Aku sudah paham.
Mungkin ini yang disebut isekai. Aku ini murid SMA kelas dua biasa, seorang yatim piatu baru yang ditipu oleh pamannya sendiri. Alih-alih berperan sebagai wali, dia malah mengambil semua hartaku. Kemudian, anaknya yang sama sampah seperti dirinya, menindasku di sekolah.Dia yang menyebabkan aku mati. Leon Wijayah, namaku sebelumnya saat di bumi. Berbeda dengan namaku yang terkesan kuat dan berani, aku hanyalah anak dengan tubuh lemah, dan kurus. Membuat mereka gampang sekali menyiksakuLantas saat ini, aku masuk ke tubuh seorang anak yang sama denganku, umurnya tujuh belas tahun. Dia tertimpa cermin peninggalan leluhurnya, saat benda itu akan dipindahkan. Nama cermin itu Mirror of Dope. Akion sudah dikenal sebagai ahli pedang jenius, seorang swordmaster termuda di seluruh benua. Walaupun wajahnya terlihat kejam, tetapi tidak bisa kupungkiri kalau wajah ini seratus kali lebih tampan dariku di bumi. Akion berhasil menjadi swordmaster termuda. Kemampuan yang tidak disangka-sangka terlahir dari keluarga Baron miskin pada umurnya yang ke enam belas tahunBahkan, aku sendiri takjub dengan prestasinya itu.Karena itu kekaisaran dan bangsawan lain menyimpan kekhawatiran pada Keluarga Baron, khususnya Akion. Baron adalah gelar bangsawan yang rendah. Apalagi Baron Sanktessy bukanlah Baron dengan wilayah kekuasaan yang makmur, kaya, dan luas. Hanya dipenuhi dengan hutan kegelapan dan penuh monsterSehingga banyak dari pihak mereka yang awalnya menjauhi keluarga Baron Sanktessy mendekat, bukan hanya untuk berteman, bekerja sama, tetapi juga untuk menghancurkan keluarga ini. Aku meminum kopiku seteguk. Wah, rasa yang luar biasa enak. Padahal waktu aku di bumi, aku tidak bisa menikmati kopi pahit ini. Mungkin, inilah rasa kejantanan yang hanya orang-orang jantan menyukainya. Aku tertawa dalam hati. Akan tetapi, tanpa sadar sudut bibirku terangkat sebelah. “Maaf, Tuan Akion. Apa aku melakukan kesalahan?“ Kesatria muda bernama Levian itu khawatir. “Hahah, tidak.”Tubuhnya merinding. Sepertinya aku tahu kenapa.Aku melihat ke arah lain, aku lupa wajah ini menakutkan bagi mereka. Wajah yang terlalu serius. “Levian, kau sudah bersama denganku berapa lama?”“Sejak Anda berumur sepuluh tahun, Tuan Akion.” jawabnya dengan tenang. Berarti sekarang umurnya 27 tahun. “Bagaimana dengan keahlian berpedangku sekarang?”“Walaupun tetap memesona, masih ada kekurangan di dalamnya.”Aku mengangguk. Baru sebulan aku di sini, aku mempelajari apa pun yang mereka berikan. Tubuh dan otak ini mengingatnya dengan baik. Namun, entah kenapa, aku selalu merasa ada yang kurang. “Apa yang kurang itu, Levian?” Sorot mataku berubah tajam kembali. Dia menelan ludah selembut mungkin, terlihat sepertinya dia tidak mau aku tahu. Dia sedikit khawatir salah menjawab dan menyebabkan aku tersinggung.