Kebenciannya terhadap Nathan kini telah mencapai puncak.Bajingan sialan ini telah sepenuhnya menghancurkan rencananya. Menyebalkan sekali!Tiba-tiba!Terdengar suara keras. Gelas di tangan Kelvin terjatuh ke bawah."Bu Regina, ini salah saya. Tolong beri saya kesempatan lagi. Saya benar-benar menyesal!"Bersamaan dengan pecahnya gelas itu, Kelvin juga berlutut dan memohon pengampunan pada Regina.Para eksekutif tercengang. Setelah beberapa saat, mereka baru bereaksi kembali."Kelvin, ternyata kamulah pelakunya?""Yang benar saja? Padahal, kami begitu percaya padamu tadi. Kamu benar-benar hebat!""Kelvin, kamu sudah terobsesi. Bisa-bisanya kamu meracuni CEO kita. Mati saja kamu!"Kelvin berlutut dan bersujud berulang kali. "Bu Regina, ini semua bukanlah kehendakku. Ada ... ada orang yang memaksaku melakukannya."Semua orang kembali dikejutkan!"Siapa yang memaksamu?" tanya Nathan dengan dingin.Kelvin mengangkat pandangannya, lalu melirik sekilas Liam, tetapi masih tidak menjawab.Waja
Regina meminta yang lainnya bubar dan hanya menyisakan Nathan serta Tiara di ruang rapat itu."Regina, apa dari awal kamu sudah tahu kalau pelakunya Pak Kelvin?"Begitu semua orang keluar, Tiara sudah tidak sabar untuk menanyakan pertanyaan terbesar dalam hatinya.Regina memutar bola matanya dan berkata, "Kalau dari awal sudah tahu, pasti sudah menangkapnya. Mengapa harus membuat begitu banyak pergerakan?"Tiara tertegun dan bertanya, "Jadi, kamu nggak tahu siapa pelakunya? Lalu, mengapa kamu bilang kamu tahu?"Regina tersenyum dan berkata, "Tentu saja aku nggak tahu. Itu sebabnya, Dokter Nathan mengajari taktik ini padaku.""Aku hanya perlu bilang gelas air milik pelaku sudah ditaruh racun dan yang meminumnya akan mati. Tak disangka, Kelvin benar-benar putus asa."Tiara tertegun dan menatap Nathan. "Nathan, kamu berbahaya sekali."Siapa bocah ini sebenarnya? Dia bahkan bisa memikirkan trik licik seperti itu.Namun, taktik ini cukup berguna. Pelaku bahkan tidak punya tempat untuk berse
Akhirnya dia mengerti apa maksud dari dua jurus yang disebut Nathan barusan. Yang pertama, memancing musuh masuk dalam perangkap. Yang kedua, memaksa pelakunya memunculkan dirinya dan membuatnya putus asa."Kelvin, si pria malang ini, baru mengaku hanya karena dia sudah tersudut.Namun, Liam bisa memahami hal ini. Lagipula, siapa yang berani meminumnya? Dia bahkan bertekad untuk tidak meminumnya tadi!Hanya saja, Nathan bahkan lebih jahat dan licik dari bayangannya.Siapa sangka, ternyata semua air itu tidak beracun sama sekali. Lagi pula, Regina juga tidak mungkin mengetahui siapa pelakunya.Mereka hanya memainkan trik untuk memaksa Kelvin mengakui semua perbuatannya.Keji sekali!Memikirkan hal ini, Liam yang baru saja meredakan emosinya, mengepalkan tinjunya lagi. Wajahnya juga berubah drastis.Dia benar-benar merasakan penghinaan yang besar.Gigolo yang mengandalkan hidup pada perempuan ini beraninya mempermainkan dirinya, yang mana notabene tuan muda dari Grup Suteja.Bagaimana di
