Share

Bab 101

Penulis: Russel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 19:22:32
Gwen menghampiri Afkar dan bertanya dengan suara rendah, "Apa ini obat yang ingin kamu minta ayahku bantu promosikan?"

"Bukan," sahut Afkar sambil menggeleng. Tangannya terulur ke depan, hendak mengambil botol obat itu kembali dari Gwen.

Ucapan Daru di telepon dan sikap Gwen hari ini membuat Afkar sangat kecewa. Dia tidak ingin berhubungan lagi dengan Keluarga Bahari.

Namun, Gwen bereaksi cepat dan segera menyembunyikan botol obat itu di belakang tubuhnya. Dia kesal dengan reaksi Afkar dan berucap dengan ekspresi dingin, "Ngapain kamu? Mau merebutnya dari tanganku?"

Gwen mendengus dan melanjutkan, "Berikan aku beberapa botol lagi. Aku mau bawa pulang supaya ayahku bisa mengetesnya. Kalau khasiatnya benaran bagus, kami akan pertimbangkan untuk mempromosikannya di militer."

"Nggak perlu," ucap Afkar dengan datar.

"Nggak perlu?" ulang Gwen dengan heran. Dia tidak menyangka bahwa Afkar akan menolak.

Detik berikutnya, Gwen berkata dengan nada jengkel, "Apa bagusnya obatmu? Kalau nggak mau y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 102

    Marcel dan Gwen menoleh ke arah Kenzo. Mereka juga terlihat tidak percaya."Siapa yang pegang pistolmu?" tanya Marcel dengan nada muram.Kenzo memikirkannya sejenak, lalu menyahut dengan ekspresi ragu, "Kakak iparnya Fadly! Waktu aku menodongkan pistolku ke arahnya, dia merebut pistolku, tapi segera mengembalikannya. Waktu itu, aku kira dia takut menyinggungku. Tapi, sekarang ...."Saat berkata sampai di sini, dahi Kenzo mulai berkeringat dingin. Untung saja dia tidak benar-benar menembak tadi. Jika tidak, pistolnya pasti meledak dan tangannya pun akan cacat.Kelopak mata Marcel berkedut-kedut. Dia menatap sidik jari di pistol itu dan berucap, "Jangan gegabah kalau ketemu dia lagi. Biarkan masalah hari ini berlalu. Jangan sampai orang lain bilang kalau kita nggak bisa terima kekalahan.""Aku mengerti. Pria bernama Afkar ini ... agak nggak biasa!" sahut Kenzo sambil mengangguk.Malam harinya, di Kediaman Bahari, Kota Nubes.Daru melihat luka yang dibuatnya sendiri barusan sembuh dengan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 103

    "Apa gunanya meluncurkan obat kalau nggak bisa dijual? Dia pasti akan putus asa banget nanti," tambah Jesslyn sambil tersenyum licik.Harris adalah distributor produk farmasi yang sudah bertahun-tahun bekerja sama dengan Keluarga Safira. Dialah yang selama ini menjadi perantara untuk menyalurkan produk-produk Safira Farma ke apotek dan rumah sakit terdekat. Ide Jesslyn untuk memutus sistem penjualan Felicia melalui Harris benar-benar kejam.Begitu mendengar ucapan Jesslyn, mata Erlin berkilat makin tajam. Dia berucap, "Aku kepikiran ide yang lebih baik. Asalkan Harris setuju membantu, perusahaan bukan hanya nggak bisa untung dari keempat obat baru ini, tapi juga akan rugi besar. Akan kupastikan cucu nggak berbakti itu nggak bisa bangkit lagi!""Nenek punya ide apa?" tanya Viola dengan antusias.Erlin tersenyum licik dan menjelaskan, "Gampang saja! Waktu Feli meminta bantuan Pak Harris, minta pria itu untuk menyetujuinya secara lisan. Dengan begitu, Feli akan memulai produksi di pabrik.

