Hari itu, di dalam restoran, Afkar menggenggam tangan Aruna. Seorang pria dan wanita berduaan sambil membawa dua anak untuk makan malam bersama. Momen itu juga diam-diam difoto oleh seseorang!Di setiap foto yang ada, Afkar selalu terlihat bersama wanita lain dalam suasana yang sangat mesra dan penuh makna tersembunyi!Setiap lembar foto itu, menusuk hati Felicia!"Heh ...." Entah berapa lama kemudian, Felicia tersenyum mengejek. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Jerry dengan dingin. "Dari mana kamu mendapat semua foto ini? Apa maksudmu memberikannya kepadaku?"Jerry tersenyum licik, lalu mengulangi perkataan yang telah diperintahkan oleh David. "Aku yakin kamu tahu siapa aku, 'kan?""Afkar telah membuatku kehilangan pekerjaanku! Saat reuni sekolah, dia bahkan mempermalukanku di depan semua orang! Aku sangat membencinya!""Semua foto ini, aku ambil secara diam-diam! Tujuanku cuma satu, agar kamu bisa melihat seperti apa wajah asli pria itu! Aku cuma ingin membantumu, agar kam
Pagi pukul 10.30 lewat, Afkar mengendarai sebuah Ferrari merah menuju Kompleks Graha dan menjemput Felicia untuk pergi ke Hotel Royal, tempat pernikahan mereka diadakan.Harun dan Gauri, bersama dengan Dara dan para pengiring pengantin lainnya, juga ikut dalam rombongan mobil menuju lokasi acara.Hari ini, Hotel Royal tidak dibuka untuk umum. Seluruh hotel telah dipesan secara eksklusif untuk acara pernikahan ini!Aula di lantai paling atas, tempat prosesi pernikahan akan dilangsungkan, telah didekorasi dengan mewah dan penuh nuansa kebahagiaan.Menjelang siang, Harun dan Gauri berdiri di depan aula pernikahan untuk menyambut para tamu undangan.Sementara itu, di pintu masuk utama hotel, Fadly bertanggung jawab untuk menyambut tamu yang baru datang.Saat ini, Harun melirik jam tangannya dan alisnya mulai berkerut. Dia berbalik dan melihat di dalam aula pernikahan, hingga saat ini hanya ada beberapa tamu yang datang, sedangkan sebagian besar tamu undangan masih belum terlihat.Sudah puk
"Benar, mereka semua nggak punya waktu!" jelas Erlin dengan ekspresi datar dan tatapan penuh ejekan."Apa maksudmu? Ini pasti ulahmu, 'kan?" Gauri sangat marah hingga wajahnya memerah. Dia pun memelototi Erlin. Saat ini, dia benar-benar tidak bisa lagi memanggil wanita itu dengan sebutan ibu!"Hmph! Kenapa memangnya? Kalian semua sudah bukan bagian dari keluarga ini, tapi masih ingin memakai nama keluarga untuk menjaga gengsi kalian?""Aku cuma ingin membuat kalian sadar, tanpa keluarga ini, kalian bukan apa-apa! Tanpa keluarga ini, menurutmu orang lain masih akan menghormati kalian?"Erlin mendengus dingin, nada bicaranya penuh dengan sindiran. Wajahnya yang sudah tua tampak penuh dengan kepuasan karena melihat orang-orang ini marah.Selama ini, dia terus menderita kerugian karena keluarga Harun. Hari ini adalah saatnya untuk membalas dendam dengan mempermalukan mereka habis-habisan!Erlin ingin mereka menjadi bahan tertawaan seluruh Kota Nubes, membuat pernikahan ini menjadi lelucon!
