"Tentu saja! Kekuatan di balik Pak Murad bukan sesuatu yang bisa dibandingkan dengan empat keluarga besar di ibu kota provinsi.""Tapi, syaratnya adalah penyakit Pak Murad harus bisa disembuhkan dalam konferensi hari ini! Kalau nggak, jangan berharap terlalu banyak. Kita hanya bisa menunda kalau ingin memberi pelajaran pada Afkar." Jauhar memberi peringatan pada cucunya.Keyla mengangguk dan bertanya, "Jadi, ternyata Kakek mengadakan konferensi medis ini hanya demi Pak Murad?"Jauhar mengangguk. "Benar! Dengan keahlianku, aku tetap nggak bisa menyembuhkan penyakitnya. Aku harap ada seseorang dalam konferensi ini yang mampu mengobati penyakit aneh itu."Mendengar hal itu, mata Keyla berbinar. "Sebenarnya, penyakit apa yang diderita Pak Murad?"Jauhar menggeleng dengan ekspresi misterius. "Penyakit kulit yang sangat aneh!""Hah? Penyakit kulit?" Keyla terkejut, lalu matanya menunjukkan sedikit rasa jijik. "Apa penyakit itu menular?"Jauhar menggeleng. "Nggak menular! Ini hanya penyakit y
Keyla berusaha semaksimal mungkin untuk menunjukkan pesonanya. Jika dia bisa mendekati Murad, nanti dia bisa membalas dendam kepada Afkar sesuka hatinya!'Afkar, aku pasti akan membalas semuanya! Aku akan menampar wajahmu sampai hancur!' Di dalam hatinya, Keyla menggertakkan giginya dengan penuh kebencian.Di sisi lain, Murad termangu sejenak. Matanya menyapu Keyla dengan tatapan yang mengandung sedikit ketertarikan. Namun, saat ini dia tidak memiliki niat untuk hal semacam itu."Pak Jauhar, apa semuanya sudah siap?" tanya Murad.Jauhar diam-diam menghela napas. Kecantikan cucunya bahkan tidak bisa menarik perhatian Murad?"Semua tamu yang diundang sudah tiba! Silakan masuk!""Hm."Murad mengangguk ringan dengan sikap dingin.Saat ini, pria paruh baya yang menjadi pengawal Murad mendengus dingin kepada Jauhar. Suaranya penuh dengan ancaman. "Kuharap hari ini ada yang bisa menyembuhkan penyakit tuan muda kami! Kalau nggak ... huh!""Ya, ya .... Aku sudah berusaha sebaik mungkin mengunda
"Eee ... baiklah! Mari kita kembali ke pokok pembicaraan." Jauhar tersenyum canggung sambil berkata demikian.Pada saat ini, semua orang di aula menoleh ke arah Murad. Ekspresi mereka dipenuhi keheranan."Siapa sebenarnya pemuda ini? Dari auranya saja sudah terlihat berbeda.""Tentu saja! Bahkan Dokter Jauhar juga bersikap sangat hormat padanya.""Lihat para pengawal yang dibawanya, semuanya jelas adalah ahli bela diri tingkat tinggi.""Kalian nggak melihatnya? Cucu Dokter Jauhar, Keyla, terus mengikuti dengan penuh perhatian.""Keyla selalu sombong dan sulit didekati. Sejak kapan dia pernah bersikap seantusias ini?"Orang-orang mulai berbisik dan bergosip."Ahh!" Tiba-tiba, terdengar teriakan lembut. Sebuah sosok anggun menerobos kerumunan seperti kehilangan keseimbangan, lalu langsung terjatuh ke arah Murad.Orang itu tak lain adalah Viola!Namun, pengawal paruh baya di sisi Murad bereaksi dengan sangat cepat. Dalam sekejap, dia telah mengangkat tangannya dan langsung menghentikan Vi
