"Tuan Edward telah menyelamatkan nyawamu, bukankah seharusnya kamu berterima kasih padanya?""Aku tahu. Bocah ini mungkin nggak senang. Apalagi, melihat Tuan Edward mendapat begitu banyak perhatian, dia cemburu dan iri!"Seketika, orang-orang di sekitar memandang Nathan dengan jijik.Bahkan, ada beberapa yang ingin memamerkan kehebatan di depan Edward dengan menyingkirkan Nathan.Emilia mengerutkan kening dan berkata, "Berkat Edward, masalah kita dengan Kak Arjun juga terselesaikan. Nathan, apa pun yang terjadi, Edward telah membantu kita. Apa begitu sulit bagimu mengucapkan terima kasih?"Tanpa menunggu Nathan berbicara, Edward telah melambaikan tangannya, seakan-akan tampak khawatir."Emilia, kenapa memaksanya? Kamu juga tahu, berbuat kebaikan dengan harapan mendapatkan imbalan bukanlah gayaku!"Dia menatap Nathan dan berkata sambil tersenyum, "Saudara Nathan, 'kan? Aku pernah dengar Emilia menyebutmu sebelumnya. Kamulah yang menjaga Emilia selama tiga tahun terakhir ini, jadi aku ma
Edward menatap Nathan sejenak, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, "Maaf, kalau perkataanku tadi menyakiti harga dirimu, aku minta maaf.""Aku hanya merasa, gadis seperti Tiara yang berasal dari keluarga besar seharusnya punya pria sejati di sisinya. Dengan begitu, bukankah lebih sesuai dengan status Tiara?"Edward tidak menghinanya secara langsung ataupun menyerangnya, tetapi baik itu kata-kata maupun tingkah lakunya mengungkapkan rasa superioritas dan keunggulannya sebagai orang yang lahir dalam keluarga besar. Selain itu, juga ketidakpedulian dan pengabaiannya terhadap Nathan.Nathan tersenyum dan berkata, "Tuan Edward memang hebat. Bahkan, aku mulai mengagumimu.""Aku dengar Tuan Edward akan mentraktir semua pengeluaran tamu di Klub Balavan hari ini?"Edward tercengang. Dia tidak menyangka Nathan akan menanyakan pertanyaan itu. Dia segera mengangguk. "Benar, jarang-jarang Tuan Nathan datang ke sini. Kamu bisa minum apa pun yang kamu inginkan, bermain dan bers
Nathan maju ke depan dan mengangkatnya. "Sudah kubilang, kamu akan mengompol, tapi kamu masih nggak percaya!"Rendra meraung dan mendorong lututnya ke depan untuk menghantam dada Nathan.Dengan suara teredam, Nathan tidak bergerak sama sekali. Bahkan, dia masih sempat memperlihatkan senyum menawan.Rendra terkejut. Pukulan barusan sudah cukup untuk mematahkan tulang dada orang biasa.Namun, bocah ini masih bisa tertawa!Plak, plak, plak!Nathan mencengkeram kepala Rendra, lalu menahannya di atas meja sambil menyeretnya dengan kasar.Piring-piring, gelas anggur, dan botol yang dia lewati semuanya langsung pecah hingga berkeping-keping.Kepala Rendra berlumuran darah. Dia meraung. "Aku akan menghabisi seluruh keluargamu!"Gerakannya secepat kilat. Dia mengeluarkan sebuah pisau dan berniat menusukkannya ke pinggang Nathan."Kak Rendra memang hebat dan berkemampuan tinggi!"Nathan tersenyum dan memujinya, lalu menyambar pisau Rendra dengan kecepatan yang menakjubkan.Jleb!Pisau itu berbal
