Share

Lily Emas

Author: Viens Aisling
last update Last Updated: 2021-10-10 00:05:15

Tanka mengeluh padaku, dia marah karna rumah ini tidak terurus. Bisa dilihat banyak dinding yang retak, perabotan yang lama, dan kebun yang tidak mewah. 

Sepengingatannya, rumah Sanktessy mempunyai pemandangan indah. Aku menanggapinya dengan tertawa. Mau bagaimana lagi, inilah kenyataannya. Waktu memakan segalanya. 

Aku malah lebih penasaran dengan apa yang Tanka bawa dari Redvet.  Aku belum bertanya saat di Redvet, karna baru sekarang dia mengeluarkan apa yang dia bawah. 

Di dalam kamarku, dia meletakan semua tanaman itu di atas meja. 

Ada semacam tumbuhan seperti lobak dengan dua sisi berkelok berdaun coklat, lalu seperti beri berwarna merah, dan rerumputan berbagai jenis. 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Aku Melupakannya

    “Tidak kusangka Akion begitu hangat pada adiknya,” Tanka duduk sambil menggerakkan kakinya. Aku mengelap rambutku yang basah dengan handuk. “Memangnya apa yang kau pikirkan?” Aku dan Tanka bertemu untuk kali pertamanya tanpa Tanka pernah mengenal sosok asli Akion yang kaku. Tidak mungkin untuknya memikirkan aku yang kejam. “Aku hanya menggodamu,” celetuknya. “Sekarang, apa kau ingin melihat tubuhku?” Aku geli saat mengatakan ini. Bagaimana bisa aku begitu percaya diri mengatakan hal yang menjijikkan ini?

    Last Updated : 2021-10-10
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Pesta Para Kesatria

    Ini pesta yang tidak terlalu mewah. Hanya dilaksanakan di taman mansion Sanktessy. Walaupun begitu, pesta ini dipersiapkan dengan sangat baik oleh kepala pelayan Sanktessy, Bastian. Pesta dengan gaya garden party. Sebuah konsep untuk ksatria yang menyukai kebebasan, dan untuk merekatkan hubungan bersama. Setiap kesatria yang menjalan tugas dengan tuan yang sama, mereka harus mempunyai ikatan yang jelas, agar bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Aku muncul setelah para kesatria telah berdatangan, sambil memegang tangan Renia, aku memandangi mereka. Renia menggunakan gaun kuning yang kupilihkan, gaun kuning yang kuberikan sangat cocok padanya. “Dia persis seperti Lily emas."

    Last Updated : 2021-10-10
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Tarian Ajaib

    Akhirnya aku tahu kenapa mabuk itu berbahaya. Mataku menyipit saat matahari masuk dari jendela, kepalaku masih pusing, telingaku berdenging. Ini adalah waktu bangun tidurku yang paling siang. Pukul sepuluh, aku melewatkan sarapan, dan latihan serta urusan lainnya. Tampaknya, tubuh ini tidak kuat dengan alkohol. Salahku menganggap bahwa Akion yang bisa minum segelas wine, bisa minum sebanyak kemarin. Aku tersenyum lirik. Kujatuhkan badanku lagi di atas kasur, hari ini lebih baik aku bermalas-malasan. Terkadang masa muda harus diisi dengan kemalasan kecil untuk mencari inspirasi. “Dasar lemah." Itu adalah suara ya

    Last Updated : 2021-10-11
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Wajah Ibuku

    Bagaimana wajah ibuku? Dia mempunyai rambut berwarna coklat terang, dan mata yang biru. Rambut panjang, khas wanita Kekaisaran mana pun yang menjunjung tinggi mahkota wanita itu. Rambut selalu menjadi penghias terbaik bagi para wanita. Dia elegan, terdapat lesung pipi di pipi kanannya, dan tahi lalat kecil di dagunya. Dia sangat cantik. Ibuku adalah putri dari Count Invit sebelumnya, ya dia sedarah dengan paman brengsek itu. Ibuku adalah anak bungsu, dari 4 bersaudara dan 3 saudara perempuannya. Merekalah yang mengusir ibuku ke Sanktessy, beranggapan sebagai hama yang harus dibuang pada tempatnya. Ibuku mencintai ayahku, bahkan dalam hard

    Last Updated : 2021-10-14
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Kegaduhan di Festival

    “Renia awas!” Bugh! Aku menangkap kursi itu. Teriakan Tanka dan perasaanku yang tajam berhasil menghentikan kursi itu mengenai Renia yang asik memakan makanannya. Siapa yang berani berbuat seperti ini?! Aku meremas kursi besi itu hingga penyok. Bukan hanya Renia saja yang kaget di sana, tapi orang-orang yang memperhatikan juga. Mata mereka bergetar, berpendar dengan rasa takut. Auraku keluar karna marah. “Akion, kontrol dirimu. Renia dalam bahaya jika kamu begini ....” Tanka menenangkanku, bagi oran