Viola juga sama. Dia bergegas mundur beberapa langkah, menjaga jarak aman dari Murad.Saat ini, Murad bertelanjang dada, memperlihatkan tubuhnya yang benar-benar tidak layak untuk dipandang.Kulitnya memiliki semacam kelainan, berubah seperti kayu tua yang mengelupas. Siapa pun yang melihatnya langsung merinding.Setiap kali Murad bergerak, serpihan kecil mirip serbuk kayu akan jatuh dari tubuhnya. Siapa yang bisa menyangka bahwa Murad yang tampak begitu tampan dan berwibawa, ternyata menderita penyakit kulit yang begitu mengerikan?Saat ini, merasakan tatapan aneh dari semua orang di sekelilingnya, tatapan Murad berubah dingin. Terutama ketika dia melihat dua wanita yang tadi berusaha menarik perhatiannya kini mundur dengan wajah jijik, seolah-olah dia adalah wabah berbahaya. Raut wajahnya semakin muram!"Tenang, semuanya! Penyakit kulit yang diderita Pak Murad nggak menular!" Jauhar melambaikan tangan, menenangkan suasana.Selanjutnya, dia menyapukan pandangan penuh harap ke sekelili
Di antara para dokter dari berbagai latar belakang medis yang hadir, banyak di antaranya memiliki reputasi besar. Namun, pada akhirnya, tak satu pun dari mereka yang mampu mengobati penyakit Murad.Merasa harapannya pupus, Murad dipenuhi kekecewaan yang luar biasa. Perasaannya semakin buruk, dipenuhi dengan berbagai emosi negatif. Di depan semua orang, dia tiba-tiba mengamuk hingga melontarkan makian. Detik berikutnya, tatapannya tertuju pada Viola dan Keyla. Mendengar diri sendiri dicap sebagai sampah, para dokter dan ahli medis yang hadir pun merasa terhina dan memasang ekspresi suram. Namun, karena Murad tidak menyebutkan nama secara langsung, tidak ada yang berani bersuara.Bagaimanapun, mereka bisa menilai bahwa pria ini bukan orang yang mudah dihadapi. Kalaupun mereka tidak mempertimbangkan latar belakangnya, hanya melihat para pengawal tangguh di sekeliling saja sudah cukup untuk membuat semua orang gentar."Tangkap mereka! Bawa mereka bersamaku! Kalau penyakitku nggak bisa dis
Murad menatap Jauhar dengan senyuman dingin, wajahnya penuh dengan ejekan dan cemoohan.Sebenarnya karena penyakit aneh yang dideritanya, dia tidak terlalu berminat bermain dengan wanita. Bahkan, Viola dan Keyla yang sebelumnya menggoda dan berusaha mendekatinya, sebenarnya tidak terlalu menarik perhatiannya.Namun, saat dia melepas bajunya dan memperlihatkan tubuhnya yang seperti kulit kayu tua, reaksi dari kedua wanita itu membuatnya marah besar. Dua wanita murahan ini berani merasa jijik padanya?Mendengar ucapan Murad, ekspresi orang-orang di sekitar pun berubah-ubah. Banyak yang mulai memandang Viola dan Keyla dengan tatapan meremehkan dan mencela.Ya! Bukankah tadi mereka yang berusaha mendekati Murad? Bukankah mereka yang mencari kesempatan untuk bisa dekat dengannya?Kalau ada yang harus disalahkan, itu adalah mereka sendiri! Kalau dipikir-pikir, mereka memang pantas menerima ini!Jauhar membuka mulutnya, tetapi tidak ada kata yang keluar. Wajahnya diliputi dengan rasa sesal da
"Hmm?" Mendengar kata-kata itu, wajah Murad langsung berubah dingin. "Apa yang kamu bilang?"Viola berteriak cemas, "Aku bilang, kakak iparku adalah dokter hebat dan dia ada di sini hari ini! Dengan keahliannya, dia pasti bisa menyembuhkanmu!""Oh?" Murad menyipitkan mata. "Siapa kakak iparmu? Di mana dia?"Saat itu, ekspresi Afkar menjadi suram. Dia menatap Viola dengan tatapan penuh amarah dan jijik. Dia sungguh tidak menyangka, di momen genting seperti ini, wanita murahan itu masih berusaha menyeretnya ke dalam masalah."Itu! Dia kakak iparku! Dia adalah dokter hebat, hanya saja tadi dia belum turun tangan. Kalau kamu melepaskanku, aku akan memintanya mengobati penyakitmu!"Viola menunjuk ke arah Afkar dan segera berteriak memohon, "Kakak Ipar! Tolong aku! Tolong ...! Kenapa kamu cuma diam di situ? Bukannya kamu sangat hebat dalam ilmu pengobatan? Kamu benar-benar ingin membiarkanku mati begitu saja?"Srek! Saat itu, semua orang di ruangan langsung menoleh ke arah Afkar.Orang-orang