“Ketajaman serangan Anda, Tuan Muda.”Dia ragu melirikku. “Serangan Anda selalu tajam sebelumnya dan kerusakan yang diberikan itu luar biasa. Bahkan, gunung pun bisa terbelah saat Anda mengayunkan pedang .”Aku mengangkat alis karena kaget. Apa dia memang sekuat itu? “Dan, Anda tidak ragu-ragu dalam bertarung. Seperti kemarin ....” Dia berhenti mengatakannya, seolah takut akan responsku. Ya, aku tahu. Kemarin, rumah Keluarga Baron diserang oleh penyusup dan aku bahkan ragu-ragu untuk mematahkan tangannya. “Tenanglah, Levian! Aku tahu, aku memang ragu kemarin.”“Tuan Akion, Anda harus ingat, banyak keluarga yang menyerang keluarga ini. Menghancurkan seorang swordmaster seperti Tuan Muda adalah kesenangan bagi mereka.”Aku menghela napas pendek dan memberikannya berkas yang telah kubaca. Membaca sejarah kekaisaran dan mengenal semua struktur bangsawan itu melelahkan. Aku tidak menyangka, makhluk sempurna sepertimu—Akion, sungguh ada. “Tuan Muda Akion, waktu kita hanya tersisa kurang dari enam bulan lagi. Perwakilan dari masing-masing bangsawan akan berkumpul di kekaisaran. Jika kekuatan Anda masih seperti ini dan mereka tahu Anda hilang ingatan, maka serangan yang datang akan lebih parah dari kemarin.”Aku setuju dengan itu. Bukankah mereka sekelompok sampah yang tidak mau mengakui kehebatan Akion. Akion, kau itu berkah. Namun, mereka memperlakukannya seperti penjahat. Sungguh sampah ada di mana-mana. Aku mematahkan pena dengan kesal. Levian hanya diam.**
Baik Levian maupun Bastian, keduanya sudah setuju bahwa sekarang untukku tampil di muka umum kembali. Selama ini, aku menghindari kerumunan. Aku hanya bertemu beberapa pelayan, keluargaku dan Levian.
Berpura-pura sibuk, tetapi memang nyatanya aku sibuk, sih. Akhirnya, tiba waktuku muncul kembali di depan pasukan yang Akion punya. Ya, sebenarnya ini kali pertama untukku. Jantungku deg-degan. Bagaimanapun juga mereka adalah kesatria yang terlatih. Apakah mereka tahu aku hanya berpura-pura menjadi Akion? Ah, tidak mungkin. Aku sudah berdiri di depan mereka. Keringat yang membasahi tubuh kekar mereka sungguh menjelaskan betapa keras mereka berlatih. Aku memegang dada bidang Akion, dan mengaguminya tanpa sadar. Aku iri setiap kali melihat tubuh penuh bekas luka dan kekarnya. Ini tubuh yang sangat diimpikan di Bumi. “Tuan Muda, Anda harus membalas salam mereka.” Levian berbisik. Aku bahkan tidak sadar bahwa mereka telah mengucapkan salam padaku. “Salam bagi seluruh Prajurit Black Forest terhormat. Semoga dalam kegelapan sekalipun, kita bersinar.”Mereka mengangkat kepalanya bersamaan. Aku sudah diberi tahu bahwa, kebanyakan dari kesatria di sini bukanlah berasal dari keturunan kesatria. Hanya berasal dari masyarakat umumnya, seperti petani, seorang pekerja kasar atau anak yatim piatu. Akion tidak pernah menganggap asal usul itu penting. Yang paling utama adalah kerja kerasmu, kemampuanmu, dan loyalitasmu. Maka dengan janji yang saling dijaga, Akion mengajar mereka dengan keras. Beberapa menganggapnya neraka. Ah, lihat itu! Cara mereka mengayunkan pedangnya, mataku melirik tajam, tubuh dan ingatan ini merespons sebuah kesalahan yang mereka buat. Aku mengambil tongkat kayu. Levian hanya memerhatikan. “Siapa namamu?” Aku sudah berdiri di hadapannya. “Harry dari pasukan kedua, angkatan pertama, Tuan Akion.” Dia menjawab dengan kuat, ada getaran ketakutan yang