Bagaimana wajah ibuku?
Dia mempunyai rambut berwarna coklat terang, dan mata yang biru. Rambut panjang, khas wanita Kekaisaran mana pun yang menjunjung tinggi mahkota wanita itu. Rambut selalu menjadi penghias terbaik bagi para wanita.
Dia elegan, terdapat lesung pipi di pipi kanannya, dan tahi lalat kecil di dagunya. Dia sangat cantik.
Ibuku adalah putri dari Count Invit sebelumnya, ya dia sedarah dengan paman brengsek itu.
Ibuku adalah anak bungsu, dari 4 bersaudara dan 3 saudara perempuannya. Merekalah yang mengusir ibuku ke Sanktessy, beranggapan sebagai hama yang harus dibuang pada tempatnya.
Ibuku mencintai ayahku, bahkan dalam hard
“Renia awas!” Bugh! Aku menangkap kursi itu. Teriakan Tanka dan perasaanku yang tajam berhasil menghentikan kursi itu mengenai Renia yang asik memakan makanannya. Siapa yang berani berbuat seperti ini?! Aku meremas kursi besi itu hingga penyok. Bukan hanya Renia saja yang kaget di sana, tapi orang-orang yang memperhatikan juga. Mata mereka bergetar, berpendar dengan rasa takut. Auraku keluar karna marah. “Akion, kontrol dirimu. Renia dalam bahaya jika kamu begini ....” Tanka menenangkanku, bagi oran
Ini kali kedua Bastian menemukanku tertidur di luar. Bajuku terbuka, dada bidang terlihat dari baju yang tersingkap. Bastian memeriksaku apakah aku sedang mabuk. Namun bau alkohol pun tentu tidak akan tercium karna aku tidak meminumnya. Sepertinya, waktu yang kuhabiskan bersama Renia membangkitkan masa laluku lagi. Aku memimpikan tentang keluargaku. Tidak terasa sesedih dulu, tapi tetap membuat lubang kehilangan yang membuatku menghela napas panjang. Aku keluar untuk mencari angin dan berakhir tertidur dibawah langit lagi. Bahkan Tanka tidak menyadari itu. Menembak dari kelakuanku, Bastian memberikan teh bunga Camomile padaku, untuk menenangkan sarafku yang menegang. Aku mengendus wangi teh ini, wanginya memang menenangkan. Tapi sejujurnya aku
Ada alasan kenapa Renia dengan semangat mendatangiku hanya untuk sekedar piknik. Tubuh kecil ini mempunyai banyak ide di dalam sel kelabunya. Sebelumnya, dia mendengar dari tukang kebun mengenai bunga air yang langkah. Ya, karna bunga air langkah itu dia dengan berani dan semangat menerobos ruang kerjaku untuk mengajak piknik. Sebenarnya piknik hanya alasan yang dia berikan. Bagaimana seorang nona manis piknik di sarang monster yang menakutkan? Aku tersenyum kecut. "Kakak, kau pasti mau, kan, menemaniku?" "Tentu saja. Kakak pernah bilang padamu untuk meminta apa pun yang kau mau, kan?" Perlu kalian ketahui, bahwa hampir seluruh wilayah Sanktessy dikelilingi oleh hutan kegelapan, mereka itu terberai-bera
Aku baru saja menyelesaikan sarapanku ketika Levian dan Tanka pulang ke Mansion Sanktessy.Para Kesatria yang melihat mereka sangat berisik, aku tahu bagaimana reaksi masyarakat saat mereka membawa bangkai Kaliya ke sini. Dihari yang cerah ini, mereka pasti sedang menjalankan aktivitas seperti biasa.“Itu ular yang sangat besar.” Seorang ksatria mengagumi, dia ingin menyentuh daging ular itu.“Tuan Akion yang membunuhnya.” Seorang Kesatria yang dikirim Akion untuk membantu Tanka dan Levian menjelaskan.“Luar biasa.” Dia kagum.Levian berbicara pada Tanka, lalu menepuk baju bagian pundaknya yang sedikit kotor. Levian mendatangiku yang baru saja keluar dari Mansi
Sementara aku tertidur dua jam, sebuah keributan muncul di depan kamarku. Aku tidak membuka mataku, telingaku berkedut mendengarkan suara berisik yang tidak jelas itu.Seorang yang kukenal bersuara panik melarangnya untuk masuk ke kamarku.“Jangan, Tuan Har ....”Suaranya tidak begitu jelas. Tolong biarkan aku untuk tidur lagi.“Tuan Akion baru saja tidur ....”Bastian entah sedang berdebat dengan siapa. Dia tidak begitu bisa melarangnya, ada suara keraguan dan takut didalamnya.Pria satunya tertawa, itu tertawa yang sangat renyah dan leluasa.Siapa dia?