'Kalau aku bisa mendapatkan teratai salju milenium ini, mungkin aku bisa langsung mencapai terobosan.'Mendengar hal itu, Murad menatap Afkar dalam-dalam sebelum mengangguk dan berkata, "Tentu saja! Selain itu, kalau kamu punya permintaan lain, katakan saja! Asalkan kamu benar-benar bisa menyembuhkanku!""Tapi ingat, kalau kamu cuma omong kosong dan nggak bisa menepati janji, jangan salahkan aku kalau nyawamu jadi taruhannya!"Afkar tersenyum tipis dan tetap tenang menghadapi ancaman itu. "Aku nggak punya permintaan lain. Asalkan kamu tepati janji soal hadiah yang sudah kamu sebutkan sebelumnya, itu sudah cukup bagiku."Selesai bicara, Afkar menoleh ke Jauhar dan berkata dengan santai, "Pak Jauhar, siapkan sebuah ruangan untukku."Mendengar perintahnya, wajah Jauhar tampak tercengang. Setelah tersadar kembali, dia buru-buru mengangguk menyetujuinya.Awalnya, Jauhar tidak terlalu banyak berharap. Dia tidak menyangka akan muncul perubahan situasi seperti sekarang ini. Apakah pemuda yang
Afkar melanjutkan, "Benar, Keluarga Samoa memang takut menyinggung Sekte Langga dan hal itu sama sekali nggak perlu ditutupi. Tapi, aku bisa dengan tegas memberitahumu satu hal. Aku pribadi nggak takut menyinggungmu.""Kalau mengesampingkan latar belakang dan status, kamu sendiri nggak ada apa-apanya di mataku. Jangan bertingkah seperti gadis kecil di sini. Berhentilah marah-marah nggak jelas," sindir Afkar.Mendengar ucapan itu, tubuh Arisa bergetar hebat saking marahnya. Wajah cantiknya juga memerah. Emosinya yang meluap hampir saja membuat luka di dalam tubuhnya kambuh. Bahkan, dia juga nyaris memuntahkan darah.Arisa menggertakkan gigi. Suaranya penuh amarah dan kebencian ketika memaki, "Dasar bajingan! Aku nggak peduli. Pokoknya aku akan bertarung mati-matian denganmu!""Arisa, cukup! Jangan nggak bisa lihat situasi! Cepat ambil Pisau Naga Es dan tukarkan dengan Pedang Es Jiwa! Cepat pergi!" Nada suara Zinia tiba-tiba terdengar lebih tegas dan dingin saat memberi perintah pada Ari
Saat ini, Afkar, Rose, dan Lena perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan. Arisa memandang mereka dengan tatapan dingin. Matanya yang penuh kebencian itu tertuju pada Afkar!Sementara itu, Zinia hanya mengangguk ringan, lalu bertanya dengan nada datar, "Ada apa kalian kemari?"Meskipun kata-katanya terdengar biasa saja, tatapannya justru diam-diam berhenti pada pedang yang ada di tangan Afkar. Di dalam hatinya, mulai muncul berbagai dugaan.Tak lama kemudian, Afkar melangkah maju ke depan meja lalu dengan tenang meletakkan Pedang Es Jiwa di atas meja.Melihat itu, Zinia tetap memasang wajah tenang. Dia bertanya datar, "Afkar, apa maksudmu melakukan ini?"Afkar membalas sambil tersenyum, "Tampaknya Pedang Es Jiwa ini sejak awal memang sudah dipersiapkan khusus untuk Nona Arisa dari sekte kalian, 'kan?"Mendengar ucapan itu, Zinia sedikit berdeham. Kemudian, dia menjawab dengan serius, "Itu adalah hadiah bagi peserta yang meraih peringkat pertama dalam uji coba ini. Karena kamu yang mera
