Sementara itu, di tempat lain!Arwan tampak kesal, wajahnya menunjukkan ekspresi tidak senang."Arwan, ada apa lagi?" tanya wanita cantik di sebelahnya dengan dahi berkerut. Dia adalah istri sah Arwan, sekaligus ibu Noah, yaitu Yuki."Hmph! Nyonya Tua Keluarga Safira baru saja meneleponku. Dia bilang 3 hari lagi, Afkar dan Felicia akan menggelar pernikahan!" Arwan mendengus dingin saat mengatakan itu.Mendengar hal ini, Yuki juga langsung mengernyit. "Apa maksudnya? Apa mereka berharap kita menghadiri pernikahan itu? Benar-benar keterlaluan!"Dengan nada tegas, dia berkata kepada Arwan, "Kita nggak akan pergi! Noah gagal mendapatkan Felicia, lalu sekarang mereka berharap kita datang ke pernikahan itu? Apa mereka pikir kita nggak punya harga diri?""Bukankah kamu sudah mengikuti instruksi Ayah dan minta maaf pada Afkar? Lalu, apa maksud Keluarga Safira? Apa mereka masih mau menekan kita lebih jauh?"Arwan merasa semakin kesal dan melambaikan tangan. "Sudahlah! Berhenti mengomel! Mungkin
"Kamu ingin aku mengirimkan barang-barang ini kepada istri Afkar yang sekarang?" Jerry menatap David dengan penuh keraguan."Benar! Kalau berhasil, aku akan memberimu 2 miliar sebagai imbalan! Ini 200 juta sebagai uang muka! Gimana?" David mengangguk sambil tersenyum licik menatap Jerry.Begitu mendengar itu, mata Jerry langsung berbinar. Dengan sigap, dia meraih uang 200 juta itu dan menggenggamnya erat.Namun, dia masih agak curiga dan bertanya, "Kenapa kamu melakukan ini? Kamu juga punya dendam terhadap Afkar? Kenapa nggak kamu antar sendiri saja?"David mengernyit, lalu menjawab dengan nada dingin, "Jangan banyak tanya! Kamu cuma perlu menjawab, mau atau nggak! Kalau nggak mau, aku bisa cari orang lain!""Mau! Tentu saja aku mau!" Jerry buru-buru menyanggupi, menyadari bahwa lebih baik tidak bertanya terlalu banyak.Lagi pula, dia memang membenci Afkar. Dia ingin mencari kesempatan untuk membuat Afkar kesulitan, agar hidupnya juga tidak berjalan mulus.Pada saat reuni sekolah sebel
Keesokan harinya, akhir pekan!Hari yang dinantikan telah tiba, yaitu hari pernikahan Afkar dan Felicia!Pagi-pagi sekali, di kawasan Kompleks Graha, tepatnya di kediaman Felicia.Di dalam kamar, seorang penata rias sedang menata rambut dan merias wajah Felicia.Saat itu, tiba-tiba ponsel Felicia berdering. Dia melirik layar dan melihat bahwa itu adalah nomor tak dikenal. Tanpa banyak berpikir, Felicia langsung menolak panggilan itu.Namun, beberapa detik kemudian, nomor yang sama menelepon lagi. Felicia mengerutkan alisnya. Karena khawatir ada sesuatu yang penting, dia pun menerima panggilan itu."Siapa ini?" tanya Felicia dengan nada datar."Bu Felicia, aku punya sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu! Sekarang juga, datanglah ke gerbang depan Kompleks Graha!" Suara di telepon terdengar misterius."Siapa kamu? Apa yang ingin kamu tunjukkan padaku?" tanya Felicia dengan curiga."Aku teman baik Afkar! Ini tentang rahasia besar yang dia sembunyikan darimu. Aku ingin kamu melihatnya sendi
