Share

Permintaan Sarah

Penulis: Yulistriani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-06 20:40:04

Mata Mega melotot menatap Radit. Gigi wanita yang sudah tak lagi muda itu gemelutuk menahan kekesalan dalam dadanya. Ia sama sekali tak menyangka kalau Radit akan melindungi Maira. Padahal, ia tahu betul lelaki itu dan ibunya sangat membenci Raya karena telah berlaku curang.

"Saya akan tetap mengambil Maira dengan atau tanpa izin dari kamu. Ingat Radit, kamu bukan siapa-siapanya. Bahkan setetes darah pun tak ada hubungannya antara kamu dengan Maira."

Mega bangkit sambil menatap nyalang Radit. Ia menarik lengan suaminya agar ikut pulang.

"Silakan, pintunya ada di belakang Anda." Dengan suara tenang Radit menunjukkan pintu dengan tangannya. Melihat keangkuhan anak muda di depannya, Haris semakin naik pitam. Namun, meski begitu ia cenderung lebih tenang dibandingkan Mega.

Setelah Mega keluar, Radit gegas menelpon seseorang. Tatapan yang sebelumnya penuh keyakinan kini berubah menjadi gelisah. Walau bagaimanapun Radit tahu, Mega dan Haris bukanlah orang biasa.

"Mas, kita harus gunakan car
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Rahasia Hasna dan Harus Bocor

    "Makan dulu sayang," pinta Sarah pada Stella yang kondisinya mulai membaik."Gak aku gak mau, aku maunya disuapi Rian," tolak Stella."Nanti Rian ke sini, sekarang kamu makan dulu ya," bujuk Sarah lagi."Mama bohong, sejak Mama telpon dia, dia gak datang-datang. Kalau begitu, buat apa aku hidup? Kenapa gak sekalian aja aku mati sama Mawar," kata Stella putus asa."Jangan ngomong gitu sayang, Tuhan memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki semuanya." Sarah berusaha mengingatkan anaknya."Apa yang harus diperbaiki, Ma? Lagi pula kalau aku sehat, aku akan dipenjara, kan?" tanya Stella dengan wajah marah dan kesal.Sarah menunduk, wanita itu tak bisa lagi berbicara dengan anaknya yang keras kepala. Memang, meski dalam perawatan medis, tetapi status Stella adalah tersangka kasus pembunuhan berencana."Papa kamu pasti akan bantu sayang, tentang itu kamu tenang saja," kata Sarah berusaha menenangkan anaknya.Meski Stella pun yakin ayahnya akan pasang badan untuk melindunginya, tetap saja

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Tahanan Rumah

    Mendengar pernyataan menohok dari mantan kekasihnya, lantas Haris menajamkan pandang pada wanita di hadapannya. Setitik nyeri menyirami rongga dadanya. Alih-alih menyesal dan meminta maaf, lelaki itu justru tak mau terlihat lemah di mata Hasna."Kamu masih marah padaku, Hasna?" tanya Haris tak tahu malu."Saya sudah kenyang marah sama kamu. Saya harap, kamu jangan pernah ganggu saya dan Dian lagi. Anggap kami tak ada seperti saat kamu meninggalkan kami begitu saja. Saya dan Dian sudah bahagia. Jangan hanya kehidupanmu yang tak bahagia, kamu mengusik kami." Hasna menarik napas berat untuk menetralkan kekesalannya."Aku tahu Dian dan suaminya lagi pergi. Izinkan aku bertemu Citra," pinta Haris lagi."Tidak, lebih baik kamu pergi sekarang." Dengan sorot mata tajam Hasna mengusir ayah dari anaknya itu. Melihat Haris tak bergeming, ia kembali membentak lelaki di hadapannya."Pergi!""Baik, maaf sudah mengganggu."Setelah berpikir sejenak, Haris akhirnya mengalah. Lelaki itu melangkahkan ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kecurigaan Mega

    Dian yang baru saja turun dari mobil lantas memicingkan mata saat melihat ada mobil mantan suami terparkir di rumahnya. Pun dengan Rian, lelaki itu menampakkan wajah sinis tak suka. Sebelumnya Radit parkir di luar karena takut diusir, tetapi saat sudah diizinkan oleh Hasna, ia memarkirkan mobilnya di dalam."Ini mobil Mas Radit, berarti dia ada di dalam, lagi apa dia di sana?" bisik Dian pelan.Rian dan istrinya masuk ke rumah, di dalam mereka melihat Citra tengah tertawa riang di punggung Radit, mereka sedang bermain kuda-kudaan. Sementara Hasna dengan santainya duduk di sofa sambil membaca novel."Mamaaaa, Pappaaa."Citra yang menyadari kedatangan kedua orang tuanya itu turun dari punggung Radit lalu berlari dan memeluk Dian. Sedangkan Radit yang sebelumnya menungging, segera membenarkan posisinya dan duduk di lantai sambil menatap mantan istrinya."Citra lagi apa, sayang?"Dian membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan sang buah hati, wanita itu melirik Radit sekilas kemudian kemb