kurasakan. “Harry, apa kau pikir kau bisa mengalahkan monster dengan keahlian berpedang seperti itu?” “Saya akan berusaha, Tuan Akion”Aku sedikit tertawa. Itu menyeramkan. “Aku tidak ingin kau mati muda.” Sepertinya Akion dan Harry umurnya tidak jauh berbeda. “Lebarkan kuda-kudamu, jika fondasi bawahmu serapuh itu, bagaimana kau bisa menahan gerakan pedangmu saat beradu?” Aku memukulkan pelan pedang kayuku ke kedua kaki Harry. Harry melakukan apa yang kuperintahkan. “Apa kau malu?”Harry terlihat kebingungan. “Angkat tanganmu yang lebar, letakan jari-jarimu pada pegangan pedang. Tekankan bahwa kau akan mati.”Aku menatap tajam. Harry dengan panik mengulangi apa yang kuarahkan. Tidak mudah awalnya baginya untuk menyelaraskan gerakan denganku. Hasilnya, dia takjub sendiri dengan kekuatan penghancur yang dia hasilkan. Aku tersenyum. Levian yang menghampiriku tadi, terlihat khawatir karena semua pasukan sedang melihat sikap lain dari tuan muda mereka yang mempunyai sisi manis.BERSAMBUNG••••
Setelah menemui kesatriaku, aku berjalan ke Taman Baron. Taman yang tidak begitu mewah sesuai yang kupikirkan.Mana mungkin mewah, jika mereka saja sering kali kekurangan. Akan tetapi, Taman Baron cukup hidup.Di tepi danau, aku melihat Renia sedang berpiknik dengan pelayannya.Renia adalah anak bungsu Baron, dan adiknya Akion. Umurnya delapan tahun, mempunyai rambut pendek berwarna sama seperti Akion dan mata berwarna emas yang selalu membuatku kagum akan rupa keluarga ini.Adik atau saudara, aku tidak punya sebelumnya. Yang kupunya hanyalah sepupu brengsek yang ingin kubunuh.Dengan seluruh hatiku, kehadiran Renia membuatku senang.“Renia.” Aku tersenyum lebar pada Renia.Dia bergidik ngeri sendiri.Akion selalu sibuk untuk belajar, berlatih dan berburu monster. Sehingga Renia tidak dekat dengan Akion, dia cenderung takut pada kakaknya itu.Ya, seperti yang ada diingatank
“Tuan Muda Akion, kenapa Anda tidur di sini?”Saat aku membuka mataku, cahaya matahari langsung menyerang retinaku dan membuat buta sesaat. Setelah aku terbiasa, aku sadar Bastian menyelimuti. wajahnya penuh dengan rasa khawatir.“Aku hanya tertidur saat mencari angin semalam.”Wajahnya belum berubah.Aku berdiri dari kursi yang kududuki. Selimut yang sebelumnya dia selimutkan padaku, kuberikan dengan sesopan mungkin. Mungkin kasta di sini bisa saja membuatku bertindak sesukanya, tetapi itu bukan aku.“Tolong, siapkan air mandi untukku, Bastian.”Sekarang, aku harus menjalani hidup sebagai Akion. Tidak perlu banyak berpikir ten
“Boleh aku tambah, Tuan? ”Agnes langsung menyenggol lengan anak laki-laki itu, wajah Agnes terlihat khawatir. Mungkin, sudah sering kali mereka mengalami penolakan.“Silakan! Tambah semau kalian.”Aku memanggil pelayan untuk menambah pesanan.Sejujurnya, makanan di tempat ini sangat tidak enak. Roti yang mereka sajikan keras, tidak berasa, dan sup yang mereka sajikan lebih terasa seperti air bercampur garam saja.Mengingat tempat miskin seperti ini, ini sudah menjadi makanan yang cukup mewah. Sebagai penguasa wilayah, aku sadar betapa menyedihkannya.“Tanganmu kenapa bisa terluka?”