    Last Updated : 2021-10-17
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Istirahat Seperti Anak Muda

    Ini kali kedua Bastian menemukanku tertidur di luar. Bajuku terbuka, dada bidang terlihat dari baju yang tersingkap. Bastian memeriksaku apakah aku sedang mabuk. Namun bau alkohol pun tentu tidak akan tercium karna aku tidak meminumnya. Sepertinya, waktu yang kuhabiskan bersama Renia membangkitkan masa laluku lagi. Aku memimpikan tentang keluargaku. Tidak terasa sesedih dulu, tapi tetap membuat lubang kehilangan yang membuatku menghela napas panjang. Aku keluar untuk mencari angin dan berakhir tertidur dibawah langit lagi. Bahkan Tanka tidak menyadari itu. Menembak dari kelakuanku, Bastian memberikan teh bunga Camomile padaku, untuk menenangkan sarafku yang menegang. Aku mengendus wangi teh ini, wanginya memang menenangkan. Tapi sejujurnya aku

    Last Updated : 2021-11-16
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Pemburuan Berkedok Piknik

    Ada alasan kenapa Renia dengan semangat mendatangiku hanya untuk sekedar piknik. Tubuh kecil ini mempunyai banyak ide di dalam sel kelabunya. Sebelumnya, dia mendengar dari tukang kebun mengenai bunga air yang langkah. Ya, karna bunga air langkah itu dia dengan berani dan semangat menerobos ruang kerjaku untuk mengajak piknik. Sebenarnya piknik hanya alasan yang dia berikan. Bagaimana seorang nona manis piknik di sarang monster yang menakutkan? Aku tersenyum kecut. "Kakak, kau pasti mau, kan, menemaniku?" "Tentu saja. Kakak pernah bilang padamu untuk meminta apa pun yang kau mau, kan?" Perlu kalian ketahui, bahwa hampir seluruh wilayah Sanktessy dikelilingi oleh hutan kegelapan, mereka itu terberai-bera

    Last Updated : 2021-11-20
  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Kaliya

    Aku baru saja menyelesaikan sarapanku ketika Levian dan Tanka pulang ke Mansion Sanktessy.Para Kesatria yang melihat mereka sangat berisik, aku tahu bagaimana reaksi masyarakat saat mereka membawa bangkai Kaliya ke sini. Dihari yang cerah ini, mereka pasti sedang menjalankan aktivitas seperti biasa.“Itu ular yang sangat besar.” Seorang ksatria mengagumi, dia ingin menyentuh daging ular itu.“Tuan Akion yang membunuhnya.” Seorang Kesatria yang dikirim Akion untuk membantu Tanka dan Levian menjelaskan.“Luar biasa.” Dia kagum.Levian berbicara pada Tanka, lalu menepuk baju bagian pundaknya yang sedikit kotor. Levian mendatangiku yang baru saja keluar dari Mansi

    Last Updated : 2021-11-20

Latest chapter

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Burung Orang Suci

    Ah, ini rasanya begitu nyaman. Begitu mengambang dan meragukan. Bahkan aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi karena seluruh tubuhku rasanya tidak merespons. Aku bisa merasakan kehampaan hingga aku terus memikirkan sebenarnya, apa yang sedang terjadi. Lalu, pedang dengan suhu yang lebih tinggi itu menusuk tubuhku. Darah termuntahkan dari mulutku dan mataku memerah, aku baru menyadari, iblis yang memiliki tentakel tadi telah mendekapku seolah dia adalah ibuku. “kau tidak sekuat apa yang dipikirkan. Sekarang hanya tinggal membunuhmu dan menurunkan sang kuasa di tanah ini.” Suaranya menggelegar, walaupun aku merasa begitu lemah dan seperti hampir kehilangan kesadaran, tapi aku tahu suara yang begitu percaya diri dan penuh kesombongan itu. Dia penuh dengan keburukan dan aku akan menyesali jika aku tidak mampu melakukan apa pun. Ujung-ujung jariku yang kaku akhirnya bisa bergerak walaupun gerakannya begitu samar, mirip seperti angin yang berhembus pelan dan menggerakan reru

