnya mengangkat tangan menghentikan semua perkataannya. “Baiklah. Jika anda bisa membawa anakku,. Aku melirik Verion.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Waktunya Untuk Pulang

    Kami tidak mengambil banyak waktu untuk beristirahat. Setelah kami menyelesaikan sarapan, Marquis Kingston dikirim pulang oleh penyihir Madaf. Sebuah portal sihir yang cukup besar berada di desa ini, tampaknya ini semua adalah uang dari Marquis Kingston, sehingga orang-orang yang ada di sini menghormati dan melindunginya. Walaupun, ini desa kecil, tapi mereka tampak makmur. Portal sihir itu menggunakan tujuh buah batu Mana berukuran sebesar telapak tanganku, lalu Madaf merapalkan sihir. Sihir pertama telah dia rapalkan, lalu untuk kali keduanya dia merapalkan sihir lagi. Sihir itu menyatu seperti sebuah roda ya dan membuka portal. “Aku tidak akan melupakan jasamu. Untuk urusan p

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Lily Emas

    Tanka mengeluh padaku, dia marah karna rumah ini tidak terurus. Bisa dilihat banyak dinding yang retak, perabotan yang lama, dan kebun yang tidak mewah. Sepengingatannya, rumah Sanktessy mempunyai pemandangan indah. Aku menanggapinya dengan tertawa. Mau bagaimana lagi, inilah kenyataannya. Waktu memakan segalanya. Aku malah lebih penasaran dengan apa yang Tanka bawa dari Redvet. Aku belum bertanya saat di Redvet, karna baru sekarang dia mengeluarkan apa yang dia bawah. Di dalam kamarku, dia meletakan semua tanaman itu di atas meja. Ada semacam tumbuhan seperti lobak dengan dua sisi berkelok berdaun coklat, lalu seperti beri berwarna merah, dan rerumputan berbagai jenis.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Aku Melupakannya

    “Tidak kusangka Akion begitu hangat pada adiknya,” Tanka duduk sambil menggerakkan kakinya. Aku mengelap rambutku yang basah dengan handuk. “Memangnya apa yang kau pikirkan?” Aku dan Tanka bertemu untuk kali pertamanya tanpa Tanka pernah mengenal sosok asli Akion yang kaku. Tidak mungkin untuknya memikirkan aku yang kejam. “Aku hanya menggodamu,” celetuknya. “Sekarang, apa kau ingin melihat tubuhku?” Aku geli saat mengatakan ini. Bagaimana bisa aku begitu percaya diri mengatakan hal yang menjijikkan ini?

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Pesta Para Kesatria

    Ini pesta yang tidak terlalu mewah. Hanya dilaksanakan di taman mansion Sanktessy. Walaupun begitu, pesta ini dipersiapkan dengan sangat baik oleh kepala pelayan Sanktessy, Bastian. Pesta dengan gaya garden party. Sebuah konsep untuk ksatria yang menyukai kebebasan, dan untuk merekatkan hubungan bersama. Setiap kesatria yang menjalan tugas dengan tuan yang sama, mereka harus mempunyai ikatan yang jelas, agar bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Aku muncul setelah para kesatria telah berdatangan, sambil memegang tangan Renia, aku memandangi mereka. Renia menggunakan gaun kuning yang kupilihkan, gaun kuning yang kuberikan sangat cocok padanya. “Dia persis seperti Lily emas."

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10

Bab terbaru

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Burung Orang Suci

    Ah, ini rasanya begitu nyaman. Begitu mengambang dan meragukan. Bahkan aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi karena seluruh tubuhku rasanya tidak merespons. Aku bisa merasakan kehampaan hingga aku terus memikirkan sebenarnya, apa yang sedang terjadi. Lalu, pedang dengan suhu yang lebih tinggi itu menusuk tubuhku. Darah termuntahkan dari mulutku dan mataku memerah, aku baru menyadari, iblis yang memiliki tentakel tadi telah mendekapku seolah dia adalah ibuku. “kau tidak sekuat apa yang dipikirkan. Sekarang hanya tinggal membunuhmu dan menurunkan sang kuasa di tanah ini.” Suaranya menggelegar, walaupun aku merasa begitu lemah dan seperti hampir kehilangan kesadaran, tapi aku tahu suara yang begitu percaya diri dan penuh kesombongan itu. Dia penuh dengan keburukan dan aku akan menyesali jika aku tidak mampu melakukan apa pun. Ujung-ujung jariku yang kaku akhirnya bisa bergerak walaupun gerakannya begitu samar, mirip seperti angin yang berhembus pelan dan menggerakan reru