Aku meminta Hayd dan Levian untuk mengumpulkan semua penduduk Aurus. Hanya dengan memberi mereka persediaan makanan untuk sebulan ke depan tidak menyelesaikan masalah ini.Mereka akan kelaparan lagi, dan wilayah ini akan tetap tertinggal. Mereka membutuhkan cara untuk mempertahankan diri sendiri.Seperti kata Alexander Graham Bell, “Sebelum apapun, persiapan adalah kunci menuju kesuksesan.”Levian mengangguk saat melihatku. Sepertinya mereka semua sudah berkumpul di sini.Aku keluar dengan badan tegap, dan tanpa ragu. Saat ini, mereka membutuhkan pemimpin yang terlihat kuat dan mengetahui jalan keluarnya.Aku melihat wajah mereka yang penuh harap, wajah yang juga penuh khawatir akan nasib mereka.“Aku adalah Akion Naal Sanktessy, putra kedua dari Baron Eihns Naal Sanktessy. Aku diperintahkan oleh ayahku untuk membantu wilayah Aurus dan menyelesaikan masalah di sini.”Mereka memandangku tidak perca
Aku menyantap makan siangku dengan tenang. Ketenangan ini bahkan tidak kudapatkan beberapa hari belakangan ini. Aku menyelesaikan semuanya, orang-orang datang keluar masuk rumah ini. Lalu pikiranku yang terus bekerja mendapatkan bawahan yang loyal adalah sebuah keberuntungan.Wine hasil korupsi ini, pun, masih tetap enak dinikmati, walaupun si koruptor telah mati. Untuk mereka yang berani menyerang wilayahku akan kupastikan mereka akan mendapatkan balasannya.Akion terlalu kaku, sedangkan pikiranku tidak. Beruntung rasanya berada di tubuh Akion dengan kapasitas otakku. Mungkin, sekarang mereka sedang sibuk membuat apa yang kudesain. Aku memutar-mutar gelas wine sambil mengingat kejadian kemarin.“Kita akan bertani dengan air!”Wajah mereka tampak tak percaya. Mereka bahkan mengiraku sebagai orang gila. “Tanaman hanya dengan air ... apa kau gila? Pasti tanaman itu akan membusuk!”“Apa k
Besok adalah perjalanaku ke Invit.Di ingatan Akion, Ivnit adalah wilayah yang bagus. Akan tetapi, Count Ivnit adalah orang yang sangat menyebalkan. Itu hal yang paling membuatku malas untuk ke sana.Akion itu patuh pada perintah, dia terlalu kaku akan hukum-hukum kekaisaran. Walaupun dia ingin menyerang pamannya, tidak akan dia lakukan jika dia tidak diserang terlebih dahulu atau atas dasar perintah kaisar. Pikirannya masih murni, takut rakyatnya kenapa-kenapa karena ulahnya.Sehingga Akion sering kali menempatkan dirinya sendiri sebagai tameng.Makanya, Akion membiarkan apa pun yang pamannya perbuat. Karena menganggap status Count lebih tinggi dari Baron.Perjalanan ke Ivnit lebih lama dari pada saat kami ke Aurus, memakan waktu dua minggu. Aku harus melewati hutan kegelapan yang penuh monster dan melewati Gunung Berk yang sudah lama tidak diinjak oleh keturunan Sanktessy.Sudah berapa ratus tahun Gunung
Levian menangkap kelinci monster sebelum aku terbangun, dia membuatnya menjadi sup dengan bahan seadanya.Cuaca dingin yang menusuk, memang yang terbaik adalah sup hangat.Dia memberikanku semangkuk penuh sup monster kelinci itu, anehnya aku memakan tanpa beban. Berbeda saat di bumi dahulu, kelinci biasa saja aku menolaknya untuk makan.Aku menyuap sesendok penuh daging monster kelinci itu, empuk dan berlemak, tetapi sedikit alot juga.“Masakan yang enak, Levian,”Bagiku ini adalah kali pertama aku mencoba masakan Levian.“Ini adalah masakan sederhana, Tuan Akion. Siapa pun bisa membuatnya." Dia tersipu, tetapi bersembunyi dengan membelakangiku.Sungguh pengikut yang pengertian. Kali ini, dia memasak dibandingkan memberiku roti lapis, pasti karena memikirkan udara yang sangat dingin.“Kau hanya merendah, Levian. Jika aku yang memasaknya, maka akan kupastikan itu gosong dengan sempurna.”Dia