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Iblis Sombong

    Sunny terbang sangat cepat, aku tiba di dekat mereka. Dorongan kuat langsung terasa bagi orang-orang yang ada di sana. Harzem dan Altair kehilangan banyak tenaganya. Mereka berusaha untuk tetap berdiri tapi itu terlalu sulit. Setelah aku memukul mundur tentahmkel bewarna mersha itu, aku memberikan tanda agar Harzem bisa segera pergi dari sini. “Iblis ketiga. Sungguh tidak terduga.”Aku bicara sambil bersiap, iblis ini lebih kuat dibandingkan dua iblis lainnya. Dia terbang, dia memiliki delapan ekor besar berwarna merah. Wajahnya terlihat sangat angkuh, dia bahkan melipat kedua tangannya hanya dengan gerakan mata, ekor-ekor itu bergerak seperti semak belukar yang merambat sangat cepat. Mereka melilit, berpandu dengan gerakan yang rumit. Sunny mengambil tindakan lebih dulu dibandingkan aku. Sebuah ledakan besar menghancurkan ekor merah tersebut. Lalu terbentuk dengan kecepatan yang sangat ekstrim. Aku langsung menghilang, tiba di atasnya, saat hendak mengayunkan pedang untuk membel

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Iblis Ketiga

    Aku mendekati Ierlae, napasnya terasa berat. Keringat ada di wajahnya. Tanpa sadar aku menyentuh pundaknya, memberikan tatapan khawatir padanya. “Bagaimana keadaanmu, Ierlae? Apa kau mengalami luka?” tanyaku padanya. Sunny baru saja mendarat di dekat kami hingga rambut Ierlae yang berwarna jingga berkibar. “Aku baik-baik saja. Kau memang sangat hebat seperti rumor yang tersebar“Ierlae memberikan senyuman yang manis. Cukup beberapa detik membuatku sedikit merasa aneh. Aku langsung mengalihkan pandanganku. Dan di langit, aku melihat lingkaran sihir berukuran kecil muncul, dari rune berwarna biru muda mengeluarkan panah kecil. Sebelum kami masuk ke wilayah musuh, aku memberikan saintess authority. Artinya aku memberikan Harzem sedikit kekuatanku, untuk menjaga sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan saintess authority, dia bisa disembuhkan dengan cepat dan mendapatkan perlindungan seperti aku ada di sana. Saintess authority juga menjaga kekuatannya lebih seimbang. Mengeluarkan ba

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Whits Hole

    Eganor memiliki penampilan yang menekan, dia mengayunkan pedangnya sekali. Itu bukanlah ayunan pedang yang kuat, seperti mengayunkan pedang biasa tapi kekuatan yang muncul sangat besar. Angin akibat kibasan pedangnya itu membuat para iblis dan Ierlae bergerak dari tempat mereka berdiri, beberapa bangunsn yang ada di sekitarnya runtuh. Belum lagi aku mengambil pedangku, dia tiba-tiba saja muncul di depanku. Ayunan pedangnya yang tajam itu menebas tepat ke arah kepalaku. Aku menunduk sambil menarik pedang dengan sangat cepat. Walaupun pedangnya berukuran besar, dia memiliki kelincahan yang sangat luar biasa. Pedangnya telah berbalik dengan sangat cepat, berayun ke bawah, ke arahku yang menunduk. Aku mencabut pedang. Clank!Suara benturan pedang besar terdengar, hal itu membuat dia menyeringai. Energi kegelapan miliknya semakin besar, senjatanya seakan memakan senjataku. Aku mundur. “Kau memang sangat luar biasa. Pantas dia tidak menyukaimu, bahkan sebelum kau bangkit kembali.” Egan

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Eganor

    Kami akhirnya maju untuk melakukan serangan. Iblis wanita itu tidak turun dari singgasananya yang terbang. Dia memandang kami dan para iblis yang mirip seperti di menara muncul dari belakangnya. Mereka memiliki senjata besar di tangan mereka. Aku sangat mengetahui kalah Ierlae tidak bisa melawan iblis wanita di depanku. Dia seperti pengendali boneka yang memasuki jiwa dan mengambilnya dari dalam. Slash!Ierlae mendapatkan serangan dari sampingnya dan dia dengan cepat menghadapi mereka, dengan menggunakan rapier yang dia gerakan dengan cara menusuk, dia membuat serangan yang tepat sasaran. Gerakannya terlihat ringan tapi efeknya sangat besar, dia menyerang pada titik vital pasukan iblis itu, tubuh mereka menghilang ketika mereka telah mati di tangan Ierlae, sedangkan aku menghadapi serangan dari depan. Dari depan, iblis wanita yang duduk tadi mengerjakan kedua tangannya, jari telunjuk dan jempolnya mengacung, dia bagaikan membuat kurungan yang tidak terlihat karena seluruh tubuhku