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Nengsih Jatuh Cinta

    "Aku senang banget waktu Citra pertama kali memanggil Papa. Aku pikir Dian akan memengaruhi Citra, ternyata dia meluruskan sebutan Om yang disematkan anakku, Bu."Radit bercerita dengan berapi-api pada ibunya. Hati lelaki itu merasa sangat bahagia dan sangat berterima kasih pada sikap bijaksana mantan istrinya."Dian memang perempuan yang sangat baik, Radit. Ibu bahagia mendengarnya."Ajeng tersenyum haru sambil menatap putra satu-satunya itu. Setelah membuka mata, ia kini dengan jelas melihat siapa sosok mantan menantu yang sebenarnya. Menyadari perbuatan di masa lalunya pada Dian, sungguh Ajeng sangat menyesal. Andai ada yang menjual mesin waktu, ia akan membelinya meski harus dibayar dengan seluruh harta.Setelah hatinya tak lagi tertutup, ia kini mengerti, tak ada yang lebih berharga dibandingkan keutuhan keluarga."Iya Bu, dari dulu Dian memang perempuan baik. Sejak pertama kali aku mengenalnya, Dian hampir tak pernah berubah. Aku saja yang bodoh karena telah menyia-nyiakan dia."

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Surat dari Pengadilan

    "Maira kelihatannya senang banget ya."Adi yang tengah duduk bersama Indira itu tersenyum melihat cucunya sedang asyik bermain di pasar malam yang tak jauh dari kediamannya."Iya, andai anak kita masih ada, pasti Raya bahagia melihat Maira yang semakin pintar dan menggemaskan," jawab Indira dengan tatapan fokus pada cucunya.Adi menatap wajah mantan istrinya sekilas, melihat mata Indira yang menyiratkan kesedihan, rasa kehilangannya pun kembali menghantui."Bermain di tempat seperti ini, aku jadi ingat masa lalu," kata Adi kemudian, ia terus menatap cucunya yang tengah tertawa bersama teman barunya itu."Dulu, sewaktu Raya kecil, dia selalu bahagia dibawa ke tempat bermain, aku masih ingat dia suka naik odong-odong."Indira tersenyum mengingat masa kecil anaknya. Meski sudah berpuluh-puluh tahun, kenangan mengenai masa kecil Raya masih terekam jelas di memorinya."Iya, sayang waktu itu kita bangkrut dan terpaksa harus menitip Raya pada ibu," balas Adi sambil mengingat masa lalunya."S

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Sidang Hak Asuh Maira

    Dua bulan berlalu....Dian berkali-kali muntah saat sedang mandi pagi. Meski ia sudah mengkonsumsi berbagai vitamin dan juga anti mual, tetapi bawaan hamil selalu membuat perutnya terasa tak nyaman."Masih mual ya sayang?" tanya Rian setelah istrinya keluar dari kamar mandi."Iya Mas, padahal dulu waktu hamil Citra enggak begitu mual. Yang ini mah selain mual aku sering ngerasain sakit pinggang."Dian melangkah kemudian duduk di depan meja rias, ia mengeringkan rambutnya dengan handuk. Sementara Rian tengah bersiap-siap hendak ke rumah sakit."Biasanya kalau hamil anak kedua dan banyak keluhan itu dipicu oleh otot panggul. Selain mengerasnya tulang panggul, terjadi peningkatan ketegangan pada otot yang melekat pada tulang panggul. Otot ligamen yang menopang rahim untuk tetap pada posisinya akan meregang seiring dengan berkembangnya janin. Yang penting kamu tetap tenang, jangan dibawa stress, kasihan anak kita, ya."Rian mendekati istrinya dan menaruh kedua tangan di pundak Dian, pantu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Keributan di Persidangan