“Siapa Tuan yang di sampingmu, Tuan Akion?”“Dia pengawal kepercayaanku,”“Jika begitu, tidak masalah jika aku menjelaskan di depannya juga, kah?”“Tentu."Levian, dia orang yang akan memilih mati daripada mengkhianatiku.Kami akhirnya duduk untuk menerima penjelasan panjang dari Tanka. Aku menyender pada pohon. Levian memilih untuk berdiri dan Tanka duduk di depanku yang terdapat batu besar.“Leluhur Anda, Caesar Naal Sanktessy meminta bantuan kepadaku,”Dia adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan berkarisma. Di bawah pimpinannya, Sanktessy sangat berjaya. Itulah yang kubaca dari buku.“Empat ratus tahun yang lalu, dia tahu bahwa hutan ini menyembunyikan sesuatu yang luar biasa dan bahwa keluarganya mungkin dalam bahaya,”“Hutan ini adalah perantara bagi kekuatan yang mengerikan.”Aku menyimak dengan baik. Tem
Ah, ini rasanya begitu nyaman. Begitu mengambang dan meragukan. Bahkan aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi karena seluruh tubuhku rasanya tidak merespons. Aku bisa merasakan kehampaan hingga aku terus memikirkan sebenarnya, apa yang sedang terjadi. Lalu, pedang dengan suhu yang lebih tinggi itu menusuk tubuhku. Darah termuntahkan dari mulutku dan mataku memerah, aku baru menyadari, iblis yang memiliki tentakel tadi telah mendekapku seolah dia adalah ibuku. “kau tidak sekuat apa yang dipikirkan. Sekarang hanya tinggal membunuhmu dan menurunkan sang kuasa di tanah ini.” Suaranya menggelegar, walaupun aku merasa begitu lemah dan seperti hampir kehilangan kesadaran, tapi aku tahu suara yang begitu percaya diri dan penuh kesombongan itu. Dia penuh dengan keburukan dan aku akan menyesali jika aku tidak mampu melakukan apa pun. Ujung-ujung jariku yang kaku akhirnya bisa bergerak walaupun gerakannya begitu samar, mirip seperti angin yang berhembus pelan dan menggerakan reru
Sunny terbang sangat cepat, aku tiba di dekat mereka. Dorongan kuat langsung terasa bagi orang-orang yang ada di sana. Harzem dan Altair kehilangan banyak tenaganya. Mereka berusaha untuk tetap berdiri tapi itu terlalu sulit. Setelah aku memukul mundur tentahmkel bewarna mersha itu, aku memberikan tanda agar Harzem bisa segera pergi dari sini. “Iblis ketiga. Sungguh tidak terduga.”Aku bicara sambil bersiap, iblis ini lebih kuat dibandingkan dua iblis lainnya. Dia terbang, dia memiliki delapan ekor besar berwarna merah. Wajahnya terlihat sangat angkuh, dia bahkan melipat kedua tangannya hanya dengan gerakan mata, ekor-ekor itu bergerak seperti semak belukar yang merambat sangat cepat. Mereka melilit, berpandu dengan gerakan yang rumit. Sunny mengambil tindakan lebih dulu dibandingkan aku. Sebuah ledakan besar menghancurkan ekor merah tersebut. Lalu terbentuk dengan kecepatan yang sangat ekstrim. Aku langsung menghilang, tiba di atasnya, saat hendak mengayunkan pedang untuk membel