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Serangan Kejutan

    Seperti yang sudah rencanakan, kami membagi dua kelompok menjadi orang yang akan mencoba menyerang secara diam-diam dan satu kelompok lagi akan menjadi pusat keributan. Kerakusan akan memecah konsentrasi dan hal sederhana itu yang aku gunakan. Tentunya yang paling cocok menjadi pusat keributan adalah aku. Saat kami sudah berada di depan wilayah yang terkontaminasi itu. Bersama dengan pasukan yang aku pimpin, aku maju. Mereka bergerak dengan sangat cepat, mencoba menyesuaikan kecepatan mereka denganku. Saat aku membelah langit dengan menggunakan Sunny, di depanku ada Ierlae yang menaiki naga untuk pertama kali, aku melihat istana besar bewarna hitam. Suasana sangat mengerikan dan beberapa iblis bersayap berukuran kecil berterbangan dan menghinggapi istana. Ini mirip film horor yang pernah aku tonton dulu, ketika kami semakin dekat, sebuah Tombang raksasa hitam melesat sangat cepat. “Sunny!” Aku berteriak dan Sunny langsung menyingkir, kecepatannya membuat guncangan. Ierlae menguatk

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Countess

    Terbang di langit yang luas, melihat sekelilingku yang berubah menjadi sangat mencekam. Semakin kami dekat dengan pusat kerajaan, itu sangat mengerikan sekali. Banyak orang yang berusaha untuk kabur, dan sepanjang perjalanan, ada pemandangan yang sangat buruk sekali. Tujuh bagian yang merupakan bagian dari Beill jelas membuat kekacauan ini. Dua di antara mereka telah lenyap, dan di depan kami adalah kawasan yang lebih buruk. Tempat itu dilingkupi kekuatan yang gelap. Langit berwarna hitam yang sangat pekat dan ada perut yang menyambar-menyambar, membuat keadaan di sana sangat mencekam sekali. Bersama sunny, aku menukik dengan sangat tajam saat melihat rombongan para ksatria yang membawa bendera lambang singa berwarna oren. Bam!Aku mendarat dan getaran serta apa yang aku lakukan tidak membuat sosok didepanku terkejut, malah akulah yang sangat terkejut. Ini sangat tidak terduga. “Luvennard,” ucapku tanpa sadar. Wanita berambut panjang indah itu melihatku sambil tersenyum. Sudah c

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Kami Juga Berkembang

    Gemuruh terjadi, tanah gemetar dengan hebat. Sesuatu yang diam dan membuat orang lain berpikir ini berakhir mulai menjadi sesuatu yang lebih besar. Ekor Duke Lexier yang tajam masuk ke dalam tanah. Dia muncul di bagian belakang Harzem yang melayang di udara, ingin menyerang dan membunuhnya dalam serangan yang tajam. Harzem ternyata memiliki kepekaan yang lebih tinggi sekarang. Dengan cepat tanpa menoleh dia telah membuat tembok besar yang menghalangi ekor Duke Lexier menyentuh tubuhnya. “Apa kalian berdua membutuhkan bantuanku?” tanyaku berteriak pada Altair dan Harzem. Mereka berdua menoleh ke arahku, wajah mereka yang tadi terlihat serius malah menjadi lebih santai. Mereka tersenyum. “Tampaknya mereka menikmati pertarungan ini, Sunny.” Aku mengusap kepala Sunny yang menunduk. Aku hanya bisa bersantai sambil terus memperhatikan mereka.Altair menghembuskan napasnya dari mulut, dia melakukannya sangat baik, saat aku melihatnya, dia telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dibandi

  • Bangkitnya Sang Ahli Pedang   Kau Diam Saja!

    Semua tombak es yang dibuat oleh Harzem bergerak dengan sangat cepat. Lalu menusuk sasarannya yang telah dia tandai dengan sihir air, membuat titik koordinat yang tidak akan bisa membuat sasarannya meleset. Satu panah bergerak dan semuanya bergerak, tubuh mereka terjatuh ke tanah bahkan tidak terdengar sama sekali suara dari mulut mereka. Dalam hitungan detik musuh telah tumbang, dan darah merembes ke tanah dan kering dengan cepat. Sesuatu yang aneh terjadi, suara ketenangan itu telah berubah menjadi situasi yang mencekam. Sosok yang besar muncul, dia memiliki sisik yang berkilau dan berwarna hitam. Bagian atasnya masih memiliki tubuh manusia. “Menjijikan sekali!” Altair berpura-pura muntah karena melihat pemandangan di depan kami. Tubuh besar berisik itu memiliki tubuh yang panjang dan ekor yang lancip. Dia adalah Duke Lexier yang berubah menjadi setengah ular. Mirip seperti Kakinya yang pernah aku kalahkan. “Itu wujud sebenarnya?” Harzem bicara dengan suara yang berat. Ekornya

DMCA.com Protection Status