Share

Part 47

last update Last Updated: 2025-03-08 11:23:00

Adrian duduk di dalam mobilnya, memandangi amplop yang diberikan oleh Leonard. Nama Jonathan Lim kini menjadi pusat perhatian. Namun, menyingkirkannya secara langsung bukanlah opsi yang cerdas.

Felix, yang duduk di kursi pengemudi, menatap Adrian melalui kaca spion. “Kau benar-benar ingin menyelesaikan ini dalam 48 jam?”

Adrian menutup matanya sejenak, berpikir. “Bukan hanya menyelesaikan. Aku ingin memastikan Jonathan tidak hanya hilang, tetapi juga menciptakan efek domino yang menguntungkan kita.”

Felix tersenyum miring. “Jadi, bagaimana caramu mengotori tangan tanpa benar-benar menyentuhnya?”

Adrian membuka amplop dan mengamati profil Jonathan dengan lebih teliti. Latar belakangnya bersih, tetapi ada satu kelemahan—perusahaan tempatnya bekerja memiliki banyak musuh.

Adrian tersenyum tipis. "Kita biarkan orang lain melakukan pekerjaan kotor ini untuk kita."

Felix mengangkat alis. “Maksudmu?”

Adrian mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. Setelah beberapa deri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bangkitnya Johan   Part 48

    Di dalam ruang kantornya yang semakin sunyi, Jonathan Lim mengusap wajahnya yang berkeringat. Semua jalur yang ia coba untuk menyelamatkan dirinya sudah tertutup. Teleponnya masih terus berdering, tetapi ia tidak lagi berani mengangkatnya. Setiap panggilan hanya berisi tuntutan, ancaman, atau pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Laporan keuangan yang ada di mejanya kini terasa seperti bom waktu. Skandal yang baru saja meledak ini terlalu terstruktur untuk sekadar kebetulan. Seseorang telah merencanakan ini dengan cermat. “Siapa yang ingin menghancurkanku?” gumamnya. Pintu kantornya diketuk keras. Seorang pria berjas hitam masuk, ekspresinya tegang. “Pak Jonathan, kita punya masalah. Ada sekelompok orang yang menunggu di lobi.” Jonathan menegakkan punggungnya. “Siapa mereka?” Pria itu menelan ludah. “Saya tidak tahu pasti, tapi… mereka bukan dari media atau pemerintah. Dan mereka terlihat… tidak sabar.” Jantung Jonathan berdegup lebih cepat. Bukan dari media atau peme

    Last Updated : 2025-03-08
  • Bangkitnya Johan   Part 49

    Mobil hitam yang membawa Jonathan akhirnya berhenti di sebuah gedung tua di pinggiran kota. Ia melirik ke luar jendela, mendapati suasana sekitar yang sepi. Pintu mobil terbuka. Salah satu pria berjas hitam memberi isyarat agar ia turun. Jonathan menarik napas dalam-dalam. Tidak ada gunanya melawan sekarang. Aku harus melihat siapa yang ada di balik ini. Saat ia memasuki gedung, udara dingin menyambutnya. Di dalam, hanya ada satu meja panjang dengan seorang pria tua yang duduk di ujungnya. Jonathan langsung mengenali pria itu—Li Guang, kepala keluarga Li. Salah satu dari 12 penguasa negeri ini. Pria itu menatap Jonathan dengan mata tajam namun penuh perhitungan. “Duduklah.” Jonathan menelan ludah dan duduk. Pertemuan ini bukan sekadar peringatan. Ini perhitungan. “Aku tahu kau telah melakukan kesalahan besar, Jonathan,” kata Li Guang dengan suara rendah. “Dan aku tahu siapa yang menarik benang di belakang layar.” Jonathan tidak menjawab, tetapi ia bisa merasakan tata