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 104

    Safira Farma memiliki kompleks pabrik di pinggiran barat Kota Nubes. Kawasan itu juga merangkap sebagai departemen produksi perusahaan.Selama beberapa hari berikutnya, Felicia selalu berada di sana untuk memantau proses produksi. Hari ini, produksi pertama obat-obatan itu akhirnya selesai.Hanya saja, Felicia masih terus merasa resah. Saat ini dia sedang berdiri di dalam gudang pabrik, mengernyit memandangi tumpukan obat yang baru selesai diproduksi.Harris belum bisa ditemui hingga sekarang. Waktu Felicia meneleponnya tadi, dia juga tidak menjawab."Bu Felicia, apa kita harus lanjutkan produksi?" tanya kepala pabrik di samping."Tunda dulu," jawab Felicia dengan ekspresi muram. Detik berikutnya, dia melempar tatapan kesal ke arah Afkar.Belakangan ini, Afkar bisa dibilang bertugas sebagai asisten presdir. Saat sedang senggang, pria itu selalu berada di sisi Felicia."Gara-gara kamu suruh aku mulai produksi, nih! Pak Harris nggak pulang-pulang, kita jadi nggak bisa menjual obat-obatan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 105

    "Feli, kusarankan kamu menyerah saja. Menurutlah dan menikah dengan Noah!" ejek Renhad."Serahkan kendali perusahaan ke pamanmu secepatnya. Perusahaan hanya akan bangkrut di tanganmu," tambah Jesslyn dengan sinis.Felicia menggertakkan giginya dengan wajah memerah marah. Tiba-tiba, Afkar mendengus dan berucap, "Siapa yang bilang kalau obat-obatan ini nggak akan terjual?"Afkar menoleh ke arah para eksekutif perusahaan dan melanjutkan, "Kalian nggak perlu cemas. Obat-obatan ini pasti terjual. Cepat atau lambat, pesanan ratusan miliar itu akan datang. Saat itu, dana perusahaan yang terpakai nggak hanya akan tertutupi, kalian juga akan mendapatkan bonus dan komisi besar!"Para eksekutif perusahaan itu masih terlihat tidak percaya.Renhad berkata dengan nada mengejek, "Afkar, kamu masih mau kasih janji kosong sekarang? Kalian meminta bantuan Pak Harris, bukan? Hahaha!""Biar kuberi tahu. Pak Harris sebenarnya ada di Kota Nubes, dia hanya nggak mau membantu kalian. Nih, coba lihat siapa ini

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 106

    Begitu Fajar menyerbu masuk ke gudang, tatapan semua orang langsung tertuju padanya. Mereka menatapnya dengan raut penasaran dan bingung.Saat ini, satpam pabrik yang mengejar Fajar dari belakang berseru dengan keras, "Berhenti, Pak! Ini gudang pabrik kami, kamu nggak boleh masuk tanpa izin!"Demi mengejar waktu, distributor produk farmasi dan bos besar dari Provinsi Zoda ini langsung menerobos masuk tanpa izin ke dalam gudang. Untungnya, beberapa pengawalnya membantu membuka jalan.Harris yang mengenali Fajar segera menghampirinya dan bertanya, "Apa kamu benar-benar Pak Fajar?"Fajar mengabaikan Harris dan mendorongnya pergi. Kemudian, dia menyapukan pandangan pada para wanita yang ada di tempat.Harris hanyalah distributor kecil di Kota Nubes. Mana mungkin bos besar seperti Fajar mengenalinya?Fajar datang setelah dihubungi Bian. Dia disuruh menemui Presdir Safira Farma yang merupakan seorang wanita cantik.Tatapan Fajar jatuh pada sosok Felicia. Dia segera menghampirinya dan bertany

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 107

    Fajar sangat senang mendengar persetujuan Felicia. Dia lantas memandang antusias ke arah obat-obatan yang menumpuk di gudang."Belum. Pak Fajar adalah orang pertama yang menawarkan kerja sama," sahut Felicia sambil menggeleng.Fajar menepuk pahanya dan berkata penuh semangat, "Bagus! Kalau begitu, aku akan memborong semuanya. Sebagai wujud ketulusanku, kita bisa langsung tanda tangan kontrak. Begini, aku akan bayar 200 miliar dulu. Kalau kurang, anggaplah itu deposit. Kalau lebih, jadikan saja sisanya uang muka untuk kerja sama kita di masa depan. Gimana menurutmu?"Mendengar itu, semua orang kembali gempar. Fajar ingin langsung tanda tangan kontrak dan membuat pesanan sebesar 200 miliar?Semua orang menahan napas. Jika begini caranya, Safira Farma akan untung besar!Felicia menoleh pada Afkar. Mata jernihnya sedikit berkaca-kaca penuh emosi. Barusan, suasana hati Felicia terjun bebas karena Harris. Sakit hati dan amarah yang dipendamnya hampir membuatnya putus asa.Namun, sebuah kejut

