Afkar lantas mengambil rebung dari piring lain dan mencicipinya. Baru setelah itu, Felicia mendengus dan akhirnya membiarkannya lolos.Dengan kemurahan hati yang besar, Felicia pun menarik kembali kedua hidangan spesialnya!Fadly menatap Afkar dengan penuh simpati, merasa lega di dalam hati. 'Ya ampun! Masakan eksperimental kakakku ini menakutkan sekali! Kak Afkar sungguh beruntung, hahaha!'Fadly tertawa dalam hati di atas penderitaan Afkar."Ayo, makan masakanku saja." Gauri membantu Felicia menyingkirkan mahakaryanya.Wajah Felicia agak memerah saat itu. Dia melirik Afkar sejenak sebelum duduk di sebelahnya.Saat makan, Harun dan Gauri terus mengambilkan lauk untuk Shafa, menunjukkan kasih sayang yang tulus pada gadis kecil itu.Dari yang awalnya canggung, Shafa mulai merasa nyaman dan akhirnya memanggil mereka kakek dan nenek dengan lebih alami.Saat itulah, Harun menatap Afkar dan Felicia dengan ekspresi penuh harapan dan bertanya, "Afkar, Feli, setelah pernikahan kalian selesai,
"Baiklah, aku mengerti! Shafa adalah putri kita, 'kan?"Mendengar ucapan itu, tatapan Afkar dipenuhi dengan rasa haru yang mendalam: "Terima kasih, Sayang!""Hmph!" Felicia mendengus, seolah-olah sedang merajuk. Kemudian, dia memalingkan wajah ke samping.Namun, saat menatap kegelapan malam di luar jendela mobil, kilatan kesedihan itu tidak dapat disembunyikan.....Dalam seminggu berikutnya, persiapan pernikahan Afkar dan Felicia berlangsung dengan cepat. Undangan telah dikirimkan ke semua tamu.Sore hari, Erlin duduk di halaman rumah sambil menikmati teh. Di sampingnya adalah undangan pernikahan Felicia dan Afkar.Bagaimanapun, dia tetaplah nenek Felicia, jadi Harun tentu saja mengundangnya beserta anggota Keluarga Safira lainnya.Kondisi Erlin kini jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Dia telah mendapatkan perawatan akupunktur serta mengonsumsi makanan bergizi dan obat herbal.Sebenarnya, kesehatannya tidak terlalu bermasalah. Dulu, dia hanya mengalami tekanan darah tinggi akibat k
"Benar! Benar! Nenek, saat Ibu mengusulkan rencana itu, aku dan Ayah sudah menentangnya!" Viola segera menimpali dengan ekspresi lugu.Erlin mendengus dingin. "Oh, begitu?""Benar! Aku telah melakukan kesalahan! Selama ini aku hidup dalam penyesalan! Tolong beri aku satu kesempatan lagi untuk berbakti kepada Ibu!" Renhad merangkak mendekat dan memeluk kaki Erlin dengan penuh harap.Viola juga ikut merapat, matanya berkilat. Kemudian, dia memijat kaki dan bahu Erlin dengan penuh perhatian."Nenek, pada akhirnya, semua ini terjadi karena kebencian membutakan kami! Kami terlalu ingin membalas dendam pada Afkar, makanya terjerumus ke dalam rencana buruk yang dibuat oleh Ibu!""Aku dan ayah menyadari kesalahan kami! Bagaimanapun, kita adalah keluarga! Tolong beri kami satu kesempatan lagi!"Ekspresi Erlin sedikit melunak. Melihat Renhad dan Viola yang merendahkan diri serta penuh kepasrahan, hatinya terasa lebih nyaman.Sebagai seseorang yang telah berkuasa seumur hidup, Erlin selalu menjun