Harun menatap ibunya dengan mata memerah, kini hatinya dipenuhi kekecewaan."Hmph! Kamu masih bertanya di mana letak kesalahan kalian? Memangnya kesalahan kalian masih kurang banyak?""Sudah lupa gimana Safira Farma jatuh ke tangan Felicia? Hari ini, aku akan membuat kalian sadar. Melawan dan menentangku hanya akan berujung pada kehancuran!""Tanpa keluarga ini, kalian bukan siapa-siapa! Pernikahan ini hanyalah sebuah lelucon!" timpal Erlin yang tertawa dingin.Melihat Harun dan Gauri yang penuh dengan kemarahan dan kesedihan, Erlin tidak merasa bersalah sedikit pun. Sebaliknya, dia malah merasa puas.Renhad dan Viola yang berdiri di sampingnya juga menunjukkan ekspresi puas. Hari ini, akhirnya mereka bisa membalas dendam!Melihat keluarga Harun dipermalukan pada acara pernikahan seperti ini, apa ada yang lebih memuaskan daripada itu?Namun, di saat yang sama, suara lantang dari petugas penyambut tamu di lantai atas kembali terdengar. "Pak Sutopo dari Sutopo Farma telah tiba!"Semua or
Begitu mendengarnya, Harun dan Gauri seketika tersenyum lebar. Kemudian, mereka mempersilakan Johan dan Randy beserta keluarga mereka masuk."Hmph! Cuma ...." Viola tampak tidak senang dan ingin mengatakan sesuatu.Namun, sebelum sempat melanjutkan, tamu lain sudah datang lagi dan membuat ejekannya itu tertelan kembali!"Pak Lukman dari Grup Giok Dikara telah tiba!"Setelah itu, suara petugas penyambut tamu terdengar berturut-turut, terus menyebutkan nama-nama besar."Komandan Kota Nubes, Pak Daru, telah tiba!""Kepala Kepolisian Kota Nubes, Pak Waldo, telah tiba!""Presdir Grup Manggala, Pak Namish, mengucapkan selamat kepada Pak Afkar dan Bu Felicia atas pernikahan mereka!""Wakil Ketua Asosiasi Pengobatan Tradisional Yanura, Pak Bian, telah tiba!""Presdir Bintang Farma, Pak Fajar, khusus datang untuk mengucapkan selamat atas pernikahan Pak Afkar dan Bu Felicia!""Presdir Budiman Farma, Pak Budiman, telah tiba!""Wakil Ketua Asosiasi Bela Diri Provinsi Jimbo, Pak Ryasa, telah tiba!"
Harun juga begitu gembira hingga senyumannya tak bisa ditahan. Saat melihat Erlin, Renhad, dan juga Viola, dia merasakan kepuasan luar biasa, seolah-olah telah memberi mereka tamparan telak. Bagi Harun, hari ini adalah momen paling membanggakan sepanjang hidupnya. Bahkan ketika dia masih menjadi putra sulung Keluarga Safira, Johan, Daru, dan Waldo bukanlah orang yang bisa dia jangkau dengan mudah.Namun hari ini, tokoh-tokoh besar itu bersikap begitu sopan dan hormat padanya. Semua ini hanya karena Harun memiliki menantu yang luar biasa.Pada saat yang sama, Gauri juga merasakan hal yang serupa. Di dalam hatinya, dia makin puas dengan Afkar sebagai menantunya.Jika ada satu hal yang masih membuatnya sedikit menyesal dan tidak puas, mungkin itu adalah kenyataan bahwa Afkar pernah mengaku tidak ingin memiliki anak dengan Felicia ....Di sisi lain, raut wajah Erlin, Renhad, dan Viola menjadi sangat suram pada saat ini. Awalnya mereka datang dengan maksud untuk menyaksikan Harun dan kelua