    Last Updated : 2025-03-08
  • Bangkitnya Johan   Part 50

    Jonathan masih duduk di kursinya, menatap Li Guang dengan ekspresi datar. Kata-kata pria tua itu berputar di kepalanya. "Tetap menjadi alat bagi musuhku, atau bekerja sama denganku untuk menyingkirkan mereka." Ia tahu bahwa setiap pilihan yang diambil sekarang akan menentukan nasibnya. Namun, Jonathan bukan orang bodoh. Ia tahu bahwa Li Guang tidak benar-benar ingin bekerja sama dengannya—ini hanya permainan kekuasaan. “Penawaran yang menarik,” kata Jonathan akhirnya, suaranya tenang. “Tapi bagaimana aku bisa percaya bahwa Anda tidak akan membuangku setelah semua ini selesai?” Li Guang tersenyum tipis. “Itulah yang membuat negosiasi menjadi menarik, bukan?” Jonathan tertawa pelan. Pria tua ini mencoba mengujinya. Namun, sebelum Jonathan bisa menjawab, salah satu anak buah Li Guang masuk ke ruangan dengan ekspresi tegang. “Pak, kami mendapatkan laporan bahwa seseorang telah mengacaukan sistem keamanan keuangan kami. Ada transaksi yang tidak bisa kami lacak.” Li Guang

    Last Updated : 2025-03-08
  • Bangkitnya Johan   Part 51

    Li Guang menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan ekspresi penuh pertimbangan. Jonathan bisa melihat kebimbangan di mata pria tua itu. “Kau ingin membantuku?” tanya Li Guang dengan nada skeptis. Jonathan tetap tenang. “Saya hanya menawarkan jalan keluar. Bagaimana Anda menanggapinya, itu terserah Anda.” Li Guang mengetuk meja dengan jarinya, berpikir dalam diam. “Jika aku menerima bantuanmu, apa jaminannya bahwa kau tidak akan mengkhianatiku?” Jonathan tersenyum tipis. “Jika saya ingin menjatuhkan Anda, saya tidak akan duduk di sini dan berbicara.” Li Guang tertawa kecil. “Kau tahu cara berbicara seperti seorang politisi.” Jonathan hanya mengangkat bahu. Dalam kepalanya, ia tahu bahwa Li Guang telah mengambil umpannya. Kini, tinggal menunggu saat yang tepat untuk menarik tali jebakan. “Baiklah.” Li Guang akhirnya membuka suara. “Aku ingin melihat seberapa jauh kau bisa membuktikan kata-katamu.” Jonathan mengangguk. “Saya akan memberi Anda informasi tentang sumber kebocora

    Last Updated : 2025-03-09
  • Bangkitnya Johan   Part 52

    Li Guang melemparkan ponselnya ke dinding dengan kemarahan yang meledak-ledak. Suara retakan layar terdengar nyaring di ruangan yang kini terasa semakin sempit. Zhang berdiri di dekat pintu, tak berani berbicara. Dengan napas memburu, Li Guang meraih telepon meja dan langsung menghubungi tim keuangannya. “Blokir semua transaksi! Bekukan aset yang tersisa! Aku tidak peduli bagaimana caranya, pastikan kita masih punya sesuatu untuk bertahan!” Namun, suara panik dari ujung telepon membuat jantungnya semakin terhimpit. “Tuan, sudah terlambat! Semua dana telah berpindah dalam waktu yang sangat cepat. Tidak ada yang bisa kita hentikan!” Li Guang membanting gagang teleponnya. Ia menatap layar laptopnya sekali lagi, berharap ada sesuatu yang bisa ia lakukan. Namun, yang ia lihat hanyalah angka nol di rekening utama perusahaan-perusahaannya. Semuanya telah hilang. ________________________________________ Di Sisi Adrian Felix menghirup kopinya dengan santai sambil mengamati pe

    Last Updated : 2025-03-09
  • Bangkitnya Johan   Part 53

    Di sebuah ruangan rahasia, cahaya redup lampu gantung menerangi meja panjang yang dipenuhi dokumen, layar komputer, dan peta kota. Adrian berdiri di ujung meja, matanya tajam mengamati strategi yang telah ia susun selama berbulan-bulan. Felix berdiri di sampingnya, melipat tangan sambil menghela napas. “Li Guang tidak akan tinggal diam. Orang seperti dia pasti punya cadangan dana tersembunyi. Aku yakin dia akan mencari cara untuk kembali ke permainan.” Adrian tersenyum tipis. “Itu yang aku harapkan.” Felix menaikkan alisnya. “Kau ingin dia melawan balik?” Adrian menatapnya sekilas sebelum berjalan ke arah layar besar yang menampilkan laporan-laporan terbaru. “Tentu saja. Musuh yang berpikir masih punya harapan akan bertindak gegabah. Dan saat dia menunjukkan kartunya, kita akan tahu bagaimana cara menjatuhkannya sepenuhnya.” Felix terkekeh pelan. “Kau benar-benar tidak memberi celah, ya?” Adrian tidak menjawab. Ia menekan tombol di keyboard, menampilkan sebuah data transak