    "Bu, aku mau nemenin Tante Indira ya ke pengadilan. Aku takut beliau kenapa-kenapa andai hasilnya gak sesuai rencana kita."Dian yang sebelumnya sedang asyik mengobrol perihal kehamilannya bersama Hasna itu tiba-tiba saja merubah pembahasan."Tapi, apa kamu kuat ke sana sendirian? Ibu gak bisa menemani karena harus menjaga Maira."Hasna menatap ragu manik hitam anaknya. Wanita itu sebenarnya khawatir dengan Indira, tetapi ia pun juga khawatir jika Dian pergi seorang diri."Gak apa-apa Bu, ibu tenang saja. Biar nanti aku diantar sopir, aku benar-benar khawatir sama Tante."Dian memaksa, melihat raut wajah Dian yang hampir sama dengan rasa hatinya, lantas Hasna mengizinkan."Ya sudah, tapi kamu harus bilang dulu sama Rian, ya."Hasna mengelus pipi putrinya lembut, setelah hamil anak keduanya, tubuh Dian semakin berisi, sehingga pipinya nampak bulat."Iya, nanti aku telpon Mas Rian, kalau begitu aku siap-siap dulu ya."Dian bangkit, wanita itu berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Haris Bersilat Lidah

    Sepulangnya dari liburan, Farel dan Beni kini kembali dekat. Mulai berubah, kini tatapan lelaki kecil itu terlihat hangat saat pandangannya beradu dengan sang ayah. Pun dengan Beni, setelah dirinya menghabiskan waktu dengan sang buah hati, kini ia sangat mengerti kebutuhan Farel. Sebagai seorang ayah, ia terlalu sibuk bekerja dengan dalih menafkahi anaknya. Namun, kini ia sadar, ia telah lupa bahwa tak hanya nafkah lahir yang dibutuhkan keluarga. Namun, waktu, kesempatan, perhatikan, kasih sayang dan prioritas yang amat dibutuhkan Farel. Beni sadar, meski sudah bukan lagi balita, tetapi Farel adalah anak-anak. Usia biologisnya mengajak untuk bersenang-senang, sementara selama ini Beni selalu menekankan prestasi pada Farel. Mulai sekarang Beni berjanji, ia tak akan lagi terlalu banyak menekan anaknya. Ia sadar, pintar akan ada waktunya, tetapi masa kecil tidak bisa diulang kembali. "Nengsih, terima kasih ya," kata Beni saat mengemudi, mereka hendak pulang lagi ke kediamannya. Lelaki

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06

Bab terbaru

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Ending

    "Sayang."Beni menghampiri Nengsih yang masih tersedu-sedu. Air mata wanita itu sulit terhenti. Hatinya masih saja nyeri membayangkan masalah yang menimpa keluarganya."Hmmm."Nengsih hanya berdehem, setelah jarak suaminya dekat, ia pun justru mengalihkan pandangan. Kondisi mood sedang buruk lantaran tengah premenstrual syndrom. Sehingga, hormonnya sangat berpengaruh terhadap masalah yang tengah dihadapi.Biasanya, Nengsih akan berpikir rasional. Namun, entah mengapa kali ini seakan-akan ia membenarkan ucapan Abizar bahwa semua yang terjadi antara keluarganya dengan keluarga Tiara disebabkan oleh pengkhianatan suaminya.Beni yang lelah, lantas mencoba diam, lelaki itu mencerna sikap istrinya kemudian instrospeksi diri. Namun, setelah diperhatikan sekian lama ia baru peka bahwa istrinya tengah mengalami mood swing. Sehingga, ia memeluk istrinya dari belakang, tak peduli Nengsih mengamuk, ia hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya sangat mencintai sang istri dibandingkan orang lain."Apaa

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Sahabat Jadi Cinta

    "Ya udah, sambil nunggu Kak Citra masuk aja dulu, yuk."Kedua insan itu lantas masuk ke rumah Dian. Di dalam, Abizar langsung disambut hangat oleh Dian."Abizar, apa kabar?" tanya Dian begitu pandangannya bersitatap dengan putra kedua Beni."Alhamdulillah, aku sehat Tante, Tante Dian apa kabar?"Abizar meraih tangan Dian lalu menciumnya takzim. Lelaki itu kemudian duduk di sofa, sementara Syadea pergi ke dapur untuk mengambilkan jamuan untuk sahabatnya."Katanya mau berangkat siang, ini masih pagi, lho," ujar Dian, ia menoleh ke arah jam dinding yang baru menunjukkan pukul sembilan.Belum sempat Abizar menjawab, Syadea yang baru kembali dari dapur sembari membawa air dan kudapan itu menyahut."Biasa Ma, dia gak sabar," ujar Syadea dengan menaikkan sebelah alisnya.Dian tersenyum, wanita itu kemudian menganggukkan kepala dan pergi ke halaman rumah untuk mengurus semua tanaman hias kesayangannya.Setelah Dian berlalu, wajah Abizar kembali pias kala mengingat sang ayah. Rasa kecewa kemba