Dilihat dari sudut mana pun, Tamara sangat puas terhadap Edward. Dia berkata sambil tersenyum, "Menantuku, silakan duduk. Kamu adalah tokoh utama dalam jamuan keluarga malam ini."Edward tampak begitu sopan terhadap orang-orang Keluarga Sebastian.Hal itu sontak membuat seluruh Keluarga Sebastian kegirangan. Semuanya beranggapan bahwa menantu laki-lakinya ini sangat sempurna dan tanpa cela."Melihat Edward begitu diterima keluarga kami, apa hatimu merasa nggak nyaman?"Entah sejak kapan, Emilia sudah berjalan mendekati Nathan dan menanyakan hal itu.Nathan tersenyum dan berkata, "Selamat, ya. Kamu sudah menemukan pria yang hebat. Kamu selalu berharap bisa menikah dengan keluarga kaya selama ini. Sekarang impianmu sudah terwujud."Ekspresi Emilia tampak rumit. Dia menghela napas. "Nathan, sebenarnya aku tahu kamu bukanlah orang yang jahat. Kamu punya kepribadian yang baik.""Melihat orang yang berbudi luhur seperti itu, seharusnya kamu menirunya. Aku mengatakan ini semua bukanlah untuk
Memang benar. Dari penampilannya, anggur yang dibawa Nathan kelihatannya tidak begitu bagus.Anggur yang bagus membutuhkan kemasan yang baik, tetapi anggur yang dia bawa itu bahkan dikemas dalam kendi tanah liat. Sudah pasti orang-orang kurang tertarik melihatnya.Tamara langsung memarahinya. "Nathan, dasar bodoh. Asal kamu tahu saja, bisa membiarkanmu datang makan malam di sini juga termasuk aku sudah memberimu muka.""Tapi mengingat status Tuan Besar kami yang mulia, beliau nggak akan minum anggur pemberianmu. Sebaiknya kamu enyah dari sini secepatnya. Jangan mempermalukan Keluarga Sebastian kami."Nathan masih tenang. "Aku katakan sekali lagi, anggur ini merupakan anggur yang sangat berharga. Aku sudah memberikan pada Kakek sebelumnya. Apalagi, anggur ini punya khasiat yang sangat baik untuk kesehatannya."Ken mendengus dingin, lalu menyeringai. "Anggur yang sangat berharga? Nathan, kamu memang jago membual.""Sepertinya pemahamanmu tentang anggur masih kurang. Kalau begitu, biarlah
Saat ini, Nathan pun berkata dengan nada datar, "Anggur yang kubawa bukanlah anggur lokal. Ini juga bukan anggur yang bisa diseduh oleh kilang anggur."Tamara tampak emosi dan berkata, "Nathan, apa kamu akan mati kalau nggak membual? Anggur yang kamu bawa bukan anggur lokal? Jadi, maksudmu itu Anggur Abadi?""Benar. Ini memang Anggur Abadi!" jawab Nathan.Semua anggota Keluarga Sebastian tercengang, kemudian tertawa terbahak-bahak.Konyol! Konyol sekali!Dia bahkan berani bilang itu Anggur Abadi? Pecundang ini sungguh tidak tahu malu.Edward memperlihatkan senyum penuh arti di wajahnya. Sungguh suatu penghinaan bagi tuan muda sepertinya, jika dibandingkan dengan pecundang seperti itu.Tuan Besar Arga menghiburnya. "Nathan, meski anggurmu kualitasnya rendah, kita juga nggak perlu bersaing dengan orang lain.""Sama halnya dengan kata bijak ini, jangan kejar kupu-kupu, perbaiki kebun maka kupu-kupu akan datang dengan sendirinya!"Nathan mengangguk dan berkata, "Kakek benar. Aku akan mengi
"Maaf, Nathan. Aku nggak bisa menikah denganmu!"Grup Sebastian, di dalam ruangan CEO.Emilia Sebastian, CEO Grup Sebastian, yang mengenakan gaun renda hitam itu memperlihatkan ekspresi dingin. Nada bicaranya juga terkesan acuh tak acuh.Di depannya duduk seorang pria tampan dengan pakaian sederhana."Emilia, apa maksudmu? Bukankah kita sudah sepakat?"Ekspresi wajah Nathan tercengang.Padahal mereka sudah berjanji sebelumnya. Di hari Grup Sebastian terdaftar sebagai perusahaan tercatat, mereka akan mengakhiri masa pacaran tiga tahun mereka dan resmi memasuki jenjang pernikahan."Apa pun yang terjadi, kita juga pernah bersama, jadi aku akan berterus terang."Emilia merapikan rambutnya yang menjuntai keluar di telinganya. Lehernya terlihat begitu indah dan wajahnya juga sangat cantik. Setiap gerakannya memancarkan keanggunan seorang wanita cantik."Nathan, apa kamu nggak merasa kesenjangan di antara kita terlalu besar sekarang?""Ibaratnya langit dan bumi. Kalau kita terus memaksakan di