Hari itu, di dalam restoran, Afkar menggenggam tangan Aruna. Seorang pria dan wanita berduaan sambil membawa dua anak untuk makan malam bersama. Momen itu juga diam-diam difoto oleh seseorang!Di setiap foto yang ada, Afkar selalu terlihat bersama wanita lain dalam suasana yang sangat mesra dan penuh makna tersembunyi!Setiap lembar foto itu, menusuk hati Felicia!"Heh ...." Entah berapa lama kemudian, Felicia tersenyum mengejek. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Jerry dengan dingin. "Dari mana kamu mendapat semua foto ini? Apa maksudmu memberikannya kepadaku?"Jerry tersenyum licik, lalu mengulangi perkataan yang telah diperintahkan oleh David. "Aku yakin kamu tahu siapa aku, 'kan?""Afkar telah membuatku kehilangan pekerjaanku! Saat reuni sekolah, dia bahkan mempermalukanku di depan semua orang! Aku sangat membencinya!""Semua foto ini, aku ambil secara diam-diam! Tujuanku cuma satu, agar kamu bisa melihat seperti apa wajah asli pria itu! Aku cuma ingin membantumu, agar kam
Pagi pukul 10.30 lewat, Afkar mengendarai sebuah Ferrari merah menuju Kompleks Graha dan menjemput Felicia untuk pergi ke Hotel Royal, tempat pernikahan mereka diadakan.Harun dan Gauri, bersama dengan Dara dan para pengiring pengantin lainnya, juga ikut dalam rombongan mobil menuju lokasi acara.Hari ini, Hotel Royal tidak dibuka untuk umum. Seluruh hotel telah dipesan secara eksklusif untuk acara pernikahan ini!Aula di lantai paling atas, tempat prosesi pernikahan akan dilangsungkan, telah didekorasi dengan mewah dan penuh nuansa kebahagiaan.Menjelang siang, Harun dan Gauri berdiri di depan aula pernikahan untuk menyambut para tamu undangan.Sementara itu, di pintu masuk utama hotel, Fadly bertanggung jawab untuk menyambut tamu yang baru datang.Saat ini, Harun melirik jam tangannya dan alisnya mulai berkerut. Dia berbalik dan melihat di dalam aula pernikahan, hingga saat ini hanya ada beberapa tamu yang datang, sedangkan sebagian besar tamu undangan masih belum terlihat.Sudah puk
"Benar, mereka semua nggak punya waktu!" jelas Erlin dengan ekspresi datar dan tatapan penuh ejekan."Apa maksudmu? Ini pasti ulahmu, 'kan?" Gauri sangat marah hingga wajahnya memerah. Dia pun memelototi Erlin. Saat ini, dia benar-benar tidak bisa lagi memanggil wanita itu dengan sebutan ibu!"Hmph! Kenapa memangnya? Kalian semua sudah bukan bagian dari keluarga ini, tapi masih ingin memakai nama keluarga untuk menjaga gengsi kalian?""Aku cuma ingin membuat kalian sadar, tanpa keluarga ini, kalian bukan apa-apa! Tanpa keluarga ini, menurutmu orang lain masih akan menghormati kalian?"Erlin mendengus dingin, nada bicaranya penuh dengan sindiran. Wajahnya yang sudah tua tampak penuh dengan kepuasan karena melihat orang-orang ini marah.Selama ini, dia terus menderita kerugian karena keluarga Harun. Hari ini adalah saatnya untuk membalas dendam dengan mempermalukan mereka habis-habisan!Erlin ingin mereka menjadi bahan tertawaan seluruh Kota Nubes, membuat pernikahan ini menjadi lelucon!