Aku mendekati Ierlae, napasnya terasa berat. Keringat ada di wajahnya. Tanpa sadar aku menyentuh pundaknya, memberikan tatapan khawatir padanya. “Bagaimana keadaanmu, Ierlae? Apa kau mengalami luka?” tanyaku padanya. Sunny baru saja mendarat di dekat kami hingga rambut Ierlae yang berwarna jingga berkibar. “Aku baik-baik saja. Kau memang sangat hebat seperti rumor yang tersebar“Ierlae memberikan senyuman yang manis. Cukup beberapa detik membuatku sedikit merasa aneh. Aku langsung mengalihkan pandanganku. Dan di langit, aku melihat lingkaran sihir berukuran kecil muncul, dari rune berwarna biru muda mengeluarkan panah kecil. Sebelum kami masuk ke wilayah musuh, aku memberikan saintess authority. Artinya aku memberikan Harzem sedikit kekuatanku, untuk menjaga sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan saintess authority, dia bisa disembuhkan dengan cepat dan mendapatkan perlindungan seperti aku ada di sana. Saintess authority juga menjaga kekuatannya lebih seimbang. Mengeluarkan ba
Eganor memiliki penampilan yang menekan, dia mengayunkan pedangnya sekali. Itu bukanlah ayunan pedang yang kuat, seperti mengayunkan pedang biasa tapi kekuatan yang muncul sangat besar. Angin akibat kibasan pedangnya itu membuat para iblis dan Ierlae bergerak dari tempat mereka berdiri, beberapa bangunsn yang ada di sekitarnya runtuh. Belum lagi aku mengambil pedangku, dia tiba-tiba saja muncul di depanku. Ayunan pedangnya yang tajam itu menebas tepat ke arah kepalaku. Aku menunduk sambil menarik pedang dengan sangat cepat. Walaupun pedangnya berukuran besar, dia memiliki kelincahan yang sangat luar biasa. Pedangnya telah berbalik dengan sangat cepat, berayun ke bawah, ke arahku yang menunduk. Aku mencabut pedang. Clank!Suara benturan pedang besar terdengar, hal itu membuat dia menyeringai. Energi kegelapan miliknya semakin besar, senjatanya seakan memakan senjataku. Aku mundur. “Kau memang sangat luar biasa. Pantas dia tidak menyukaimu, bahkan sebelum kau bangkit kembali.” Egan
Kami akhirnya maju untuk melakukan serangan. Iblis wanita itu tidak turun dari singgasananya yang terbang. Dia memandang kami dan para iblis yang mirip seperti di menara muncul dari belakangnya. Mereka memiliki senjata besar di tangan mereka. Aku sangat mengetahui kalah Ierlae tidak bisa melawan iblis wanita di depanku. Dia seperti pengendali boneka yang memasuki jiwa dan mengambilnya dari dalam. Slash!Ierlae mendapatkan serangan dari sampingnya dan dia dengan cepat menghadapi mereka, dengan menggunakan rapier yang dia gerakan dengan cara menusuk, dia membuat serangan yang tepat sasaran. Gerakannya terlihat ringan tapi efeknya sangat besar, dia menyerang pada titik vital pasukan iblis itu, tubuh mereka menghilang ketika mereka telah mati di tangan Ierlae, sedangkan aku menghadapi serangan dari depan. Dari depan, iblis wanita yang duduk tadi mengerjakan kedua tangannya, jari telunjuk dan jempolnya mengacung, dia bagaikan membuat kurungan yang tidak terlihat karena seluruh tubuhku
Seperti yang sudah rencanakan, kami membagi dua kelompok menjadi orang yang akan mencoba menyerang secara diam-diam dan satu kelompok lagi akan menjadi pusat keributan. Kerakusan akan memecah konsentrasi dan hal sederhana itu yang aku gunakan. Tentunya yang paling cocok menjadi pusat keributan adalah aku. Saat kami sudah berada di depan wilayah yang terkontaminasi itu. Bersama dengan pasukan yang aku pimpin, aku maju. Mereka bergerak dengan sangat cepat, mencoba menyesuaikan kecepatan mereka denganku. Saat aku membelah langit dengan menggunakan Sunny, di depanku ada Ierlae yang menaiki naga untuk pertama kali, aku melihat istana besar bewarna hitam. Suasana sangat mengerikan dan beberapa iblis bersayap berukuran kecil berterbangan dan menghinggapi istana. Ini mirip film horor yang pernah aku tonton dulu, ketika kami semakin dekat, sebuah Tombang raksasa hitam melesat sangat cepat. “Sunny!” Aku berteriak dan Sunny langsung menyingkir, kecepatannya membuat guncangan. Ierlae menguatk