Malam harinya.Di sebuah rumah sakit swasta di Beluno.Arjun, penguasa Gluton, bergegas masuk bersama ratusan anak buahnya yang berpakaian hitam.Baik staf rumah sakit maupun orang-orang yang lewat di rumah sakit tampak panik. Mereka mulai bertanya-tanya, entah siapa lagi yang akan direnggut nyawanya oleh penjahat keji di Gluton ini.Bahkan, Arjun yang biasanya memiliki wajah tersenyum pun tidak lagi memperlihatkan senyuman.Pintu bangsal terbuka. Ada seorang dokter yang keluarArjun mematikan rokoknya dan bertanya dengan datar, "Bagaimana kondisi Rendra?"Dokter itu tampak serius dan menggelengkan kepalanya. "Kondisi pasien nggak terlalu baik!""Kondisinya nggak terlalu baik? Jelaskan yang benar padaku!""Uh .... Tuan Rendra sudah cacat!"Selesai berbicara, dokter menatap Arjun dengan hati-hati.Namun yang mengejutkannya, wajah penguasa Gluton ini tidak menunjukkan kemarahan ataupun niat membunuh."Kak Arjun, kita harus balas dendam untuk Kak Rendra!""Beraninya dia menyentuh orang-o
Bima tersenyum dan berkata, "Arjun, begini saja. Aku akan memberimu dua pilihan!"Mendengar itu, mata Arjun langsung berbinar. "Tuan Bima, katakanlah!"Bisa membuat orang terkaya di Beluno memberinya persyaratan, seharusnya dia juga tidak akan rugi.Meski dia kehilangan seorang anak buah yang kuat, siapa tahu dia bisa mendapatkan sesuatu yang lebih berharga.Bima berkata dengan nada datar, "Pertama, membiarkan masalah ini berlalu dan menganggapnya nggak pernah terjadi."Tanpa perlu berpikir panjang, Arjun langsung menolaknya. "Nggak mungkin. Aku pilih yang kedua!"Bima tertawa dan berkata, "Yang kedua adalah wilayah Gluton kalian akan dikeluarkan dari empat penguasa bawah tanah di Beluno dan seterusnya hanya akan menyisakan tiga saja.""Selain itu, aku juga akan menggantung kepalamu di bawah tembok tertinggi Gluton agar semua kekuatan utama di dunia bawah bisa menyaksikannya!"Senyuman di wajah Arjun tiba-tiba membeku. Dia terpana menatap lelaki tua di depannya."Tuan Bima, saya nggak
Setelah diperiksa, Nathan memastikan bahwa racun yang dalam tubuh Clarisa sama dengan racun yang menginfeksi Elin terakhir kali.Metode yang digunakan oleh lawan sangatlah canggih. Orang-orang biasa memang sulit untuk menyadarinya.Regina bertanya dengan gugup, "Dokter Nathan, apa kamu bisa mengeluarkan racun itu?"Nathan mengangguk sambil berkata, "Bukan masalah besar."Nathan mengeluarkan jarum perak yang dibawanya dan bersiap untuk melakukan detoksifikasi."Tunggu sebentar!"Diiringi teriakan dingin, sekelompok orang pun masuk ke dalam.Regina menoleh dan mengerutkan kening. "Liam, apa yang ingin kamu lakukan?Pria yang memimpin itu mengenakan jas, tampak seperti seorang pria terhormat.Liam Suteja, kakak sepupunya Regina, dan juga salah satu dari Empat Tuan Muda Beluno."Regina, Clarisa diracuni. Jelas ada orang yang mengincar Keluarga Suteja kita. Apa kamu masih nggak sadar?" seru Liam dengan dingin.Regina memasang ekspresi dingin. "Lalu?""Lalu? Tentu saja suruh gigolo yang kamu
Liam langsung berkata dengan kagum, "Tiara, kamu memang keturunannya dokter genius dari Keluarga Wijaya. Kemampuan medismu benar-benar membuatku kagum!"Mendengar pujian itu, Tiara juga tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya. Dia melirik Nathan."Bagaimana, Nathan? Metode detoksifikasi dan obat yang kugunakan barusan bukanlah level yang bisa kamu capai, 'kan?""Haha. Bisa dikatakan, kamu sudah menyaksikan seluruh proses detoksifikasi. Kamu bisa mencatatnya dan mempelajarinya nanti. Aku yakin kelak pasti akan membantu meningkatkan keterampilan medismu!"Nada bicara Tiara seakan-akan sedang mengajari anak buahnya bekerja.Nathan hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum tanpa mengatakan apa pun.Tiara mengangkat alisnya. "Sepertinya kamu nggak begitu puas?"Nathan berkata, "Tentu saja aku puas. Bagaimanapun, teknik pengobatanmu begitu cepat. Sayangnya, efeknya sama sekali nggak berguna. Keterampilan medis seperti itu jarang ditemukan. Mana mungkin aku berani nggak puas?"Wajah Tiara t