Di dalam lift.Klep!Nathan membuka kotak cincin berlian yang tidak terlalu mencolok itu.Cahaya berlian merah muda yang cemerlang tiba-tiba memancar keluar.Ini adalah cincin berlian mewah yang baru saja dibelinya dengan harga 100 miliar. Dulunya cincin ini dikenal sebagai Raja Berlian oleh semua orang di Beluno, apalagi itu juga cincin satu-satunya.Nathan tidak tahu ada berapa banyak uang di dalam kartu bank itu.Dia hanya tahu bahwa uang di dalamnya cukup untuk membeli sepuluh Grup Sebastian.Namun, beberapa menit yang lalu, Emilia dan ibunya sama sekali tidak berniat untuk melihatnya. Tamara bahkan menganggapnya sebagai sampah.Pintu lift terbuka dan Nathan berjalan keluar."Eh, bukankah ini Tuan Nathan? Kenapa wajahmu begitu pucat?"Sebuah nada mengejek terdengar di saat ini.Nathan memandang ke depan dengan ekspresi tenang. Sepertinya jalannya diblokir oleh pria yang mengenakan jas dengan rambut disisir ke belakang dan memegang buket mawar biru.Daniel Liman, putra konglomerat t
Saat ini, Nathan pun berkata dengan nada datar, "Anggur yang kubawa bukanlah anggur lokal. Ini juga bukan anggur yang bisa diseduh oleh kilang anggur."Tamara tampak emosi dan berkata, "Nathan, apa kamu akan mati kalau nggak membual? Anggur yang kamu bawa bukan anggur lokal? Jadi, maksudmu itu Anggur Abadi?""Benar. Ini memang Anggur Abadi!" jawab Nathan.Semua anggota Keluarga Sebastian tercengang, kemudian tertawa terbahak-bahak.Konyol! Konyol sekali!Dia bahkan berani bilang itu Anggur Abadi? Pecundang ini sungguh tidak tahu malu.Edward memperlihatkan senyum penuh arti di wajahnya. Sungguh suatu penghinaan bagi tuan muda sepertinya, jika dibandingkan dengan pecundang seperti itu.Tuan Besar Arga menghiburnya. "Nathan, meski anggurmu kualitasnya rendah, kita juga nggak perlu bersaing dengan orang lain.""Sama halnya dengan kata bijak ini, jangan kejar kupu-kupu, perbaiki kebun maka kupu-kupu akan datang dengan sendirinya!"Nathan mengangguk dan berkata, "Kakek benar. Aku akan mengi
Memang benar. Dari penampilannya, anggur yang dibawa Nathan kelihatannya tidak begitu bagus.Anggur yang bagus membutuhkan kemasan yang baik, tetapi anggur yang dia bawa itu bahkan dikemas dalam kendi tanah liat. Sudah pasti orang-orang kurang tertarik melihatnya.Tamara langsung memarahinya. "Nathan, dasar bodoh. Asal kamu tahu saja, bisa membiarkanmu datang makan malam di sini juga termasuk aku sudah memberimu muka.""Tapi mengingat status Tuan Besar kami yang mulia, beliau nggak akan minum anggur pemberianmu. Sebaiknya kamu enyah dari sini secepatnya. Jangan mempermalukan Keluarga Sebastian kami."Nathan masih tenang. "Aku katakan sekali lagi, anggur ini merupakan anggur yang sangat berharga. Aku sudah memberikan pada Kakek sebelumnya. Apalagi, anggur ini punya khasiat yang sangat baik untuk kesehatannya."Ken mendengus dingin, lalu menyeringai. "Anggur yang sangat berharga? Nathan, kamu memang jago membual.""Sepertinya pemahamanmu tentang anggur masih kurang. Kalau begitu, biarlah