Semua orang yang mendengar Keluarga Sanjaya datang langsung mengira bahwa mereka datang dengan niat buruk.Di sisi lain, Erlin menyeringai dingin. Raut wajahnya penuh ejekan ketika berucap, "Haha. Aku sudah bilang, pernikahan ini pada akhirnya cuma akan menjadi sebuah lelucon!"Saat berikutnya, Erlin segera melangkah maju untuk menyambut Arwan. Dia berujar sambil tersenyum, "Pak Arwan, kamu sudah datang."Arwan mengangguk ringan dan membalas sapaan, "Bu Erlin."Erlin lalu menangkupkan kedua tangannya dengan sikap hormat. Tiba-tiba, wajahnya menjadi serius. Dengan suara lantang, dia menyatakan, "Pak Arwan, kebetulan sekali kamu datang hari ini, jadi aku akan berbicara dengan jelas di hadapanmu!""Mulai saat ini, Felicia dan keluarganya sudah bukan bagian dari Keluarga Safira lagi. Apa pun yang ingin kalian lakukan terhadap mereka, Keluarga Safira nggak akan ikut campur! Demikian pula kalau Keluarga Sanjaya mau bertindak, aku harap kalian nggak akan menyeret Keluarga Safira ke dalam masa
Saat ini, bisa dikatakan bahwa Harun dan Gauri sungguh terkejut sekaligus sangat gembira. Arwan adalah ayah Noah. Sekarang, dia malah datang membawa bawahannya hanya untuk memberikan hadiah pernikahan? Apa artinya ini?Selama ini karena Noah tertarik pada Felicia, Keluarga Sanjaya bagaikan awan hitam yang terus menggantung di atas kepala Felicia dan keluarganya.Felicia telah berjuang sekuat tenaga dan juga melakukan segala cara untuk melawan takdir yang ingin menjeratnya.Namun hari ini ketika Felicia menikah dengan Afkar, ayah Noah justru hadir dalam pernikahan ini bahkan dengan membawa hadiah untuk mereka. Dalam sekejap, awan gelap yang selama ini menyelimuti hidup mereka seolah-olah tersapu bersih.Apakah ini berarti Noah dan Keluarga Sanjaya sudah menyerah? Mereka mengakui hubungan Felicia dengan Afkar, bahkan menunjukkan sikap bersahabat terhadap mereka.Harun dan Gauri sadar bahwa semua ini pasti karena Afkar. Bagaimana bisa menantu mereka melakukan hal seperti ini?Hanya karena
Afkar melanjutkan, "Benar, Keluarga Samoa memang takut menyinggung Sekte Langga dan hal itu sama sekali nggak perlu ditutupi. Tapi, aku bisa dengan tegas memberitahumu satu hal. Aku pribadi nggak takut menyinggungmu.""Kalau mengesampingkan latar belakang dan status, kamu sendiri nggak ada apa-apanya di mataku. Jangan bertingkah seperti gadis kecil di sini. Berhentilah marah-marah nggak jelas," sindir Afkar.Mendengar ucapan itu, tubuh Arisa bergetar hebat saking marahnya. Wajah cantiknya juga memerah. Emosinya yang meluap hampir saja membuat luka di dalam tubuhnya kambuh. Bahkan, dia juga nyaris memuntahkan darah.Arisa menggertakkan gigi. Suaranya penuh amarah dan kebencian ketika memaki, "Dasar bajingan! Aku nggak peduli. Pokoknya aku akan bertarung mati-matian denganmu!""Arisa, cukup! Jangan nggak bisa lihat situasi! Cepat ambil Pisau Naga Es dan tukarkan dengan Pedang Es Jiwa! Cepat pergi!" Nada suara Zinia tiba-tiba terdengar lebih tegas dan dingin saat memberi perintah pada Ari
Saat ini, Afkar, Rose, dan Lena perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan. Arisa memandang mereka dengan tatapan dingin. Matanya yang penuh kebencian itu tertuju pada Afkar!Sementara itu, Zinia hanya mengangguk ringan, lalu bertanya dengan nada datar, "Ada apa kalian kemari?"Meskipun kata-katanya terdengar biasa saja, tatapannya justru diam-diam berhenti pada pedang yang ada di tangan Afkar. Di dalam hatinya, mulai muncul berbagai dugaan.Tak lama kemudian, Afkar melangkah maju ke depan meja lalu dengan tenang meletakkan Pedang Es Jiwa di atas meja.Melihat itu, Zinia tetap memasang wajah tenang. Dia bertanya datar, "Afkar, apa maksudmu melakukan ini?"Afkar membalas sambil tersenyum, "Tampaknya Pedang Es Jiwa ini sejak awal memang sudah dipersiapkan khusus untuk Nona Arisa dari sekte kalian, 'kan?"Mendengar ucapan itu, Zinia sedikit berdeham. Kemudian, dia menjawab dengan serius, "Itu adalah hadiah bagi peserta yang meraih peringkat pertama dalam uji coba ini. Karena kamu yang mera