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kekecewaan Seorang Anak

    Beni mengejar istrinya yang tengah dikuasai emosi. Lelaki itu tahu betul bukan seperti ini karakter Nengsih. Namun, ia pun memaklumi apa yang dirasakan sang istri."Sayang, tunggu!"Beni menyeru istrinya yang baru saja membuka pintu kamar. Sedangkan Nengsih yang baru saja memutar kenop pintu itu menghentikan langkahnya sejenak. Wanita itu terisak, kemudian menyeka air mata yang berkejaran di pipinya.Melihat butiran kristal yang terus meluruh dari manik belahan jiwanya, Beni lantas memeluk sang istri erat. Ia tak mengatakan apapun meski ada yang ingin dikatakan.Beni memilih untuk membiarkan Nengsih mengekspresikan perasaannya. Sedih, marah, kecewa adalah rasa yang sangat manusiawi. Sebaik apapun sang istri, lelaki itu sadar wanitanya bukanlah malaikat. Sama seperti dirinya, kendatipun sudah berusaha menjadi orang baik, tetap saja ia selalu melakukan kesalahan."Mungkin benar kata Abizar, aku yang membuat semua jadi begini, andai aku gak menikahi Tiara untuk membantunya, andai aku jug

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Batas Kesabaran

    Mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Asih, Beni dan istrinya lantas saling pandang. kedua insan itu mengerutkan dahi sebab rasa penasaran."Maksud Bu Asih?" tanya Nengsih tak mengerti.Begitupun dengan Beni, ia menatap mata mantan mertuanya penuh selidik. Entah, lelaki itu merasa ada makna tersirat dari kalimat yang diucapkan oleh Asih.Tak langsung menjawab, Asih justru menangis semakin kencang hingga membuat Abizar yang sebelumnya tak peduli dengan tamu kedua orang tuanya pun ikut menghampiri."Ma, Pa, ada apa?" tanya Abizar setengah berlari, ia takut ada orang kesurupan di rumahnya mengingat sang ibu pernah diganggu makhluk halus."Ssst, gak ada apa-apa," jawab Beni dengan meletakkan jari telunjuk di bibirnya.Namun, bukannya pergi, Abizar justru tertarik ingin mendengar obrolan mereka. Sehingga, lelaki kelas tiga sekolah menengah atas itu duduk di kursi lainnya yang kosong.Asih yang tengah menangis tak memedulikan kehadiran putra Beni, ia tak lagi malu untuk mengemis maaf."Be

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Akibat Keserakahan

    Alarm berbunyi di pukul empat pagi. Sehingga, membuat Citra dan suaminya terperanjat. Boy yang masih merasa lelah itupun meraih ponsel di atas meja, kemudian ia mematikan alarmnya. Namun, bukannya bangkit, lelaki itu justru merebahkan lagi kepalanya ke atas bantal."Kok tidur lagi?"Citra yang juga terbangun karena mendengar alarm lantas menoleh ke arah suaminya. Tubuh keduanya masih polos dan hanya ditutupi oleh selimut saja."Masih ngantuk," jawab Boy dengan suara parau. Matanya seakan-akan sulit terbuka karena rasa lelahnya."Ish, bangun yuk, sebentar lagi kan subuh," ajak Citra.Wanita yang baru saja melepas kegadisannya itu bangkit kemudian duduk di samping Boy, ia menutup dadanya dengan selimut yang dikenakan."Hufft, ayo."Meskipun masih terasa lelah karena pertarungan semalam, tetapi Boy masih selalu ingat dengan kewajibannya. Kendatipun mengantuk dan kerap dihantui rasa malas, tetapi ia selalu bangun untuk bersih-bersih sebelum subuh.Lelaki itu lantas ikut bangkit lalu menci