Pada saat itu, seiring langit yang makin gelap, sebuah gelombang energi yang aneh mulai menyebar di dalam Lembah Obat. Itu adalah pertanda bahwa tempat rahasia Lembah Obat akan segera ditutup. Artinya, sebentar lagi Afkar dan yang lainnya akan dipaksa keluar dari tempat itu.Satu jam kemudian, di lapangan milik Sekte Langga.Sesuai dengan peringkat uji coba kali ini, hadiah untuk masing-masing posisi mulai dibagikan oleh Zinia. Saat itu, ekspresinya terlihat sangat muram. Jelas sekali dia sedang menahan amarah.Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka, Arisa yang seharusnya bisa dengan mudah meraih peringkat pertama dengan kekuatan solid di tingkat pembentukan inti tahap menengah, justru harus tergelincir di tengah jalan dan hanya bisa duduk di peringkat kedua.Yang lebih mengejutkan lagi, Afkar dan Willy dari Keluarga Samoa tiba-tiba muncul sebagai dua kuda hitam yang mencuri perhatian semua orang dalam uji coba ini.Sementara itu, Tuan Muda Keluarga Darmadi, Logan, justru tidak
Setelah semua orang hampir selesai muntah, Afkar mendengus pelan dan memperlihatkan senyuman dingin. Dia memberi tahu, "Sudah cukup, sepertinya kalian sudah muntah habis-habisan, 'kan? Kalau begitu, sekarang kita masuk ke urusan yang lebih penting!"Kemudian, Afkar menoleh ke arah langit untuk melihat waktu sekilas, lalu berujar dengan nada arogan dan penuh wibawa, "Sekarang, keluarkan semua kantong dimensi kalian. Urutan peringkat dalam uji coba peringkat individu kali ini, biar aku yang tentukan. Semuanya, siapa yang setuju dan menolak?"Begitu kata-kata itu terdengar, wajah semua orang langsung berubah menjadi suram. Tatapan mereka penuh dengan rasa tidak rela dan enggan menerima kenyataan. Namun di depan kekuatan mutlak Afkar, baik rasa marah maupun ketidakrelaan mereka, semuanya tidak ada gunanya.Di antara mereka, Raditya yang merupakan santo dari Sekte Bulan Hitam adalah orang yang bisa dibilang paling cerdas.Setelah tatapannya sempat berkilat sesaat, Raditya pun menjadi orang
Felix menarik napas dalam-dalam sekali lagi, lalu mengerucutkan bibirnya sambil berkomentar, "Waduh, aroma obat dewa ini ternyata cukup menyengat juga."Tepat di saat itu, sebuah bayangan tiba-tiba melompat keluar dari dalam kawah gunung berapi, lalu mendarat dengan mantap di tanah. Begitu kakinya menginjak tanah, seluruh tubuhnya langsung memancarkan aura yang kuat dan kokoh.Melihat sosok itu, semua orang yang ada di sana langsung membuka mulut lebar-lebar. Wajah mereka dipenuhi ekspresi tidak percaya."Afkar?" Arisa sampai menjerit kaget. Wajah cantiknya seketika berubah jadi pucat dan penuh keterkejutan.Lukas dan yang lainnya juga luar biasa terkejut, seolah-olah tidak bisa memercayai apa yang dilihat oleh mata mereka.Di sisi lain, wajah Rose malah dipenuhi rasa senang bercampur haru. Afkar bisa-bisanya muncul lagi? Dia berhasil naik ke atas hidup-hidup?Melihat ekspresi mereka, Afkar tersenyum dengan penuh minat. Dia pun bertanya, "Semuanya, kalian begitu kaget melihatku?""Ke .