Pada saat itu, seiring langit yang makin gelap, sebuah gelombang energi yang aneh mulai menyebar di dalam Lembah Obat. Itu adalah pertanda bahwa tempat rahasia Lembah Obat akan segera ditutup. Artinya, sebentar lagi Afkar dan yang lainnya akan dipaksa keluar dari tempat itu.Satu jam kemudian, di lapangan milik Sekte Langga.Sesuai dengan peringkat uji coba kali ini, hadiah untuk masing-masing posisi mulai dibagikan oleh Zinia. Saat itu, ekspresinya terlihat sangat muram. Jelas sekali dia sedang menahan amarah.Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka, Arisa yang seharusnya bisa dengan mudah meraih peringkat pertama dengan kekuatan solid di tingkat pembentukan inti tahap menengah, justru harus tergelincir di tengah jalan dan hanya bisa duduk di peringkat kedua.Yang lebih mengejutkan lagi, Afkar dan Willy dari Keluarga Samoa tiba-tiba muncul sebagai dua kuda hitam yang mencuri perhatian semua orang dalam uji coba ini.Sementara itu, Tuan Muda Keluarga Darmadi, Logan, justru tidak
Setelah semua orang hampir selesai muntah, Afkar mendengus pelan dan memperlihatkan senyuman dingin. Dia memberi tahu, "Sudah cukup, sepertinya kalian sudah muntah habis-habisan, 'kan? Kalau begitu, sekarang kita masuk ke urusan yang lebih penting!"Kemudian, Afkar menoleh ke arah langit untuk melihat waktu sekilas, lalu berujar dengan nada arogan dan penuh wibawa, "Sekarang, keluarkan semua kantong dimensi kalian. Urutan peringkat dalam uji coba peringkat individu kali ini, biar aku yang tentukan. Semuanya, siapa yang setuju dan menolak?"Begitu kata-kata itu terdengar, wajah semua orang langsung berubah menjadi suram. Tatapan mereka penuh dengan rasa tidak rela dan enggan menerima kenyataan. Namun di depan kekuatan mutlak Afkar, baik rasa marah maupun ketidakrelaan mereka, semuanya tidak ada gunanya.Di antara mereka, Raditya yang merupakan santo dari Sekte Bulan Hitam adalah orang yang bisa dibilang paling cerdas.Setelah tatapannya sempat berkilat sesaat, Raditya pun menjadi orang
Felix menarik napas dalam-dalam sekali lagi, lalu mengerucutkan bibirnya sambil berkomentar, "Waduh, aroma obat dewa ini ternyata cukup menyengat juga."Tepat di saat itu, sebuah bayangan tiba-tiba melompat keluar dari dalam kawah gunung berapi, lalu mendarat dengan mantap di tanah. Begitu kakinya menginjak tanah, seluruh tubuhnya langsung memancarkan aura yang kuat dan kokoh.Melihat sosok itu, semua orang yang ada di sana langsung membuka mulut lebar-lebar. Wajah mereka dipenuhi ekspresi tidak percaya."Afkar?" Arisa sampai menjerit kaget. Wajah cantiknya seketika berubah jadi pucat dan penuh keterkejutan.Lukas dan yang lainnya juga luar biasa terkejut, seolah-olah tidak bisa memercayai apa yang dilihat oleh mata mereka.Di sisi lain, wajah Rose malah dipenuhi rasa senang bercampur haru. Afkar bisa-bisanya muncul lagi? Dia berhasil naik ke atas hidup-hidup?Melihat ekspresi mereka, Afkar tersenyum dengan penuh minat. Dia pun bertanya, "Semuanya, kalian begitu kaget melihatku?""Ke .