"Berani-beraninya mereka mengabaikan perkataanku dan masih ingin menggunakan nama Keluarga Safira untuk mengundang tamu ke pernikahan mereka? Itu nggak akan terjadi!""Aku akan memastikan mereka kehilangan muka sepenuhnya dan menjadi bahan tertawaan di seluruh Kota Nubes!"Mendengar ini, Viola tertawa sinis. "Benar! Benar! Nenek memang cerdas!""Ibu, ini keputusan yang tepat! Mereka bukan lagi bagian dari Keluarga Safira. Atas dasar apa kita harus menjaga harga diri mereka?" Renhad mengacungkan jempol dengan ekspresi puas.Erlin menyeringai dingin. "Tentu saja!"Dalam situasi seperti ini, ungkapan "musuh dari musuh adalah teman" menjadi nyata. Membicarakan Afkar dan Felicia justru membuat Erlin serta ayah dan anak itu semakin kompak.Saat ini, Viola terpikir akan sesuatu. Wajahnya menunjukkan ekspresi licik. "Nek, apakah Keluarga Sanjaya sudah tahu tentang pernikahan ini?""Hm? Keluarga Sanjaya? Sepertinya mereka belum tahu," jawab Erlin setelah terdiam sejenak."Nek, kenapa kita nggak
Sementara itu, di tempat lain!Arwan tampak kesal, wajahnya menunjukkan ekspresi tidak senang."Arwan, ada apa lagi?" tanya wanita cantik di sebelahnya dengan dahi berkerut. Dia adalah istri sah Arwan, sekaligus ibu Noah, yaitu Yuki."Hmph! Nyonya Tua Keluarga Safira baru saja meneleponku. Dia bilang 3 hari lagi, Afkar dan Felicia akan menggelar pernikahan!" Arwan mendengus dingin saat mengatakan itu.Mendengar hal ini, Yuki juga langsung mengernyit. "Apa maksudnya? Apa mereka berharap kita menghadiri pernikahan itu? Benar-benar keterlaluan!"Dengan nada tegas, dia berkata kepada Arwan, "Kita nggak akan pergi! Noah gagal mendapatkan Felicia, lalu sekarang mereka berharap kita datang ke pernikahan itu? Apa mereka pikir kita nggak punya harga diri?""Bukankah kamu sudah mengikuti instruksi Ayah dan minta maaf pada Afkar? Lalu, apa maksud Keluarga Safira? Apa mereka masih mau menekan kita lebih jauh?"Arwan merasa semakin kesal dan melambaikan tangan. "Sudahlah! Berhenti mengomel! Mungkin
"Kamu ingin aku mengirimkan barang-barang ini kepada istri Afkar yang sekarang?" Jerry menatap David dengan penuh keraguan."Benar! Kalau berhasil, aku akan memberimu 2 miliar sebagai imbalan! Ini 200 juta sebagai uang muka! Gimana?" David mengangguk sambil tersenyum licik menatap Jerry.Begitu mendengar itu, mata Jerry langsung berbinar. Dengan sigap, dia meraih uang 200 juta itu dan menggenggamnya erat.Namun, dia masih agak curiga dan bertanya, "Kenapa kamu melakukan ini? Kamu juga punya dendam terhadap Afkar? Kenapa nggak kamu antar sendiri saja?"David mengernyit, lalu menjawab dengan nada dingin, "Jangan banyak tanya! Kamu cuma perlu menjawab, mau atau nggak! Kalau nggak mau, aku bisa cari orang lain!""Mau! Tentu saja aku mau!" Jerry buru-buru menyanggupi, menyadari bahwa lebih baik tidak bertanya terlalu banyak.Lagi pula, dia memang membenci Afkar. Dia ingin mencari kesempatan untuk membuat Afkar kesulitan, agar hidupnya juga tidak berjalan mulus.Pada saat reuni sekolah sebel
Keesokan harinya, akhir pekan!Hari yang dinantikan telah tiba, yaitu hari pernikahan Afkar dan Felicia!Pagi-pagi sekali, di kawasan Kompleks Graha, tepatnya di kediaman Felicia.Di dalam kamar, seorang penata rias sedang menata rambut dan merias wajah Felicia.Saat itu, tiba-tiba ponsel Felicia berdering. Dia melirik layar dan melihat bahwa itu adalah nomor tak dikenal. Tanpa banyak berpikir, Felicia langsung menolak panggilan itu.Namun, beberapa detik kemudian, nomor yang sama menelepon lagi. Felicia mengerutkan