Harun menatap ibunya dengan mata memerah, kini hatinya dipenuhi kekecewaan."Hmph! Kamu masih bertanya di mana letak kesalahan kalian? Memangnya kesalahan kalian masih kurang banyak?""Sudah lupa gimana Safira Farma jatuh ke tangan Felicia? Hari ini, aku akan membuat kalian sadar. Melawan dan menentangku hanya akan berujung pada kehancuran!""Tanpa keluarga ini, kalian bukan siapa-siapa! Pernikahan ini hanyalah sebuah lelucon!" timpal Erlin yang tertawa dingin.Melihat Harun dan Gauri yang penuh dengan kemarahan dan kesedihan, Erlin tidak merasa bersalah sedikit pun. Sebaliknya, dia malah merasa puas.Renhad dan Viola yang berdiri di sampingnya juga menunjukkan ekspresi puas. Hari ini, akhirnya mereka bisa membalas dendam!Melihat keluarga Harun dipermalukan pada acara pernikahan seperti ini, apa ada yang lebih memuaskan daripada itu?Namun, di saat yang sama, suara lantang dari petugas penyambut tamu di lantai atas kembali terdengar. "Pak Sutopo dari Sutopo Farma telah tiba!"Semua or
Begitu mendengarnya, Harun dan Gauri seketika tersenyum lebar. Kemudian, mereka mempersilakan Johan dan Randy beserta keluarga mereka masuk."Hmph! Cuma ...." Viola tampak tidak senang dan ingin mengatakan sesuatu.Namun, sebelum sempat melanjutkan, tamu lain sudah datang lagi dan membuat ejekannya itu tertelan kembali!"Pak Lukman dari Grup Giok Dikara telah tiba!"Setelah itu, suara petugas penyambut tamu terdengar berturut-turut, terus menyebutkan nama-nama besar."Komandan Kota Nubes, Pak Daru, telah tiba!""Kepala Kepolisian Kota Nubes, Pak Waldo, telah tiba!""Presdir Grup Manggala, Pak Namish, mengucapkan selamat kepada Pak Afkar dan Bu Felicia atas pernikahan mereka!""Wakil Ketua Asosiasi Pengobatan Tradisional Yanura, Pak Bian, telah tiba!""Presdir Bintang Farma, Pak Fajar, khusus datang untuk mengucapkan selamat atas pernikahan Pak Afkar dan Bu Felicia!""Presdir Budiman Farma, Pak Budiman, telah tiba!""Wakil Ketua Asosiasi Bela Diri Provinsi Jimbo, Pak Ryasa, telah tiba!"
Gedung TV adalah bangunan tertinggi di sekitar kawasan itu, di mana menjulang puluhan meter ke udara. Di atasnya, beberapa helikopter tempur berputar-putar mengawasi situasi dengan siaga penuh.Di dalam helikopter, beberapa penembak jitu terbaik sudah mengarahkan bidikan mereka ke arah atap, tepat pada sosok Hantu Senyap yang duduk di sana.Mereka telah menerima perintah dari Daru, yaitu tembak dan bunuh target begitu ada kesempatan. Namun bagi para penembak jitu, mereka merasa tak perlu menunggu kesempatan lagi.Target mereka sama sekali tidak bersembunyi ataupun mencari perlindungan, bahkan tidak menyandera siapa pun sebagai tameng. Dari posisi mereka, kepala pria itu bisa ditembak kapan pun."Mungkin ini pertama kalinya dia melakukan aksi kriminal? Sama sekali nggak punya pengalaman menghadapi penembak jitu. Gampang sekali menembaknya," gumam salah satu penembak jitu dengan nada meremehkan. Tanpa ragu, dia langsung menarik pelatuk.Dor!Suara tembakan menggema di udara. Peluru memel
Hantu Senyap berucap, "Afkar, kamu pasti mengenali siapa yang ada di tanganku, 'kan? Kalau nggak mau istri dan anakmu mati, segera datang ke gedung stasiun TV. Aku kasih kamu waktu tiga jam. Kalau kamu nggak muncul setelah itu, aku akan bunuh mereka berdua!""Dasar pengecut! Kamu pikir dengan bersembunyi dan membuatku nggak bisa menemukanmu, aku akan melepaskanmu begitu saja? Kalau kamu memang punya nyali, jangan keluar! Aku akan mempersembahkan istri dan anakmu sebagai tumbal untuk muridku! Hahaha ...." Hantu Senyap memanfaatkan stasiun TV untuk mengancam Afkar secara langsung.Saat ini di seluruh penjuru kota, dari jalanan hingga gang-gang kecil, banyak layar publik menayangkan siaran langsung ancaman Hantu Senyap. Kejadian ini langsung menimbulkan kehebohan dan membuat seluruh kota gempar!"Apa yang terjadi?""Siapa pria itu? Berani sekali bertindak terang-terangan begini! Dia nggak takut polisi turun tangan?""Orang bernama Afkar itu benar-benar pengecut! Istri dan anaknya sudah di