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Istri Seutuhnya

    "Kamu siap, gak?" tanya Boy.Lelaki itu berbisik di daun telinga sang istri dengan suara lembut dan berat. Sementara Citra hanya mengangguk dengan wajah tersipu."Tapi kita harus berdoa dulu," ujar Citra.Ia hampir tak berani melihat mata suaminya sebab malu, takut dan gelisah terus menghantuinya. Namun, tak dipungkiri ia pun sangat menginginkan malam ini."Iya, aku tahu, yuk kita berdoa dulu," jawab Boy.Keduanya saling melempar senyum, kemudian melafalkan doa sebelum berhubungan. Keduanya berharap semoga setelah malam ini akan lahir keturunan yang sholeh dan sholehah.Namun, setelah berdoa keduanya justru merasa kaku dan malu. Citra bingung begitupun Boy, sehingga lelaki dengan janggut tipis itu menggaruk-garuk kepala sebab salah tingkah yang membuat keduanya tertawa.Tak ingin gagal, Boy yang sangat senang dengan bibir istrinya lantas kembali melabuhkannya di sana. Pun Citra, ia sudah merasa terbiasa sehingga tak lagi malu seperti saat pertama menikah.Lama Boy memainkan bibirnya d

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kondisi Tiara Memburuk

    "Aku sakit karena membaca surat kamu sama Maira," jawab Citra, bukannya sedih, gadis itu justru tertawa mengingat kekonyolannya. Namun, tidak bagi Boy, ia justru semakin merasa bersalah dan menyadari betapa besar cinta sang istri padanya."Iya kah?" tanya Boy."Iya, kamu tahu gak, kamu adalah orang pertama yang aku cintai."Citra melanjutkan perjalanan, sementara Boy terus menatapnya dengan perasaan kagum juga bahagia."Aku berasa terbang karena dicintai begitu dalam," jawab Boy sembari tertawa. Lelaki itupun meraih kembali jemari Citra dan menuntunnya keluar dari area makam.Setelah sampai di parkiran, Boy meraih helm dan membantu Citra mengenakannya."Aku juga bisa pakai sendiri," tolak Citra, tetapi tak dipungkiri hatinya meleleh dengan perlakuan Boy yang begitu manis."Gak apa-apa, kamu cantik kalau pakai helm," puji Boy sembari menepuk-nepuk benda penutup kepala itu lembut."Ya sudah, sekarang kita cari masjid dulu yuk, habis itu kita makan, aku laper," ajak Citra."Ayok," balas

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Buah Ketulusan

    "Kak Farel, ada Oma sama Opa."Maira berbisik di telinga suaminya. Ia malu sebab ketahuan bermesraan di dapur. Sehingga, keduanya yang tengah berhadapan dengan jarak yang sangat dekat itu lantas menjauh."Gak usah malu, justru kita senang ya, Mas," ujar Indira pada suaminya.kedua pasangan berusia lanjut itu saling melempar senyum. Indira tanpa ragu menggandeng lengan suaminya di hadapan pengantin baru itu."Iya, gak apa-apa, jangan kalah sama kita yang udah tua," sahut Adi sembari tertawa kemudian berlalu meninggalkan Maira dan suaminya di sana.Saat langkah Adi menjauh, Farel masih tersenyum lebar. Ia sangat bahagia karena melihat keromantisan nenek dan kakek Maira meski sudah berusia lanjut."Oma sama Opa romantis banget, ya. Pasti dulu mereka saling mencintai," puji Farel saat kedua orang yang merawat istrinya pergi."Enggak, justru di masa lalu mereka pernah bercerai. Bahkan, kehadiran Mama pun belum bisa membuat Oma mencintai suaminya," balas Maira."Yang benar?"Farel terkejut,

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Menikmati Momen Indah

    Di rumah Indira, Maira tengah memasak untuk sarapan. Sementara nenek dan kakeknya tengah berjalan-jalan pagi. Mereka sadar sudah tak muda lagi dan harus memerhatikan kesehatan agar tak menjadi pesakitan."Masak apa?"Farel yang baru saja keluar kamar itu menghampiri sang istri, ia memeluk Maira dari belakang sehingga membuat istrinya sedikit terkejut."Eh, aku masak nasi goreng buat sarapan," jawab Maira.Wanita itu membiarkan tangan suaminya melingkar di pinggang. Sehingga, Maira bisa merasakan kehangatan di punggungnya yang menempel dengan dada Farel."Baunya enak," puji Farel.Melihat rambut Maira yang diikat ke belakang dan menampilkan leher jenjang membuat kecantikan wanita itu kian paripurna. Sehingga, membuat Farel semakin senang bermanja-manja dengannya."Oh ya, hari ini mau temani aku ke kantor, enggak?" tanya Maira.Saat libur kuliah, ia memang sering menghabiskan waktu untuk mengurus perusahaan Mega. Maira yang memang mengambil jurusan manajemen dan administrasi bisnis itu

DMCA.com Protection Status