alisnya. Karena khawatir ada sesuatu yang penting, dia pun menerima panggilan itu."Siapa ini?" tanya Felicia dengan nada datar."Bu Felicia, aku punya sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu! Sekarang juga, datanglah ke gerbang depan Kompleks Graha!" Suara di telepon terdengar misterius."Siapa kamu? Apa yang ingin kamu tunjukkan padaku?" tanya Felicia dengan curiga."Aku teman baik Afkar! Ini tentang rahasia besar yang dia sembunyikan darimu. Aku ingin kamu melihatnya sendi
Hari itu, di dalam restoran, Afkar menggenggam tangan Aruna. Seorang pria dan wanita berduaan sambil membawa dua anak untuk makan malam bersama. Momen itu juga diam-diam difoto oleh seseorang!Di setiap foto yang ada, Afkar selalu terlihat bersama wanita lain dalam suasana yang sangat mesra dan penuh makna tersembunyi!Setiap lembar foto itu, menusuk hati Felicia!"Heh ...." Entah berapa lama kemudian, Felicia tersenyum mengejek. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Jerry dengan dingin. "Dari mana kamu mendapat semua foto ini? Apa maksudmu memberikannya kepadaku?"Jerry tersenyum licik, lalu mengulangi perkataan yang telah diperintahkan oleh David. "Aku yakin kamu tahu siapa aku, 'kan?""Afkar telah membuatku kehilangan pekerjaanku! Saat reuni sekolah, dia bahkan mempermalukanku di depan semua orang! Aku sangat membencinya!""Semua foto ini, aku ambil secara diam-diam! Tujuanku cuma satu, agar kamu bisa melihat seperti apa wajah asli pria itu! Aku cuma ingin membantumu, agar kam
Afkar melanjutkan, "Benar, Keluarga Samoa memang takut menyinggung Sekte Langga dan hal itu sama sekali nggak perlu ditutupi. Tapi, aku bisa dengan tegas memberitahumu satu hal. Aku pribadi nggak takut menyinggungmu.""Kalau mengesampingkan latar belakang dan status, kamu sendiri nggak ada apa-apanya di mataku. Jangan bertingkah seperti gadis kecil di sini. Berhentilah marah-marah nggak jelas," sindir Afkar.Mendengar ucapan itu, tubuh Arisa bergetar hebat saking marahnya. Wajah cantiknya juga memerah. Emosinya yang meluap hampir saja membuat luka di dalam tubuhnya kambuh. Bahkan, dia juga nyaris memuntahkan darah.Arisa menggertakkan gigi. Suaranya penuh amarah dan kebencian ketika memaki, "Dasar bajingan! Aku nggak peduli. Pokoknya aku akan bertarung mati-matian denganmu!""Arisa, cukup! Jangan nggak bisa lihat situasi! Cepat ambil Pisau Naga Es dan tukarkan dengan Pedang Es Jiwa! Cepat pergi!" Nada suara Zinia tiba-tiba terdengar lebih tegas dan dingin saat memberi perintah pada Ari
Saat ini, Afkar, Rose, dan Lena perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan. Arisa memandang mereka dengan tatapan dingin. Matanya yang penuh kebencian itu tertuju pada Afkar!Sementara itu, Zinia hanya mengangguk ringan, lalu bertanya dengan nada datar, "Ada apa kalian kemari?"Meskipun kata-katanya terdengar biasa saja, tatapannya justru diam-diam berhenti pada pedang yang ada di tangan Afkar. Di dalam hatinya, mulai muncul berbagai dugaan.Tak lama kemudian, Afkar melangkah maju ke depan meja lalu dengan tenang meletakkan Pedang Es Jiwa di atas meja.Melihat itu, Zinia tetap memasang wajah tenang. Dia bertanya datar, "Afkar, apa maksudmu melakukan ini?"Afkar membalas sambil tersenyum, "Tampaknya Pedang Es Jiwa ini sejak awal memang sudah dipersiapkan khusus untuk Nona Arisa dari sekte kalian, 'kan?"Mendengar ucapan itu, Zinia sedikit berdeham. Kemudian, dia menjawab dengan serius, "Itu adalah hadiah bagi peserta yang meraih peringkat pertama dalam uji coba ini. Karena kamu yang mera