Di dalam studio siaran langsung, penanggung jawab yang melihat rekannya mati dengan darah mengalir dari tubuhnya, terlihat sangat ketakutan. Tanpa berani membantah, dia mengangguk berulang kali dan menuruti perintah Hantu Senyap, "Oke! Oke ... tolong jangan gegabah ...."Para staf lainnya juga langsung kembali ke posisi mereka. Tidak ada satu pun yang berani menentang Hantu Senyap.....Di sebuah jalanan Kota Nubes, di dalam sebuah mobil bisnis berlapis kaca film hitam, seorang pria dengan ekspresi tegang sedang duduk diam. Dia adalah David. Di sekelilingnya, ada beberapa anak buahnya.Hingga kini, mereka masih belum bisa sepenuhnya tenang. Raut wajah mereka menunjukkan sisa ketakutan yang mendalam. Setelah mengatur napasnya, David menggertakkan giginya lalu menghubungi Noah melalui telepon."Gimana? Kamu sudah bunuh anaknya Afkar? Kapan kamu akan membawakan Felicia untukku? Hmm?" Suara Noah terdengar dari ujung telepon. Nada bicaranya dipenuhi kegelisahan dan harapan besar, seolah-ola
Saat tetes terakhir dari air spiritual berubah menjadi energi spiritual dan sepenuhnya diserap oleh Afkar, akhirnya dia membuka matanya dan menghentikan jalannya Mantra Roh Naga.Dalam kondisi pengamatan internal, Afkar bisa merasakan bahwa di dalam perutnya, pusat energi miliknya kini telah mendekati bentuk padat.Jika pusat energi pada tingkat pembangunan fondasi tahap menengah diibaratkan seperti bola air yang berubah menjadi merkuri, kini pusat energinya sudah seperti merkuri yang makin kental dan berubah menjadi zat seperti pasta kental. Itu sudah hampir mencapai bentuk padat.Tidak hanya itu, tubuh Afkar juga mengalami peningkatan kekuatan yang luar biasa. Meridian di dalam tubuhnya kini melebar secara signifikan, bahkan menjadi lebih kuat dan fleksibel.Di dalam meridiannya, aliran energi sejati yang berputar terasa makin padat dan bertenaga. Energinya mengalir deras seperti gelombang sungai yang tak terbendung.Mata Afkar berkilat tajam. Di dalam tubuhnya, dia bisa merasakan en
Felicia berpikir dalam hatinya, andai saja Afkar yang berengsek itu bisa sesederhana anaknya.Saat itu, Shafa tiba-tiba teringat pada ayahnya. Tatapannya dipenuhi kecemasan ketika bertanya, "Mama Felicia, apa ... apakah Papa benar-benar nggak menginginkan Shafa lagi?"Felicia mengusap lembut kepala bocah itu. Dia berbicara sambil tersenyum menenangkan, "Mana mungkin? Itu cuma omong kosong dari orang jahat. Papamu pasti akan segera kembali! Nggak peduli apa yang terjadi, satu hal yang pasti adalah dia nggak akan pernah meninggalkan anak kesayangannya.""Ayo pergi, kita harus keluar dari sini!" Sambil berkata begitu, Felicia menggenggam tangan mungil Shafa dan bersiap untuk segera meninggalkan tempat tersebut. Bagaimanapun juga, bangunan terbengkalai ini bukan tempat yang aman untuk mereka tinggali lebih lama.Terlebih lagi, Jimat Pencabut Nyawa milik Shafa sudah digunakan. Setelah menyaksikan sendiri betapa luar biasanya kekuatan benda itu, Felicia justru merasa sedikit menyesal.Sebelu