    Last Updated : 2025-03-09
  • Bangkitnya Johan   Part 54

    Adrian melangkah dengan tenang di lorong sempit yang mengarah ke sebuah ruangan di lantai bawah tanah. Ia telah berada di Valthera selama tiga hari, menyusun strategi untuk bisa lebih dekat dengan jaringan Li Guang. Namun, rencana yang telah disusunnya tidak berjalan semulus yang ia harapkan. "Kita punya masalah," suara rekannya, seorang informan lokal bernama Viktor, terdengar di telinganya melalui alat komunikasi kecil. "Apa?" Adrian berhenti sejenak di sudut lorong, memastikan tidak ada yang mengikutinya. "Salah satu orang dalam kita dipecat kemarin. Mereka mulai curiga ada penyusup. Jika kita tidak hati-hati, bisa jadi kamu target berikutnya." Adrian menyadari bahwa langkahnya harus lebih terencana. Jika terlalu terburu-buru, dia bisa kehilangan kesempatan untuk menggulingkan jaringan ini dari dalam. Ia menarik napas dalam dan menyesuaikan rencana. Kini bukan hanya tentang menyusup, tetapi juga tentang bertahan hidup. Sementara itu, di kota Ardell… Johan menatap gedung

    Last Updated : 2025-03-09
  • Bangkitnya Johan   Part 55

    Johan tetap menjalankan rencananya di balik layar, memastikan setiap langkahnya tidak terdeteksi oleh musuh-musuhnya. Kini, ia memiliki dua pilar utama dalam menjalankan perusahaannya: Evelyne Voss, sekretaris pribadinya yang berasal dari keluarga Voss—keluarga yang menempati peringkat kelima dari sepuluh keluarga penguasa di negeri ini—dan Darius Rahman, mantan perwira militer yang kini menjadi pengawal pribadinya serta kepala keamanan perusahaan. Evelyne berperan sebagai wajah perusahaan, mengelola strategi bisnis, menjaga hubungan dengan pihak berwenang, dan memastikan segala urusan berjalan lancar di permukaan. Dengan kepandaiannya dalam diplomasi dan strategi, ia menjadi figur yang dihormati dan disegani di dunia bisnis. Sementara itu, Darius bertindak sebagai benteng pertahanan Johan. Dengan pengalaman tempurnya dan loyalitasnya yang tak tergoyahkan, ia memastikan tidak ada ancaman yang bisa mendekati Johan atau perusahaannya. Di balik layar, ia juga mengelola jaringan intel

    Last Updated : 2025-03-09

Latest chapter

  • Bangkitnya Johan   Part 100

    BZZT! BZZT! Puluhan drone tempur mulai bergerak, mengelilingi Johan dengan formasi sempurna. Senjata otomatis yang terpasang di bawah mereka menyala merah, bersiap menembakkan peluru berkecepatan tinggi. Leon Albrecht berdiri dengan percaya diri, senyumnya penuh kemenangan. "Kau mungkin kuat dalam pertarungan tangan kosong, Johan. Tapi coba lihat, bahkan kau tidak bisa menangkis hujan peluru dari semua arah." Johan hanya menghela napas, menatap Leon dengan tatapan dingin. "Aku sudah menumbangkan Wilhelm yang jauh lebih unggul dalam teknologi dibandingkan kau, Leon. Apa kau benar-benar berpikir ini cukup untuk menjatuhkanku?" Leon tertawa kecil, mengetuk layar di arlojinya. "Kita lihat saja." "TEMBAK!" BRRRTTTTTTT! Dalam sekejap, hujan peluru melesat ke arah Johan dari berbagai sudut. Namun, Johan tidak bergerak sedikit pun. S