Bab 26“Ini peri, kan?”“Ternyata begini aslinya. Ah, cantik sekali.”Harzem menyentuh lembut Tanka dengan telunjuknya. Dia antusias, saat ini dia terlihat seperti Renia. Seorang penyihir pasti menginginkan untuk bertemu peri. Makhluk mitologi yang susah untuk ditemukan.“Bagaimana kamu bisa menemukannya? Ini peri apa?“Apakah dia sedang tidur?”Dia menanyakan bertubi-tubi pertanyaan.“Tanka itu peri tanah.”Aku duduk di sofa sambil menatapnya dengan tangan kiri yang menopang pipiku.
Sejujurnya telah banyak hal yang terjadi setelah aku berpindah kesini. Dari hal buruk hingga menyenangkan disini benar-benar tercampur. Bahkan sekarang aku telah bersiap untuk pergi lagi bersama Levian, aku tidak membawa Aaron. Karna saat ini ada yang lebih praktis.Sebuah gulungan sihir telah ada ditanganku. Kami berdua akan pergi ke gunung berk.“Kenapa kau tidak ikut?”“Aku ingin di sini bersama penelitianku.” Tanka memasang wajah serius, dia bahkan menggunakan baju lab berukurannya. Entah kapan dia membuatnya.“Bagaimana aku bisa masuk kesana?”“Itu segel spesial. Aku sudah memodifnya agar kau bisa masuk.”&ldqu
“Tuan Akion, apakah anda baik-baik saja?”Levian bertanya padaku yang tepaku di tempat. Ini adalah hal yang sulit aku Terima.“Aku merasa kecewa pada diriku sendiri.”Jantungku terasa sakit, ini sakit karna kekecewaan yang luar biasa. Kenapa sejak awal aku tidak memikirkannya? Tanka si peri tanah, dia mampu membuat kebun bunga di halaman depan rumahnya.Tanka kenapa tidak pernah mengatakannya?Levian mendekatiku dan berlutut dengan satu kaki.“Tolong jangan katakan hal seperti itu, Tuan Akion.”“Seharusnya aku menyadarinya sejak awal dan mampu membuat perkembangan lebih
Ah, ini rasanya begitu nyaman. Begitu mengambang dan meragukan. Bahkan aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi karena seluruh tubuhku rasanya tidak merespons. Aku bisa merasakan kehampaan hingga aku terus memikirkan sebenarnya, apa yang sedang terjadi. Lalu, pedang dengan suhu yang lebih tinggi itu menusuk tubuhku. Darah termuntahkan dari mulutku dan mataku memerah, aku baru menyadari, iblis yang memiliki tentakel tadi telah mendekapku seolah dia adalah ibuku. “kau tidak sekuat apa yang dipikirkan. Sekarang hanya tinggal membunuhmu dan menurunkan sang kuasa di tanah ini.” Suaranya menggelegar, walaupun aku merasa begitu lemah dan seperti hampir kehilangan kesadaran, tapi aku tahu suara yang begitu percaya diri dan penuh kesombongan itu. Dia penuh dengan keburukan dan aku akan menyesali jika aku tidak mampu melakukan apa pun. Ujung-ujung jariku yang kaku akhirnya bisa bergerak walaupun gerakannya begitu samar, mirip seperti angin yang berhembus pelan dan menggerakan reru
Sunny terbang sangat cepat, aku tiba di dekat mereka. Dorongan kuat langsung terasa bagi orang-orang yang ada di sana. Harzem dan Altair kehilangan banyak tenaganya. Mereka berusaha untuk tetap berdiri tapi itu terlalu sulit. Setelah aku memukul mundur tentahmkel bewarna mersha itu, aku memberikan tanda agar Harzem bisa segera pergi dari sini. “Iblis ketiga. Sungguh tidak terduga.”Aku bicara sambil bersiap, iblis ini lebih kuat dibandingkan dua iblis lainnya. Dia terbang, dia memiliki delapan ekor besar berwarna merah. Wajahnya terlihat sangat angkuh, dia bahkan melipat kedua tangannya hanya dengan gerakan mata, ekor-ekor itu bergerak seperti semak belukar yang merambat sangat cepat. Mereka melilit, berpandu dengan gerakan yang rumit. Sunny mengambil tindakan lebih dulu dibandingkan aku. Sebuah ledakan besar menghancurkan ekor merah tersebut. Lalu terbentuk dengan kecepatan yang sangat ekstrim. Aku langsung menghilang, tiba di atasnya, saat hendak mengayunkan pedang untuk membel