Suara benturan keras menggema di udara. Kata "mati" yang seolah memiliki wujud nyata menghantam tubuh Serigala Liar dengan kekuatan luar biasa.Tubuh Serigala Liar yang merupakan seorang ahli tingkat revolusi itu langsung terlempar ke belakang dengan kecepatan tinggi, bagaikan anak panah yang memelesat.Brak!Serigala Liar menabrak dan menembus sebuah dinding sebelum akhirnya jatuh ke tanah dengan keras.Begitu tubuhnya menyentuh tanah, ahli yang telah dibayar 400 miliar oleh David untuk menjadi pembunuh bayaran ini langsung memuntahkan darah yang bercampur dengan potongan organ dalamnya.Saat berikutnya, tubuh Serigala Liar menegang dan kakinya menendang ke atas sekali, lalu dia pun mengembuskan napas terakhirnya. Nyawanya sudah melayang!David yang menyaksikan kejadian itu langsung membelalakkan matanya. Anak buahnya pun sama terkejutnya.Dalam sekejap, sekelompok pria bersenjata itu mundur dengan panik. Mereka segera menjauh dari Felicia dan Shafa. Apa-apaan ini? Seorang ahli tingka
Shafa berdiri di sana. Tubuh mungilnya terlihat begitu kesepian dan terlantar. Sepasang mata besarnya yang biasanya begitu cerah, kini seolah kehilangan sinarnya dan benar-benar redup.Di dalam mata Shafa, kabut air mulai menggenang. Saat berikutnya, air matanya yang berukuran besar mulai berjatuhan dan menetes satu per satu. Tadi saat menghadapi orang-orang jahat ini, saat berhadapan dengan moncong pistol, Shafa sama sekali tidak menangis.Namun sekarang, saat melihat ibunya meninggalkannya tanpa sedikit pun rasa belas kasihan, untuk pertama kalinya dalam hidupnya yang masih belia, Shafa memahami apa itu kesedihan yang sesungguhnya.Ayahnya sudah menghilang dan sekarang ibunya juga tidak menginginkannya lagi. Apakah itu berarti Shafa kini menjadi anak yang tidak diinginkan oleh siapa pun?Melihat Shafa yang menangis begitu pilu, hati Felicia terasa nyeri dengan cara yang sulit diungkapkan.Di sisi lain, seseorang malah berbicara, "Eh? Kamu menangis? Aduh, kasihan banget. Tenang saja.
Menurut David, sebenarnya dia tidak perlu sampai membunuh Freya untuk membungkamnya. Bagaimanapun, Freya sendiri ikut terlibat dalam semua kejahatan ini.David yakin bahwa wanita itu tidak akan sembarangan membuka mulut. Lagi pula, riwayat Afkar pasti sudah tamat kali ini. Apa yang masih perlu ditakutkan?David sudah memutuskan bahwa setelah semuanya beres, dia pasti akan mendapatkan Freya dan bersenang-senang dengannya. Kini, Afkar si Bajingan itu menghilang entah ke mana. Tidak jelas apakah dia sudah dibunuh orang atau sedang bersembunyi karena ketakutan.Meskipun David tidak bisa membalas dendam langsung pada Afkar, bisa bermain-main dengan mantan istrinya saja sudah cukup memuaskan baginya."Apa? David, ka ... kalian benaran ingin membunuh anakku?" tanya Freya dengan raut wajah penuh kebingungan dan ketidakpastian setelah mendengar percakapan tersebut.David menyeringai sambil balik bertanya, "Menurutmu?"Wajah Freya berkedut beberapa kali. Dia bertanya dengan nada cemas dan penuh
Ekspresi Felicia langsung berubah. Tanpa ragu, dia merobek tali yang mengikat tangan dan kakinya, lalu menerjang ke arah pengawal bersenjata!Orang-orang Fadly sudah dihabisi. Dia tahu tidak ada lagi yang bisa diharapkan! Dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri!Setelah menjalani pelatihan dasar selama beberapa waktu, tubuh Felicia jauh lebih kuat dari orang biasa, setara dengan seorang petarung fisik.Jelas sekali, David dan anak buahnya sama sekali tidak menyangka bahwa wanita cantik dan anggun seperti Felicia ternyata memiliki kekuatan seperti itu.Makanya, mereka hanya mengikatnya dengan tali biasa. Bagi Felicia, merobek tali semacam itu bukanlah masalah!Dor! Felicia menabrak pengawal bersenjata dengan keras. Hampir bersamaan, suara tembakan terdengar!Karena tubuhnya kehilangan keseimbangan, peluru itu melesat ke langit-langit rumah, menyebabkan pecahan semen dan debu berjatuhan.Saat itu, Shafa menatap Freya yang berdiri melindunginya, lalu menoleh ke arah Felicia yang beran