Selain kekuatan mutlaknya yang melonjak pesat, Afkar juga dengan sangat gembira menemukan satu hal lain. Teknik Resonansi Bumi yang diperolehnya saat kesadaran atas garis keturunannya terbangun, ternyata ikut mengalami peningkatan dan berevolusi.Ada tambahan efek "gravitasi sepuluh kali lipat". Saat menggunakan kemampuan ini, Afkar bisa menekan musuh dengan gravitasi sepuluh kali lebih berat dari biasanya, sekaligus memberikan serangan mematikan yang luar biasa dahsyat.Begitu melihat efek barunya, reaksi pertama Afkar justru merasa bahwa kemampuan ini agak tidak terlalu berguna. Gravitasi sepuluh kali lipat? Apa hebatnya?Menurut Afkar, dengan kekuatan fisiknya, sekalipun tubuhnya tiba-tiba menanggung beban sepuluh kali lipat, seharusnya tidak akan jadi masalah besar. Namun setelah berpikir lebih dalam, Afkar pun segera menyadari betapa menakutkannya efek dari kemampuan ini.Memang benar, bagi para kultivator, otot dan tulang yang kuat mungkin bisa menahan beban berat hingga sepuluh
Itu sebabnya, Afkar tidak lagi memikirkan hal lain. Dia langsung memilih untuk menelan serta menyerap ganoderma api itu di dalam kawah demi menembus batas kekuatannya.Saat ini, Afkar merasakan sebuah penghalang tak kasatmata yang selama ini menahan dirinya akhirnya pecah pada saat itu.Pada saat yang sama, pusat energi di dalam perutnya mulai mengeras dan berubah menjadi bentuk padat. Sementara itu, energi sejati di dalamnya terkondensasi makin rapat dan murni.Aliran energi sejati di dalam tubuhnya meluap dan menyapu habis seluruh bagian tubuhnya, mulai dari daging, meridian, organ dalam, hingga otot dan tulang.Afkar duduk diam di sana, tetapi ekspresi di wajahnya terlihat meringis karena menahan rasa sakit. Dia bisa merasakan seluruh tubuhnya seolah hendak meledak. Seakan-akan tubuhnya sedang mengalami sebuah proses metamorfosis yang benar-benar mengubah dirinya dari dalam.Kulit Afkar mulai memancarkan kilau sehat. Otot-ototnya terlihat mengeras dan bergerak seperti hidup, sementa
Begitu mendengar ucapan Rose, Cakra langsung menunjukkan ekspresi mengejek dan penuh penghinaan. Dia sepertinya sama sekali tidak memercayai kata-katanya. Orang-orang di sekitarnya juga tersenyum sinis.Pada saat yang sama, Arisa menelan satu butir Pil Pemulih Agung. Dia berusaha mempercepat pemulihan luka-luka di dalam tubuhnya.Sambil memandang ke arah Rose, Arisa menggertakkan giginya dan mengejek dengan suara dingin, "Dari mana kamu dapat keyakinan itu? Kamu pikir dia masih bisa naik ke sini? Sejak dia jatuh ke bawah, nggak ada suara pertempuran sama sekali.""Apa kamu benar-benar mengira makhluk buas itu sudah dibunuh olehnya dalam sekejap? Jangan-jangan, kamu lebih memilih percaya bahwa dia bisa rukun sama makhluk buas itu?" tanya Arisa.Rose menggigit pelan bibirnya. Matanya penuh waspada saat menatap semua orang di sekelilingnya, lalu dia menjawab pelan, "Mungkin saja, dua-duanya sangat memungkinkan."Rose tahu betul sejak Afkar terlempar jatuh ke dasar kawah, dirinya sekarang
Di hadapan Afkar, seekor makhluk buas perlahan muncul. Bentuknya mirip seekor kadal raksasa. Seluruh tubuhnya dilapisi sisik tebal berwarna merah menyala. Untuk sementara, Afkar menyebutnya sebagai kadal api raksasa.Dengan mata merah membara, makhluk itu menatap Afkar penuh nafsu dan kegilaan haus darah. Aura buas yang ganas seolah-olah langsung menekan dari depan.Setelah merasakannya dari jarak sedekat ini sekarang, Afkar makin yakin bahwa kekuatan makhluk ini jelas jauh melebihi puncak tahap akhir tingkat pembentukan inti."Sialan! Dasar Tua Bangka Gila terkutuk! Dia jelas-jelas mau mencelakaiku!" maki Afkar sambil menggertakkan gigi. Dalam hatinya, dia sudah bersiap untuk bertarung mati-matian melawan kadal api raksasa ini.Hanya saja saat Afkar melepaskan aura kuatnya dan mulai bersiap melawan, kadal api raksasa itu tiba-tiba mengeluarkan beberapa suara seperti rintihan. "Raur ...."Saat berikutnya, makhluk raksasa itu malah menunduk dan rebah di tanah seperti seekor anjing pelih