Dilihat dari sudut mana pun, Tamara sangat puas terhadap Edward. Dia berkata sambil tersenyum, "Menantuku, silakan duduk. Kamu adalah tokoh utama dalam jamuan keluarga malam ini."Edward tampak begitu sopan terhadap orang-orang Keluarga Sebastian.Hal itu sontak membuat seluruh Keluarga Sebastian kegirangan. Semuanya beranggapan bahwa menantu laki-lakinya ini sangat sempurna dan tanpa cela."Melihat Edward begitu diterima keluarga kami, apa hatimu merasa nggak nyaman?"Entah sejak kapan, Emilia sudah berjalan mendekati Nathan dan menanyakan hal itu.Nathan tersenyum dan berkata, "Selamat, ya. Kamu sudah menemukan pria yang hebat. Kamu selalu berharap bisa menikah dengan keluarga kaya selama ini. Sekarang impianmu sudah terwujud."Ekspresi Emilia tampak rumit. Dia menghela napas. "Nathan, sebenarnya aku tahu kamu bukanlah orang yang jahat. Kamu punya kepribadian yang baik.""Melihat orang yang berbudi luhur seperti itu, seharusnya kamu menirunya. Aku mengatakan ini semua bukanlah untuk
Akhirnya dia mengerti apa maksud dari dua jurus yang disebut Nathan barusan. Yang pertama, memancing musuh masuk dalam perangkap. Yang kedua, memaksa pelakunya memunculkan dirinya dan membuatnya putus asa."Kelvin, si pria malang ini, baru mengaku hanya karena dia sudah tersudut.Namun, Liam bisa memahami hal ini. Lagipula, siapa yang berani meminumnya? Dia bahkan bertekad untuk tidak meminumnya tadi!Hanya saja, Nathan bahkan lebih jahat dan licik dari bayangannya.Siapa sangka, ternyata semua air itu tidak beracun sama sekali. Lagi pula, Regina juga tidak mungkin mengetahui siapa pelakunya.Mereka hanya memainkan trik untuk memaksa Kelvin mengakui semua perbuatannya.Keji sekali!Memikirkan hal ini, Liam yang baru saja meredakan emosinya, mengepalkan tinjunya lagi. Wajahnya juga berubah drastis.Dia benar-benar merasakan penghinaan yang besar.Gigolo yang mengandalkan hidup pada perempuan ini beraninya mempermainkan dirinya, yang mana notabene tuan muda dari Grup Suteja.Bagaimana di
Regina meminta yang lainnya bubar dan hanya menyisakan Nathan serta Tiara di ruang rapat itu."Regina, apa dari awal kamu sudah tahu kalau pelakunya Pak Kelvin?"Begitu semua orang keluar, Tiara sudah tidak sabar untuk menanyakan pertanyaan terbesar dalam hatinya.Regina memutar bola matanya dan berkata, "Kalau dari awal sudah tahu, pasti sudah menangkapnya. Mengapa harus membuat begitu banyak pergerakan?"Tiara tertegun dan bertanya, "Jadi, kamu nggak tahu siapa pelakunya? Lalu, mengapa kamu bilang kamu tahu?"Regina tersenyum dan berkata, "Tentu saja aku nggak tahu. Itu sebabnya, Dokter Nathan mengajari taktik ini padaku.""Aku hanya perlu bilang gelas air milik pelaku sudah ditaruh racun dan yang meminumnya akan mati. Tak disangka, Kelvin benar-benar putus asa."Tiara tertegun dan menatap Nathan. "Nathan, kamu berbahaya sekali."Siapa bocah ini sebenarnya? Dia bahkan bisa memikirkan trik licik seperti itu.Namun, taktik ini cukup berguna. Pelaku bahkan tidak punya tempat untuk berse
Kebenciannya terhadap Nathan kini telah mencapai puncak.Bajingan sialan ini telah sepenuhnya menghancurkan rencananya. Menyebalkan sekali!Tiba-tiba!Terdengar suara keras. Gelas di tangan Kelvin terjatuh ke bawah."Bu Regina, ini salah saya. Tolong beri saya kesempatan lagi. Saya benar-benar menyesal!"Bersamaan dengan pecahnya gelas itu, Kelvin juga berlutut dan memohon pengampunan pada Regina.Para eksekutif tercengang. Setelah beberapa saat, mereka baru bereaksi kembali."Kelvin, ternyata kamulah pelakunya?""Yang benar saja? Padahal, kami begitu percaya padamu tadi. Kamu benar-benar hebat!""Kelvin, kamu sudah terobsesi. Bisa-bisanya kamu meracuni CEO kita. Mati saja kamu!"Kelvin berlutut dan bersujud berulang kali. "Bu Regina, ini semua bukanlah kehendakku. Ada ... ada orang yang memaksaku melakukannya."Semua orang kembali dikejutkan!"Siapa yang memaksamu?" tanya Nathan dengan dingin.Kelvin mengangkat pandangannya, lalu melirik sekilas Liam, tetapi masih tidak menjawab.Waja