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 108

    Begitu mendengar ucapan Budiman, wajah Felicia yang tadinya berseri-seri kini terlihat muram dan dipenuhi amarah.Perusahaan tidak memiliki masalah dengan Budiman. Pria berpengaruh itu juga tidak mungkin sengaja menyabotase Felicia atas suruhan paman dan neneknya. Lantas, mengapa Budiman menjelek-jelekkan obat baru yang diluncurkan perusahaannya?Renhad, Jesslyn, dan Harris tersenyum mengejek. Mereka bergembira karena situasi berbalik ke pihak mereka lagi.Namun, Fajar sama sekali tidak goyah. Dia hanya menatap Budiman dan berkata, "Pak Budiman, jangan cari ribut, deh. Kamu datang terlambat, semua obat itu sudah aku borong. Hahahah!"Budiman membalas dengan ekspresi masam, "Pak Fajar, kusarankan kamu lebih berhati-hati. Kamu memborong sebanyak ini, gimana kalau nggak terjual? Begini saja, berikan aku setengahnya. Aku akan membantumu menanggung separuh risikonya."Mendengar itu, orang-orang sontak terkesiap. Ekspresi Renhad dan Jesslyn yang tadinya tersenyum puas kini terlihat membeku.

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 109

    "Pak Fajar saja membayar 200 miliar untuk mendapatkan hak distribusi di Provinsi Zoda. Pak Budiman, kamu ingin mendapatkan hak distribusi di tiga provinsi dengan 400 miliar? Itu terlalu sedikit, 'kan? Lagi pula, khasiat obat kami biasa saja. Hasil produksi perusahaan kecil seperti ini mungkin nggak akan diakui," ucap Afkar."Hahaha! Aku hanya ingin menakut-nakuti Pak Fajar. Khasiat obat perusahaanmu sangat luar biasa, pasti akan populer! Aku tulus ingin bekerja sama. Gimana kalau aku bayar 800 miliar untuk hak distribusi di tiga provinsi timur? Aku akan suruh orangku transfer uangnya!" ujar Budiman sambil tersenyum canggung.Mendengar itu, semua orang di sana terkesiap kaget. Para eksekutif perusahaan hampir menangis saking senangnya.Saat Afkar tawar-menawar dengan Budiman, mereka sempat takut taipan dari dunia farmasi itu akan pergi dengan kesal. Siapa sangka, pria itu justru melipatgandakan nilai tawarannya! Sepertinya dia benar-benar menginginkan hak distribusi itu.Di sisi lain, e

Bab terbaru

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 152

    Setelah menyampaikan pesan tersebut, David langsung pergi lagi dengan angkuh. Setelah dia pergi, atmosfer di dalam aula menjadi tegang dan menyesakkan."Harun, kamu sudah dengar, 'kan? Apa kamu ingin membiarkan Feli menghancurkan keluarga kita? Kalau Keluarga Sanjaya benar-benar ingin bertindak, kita nggak akan mampu menanganinya!" ucap Erlin sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya dengan marah.Keluarga Safira memang keluarga kelas satu di Kota Nubes. Namun, status mereka tidak ada apa-apanya di seluruh Provinsi Jimbo.Sementara itu, Keluarga Sanjaya adalah salah satu dari empat keluarga besar di ibu kota provinsi. Mereka memiliki pengaruh yang sangat besar.Mereka mungkin tidak menyinggung seluruh Keluarga Sanjaya, melainkan hanya Noah seorang. Namun, dengan kekuasaan dan koneksinya sebagai tuan muda keluarga itu, Noah juga bisa menjatuhkan Keluarga Safira dengan mudah."Iya, Kak,! Keluarga kalian nggak boleh terlalu egois!" timpal Jesslyn dengan raut muram.Anak keempat yang hanya diam

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 151

    Beberapa saat kemudian, Afkar membuka matanya dan menggeleng pelan. Saat ini dia tengah bertemu hambatan kultivasi tingkat pembentukan energi.Energi sejati dalam pusat energinya sudah mulai berubah dari gas menjadi cair. Namun, prosesnya belum sempurna.Menurut yang dideskripsikan dalam Teknik Mantra Roh Naga, Afkar membutuhkan harta bernama giok spiritual surgawi untuk menerobos ke tingkat pembangunan fondasi. Energi spiritual yang terkandung dalam batu giok spiritual surgawi ini seratus kali lebih banyak daripada batu giok biasa.Saat ini, energi spiritual di bumi terlalu tipis. Hanya dengan menyerap energi spiritual di harta ini, Afkar bisa menerobos.....Keesokan siangnya, Keluarga Safira mengadakan pertemuan keluarga. Erlin duduk di kursi utama dengan ekspresi muram.Semua anggota inti Keluarga Safira selain Felicia dan Fadly hadir di kediaman utama. Selain Harun dan Renhad, keluarga bibi ketiga dan paman Felicia juga datang. Beberapa anggota keluarga cabang yang penting juga ha