Kali ini, Nathan tidak menggubrisnya lagi dan fokus menyelamatkan orang.Dia mengeluarkan satu per satu jarum perak di tangannya dan mulai menusuk beberapa titik akupunktur utama Clarisa.Di saat bersamaan, Nathan menekan titik akupunktur dengan satu tangan untuk menghentikan penyebaran racun dalam tubuh Clarisa.Teknik misterius dan terampil itu membuat Tiara seketika tercengang."Kamu ... kamu bisa menggunakan teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian?"Nathan berkata dengan nada tidak puas, "Bukankah teknik ini yang bisa dilakukan oleh siapa saja?"Emosi Tiara mulai mendidih. Dia bahkan hampir muntah darah.Bisa dilakukan oleh siapa saja?Bagaimana pria ini bisa berkata seperti itu?Kakeknya yang sudah menghabiskan seumur hidupnya menjadi dokter kini telah berusia lebih dari delapan puluh tahun, tetapi beliau baru mulai mempelajari dasar-dasar teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian.Sebaliknya, teknik Nathan sudah begitu dalam dan hebat.Andai kake
Saat ini, Nathan pun berkata dengan nada datar, "Anggur yang kubawa bukanlah anggur lokal. Ini juga bukan anggur yang bisa diseduh oleh kilang anggur."Tamara tampak emosi dan berkata, "Nathan, apa kamu akan mati kalau nggak membual? Anggur yang kamu bawa bukan anggur lokal? Jadi, maksudmu itu Anggur Abadi?""Benar. Ini memang Anggur Abadi!" jawab Nathan.Semua anggota Keluarga Sebastian tercengang, kemudian tertawa terbahak-bahak.Konyol! Konyol sekali!Dia bahkan berani bilang itu Anggur Abadi? Pecundang ini sungguh tidak tahu malu.Edward memperlihatkan senyum penuh arti di wajahnya. Sungguh suatu penghinaan bagi tuan muda sepertinya, jika dibandingkan dengan pecundang seperti itu.Tuan Besar Arga menghiburnya. "Nathan, meski anggurmu kualitasnya rendah, kita juga nggak perlu bersaing dengan orang lain.""Sama halnya dengan kata bijak ini, jangan kejar kupu-kupu, perbaiki kebun maka kupu-kupu akan datang dengan sendirinya!"Nathan mengangguk dan berkata, "Kakek benar. Aku akan mengi
Memang benar. Dari penampilannya, anggur yang dibawa Nathan kelihatannya tidak begitu bagus.Anggur yang bagus membutuhkan kemasan yang baik, tetapi anggur yang dia bawa itu bahkan dikemas dalam kendi tanah liat. Sudah pasti orang-orang kurang tertarik melihatnya.Tamara langsung memarahinya. "Nathan, dasar bodoh. Asal kamu tahu saja, bisa membiarkanmu datang makan malam di sini juga termasuk aku sudah memberimu muka.""Tapi mengingat status Tuan Besar kami yang mulia, beliau nggak akan minum anggur pemberianmu. Sebaiknya kamu enyah dari sini secepatnya. Jangan mempermalukan Keluarga Sebastian kami."Nathan masih tenang. "Aku katakan sekali lagi, anggur ini merupakan anggur yang sangat berharga. Aku sudah memberikan pada Kakek sebelumnya. Apalagi, anggur ini punya khasiat yang sangat baik untuk kesehatannya."Ken mendengus dingin, lalu menyeringai. "Anggur yang sangat berharga? Nathan, kamu memang jago membual.""Sepertinya pemahamanmu tentang anggur masih kurang. Kalau begitu, biarlah