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Iblis Sombong

    Sunny terbang sangat cepat, aku tiba di dekat mereka. Dorongan kuat langsung terasa bagi orang-orang yang ada di sana. Harzem dan Altair kehilangan banyak tenaganya. Mereka berusaha untuk tetap berdiri tapi itu terlalu sulit. Setelah aku memukul mundur tentahmkel bewarna mersha itu, aku memberikan tanda agar Harzem bisa segera pergi dari sini. “Iblis ketiga. Sungguh tidak terduga.”Aku bicara sambil bersiap, iblis ini lebih kuat dibandingkan dua iblis lainnya. Dia terbang, dia memiliki delapan ekor besar berwarna merah. Wajahnya terlihat sangat angkuh, dia bahkan melipat kedua tangannya hanya dengan gerakan mata, ekor-ekor itu bergerak seperti semak belukar yang merambat sangat cepat. Mereka melilit, berpandu dengan gerakan yang rumit. Sunny mengambil tindakan lebih dulu dibandingkan aku. Sebuah ledakan besar menghancurkan ekor merah tersebut. Lalu terbentuk dengan kecepatan yang sangat ekstrim. Aku langsung menghilang, tiba di atasnya, saat hendak mengayunkan pedang untuk membel

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Iblis Ketiga

    Aku mendekati Ierlae, napasnya terasa berat. Keringat ada di wajahnya. Tanpa sadar aku menyentuh pundaknya, memberikan tatapan khawatir padanya. “Bagaimana keadaanmu, Ierlae? Apa kau mengalami luka?” tanyaku padanya. Sunny baru saja mendarat di dekat kami hingga rambut Ierlae yang berwarna jingga berkibar. “Aku baik-baik saja. Kau memang sangat hebat seperti rumor yang tersebar“Ierlae memberikan senyuman yang manis. Cukup beberapa detik membuatku sedikit merasa aneh. Aku langsung mengalihkan pandanganku. Dan di langit, aku melihat lingkaran sihir berukuran kecil muncul, dari rune berwarna biru muda mengeluarkan panah kecil. Sebelum kami masuk ke wilayah musuh, aku memberikan saintess authority. Artinya aku memberikan Harzem sedikit kekuatanku, untuk menjaga sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan saintess authority, dia bisa disembuhkan dengan cepat dan mendapatkan perlindungan seperti aku ada di sana. Saintess authority juga menjaga kekuatannya lebih seimbang. Mengeluarkan ba

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Whits Hole

    Eganor memiliki penampilan yang menekan, dia mengayunkan pedangnya sekali. Itu bukanlah ayunan pedang yang kuat, seperti mengayunkan pedang biasa tapi kekuatan yang muncul sangat besar. Angin akibat kibasan pedangnya itu membuat para iblis dan Ierlae bergerak dari tempat mereka berdiri, beberapa bangunsn yang ada di sekitarnya runtuh. Belum lagi aku mengambil pedangku, dia tiba-tiba saja muncul di depanku. Ayunan pedangnya yang tajam itu menebas tepat ke arah kepalaku. Aku menunduk sambil menarik pedang dengan sangat cepat. Walaupun pedangnya berukuran besar, dia memiliki kelincahan yang sangat luar biasa. Pedangnya telah berbalik dengan sangat cepat, berayun ke bawah, ke arahku yang menunduk. Aku mencabut pedang. Clank!Suara benturan pedang besar terdengar, hal itu membuat dia menyeringai. Energi kegelapan miliknya semakin besar, senjatanya seakan memakan senjataku. Aku mundur. “Kau memang sangat luar biasa. Pantas dia tidak menyukaimu, bahkan sebelum kau bangkit kembali.” Egan

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Eganor

    Kami akhirnya maju untuk melakukan serangan. Iblis wanita itu tidak turun dari singgasananya yang terbang. Dia memandang kami dan para iblis yang mirip seperti di menara muncul dari belakangnya. Mereka memiliki senjata besar di tangan mereka. Aku sangat mengetahui kalah Ierlae tidak bisa melawan iblis wanita di depanku. Dia seperti pengendali boneka yang memasuki jiwa dan mengambilnya dari dalam. Slash!Ierlae mendapatkan serangan dari sampingnya dan dia dengan cepat menghadapi mereka, dengan menggunakan rapier yang dia gerakan dengan cara menusuk, dia membuat serangan yang tepat sasaran. Gerakannya terlihat ringan tapi efeknya sangat besar, dia menyerang pada titik vital pasukan iblis itu, tubuh mereka menghilang ketika mereka telah mati di tangan Ierlae, sedangkan aku menghadapi serangan dari depan. Dari depan, iblis wanita yang duduk tadi mengerjakan kedua tangannya, jari telunjuk dan jempolnya mengacung, dia bagaikan membuat kurungan yang tidak terlihat karena seluruh tubuhku