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 150

    "Eh, i ... iya!" sahut Afkar dengan gugup. Dia sedikit ciut menghadapi presdir cantik yang galak ini. Apa boleh buat, dia sudah menjual dirinya pada wanita itu. Jadi, dia harus mematuhi apa pun perintahnya."Huh! Baguslah kalau kamu mengerti. Ada lagi, berhenti tebar pesona pada wanita lain. Statusmu sekarang adalah suamiku. Kalau kamu terlalu dekat dengan wanita lain, reputasiku dan Keluarga Safira yang akan terpengaruh. Siapa yang cemburu padamu? Cih!" ucap Felicia dengan angkuh."Iya, aku mengerti," sahut Afkar sambil mengangguk kaku.Tiba-tiba Shafa mendongakkan wajah mungilnya dan bertanya bingung, "Kalau Bibi Felicia nggak suka Papa, kenapa Bibi mau nikah sama Papa?""A ... aku nggak menyukainya sekarang, tapi kelak mungkin akan menyukainya," jawab Felicia dengan ragu.Felicia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan bocah kecil itu. Dia tidak mungkin memberi tahu Shafa yang masih polos bahwa pernikahan mereka hanyalah kesepakatan. Selain itu, entah mengapa Felicia juga eng

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 149

    Yuvan tersenyum getir dan memimpin orang-orangnya pergi. Hilang sudah kepercayaan diri dan keangkuhan yang tadi ditunjukkannya.Viola juga ikut pergi. Sebelum beranjak, dia menatap Afkar lekat-lekat. Matanya memancarkan keterkejutan dan dendam.Mengapa pria tidak berguna itu bisa tahu apa yang terjadi? Mengapa dia sepertinya tahu segalanya?Saat itu, Teddy menangkupkan tangannya dan berucap, "Terima kasih, Pak Afkar! Kelak kalau kamu ingin judi batu giok atau beli barang antik, cari saja aku. Aku akan membantumu secara gratis."Teddy benar-benar berterima kasih pada Afkar. Dia tidak menyangka pria itu bersedia membelanya dan menyelamatkan reputasinya dari ambang kehancuran.Ke depannya, Dennis mungkin tidak akan memakai jasanya lagi. Namun, berkat penjelasan Afkar, setidaknya reputasi Teddy terselamatkan."Oh, oke!" balas Afkar sambil mengangguk dan mengusap hidungnya.Teddy tersenyum canggung saat menyadari ucapannya yang sedikit tidak masuk akal. Mana mungkin Afkar yang begitu jitu m

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 148

    "Pak Dennis, bukan begitu. Jangan salah paham. Aku nggak bersekongkol dengan siapa pun untuk menipumu. Aku ... aku hanya salah nilai! Tapi, aku benar-benar nggak bermaksud menipumu!" jelas Teddy dengan gugup.Sementara itu, Yuvan masih terduduk di tanah sambil memandangi batu-batu tidak berharga di sana. Dia bergumam dengan linglung, "Nggak mungkin, nggak mungkin ...."Saat ini, Felicia tersenyum mengejek dan berkata, "Viola, ternyata pacarmu tukang tipu. Untung saja ada Afkar yang membongkar triknya. Seorang wanita harus pintar-pintar cari pacar yang bisa diandalkan. Jangan sampai kamu diperdaya."Kata-kata yang diucapkan dengan ringan oleh presdir cantik ini membuat Viola kesal setengah mati."Ka ... kamu!" Viola sangat marah hingga tidak bisa berkata-kata. Pacar yang tadi dibangga-banggakannya kini terlihat begitu menyedihkan."Nggak bermaksud menipuku? Kalau hanya ada satu atau dua batu gagal, itu mungkin kebetulan. Tapi, kalau semuanya batu gagal begini, mana mungkin itu kebetulan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 147