Kelvin mengulurkan tangannya, lalu bergerak menuju gelas berisi air di depanya dengan gemetar.Tepat di saat menyentuh gelas, tangannya kembali ditarik, seakan-akan terbakar oleh api.Nathan menatap pria itu sambil tersenyum penuh arti.Kalau dia tidak salah, manajer umum inilah yang berteriak paling keras dan paling intens saat menyatakan kesetiaannya barusan.Namun, saat ini dia begitu ragu dan enggan mengambil tindakan!Seorang eksekutif mendesaknya. "Kelvin, mengapa kamu begitu ragu?""Semua orang sudah minum. Yang tersisa hanya kamu."Eksekutif lainnya juga mengerutkan kening dan berkata, "Semua orang baik-baik saja. Kamu pengecut. Ambil saja gelas itu dan teguk habis. Tunjukkan pada semua kalau kamu seorang pria sejati!"Saat mendengar itu, tubuh Kelvin bertambah gemetar.Dilihat dari penampilannya, pria besar dan kuat itu sudah hampir menangis.Selanjutnya, Nathan tersenyum dan berkata, "Pak Liam, sepertinya kamu belum menghabiskan airmu?"Liam mendengus dingin. "Aku wakil CEO G
Namun, Nathan jelas menyadari bahwa Liam telah terlihat lega.Saat ini, tatapan keduanya tiba-tiba bertemu.Nathan langsung menunjukkan senyum penuh arti pada Liam.Sebaliknya, tatapan mata Liam begitu tampak mencemooh dan juga dingin.Meski bajingan kecil ini tahu rahasianya, dia masih belum tahu identitas pelaku sesungguhnya yang meracuni Regina.Asalkan orang yang meracuni itu tidak terbongkar, Liam tentunya tidak perlu khawatir.Sekalipun Regina mencurigainya, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Percuma saja jika mereka tidak menemukan bukti nyata.Saat ini, Regina tiba-tiba berkata, "Aku rasa kalian semua pasti sudah haus. Kami sudah menyiapkan air. Kalian bisa meminumnya."Liam mengerutkan kening dan berkata, "Regina, yang lebih penting sekarang adalah menangkap pelakunya dulu. Mana sempat khawatir masalah haus atau nggak lagi."Manajer Umum, Kelvin, juga ikut menimpali. "Yang dikatakan Pak Liam benar. Kalau kita nggak menemukan pelaku yang ingin mencelakai CEO hari ini, sekalip
Grup Suteja, dalam ruang rapat.Selaku CEO Grup Suteja, Regina sedang mengadakan rapat manajemen.Setelah semua eksekutif masuk, Nathan berjalan mendekat dan mengunci pintu ruang rapat.Tindakan ini membuat para eksekutif tidak begitu senang."Bu Regina, apa maksud semua ini?""Bukan hanya tiba-tiba mengadakan rapat darurat, tapi sekarang juga mengunci pintu. Apa yang ingin kamu lakukan?""Bocah yang mengunci pintu, aku perintahkan kamu untuk membuka pintunya sekarang juga."Nathan berjalan ke samping Regina dan mengabaikan perintah barusan.Ekspresi salah satu eksekutif berubah jelek. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi setelah dilirik tajam oleh Liam, dia terpaksa duduk kembali dengan patuh.Di kursi utama.Regina menatap semua eksekutif dan berkata dengan dingin, "Aku tiba-tiba memanggil semua orang ke sini karena ada masalah darurat.""Terus terang saja, sudah lama ada orang yang mencoba meracuniku. Aku baru saja menemukan siapa pelakunya."Begitu kata-kata ini dilontarkan, ekspre