Selain kekuatan mutlaknya yang melonjak pesat, Afkar juga dengan sangat gembira menemukan satu hal lain. Teknik Resonansi Bumi yang diperolehnya saat kesadaran atas garis keturunannya terbangun, ternyata ikut mengalami peningkatan dan berevolusi.Ada tambahan efek "gravitasi sepuluh kali lipat". Saat menggunakan kemampuan ini, Afkar bisa menekan musuh dengan gravitasi sepuluh kali lebih berat dari biasanya, sekaligus memberikan serangan mematikan yang luar biasa dahsyat.Begitu melihat efek barunya, reaksi pertama Afkar justru merasa bahwa kemampuan ini agak tidak terlalu berguna. Gravitasi sepuluh kali lipat? Apa hebatnya?Menurut Afkar, dengan kekuatan fisiknya, sekalipun tubuhnya tiba-tiba menanggung beban sepuluh kali lipat, seharusnya tidak akan jadi masalah besar. Namun setelah berpikir lebih dalam, Afkar pun segera menyadari betapa menakutkannya efek dari kemampuan ini.Memang benar, bagi para kultivator, otot dan tulang yang kuat mungkin bisa menahan beban berat hingga sepuluh
Itu sebabnya, Afkar tidak lagi memikirkan hal lain. Dia langsung memilih untuk menelan serta menyerap ganoderma api itu di dalam kawah demi menembus batas kekuatannya.Saat ini, Afkar merasakan sebuah penghalang tak kasatmata yang selama ini menahan dirinya akhirnya pecah pada saat itu.Pada saat yang sama, pusat energi di dalam perutnya mulai mengeras dan berubah menjadi bentuk padat. Sementara itu, energi sejati di dalamnya terkondensasi makin rapat dan murni.Aliran energi sejati di dalam tubuhnya meluap dan menyapu habis seluruh bagian tubuhnya, mulai dari daging, meridian, organ dalam, hingga otot dan tulang.Afkar duduk diam di sana, tetapi ekspresi di wajahnya terlihat meringis karena menahan rasa sakit. Dia bisa merasakan seluruh tubuhnya seolah hendak meledak. Seakan-akan tubuhnya sedang mengalami sebuah proses metamorfosis yang benar-benar mengubah dirinya dari dalam.Kulit Afkar mulai memancarkan kilau sehat. Otot-ototnya terlihat mengeras dan bergerak seperti hidup, sementa
Begitu mendengar ucapan Rose, Cakra langsung menunjukkan ekspresi mengejek dan penuh penghinaan. Dia sepertinya sama sekali tidak memercayai kata-katanya. Orang-orang di sekitarnya juga tersenyum sinis.Pada saat yang sama, Arisa menelan satu butir Pil Pemulih Agung. Dia berusaha mempercepat pemulihan luka-luka di dalam tubuhnya.Sambil memandang ke arah Rose, Arisa menggertakkan giginya dan mengejek dengan suara dingin, "Dari mana kamu dapat keyakinan itu? Kamu pikir dia masih bisa naik ke sini? Sejak dia jatuh ke bawah, nggak ada suara pertempuran sama sekali.""Apa kamu benar-benar mengira makhluk buas itu sudah dibunuh olehnya dalam sekejap? Jangan-jangan, kamu lebih memilih percaya bahwa dia bisa rukun sama makhluk buas itu?" tanya Arisa.Rose menggigit pelan bibirnya. Matanya penuh waspada saat menatap semua orang di sekelilingnya, lalu dia menjawab pelan, "Mungkin saja, dua-duanya sangat memungkinkan."Rose tahu betul sejak Afkar terlempar jatuh ke dasar kawah, dirinya sekarang
Di hadapan Afkar, seekor makhluk buas perlahan muncul. Bentuknya mirip seekor kadal raksasa. Seluruh tubuhnya dilapisi sisik tebal berwarna merah menyala. Untuk sementara, Afkar menyebutnya sebagai kadal api raksasa.Dengan mata merah membara, makhluk itu menatap Afkar penuh nafsu dan kegilaan haus darah. Aura buas yang ganas seolah-olah langsung menekan dari depan.Setelah merasakannya dari jarak sedekat ini sekarang, Afkar makin yakin bahwa kekuatan makhluk ini jelas jauh melebihi puncak tahap akhir tingkat pembentukan inti."Sialan! Dasar Tua Bangka Gila terkutuk! Dia jelas-jelas mau mencelakaiku!" maki Afkar sambil menggertakkan gigi. Dalam hatinya, dia sudah bersiap untuk bertarung mati-matian melawan kadal api raksasa ini.Hanya saja saat Afkar melepaskan aura kuatnya dan mulai bersiap melawan, kadal api raksasa itu tiba-tiba mengeluarkan beberapa suara seperti rintihan. "Raur ...."Saat berikutnya, makhluk raksasa itu malah menunduk dan rebah di tanah seperti seekor anjing pelih