Terbang di langit yang luas, melihat sekelilingku yang berubah menjadi sangat mencekam. Semakin kami dekat dengan pusat kerajaan, itu sangat mengerikan sekali. Banyak orang yang berusaha untuk kabur, dan sepanjang perjalanan, ada pemandangan yang sangat buruk sekali. Tujuh bagian yang merupakan bagian dari Beill jelas membuat kekacauan ini. Dua di antara mereka telah lenyap, dan di depan kami adalah kawasan yang lebih buruk. Tempat itu dilingkupi kekuatan yang gelap. Langit berwarna hitam yang sangat pekat dan ada perut yang menyambar-menyambar, membuat keadaan di sana sangat mencekam sekali. Bersama sunny, aku menukik dengan sangat tajam saat melihat rombongan para ksatria yang membawa bendera lambang singa berwarna oren. Bam!Aku mendarat dan getaran serta apa yang aku lakukan tidak membuat sosok didepanku terkejut, malah akulah yang sangat terkejut. Ini sangat tidak terduga. “Luvennard,” ucapku tanpa sadar. Wanita berambut panjang indah itu melihatku sambil tersenyum. Sudah c
Gemuruh terjadi, tanah gemetar dengan hebat. Sesuatu yang diam dan membuat orang lain berpikir ini berakhir mulai menjadi sesuatu yang lebih besar. Ekor Duke Lexier yang tajam masuk ke dalam tanah. Dia muncul di bagian belakang Harzem yang melayang di udara, ingin menyerang dan membunuhnya dalam serangan yang tajam. Harzem ternyata memiliki kepekaan yang lebih tinggi sekarang. Dengan cepat tanpa menoleh dia telah membuat tembok besar yang menghalangi ekor Duke Lexier menyentuh tubuhnya. “Apa kalian berdua membutuhkan bantuanku?” tanyaku berteriak pada Altair dan Harzem. Mereka berdua menoleh ke arahku, wajah mereka yang tadi terlihat serius malah menjadi lebih santai. Mereka tersenyum. “Tampaknya mereka menikmati pertarungan ini, Sunny.” Aku mengusap kepala Sunny yang menunduk. Aku hanya bisa bersantai sambil terus memperhatikan mereka.Altair menghembuskan napasnya dari mulut, dia melakukannya sangat baik, saat aku melihatnya, dia telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dibandi
Semua tombak es yang dibuat oleh Harzem bergerak dengan sangat cepat. Lalu menusuk sasarannya yang telah dia tandai dengan sihir air, membuat titik koordinat yang tidak akan bisa membuat sasarannya meleset. Satu panah bergerak dan semuanya bergerak, tubuh mereka terjatuh ke tanah bahkan tidak terdengar sama sekali suara dari mulut mereka. Dalam hitungan detik musuh telah tumbang, dan darah merembes ke tanah dan kering dengan cepat. Sesuatu yang aneh terjadi, suara ketenangan itu telah berubah menjadi situasi yang mencekam. Sosok yang besar muncul, dia memiliki sisik yang berkilau dan berwarna hitam. Bagian atasnya masih memiliki tubuh manusia. “Menjijikan sekali!” Altair berpura-pura muntah karena melihat pemandangan di depan kami. Tubuh besar berisik itu memiliki tubuh yang panjang dan ekor yang lancip. Dia adalah Duke Lexier yang berubah menjadi setengah ular. Mirip seperti Kakinya yang pernah aku kalahkan. “Itu wujud sebenarnya?” Harzem bicara dengan suara yang berat. Ekornya