Aku mendekati Ierlae, napasnya terasa berat. Keringat ada di wajahnya. Tanpa sadar aku menyentuh pundaknya, memberikan tatapan khawatir padanya. “Bagaimana keadaanmu, Ierlae? Apa kau mengalami luka?” tanyaku padanya. Sunny baru saja mendarat di dekat kami hingga rambut Ierlae yang berwarna jingga berkibar. “Aku baik-baik saja. Kau memang sangat hebat seperti rumor yang tersebar“Ierlae memberikan senyuman yang manis. Cukup beberapa detik membuatku sedikit merasa aneh. Aku langsung mengalihkan pandanganku. Dan di langit, aku melihat lingkaran sihir berukuran kecil muncul, dari rune berwarna biru muda mengeluarkan panah kecil. Sebelum kami masuk ke wilayah musuh, aku memberikan saintess authority. Artinya aku memberikan Harzem sedikit kekuatanku, untuk menjaga sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan saintess authority, dia bisa disembuhkan dengan cepat dan mendapatkan perlindungan seperti aku ada di sana. Saintess authority juga menjaga kekuatannya lebih seimbang. Mengeluarkan ba
Eganor memiliki penampilan yang menekan, dia mengayunkan pedangnya sekali. Itu bukanlah ayunan pedang yang kuat, seperti mengayunkan pedang biasa tapi kekuatan yang muncul sangat besar. Angin akibat kibasan pedangnya itu membuat para iblis dan Ierlae bergerak dari tempat mereka berdiri, beberapa bangunsn yang ada di sekitarnya runtuh. Belum lagi aku mengambil pedangku, dia tiba-tiba saja muncul di depanku. Ayunan pedangnya yang tajam itu menebas tepat ke arah kepalaku. Aku menunduk sambil menarik pedang dengan sangat cepat. Walaupun pedangnya berukuran besar, dia memiliki kelincahan yang sangat luar biasa. Pedangnya telah berbalik dengan sangat cepat, berayun ke bawah, ke arahku yang menunduk. Aku mencabut pedang. Clank!Suara benturan pedang besar terdengar, hal itu membuat dia menyeringai. Energi kegelapan miliknya semakin besar, senjatanya seakan memakan senjataku. Aku mundur. “Kau memang sangat luar biasa. Pantas dia tidak menyukaimu, bahkan sebelum kau bangkit kembali.” Egan
Kami akhirnya maju untuk melakukan serangan. Iblis wanita itu tidak turun dari singgasananya yang terbang. Dia memandang kami dan para iblis yang mirip seperti di menara muncul dari belakangnya. Mereka memiliki senjata besar di tangan mereka. Aku sangat mengetahui kalah Ierlae tidak bisa melawan iblis wanita di depanku. Dia seperti pengendali boneka yang memasuki jiwa dan mengambilnya dari dalam. Slash!Ierlae mendapatkan serangan dari sampingnya dan dia dengan cepat menghadapi mereka, dengan menggunakan rapier yang dia gerakan dengan cara menusuk, dia membuat serangan yang tepat sasaran. Gerakannya terlihat ringan tapi efeknya sangat besar, dia menyerang pada titik vital pasukan iblis itu, tubuh mereka menghilang ketika mereka telah mati di tangan Ierlae, sedangkan aku menghadapi serangan dari depan. Dari depan, iblis wanita yang duduk tadi mengerjakan kedua tangannya, jari telunjuk dan jempolnya mengacung, dia bagaikan membuat kurungan yang tidak terlihat karena seluruh tubuhku