    Yuvan memandang Afkar dan berkata, "Teruskan taruhannya! Aku bertaruh 20 miliar! Potong batu ini. Aku nggak percaya semua batu-batuku gagal!"Yuvan memilih sebongkah batu mentah seukuran kepala manusia dengan sentuhan warna hijau di permukaannya."Oke! Kita teruskan," sahut Afkar yang sudah menerima uang Teddy sambil mengangguk dan tersenyum. Tidak ada alasan untuk menolak uang gratis!Beberapa menit kemudian, semua orang memandang batu mentah yang sudah terbelah menjadi beberapa bagian dengan beragam ekspresi. Wajah Yuvan memucat, Teddy terlihat tidak percaya, dan Viola memasang raut masam.Izora dan Naufal saling memandang, terlihat sama-sama terkejut. Mungkinkah ucapan Afkar benar? Semua batu mentah ini hanyalah sampah?"Papa ternyata bukan buaya, tapi orang hebat yang punya mata tajam! Hahaha!" ucap Shafa sambil tertawa manis dan bertepuk tangan.Afkar tersenyum masam, lalu mencubit hidung mungil putrinya dan berucap lembut, "Sejak awal Papa memang bukan buaya.""Tolong potong semu

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 146

    Saat mendengar pertanyaan Dennis, Teddy sontak berkeringat dingin. Dia hanya bisa menjawab dengan ekspresi muram, "Kebetulan, ini hanya kebetulan! Batu-batu mentah ini jelas-jelas berkualitas tinggi!""Ya, pasti hanya kebetulan. Lagi pula, hanya satu yang bermasalah. Batu mentah memang sulit diprediksi. Paman Dennis, sisanya pasti nggak ada masalah!" timpal Yuvan buru-buru. Dia juga merasakan kilat curiga dari tatapan Dennis padanya tadi."Jangan banyak bacot. Master Teddy, tolong bayar dulu uangnya. Dua puluh miliar untuk sebongkah batu nggak berharga. Kamu royal juga," cibir Naufal.Sekarang Naufal memihak pada Afkar. Dia sudah menahan kesal dari tadi karena orang-orang ini terus mengejek dan meremehkan Afkar."Iya, cepat bayar! Master apanya? Lihat saja batu nggak berharga ini! Yuvan, apa kamu mau menipu ayahku?" tanya Izora sambil cemberut."Jangan asal ngomong! Ini hanya kebetulan! Lagi pula, akulah yang harus dibayar di sini. Kenapa kalian harus begitu terburu-buru?" balas Yuvan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 145

    Pada saat ini, Dennis meminta seseorang untuk menempatkan batu mentah tersebut ke mesin pemotong. Batu itu sudah siap untuk dibelah.Afkar berulang kali mengatakan bahwa seluruh batu dalam tumpukan itu hanyalah sampah. Dennis ingin sekali memberinya pelajaran. Lagi pula, dia hanya menyediakan orang dan alat tanpa harus membayar apa pun."Mau dipotong seperti apa?" tanya si tukang potong batu pada Afkar dan Teddy."Mulai dari garis ini, lalu diampelas perlahan-lahan!" ujar Teddy sambil menggambar garis dengan kapur.Sementara itu, Afkar mengerucutkan bibirnya dan berucap dengan tidak sabar, "Aku rasa langsung potong dari tengah saja biar nggak buang waktu!"Mendengar ucapan itu, Viola langsung menyemprot, "Afkar, kamu tahu bakal kalah jadi mau menghancurkan batunya ya? Kamu nggak rela Master Teddy diuntungkan, 'kan?"Teddy menimpali dengan dingin, "Hei, jangan main licik!"Dennis juga mengerutkan keningnya. Tatapannya pada Afkar jadi makin tidak suka. Dia merasa pemuda ini terlalu beris

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 144

    Mendengar Afkar menerima tantangan itu dengan santai, Teddy terdiam sesaat sebelum mengejek, "Kelihatannya kamu benaran nggak tahu apa-apa. Jangan memaksakan diri.""Kalau kamu minta maaf sekarang dan mengakui bahwa kamu bicara sembarangan, aku nggak akan mempermalukanmu," tambah Teddy."Dasar bodoh! Batu ini jelas-jelas akan menghasilkan giok hijau. Nggak tahu apa-apa, tapi beraninya kamu menantang Master Teddy!" ejek Viola dengan sinis."Julukan Mata Dewa Master Teddy bukan tanpa alasan. Bahkan tanpa dia, orang yang paham sedikit soal giok pasti tahu bahwa batu ini nggak akan mengecewakan. Ketidaktahuan memang menakutkan. Haha ...," timpal Yuvan sambil tersenyum dan menggeleng.Afkar menatap mereka dengan tenang, lalu berujar, "Pengetahuan umum bukanlah kebenaran mutlak. Bukan cuma batu ini, aku berani bertaruh bahwa setiap batu dalam tumpukan ini kosong!"Mata Felicia berkedip menatap Afkar. Menurutnya batu itu jelas akan menghasilkan giok hijau, tetapi karena Afkar begitu yakin, di

DMCA.com Protection Status