  • Bangkitnya Johan   Part 99

    Malam yang kelam menyelimuti kota Eisenwald. Di kejauhan, Menara Aeternum berdiri megah seperti monumen kekuasaan keluarga Albrecht. Namun, malam ini menara itu bukan hanya sekadar lambang kejayaan—ia akan menjadi medan perang. Johan turun dari mobil bersama Evelyn dan Darius. Di belakang mereka, puluhan anggota pasukan elit Arthura Trade & Co telah bersiap dengan senjata lengkap. Darius menyeringai saat melihat menara yang penuh dengan penjaga. "Leon benar-benar tidak main-main. Aku menghitung setidaknya 50 penjaga hanya di bagian luar." Evelyn menghela napas dan memeriksa peluru di pistolnya. "Kita masuk dengan paksa atau menyelinap?" Johan melangkah maju, mengenakan sarung tangannya dengan tenang. "Kita masuk seperti badai." ________________________________________ Di dalam Menara Aeternum… Leon Albrecht duduk di ruangannya, menyesap anggur merah dengan

  • Bangkitnya Johan   Part 98

    Di jantung Eisenwald, pertempuran tak kasat mata mulai berkecamuk. Leon Albrecht tidak membuang waktu. Begitu ia menyadari serangan Johan telah menghancurkan sebagian besar operasional rahasia keluarganya, ia langsung mengaktifkan Sentinel Malam—kelompok pembunuh bayangan yang selama ini menjadi kekuatan tersembunyi keluarga Albrecht. Mereka bukan sekadar algojo. Mereka adalah hantu yang bergerak tanpa suara, spesialis dalam eliminasi cepat dan bersih. Dan target pertama mereka malam ini: Johan. ________________________________________ Di markas Arthura Trade & Co, Johan sedang membaca laporan terbaru. Darius masuk dengan ekspresi tegang. "Ada sesuatu yang tidak beres. Beberapa titik pengawasan kita di distrik finansial tiba-tiba terputus komunikasi." Evelyn, yang sedang duduk di meja sambil mengasah pisaunya, menegakkan tubuhnya. "Itu tidak mungkin kebetulan."

  • Bangkitnya Johan   Part 97

    Di jantung kota Eisenwald, Johan berjalan santai di sepanjang koridor markas Arthura Trade & Co. Tangannya bersedekap di belakang punggung, ekspresinya tenang, tetapi matanya tajam seperti seekor elang yang mengamati mangsanya. "Sudah ada pergerakan dari pihak Albrecht?" tanyanya tanpa menoleh. Darius, yang berdiri di sampingnya, mengangguk sambil menyerahkan sebuah laporan. "Mereka mulai menyerang gudang-gudang kita. Beberapa agen kita di pasar saham juga menerima ancaman. Tapi ini belum serangan penuh." Evelyn, yang duduk di meja dengan satu kaki bersilang, tertawa kecil. "Leon terlalu pintar untuk bertindak gegabah. Dia pasti ingin mengujimu lebih dulu sebelum mengerahkan semua kekuatannya." Johan tersenyum tipis. "Biarkan dia mencoba. Saat dia sadar bahwa dia telah bermain di dalam permainanku, itu sudah terlambat baginya." ________________________________________ Di sisi lain kota, s

  • Bangkitnya Johan   Part 96

    Hari itu, Eisenwald menjadi pusat perhatian seluruh Astvaria. Bursa saham yang biasanya stabil kini bergejolak liar. Para investor panik setelah membaca berita tentang kemungkinan krisis finansial yang mengancam perusahaan-perusahaan di bawah kendali Keluarga Albrecht. Di dalam gedung megah Albrecht Financial Group, Leon Albrecht berdiri di depan jendela kantornya yang luas. Matanya menatap ke kejauhan, namun pikirannya penuh dengan kemarahan. "Siapa yang berani mengguncang pasarku seperti ini?" suaranya terdengar dingin. Asisten pribadinya, Friedrich Hahn, melangkah masuk dengan wajah serius. "Tuan Muda, kami telah melacak sumber pergerakan saham yang tidak biasa ini. Tampaknya beberapa investor besar mulai menarik dana mereka secara tiba-tiba." Leon berbalik, matanya menyala dengan kemarahan yang tertahan. "Investor mana saja?" Friedrich membuka tablet di tangannya dan membacakan lapora