Pada saat itu, seiring langit yang makin gelap, sebuah gelombang energi yang aneh mulai menyebar di dalam Lembah Obat. Itu adalah pertanda bahwa tempat rahasia Lembah Obat akan segera ditutup. Artinya, sebentar lagi Afkar dan yang lainnya akan dipaksa keluar dari tempat itu.Satu jam kemudian, di lapangan milik Sekte Langga.Sesuai dengan peringkat uji coba kali ini, hadiah untuk masing-masing posisi mulai dibagikan oleh Zinia. Saat itu, ekspresinya terlihat sangat muram. Jelas sekali dia sedang menahan amarah.Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka, Arisa yang seharusnya bisa dengan mudah meraih peringkat pertama dengan kekuatan solid di tingkat pembentukan inti tahap menengah, justru harus tergelincir di tengah jalan dan hanya bisa duduk di peringkat kedua.Yang lebih mengejutkan lagi, Afkar dan Willy dari Keluarga Samoa tiba-tiba muncul sebagai dua kuda hitam yang mencuri perhatian semua orang dalam uji coba ini.Sementara itu, Tuan Muda Keluarga Darmadi, Logan, justru tidak
Setelah semua orang hampir selesai muntah, Afkar mendengus pelan dan memperlihatkan senyuman dingin. Dia memberi tahu, "Sudah cukup, sepertinya kalian sudah muntah habis-habisan, 'kan? Kalau begitu, sekarang kita masuk ke urusan yang lebih penting!"Kemudian, Afkar menoleh ke arah langit untuk melihat waktu sekilas, lalu berujar dengan nada arogan dan penuh wibawa, "Sekarang, keluarkan semua kantong dimensi kalian. Urutan peringkat dalam uji coba peringkat individu kali ini, biar aku yang tentukan. Semuanya, siapa yang setuju dan menolak?"Begitu kata-kata itu terdengar, wajah semua orang langsung berubah menjadi suram. Tatapan mereka penuh dengan rasa tidak rela dan enggan menerima kenyataan. Namun di depan kekuatan mutlak Afkar, baik rasa marah maupun ketidakrelaan mereka, semuanya tidak ada gunanya.Di antara mereka, Raditya yang merupakan santo dari Sekte Bulan Hitam adalah orang yang bisa dibilang paling cerdas.Setelah tatapannya sempat berkilat sesaat, Raditya pun menjadi orang
Felix menarik napas dalam-dalam sekali lagi, lalu mengerucutkan bibirnya sambil berkomentar, "Waduh, aroma obat dewa ini ternyata cukup menyengat juga."Tepat di saat itu, sebuah bayangan tiba-tiba melompat keluar dari dalam kawah gunung berapi, lalu mendarat dengan mantap di tanah. Begitu kakinya menginjak tanah, seluruh tubuhnya langsung memancarkan aura yang kuat dan kokoh.Melihat sosok itu, semua orang yang ada di sana langsung membuka mulut lebar-lebar. Wajah mereka dipenuhi ekspresi tidak percaya."Afkar?" Arisa sampai menjerit kaget. Wajah cantiknya seketika berubah jadi pucat dan penuh keterkejutan.Lukas dan yang lainnya juga luar biasa terkejut, seolah-olah tidak bisa memercayai apa yang dilihat oleh mata mereka.Di sisi lain, wajah Rose malah dipenuhi rasa senang bercampur haru. Afkar bisa-bisanya muncul lagi? Dia berhasil naik ke atas hidup-hidup?Melihat ekspresi mereka, Afkar tersenyum dengan penuh minat. Dia pun bertanya, "Semuanya, kalian begitu kaget melihatku?""Ke .