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Serangan Kejutan

    Seperti yang sudah rencanakan, kami membagi dua kelompok menjadi orang yang akan mencoba menyerang secara diam-diam dan satu kelompok lagi akan menjadi pusat keributan. Kerakusan akan memecah konsentrasi dan hal sederhana itu yang aku gunakan. Tentunya yang paling cocok menjadi pusat keributan adalah aku. Saat kami sudah berada di depan wilayah yang terkontaminasi itu. Bersama dengan pasukan yang aku pimpin, aku maju. Mereka bergerak dengan sangat cepat, mencoba menyesuaikan kecepatan mereka denganku. Saat aku membelah langit dengan menggunakan Sunny, di depanku ada Ierlae yang menaiki naga untuk pertama kali, aku melihat istana besar bewarna hitam. Suasana sangat mengerikan dan beberapa iblis bersayap berukuran kecil berterbangan dan menghinggapi istana. Ini mirip film horor yang pernah aku tonton dulu, ketika kami semakin dekat, sebuah Tombang raksasa hitam melesat sangat cepat. “Sunny!” Aku berteriak dan Sunny langsung menyingkir, kecepatannya membuat guncangan. Ierlae menguatk

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Countess

    Terbang di langit yang luas, melihat sekelilingku yang berubah menjadi sangat mencekam. Semakin kami dekat dengan pusat kerajaan, itu sangat mengerikan sekali. Banyak orang yang berusaha untuk kabur, dan sepanjang perjalanan, ada pemandangan yang sangat buruk sekali. Tujuh bagian yang merupakan bagian dari Beill jelas membuat kekacauan ini. Dua di antara mereka telah lenyap, dan di depan kami adalah kawasan yang lebih buruk. Tempat itu dilingkupi kekuatan yang gelap. Langit berwarna hitam yang sangat pekat dan ada perut yang menyambar-menyambar, membuat keadaan di sana sangat mencekam sekali. Bersama sunny, aku menukik dengan sangat tajam saat melihat rombongan para ksatria yang membawa bendera lambang singa berwarna oren. Bam!Aku mendarat dan getaran serta apa yang aku lakukan tidak membuat sosok didepanku terkejut, malah akulah yang sangat terkejut. Ini sangat tidak terduga. “Luvennard,” ucapku tanpa sadar. Wanita berambut panjang indah itu melihatku sambil tersenyum. Sudah c

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Kami Juga Berkembang

    Gemuruh terjadi, tanah gemetar dengan hebat. Sesuatu yang diam dan membuat orang lain berpikir ini berakhir mulai menjadi sesuatu yang lebih besar. Ekor Duke Lexier yang tajam masuk ke dalam tanah. Dia muncul di bagian belakang Harzem yang melayang di udara, ingin menyerang dan membunuhnya dalam serangan yang tajam. Harzem ternyata memiliki kepekaan yang lebih tinggi sekarang. Dengan cepat tanpa menoleh dia telah membuat tembok besar yang menghalangi ekor Duke Lexier menyentuh tubuhnya. “Apa kalian berdua membutuhkan bantuanku?” tanyaku berteriak pada Altair dan Harzem. Mereka berdua menoleh ke arahku, wajah mereka yang tadi terlihat serius malah menjadi lebih santai. Mereka tersenyum. “Tampaknya mereka menikmati pertarungan ini, Sunny.” Aku mengusap kepala Sunny yang menunduk. Aku hanya bisa bersantai sambil terus memperhatikan mereka.Altair menghembuskan napasnya dari mulut, dia melakukannya sangat baik, saat aku melihatnya, dia telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dibandi

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Kau Diam Saja!

    Semua tombak es yang dibuat oleh Harzem bergerak dengan sangat cepat. Lalu menusuk sasarannya yang telah dia tandai dengan sihir air, membuat titik koordinat yang tidak akan bisa membuat sasarannya meleset. Satu panah bergerak dan semuanya bergerak, tubuh mereka terjatuh ke tanah bahkan tidak terdengar sama sekali suara dari mulut mereka. Dalam hitungan detik musuh telah tumbang, dan darah merembes ke tanah dan kering dengan cepat. Sesuatu yang aneh terjadi, suara ketenangan itu telah berubah menjadi situasi yang mencekam. Sosok yang besar muncul, dia memiliki sisik yang berkilau dan berwarna hitam. Bagian atasnya masih memiliki tubuh manusia. “Menjijikan sekali!” Altair berpura-pura muntah karena melihat pemandangan di depan kami. Tubuh besar berisik itu memiliki tubuh yang panjang dan ekor yang lancip. Dia adalah Duke Lexier yang berubah menjadi setengah ular. Mirip seperti Kakinya yang pernah aku kalahkan. “Itu wujud sebenarnya?” Harzem bicara dengan suara yang berat. Ekornya

DMCA.com Protection Status