  • Bangkitnya Johan   Part 95

    Velmoria kini berada dalam kendali Johan. Keluarga Hohenberg telah tumbang, meninggalkan kekosongan kekuasaan yang langsung diisi oleh Arthura Trade & Co. Dengan jatuhnya keluarga ini, pengaruh jahat mereka dalam politik dan ekonomi mulai terkikis. Namun, Johan belum selesai. Di dalam sebuah ruang pertemuan rahasia di bekas markas Hohenberg, Johan berdiri di depan sebuah peta besar Astvaria yang penuh dengan tanda dan catatan. Evelyn, Darius, dan beberapa orang kepercayaannya duduk di sekeliling meja. "Hohenberg sudah lenyap," Evelyn membuka pembicaraan. "Siapa target kita berikutnya?" Johan menatap ke arah barat, kota Eisenwald, tempat markas Keluarga Albrecht. "Albrecht," ujar Johan dengan nada datar namun penuh makna. Darius bersiul pelan. "Jadi, kita akan menargetkan sumber keuangan mereka?" Evelyn menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Mereka bukan pejuang seperti Wilhelm a

  • Bangkitnya Johan   Part 94

    Udara malam di Velmoria masih terasa tegang setelah pertempuran singkat di dalam markas Hohenberg. Johan, Evelyn, dan Darius bergerak cepat melalui gang-gang gelap, menghindari patroli yang mulai menyebar ke seluruh kota. "Dimana titik pertemuan?" tanya Evelyn sambil tetap waspada. "Di distrik industri," jawab Darius. "Rangga dan anak buahnya sudah menunggu di sana." Johan tetap diam, matanya tajam mengamati setiap sudut jalan. Ia tahu pertempuran ini belum selesai. Pemburuan Dimulai Tak lama kemudian, sirene berbunyi di seluruh Velmoria. Hohenberg telah menyadari bahwa ada penyusup, dan mereka tidak akan membiarkan Johan serta timnya pergi begitu saja. "Darius, seberapa penting informasi yang kita ambil?" tanya Johan sambil tetap berjalan. Darius tersenyum sinis. "Cukup untuk menjatuhkan beberapa cabang bisnis Hohenberg dan mengungkap operasi kotor mereka di Astvaria."

  • Bangkitnya Johan   Part 93

    Kabut tipis menyelimuti kota Velmoria saat fajar mulai menyingsing. Kota ini adalah pusat informasi dan mata-mata Astvaria, dipenuhi oleh agen rahasia, tentara bayaran, dan para penguasa bayangan yang setia pada Keluarga Hohenberg. Jika ada satu tempat di mana informasi bisa menjadi senjata mematikan, itu adalah di sini. Johan dan timnya sudah memasuki kota dengan cara yang paling aman—melalui jaringan bawah tanah. Sejak beberapa waktu lalu, anak buahnya telah menyusup ke dalam Velmoria, mempersiapkan jalur aman dan mengamati pergerakan musuh. Darius membuka sebuah peta kecil dan menunjukkannya pada Johan. "Kita punya beberapa tempat yang bisa kita gunakan sebagai titik aman. Tapi ingat, Hohenberg punya mata-mata di mana-mana. Kita harus bergerak dengan sangat hati-hati." Johan mengangguk. "Target pertama kita adalah pusat intelijen mereka. Jika kita bisa melumpuhkan sistem komunikasi mereka, kita bisa mengendalikan informasi di kota i

  • Bangkitnya Johan   Part 92

    Johan berdiri di atas balkon gedung utama di Granz, menatap ke arah cakrawala yang jauh. Kota Velmoria yang dikuasai Keluarga Hohenberg sudah mulai mengalami guncangan akibat serangkaian sabotase yang diperintahkan olehnya. Tapi ini baru awal. Darius berjalan mendekat, berdiri di sampingnya. "Johan, aku sudah lama ingin bertanya," katanya, suaranya serius. "Kenapa kau begitu gigih ingin menghancurkan kejahatan dalam 12 Keluarga Teratas dan juga 6 Keluarga Kuno?" Johan tetap diam beberapa saat, lalu berbicara tanpa menoleh. "Karena mereka adalah akar dari kegelapan di Astvaria." Darius mengerutkan dahi. "Apa maksudmu?" Johan menutup matanya sejenak, mengingat masa lalu yang tidak pernah bisa ia lupakan. Luka Lama dan Pengkhianatan Dulu, Astvaria adalah negara yang lebih kuat dan bersatu, tetapi kekuatan itu hanya bertahan di permukaan. Di balik layar, 12 Keluarga Teratas da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status