Selain kekuatan mutlaknya yang melonjak pesat, Afkar juga dengan sangat gembira menemukan satu hal lain. Teknik Resonansi Bumi yang diperolehnya saat kesadaran atas garis keturunannya terbangun, ternyata ikut mengalami peningkatan dan berevolusi.Ada tambahan efek "gravitasi sepuluh kali lipat". Saat menggunakan kemampuan ini, Afkar bisa menekan musuh dengan gravitasi sepuluh kali lebih berat dari biasanya, sekaligus memberikan serangan mematikan yang luar biasa dahsyat.Begitu melihat efek barunya, reaksi pertama Afkar justru merasa bahwa kemampuan ini agak tidak terlalu berguna. Gravitasi sepuluh kali lipat? Apa hebatnya?Menurut Afkar, dengan kekuatan fisiknya, sekalipun tubuhnya tiba-tiba menanggung beban sepuluh kali lipat, seharusnya tidak akan jadi masalah besar. Namun setelah berpikir lebih dalam, Afkar pun segera menyadari betapa menakutkannya efek dari kemampuan ini.Memang benar, bagi para kultivator, otot dan tulang yang kuat mungkin bisa menahan beban berat hingga sepuluh
Itu sebabnya, Afkar tidak lagi memikirkan hal lain. Dia langsung memilih untuk menelan serta menyerap ganoderma api itu di dalam kawah demi menembus batas kekuatannya.Saat ini, Afkar merasakan sebuah penghalang tak kasatmata yang selama ini menahan dirinya akhirnya pecah pada saat itu.Pada saat yang sama, pusat energi di dalam perutnya mulai mengeras dan berubah menjadi bentuk padat. Sementara itu, energi sejati di dalamnya terkondensasi makin rapat dan murni.Aliran energi sejati di dalam tubuhnya meluap dan menyapu habis seluruh bagian tubuhnya, mulai dari daging, meridian, organ dalam, hingga otot dan tulang.Afkar duduk diam di sana, tetapi ekspresi di wajahnya terlihat meringis karena menahan rasa sakit. Dia bisa merasakan seluruh tubuhnya seolah hendak meledak. Seakan-akan tubuhnya sedang mengalami sebuah proses metamorfosis yang benar-benar mengubah dirinya dari dalam.Kulit Afkar mulai memancarkan kilau sehat. Otot-ototnya terlihat mengeras dan bergerak seperti hidup, sementa
Begitu mendengar ucapan Rose, Cakra langsung menunjukkan ekspresi mengejek dan penuh penghinaan. Dia sepertinya sama sekali tidak memercayai kata-katanya. Orang-orang di sekitarnya juga tersenyum sinis.Pada saat yang sama, Arisa menelan satu butir Pil Pemulih Agung. Dia berusaha mempercepat pemulihan luka-luka di dalam tubuhnya.Sambil memandang ke arah Rose, Arisa menggertakkan giginya dan mengejek dengan suara dingin, "Dari mana kamu dapat keyakinan itu? Kamu pikir dia masih bisa naik ke sini? Sejak dia jatuh ke bawah, nggak ada suara pertempuran sama sekali.""Apa kamu benar-benar mengira makhluk buas itu sudah dibunuh olehnya dalam sekejap? Jangan-jangan, kamu lebih memilih percaya bahwa dia bisa rukun sama makhluk buas itu?" tanya Arisa.Rose menggigit pelan bibirnya. Matanya penuh waspada saat menatap semua orang di sekelilingnya, lalu dia menjawab pelan, "Mungkin saja, dua-duanya sangat memungkinkan."Rose tahu betul sejak Afkar terlempar jatuh ke dasar kawah, dirinya sekarang
Di hadapan Afkar, seekor makhluk buas perlahan muncul. Bentuknya mirip seekor kadal raksasa. Seluruh tubuhnya dilapisi sisik tebal berwarna merah menyala. Untuk sementara, Afkar menyebutnya sebagai kadal api raksasa.Dengan mata merah membara, makhluk itu menatap Afkar penuh nafsu dan kegilaan haus darah. Aura buas yang ganas seolah-olah langsung menekan dari depan.Setelah merasakannya dari jarak sedekat ini sekarang, Afkar makin yakin bahwa kekuatan makhluk ini jelas jauh melebihi puncak tahap akhir tingkat pembentukan inti."Sialan! Dasar Tua Bangka Gila terkutuk! Dia jelas-jelas mau mencelakaiku!" maki Afkar sambil menggertakkan gigi. Dalam hatinya, dia sudah bersiap untuk bertarung mati-matian melawan kadal api raksasa ini.Hanya saja saat Afkar melepaskan aura kuatnya dan mulai bersiap melawan, kadal api raksasa itu tiba-tiba mengeluarkan beberapa suara seperti rintihan. "Raur ...."Saat berikutnya, makhluk raksasa itu malah menunduk dan rebah di tanah seperti seekor anjing pelih