Dilihat dari sudut mana pun, Tamara sangat puas terhadap Edward. Dia berkata sambil tersenyum, "Menantuku, silakan duduk. Kamu adalah tokoh utama dalam jamuan keluarga malam ini."Edward tampak begitu sopan terhadap orang-orang Keluarga Sebastian.Hal itu sontak membuat seluruh Keluarga Sebastian kegirangan. Semuanya beranggapan bahwa menantu laki-lakinya ini sangat sempurna dan tanpa cela."Melihat Edward begitu diterima keluarga kami, apa hatimu merasa nggak nyaman?"Entah sejak kapan, Emilia sudah berjalan mendekati Nathan dan menanyakan hal itu.Nathan tersenyum dan berkata, "Selamat, ya. Kamu sudah menemukan pria yang hebat. Kamu selalu berharap bisa menikah dengan keluarga kaya selama ini. Sekarang impianmu sudah terwujud."Ekspresi Emilia tampak rumit. Dia menghela napas. "Nathan, sebenarnya aku tahu kamu bukanlah orang yang jahat. Kamu punya kepribadian yang baik.""Melihat orang yang berbudi luhur seperti itu, seharusnya kamu menirunya. Aku mengatakan ini semua bukanlah untuk
Akhirnya dia mengerti apa maksud dari dua jurus yang disebut Nathan barusan. Yang pertama, memancing musuh masuk dalam perangkap. Yang kedua, memaksa pelakunya memunculkan dirinya dan membuatnya putus asa."Kelvin, si pria malang ini, baru mengaku hanya karena dia sudah tersudut.Namun, Liam bisa memahami hal ini. Lagipula, siapa yang berani meminumnya? Dia bahkan bertekad untuk tidak meminumnya tadi!Hanya saja, Nathan bahkan lebih jahat dan licik dari bayangannya.Siapa sangka, ternyata semua air itu tidak beracun sama sekali. Lagi pula, Regina juga tidak mungkin mengetahui siapa pelakunya.Mereka hanya memainkan trik untuk memaksa Kelvin mengakui semua perbuatannya.Keji sekali!Memikirkan hal ini, Liam yang baru saja meredakan emosinya, mengepalkan tinjunya lagi. Wajahnya juga berubah drastis.Dia benar-benar merasakan penghinaan yang besar.Gigolo yang mengandalkan hidup pada perempuan ini beraninya mempermainkan dirinya, yang mana notabene tuan muda dari Grup Suteja.Bagaimana di
Regina meminta yang lainnya bubar dan hanya menyisakan Nathan serta Tiara di ruang rapat itu."Regina, apa dari awal kamu sudah tahu kalau pelakunya Pak Kelvin?"Begitu semua orang keluar, Tiara sudah tidak sabar untuk menanyakan pertanyaan terbesar dalam hatinya.Regina memutar bola matanya dan berkata, "Kalau dari awal sudah tahu, pasti sudah menangkapnya. Mengapa harus membuat begitu banyak pergerakan?"Tiara tertegun dan bertanya, "Jadi, kamu nggak tahu siapa pelakunya? Lalu, mengapa kamu bilang kamu tahu?"Regina tersenyum dan berkata, "Tentu saja aku nggak tahu. Itu sebabnya, Dokter Nathan mengajari taktik ini padaku.""Aku hanya perlu bilang gelas air milik pelaku sudah ditaruh racun dan yang meminumnya akan mati. Tak disangka, Kelvin benar-benar putus asa."Tiara tertegun dan menatap Nathan. "Nathan, kamu berbahaya sekali."Siapa bocah ini sebenarnya? Dia bahkan bisa memikirkan trik licik seperti itu.Namun, taktik ini cukup berguna. Pelaku bahkan tidak punya tempat untuk berse
Kebenciannya terhadap Nathan kini telah mencapai puncak.Bajingan sialan ini telah sepenuhnya menghancurkan rencananya. Menyebalkan sekali!Tiba-tiba!Terdengar suara keras. Gelas di tangan Kelvin terjatuh ke bawah."Bu Regina, ini salah saya. Tolong beri saya kesempatan lagi. Saya benar-benar menyesal!"Bersamaan dengan pecahnya gelas itu, Kelvin juga berlutut dan memohon pengampunan pada Regina.Para eksekutif tercengang. Setelah beberapa saat, mereka baru bereaksi kembali."Kelvin, ternyata kamulah pelakunya?""Yang benar saja? Padahal, kami begitu percaya padamu tadi. Kamu benar-benar hebat!""Kelvin, kamu sudah terobsesi. Bisa-bisanya kamu meracuni CEO kita. Mati saja kamu!"Kelvin berlutut dan bersujud berulang kali. "Bu Regina, ini semua bukanlah kehendakku. Ada ... ada orang yang memaksaku melakukannya."Semua orang kembali dikejutkan!"Siapa yang memaksamu?" tanya Nathan dengan dingin.Kelvin mengangkat pandangannya, lalu melirik sekilas Liam, tetapi masih tidak menjawab.Waja