Seperti yang sudah rencanakan, kami membagi dua kelompok menjadi orang yang akan mencoba menyerang secara diam-diam dan satu kelompok lagi akan menjadi pusat keributan. Kerakusan akan memecah konsentrasi dan hal sederhana itu yang aku gunakan. Tentunya yang paling cocok menjadi pusat keributan adalah aku. Saat kami sudah berada di depan wilayah yang terkontaminasi itu. Bersama dengan pasukan yang aku pimpin, aku maju. Mereka bergerak dengan sangat cepat, mencoba menyesuaikan kecepatan mereka denganku. Saat aku membelah langit dengan menggunakan Sunny, di depanku ada Ierlae yang menaiki naga untuk pertama kali, aku melihat istana besar bewarna hitam. Suasana sangat mengerikan dan beberapa iblis bersayap berukuran kecil berterbangan dan menghinggapi istana. Ini mirip film horor yang pernah aku tonton dulu, ketika kami semakin dekat, sebuah Tombang raksasa hitam melesat sangat cepat. “Sunny!” Aku berteriak dan Sunny langsung menyingkir, kecepatannya membuat guncangan. Ierlae menguatk
Terbang di langit yang luas, melihat sekelilingku yang berubah menjadi sangat mencekam. Semakin kami dekat dengan pusat kerajaan, itu sangat mengerikan sekali. Banyak orang yang berusaha untuk kabur, dan sepanjang perjalanan, ada pemandangan yang sangat buruk sekali. Tujuh bagian yang merupakan bagian dari Beill jelas membuat kekacauan ini. Dua di antara mereka telah lenyap, dan di depan kami adalah kawasan yang lebih buruk. Tempat itu dilingkupi kekuatan yang gelap. Langit berwarna hitam yang sangat pekat dan ada perut yang menyambar-menyambar, membuat keadaan di sana sangat mencekam sekali. Bersama sunny, aku menukik dengan sangat tajam saat melihat rombongan para ksatria yang membawa bendera lambang singa berwarna oren. Bam!Aku mendarat dan getaran serta apa yang aku lakukan tidak membuat sosok didepanku terkejut, malah akulah yang sangat terkejut. Ini sangat tidak terduga. “Luvennard,” ucapku tanpa sadar. Wanita berambut panjang indah itu melihatku sambil tersenyum. Sudah c
Gemuruh terjadi, tanah gemetar dengan hebat. Sesuatu yang diam dan membuat orang lain berpikir ini berakhir mulai menjadi sesuatu yang lebih besar. Ekor Duke Lexier yang tajam masuk ke dalam tanah. Dia muncul di bagian belakang Harzem yang melayang di udara, ingin menyerang dan membunuhnya dalam serangan yang tajam. Harzem ternyata memiliki kepekaan yang lebih tinggi sekarang. Dengan cepat tanpa menoleh dia telah membuat tembok besar yang menghalangi ekor Duke Lexier menyentuh tubuhnya. “Apa kalian berdua membutuhkan bantuanku?” tanyaku berteriak pada Altair dan Harzem. Mereka berdua menoleh ke arahku, wajah mereka yang tadi terlihat serius malah menjadi lebih santai. Mereka tersenyum. “Tampaknya mereka menikmati pertarungan ini, Sunny.” Aku mengusap kepala Sunny yang menunduk. Aku hanya bisa bersantai sambil terus memperhatikan mereka.Altair menghembuskan napasnya dari mulut, dia melakukannya sangat baik, saat aku melihatnya, dia telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dibandi
Semua tombak es yang dibuat oleh Harzem bergerak dengan sangat cepat. Lalu menusuk sasarannya yang telah dia tandai dengan sihir air, membuat titik koordinat yang tidak akan bisa membuat sasarannya meleset. Satu panah bergerak dan semuanya bergerak, tubuh mereka terjatuh ke tanah bahkan tidak terdengar sama sekali suara dari mulut mereka. Dalam hitungan detik musuh telah tumbang, dan darah merembes ke tanah dan kering dengan cepat. Sesuatu yang aneh terjadi, suara ketenangan itu telah berubah menjadi situasi yang mencekam. Sosok yang besar muncul, dia memiliki sisik yang berkilau dan berwarna hitam. Bagian atasnya masih memiliki tubuh manusia. “Menjijikan sekali!” Altair berpura-pura muntah karena melihat pemandangan di depan kami. Tubuh besar berisik itu memiliki tubuh yang panjang dan ekor yang lancip. Dia adalah Duke Lexier yang berubah menjadi setengah ular. Mirip seperti Kakinya yang pernah aku kalahkan. “Itu wujud sebenarnya?” Harzem bicara dengan suara yang berat. Ekornya