Kelvin mengulurkan tangannya, lalu bergerak menuju gelas berisi air di depanya dengan gemetar.Tepat di saat menyentuh gelas, tangannya kembali ditarik, seakan-akan terbakar oleh api.Nathan menatap pria itu sambil tersenyum penuh arti.Kalau dia tidak salah, manajer umum inilah yang berteriak paling keras dan paling intens saat menyatakan kesetiaannya barusan.Namun, saat ini dia begitu ragu dan enggan mengambil tindakan!Seorang eksekutif mendesaknya. "Kelvin, mengapa kamu begitu ragu?""Semua orang sudah minum. Yang tersisa hanya kamu."Eksekutif lainnya juga mengerutkan kening dan berkata, "Semua orang baik-baik saja. Kamu pengecut. Ambil saja gelas itu dan teguk habis. Tunjukkan pada semua kalau kamu seorang pria sejati!"Saat mendengar itu, tubuh Kelvin bertambah gemetar.Dilihat dari penampilannya, pria besar dan kuat itu sudah hampir menangis.Selanjutnya, Nathan tersenyum dan berkata, "Pak Liam, sepertinya kamu belum menghabiskan airmu?"Liam mendengus dingin. "Aku wakil CEO G
Namun, Nathan jelas menyadari bahwa Liam telah terlihat lega.Saat ini, tatapan keduanya tiba-tiba bertemu.Nathan langsung menunjukkan senyum penuh arti pada Liam.Sebaliknya, tatapan mata Liam begitu tampak mencemooh dan juga dingin.Meski bajingan kecil ini tahu rahasianya, dia masih belum tahu identitas pelaku sesungguhnya yang meracuni Regina.Asalkan orang yang meracuni itu tidak terbongkar, Liam tentunya tidak perlu khawatir.Sekalipun Regina mencurigainya, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Percuma saja jika mereka tidak menemukan bukti nyata.Saat ini, Regina tiba-tiba berkata, "Aku rasa kalian semua pasti sudah haus. Kami sudah menyiapkan air. Kalian bisa meminumnya."Liam mengerutkan kening dan berkata, "Regina, yang lebih penting sekarang adalah menangkap pelakunya dulu. Mana sempat khawatir masalah haus atau nggak lagi."Manajer Umum, Kelvin, juga ikut menimpali. "Yang dikatakan Pak Liam benar. Kalau kita nggak menemukan pelaku yang ingin mencelakai CEO hari ini, sekalip
Grup Suteja, dalam ruang rapat.Selaku CEO Grup Suteja, Regina sedang mengadakan rapat manajemen.Setelah semua eksekutif masuk, Nathan berjalan mendekat dan mengunci pintu ruang rapat.Tindakan ini membuat para eksekutif tidak begitu senang."Bu Regina, apa maksud semua ini?""Bukan hanya tiba-tiba mengadakan rapat darurat, tapi sekarang juga mengunci pintu. Apa yang ingin kamu lakukan?""Bocah yang mengunci pintu, aku perintahkan kamu untuk membuka pintunya sekarang juga."Nathan berjalan ke samping Regina dan mengabaikan perintah barusan.Ekspresi salah satu eksekutif berubah jelek. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi setelah dilirik tajam oleh Liam, dia terpaksa duduk kembali dengan patuh.Di kursi utama.Regina menatap semua eksekutif dan berkata dengan dingin, "Aku tiba-tiba memanggil semua orang ke sini karena ada masalah darurat.""Terus terang saja, sudah lama ada orang yang mencoba meracuniku. Aku baru saja menemukan siapa pelakunya."Begitu kata-kata ini dilontarkan, ekspre