Nathan tentunya tidak tahu tentang percakapan antara Roland dengan Monika.Sekalipun tahu, dia mungkin juga tidak akan peduli."Begitu cepat keluar? Dokter Nathan, apa Nona Monika nggak mengajakmu berkencan?"Regina memperlihatkan tatapan ambigu. Dia terus mengedipkan matanya pada Nathan.Nathan merasa kepalanya berdenyut. "Aku nggak punya waktu."Regina berkata dengan nada tidak senang, "Jadi, gadis bernama Monika itu benar-benar mengajakmu, Dokter Nathan? Huh! Dia masih terlalu muda untuk bersaing denganku dalam mendapatkan pria."Tiara bertanya dengan penuh minat, "Nathan, Monika itu primadona Grup Valentino dan kecantikannya cukup populer di kalangan sosial kelas atas Beluno. Bahkan, banyak kepala keluarga bangsawan yang ingin menikahinya.""Kenapa kamu menolaknya?"Nathan mengangkat bahu dan berkata, "Aku nggak tertarik dengannya. Apalagi, kami juga nggak kenal, jadi aku menolaknya.""Kamu menolaknya dengan tegas, tapi kalau hal ini sempat ketahuan sama Liam, Julian, dan para play
"Edward, aku sungguh nggak bisa menikah denganmu."Ekspresi putra sulung Keluarga Halim tiba-tiba berubah.Tanpa disadari, tangannya yang memegang mahkota juga bergetar.Tamara dan Ken juga panik."Emilia, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Itu mahkota senilai 200 miliar. Apa kamu pikir hadiah lamaran yang mahal itu nggak berharga? Cepat ambil dulu!""Benar, Kak. Setidaknya kamu terima lamarannya dulu dan ambil mahkota itu. Kalau kamu memang nggak menyukainya, kamu masih bisa menolaknya nanti!"Emilia mengabaikan keserakahan dan rasa tidak tahu malu ibu dan adiknya.Sambil menatap Edward, dia berkata dengan nada serius, "Edward, aku rasa kita benar-benar nggak cocok untuk menikah sekarang."Jadi, aku minta maaf. Aku benar-benar nggak bisa menerima mahkota ini!"Putra sulung Keluarga Halim akhirnya sadar bahwa dirinya telah ditolak."Emilia, aku akan beri kamu satu kesempatan lagi. Pilih kata-kata yang tepat dan jawab aku dengan benar."Penghinaan, kemarahan, kegilaan, semua itu memb
"Siapa yang berani pergi? Aku akan membunuhnya."Melihat tiga anggota Keluarga Sebastian hendak pergi, Edward menjadi gila.Dia langsung memerintahkan dua puluh pengawal Keluarga Halim masuk ke dalam dan mengepung tiga anggota Keluarga Sebastian itu.Tamara ketakutan hingga hampir kehilangan keseimbangan. Dia gemetar dan berkata, "Edward, apa yang ingin kamu lakukan? Dasar bajingan! Apa kamu ingin Emilia membencimu?"Ken mengangkat tangannya dan berkata dengan arogan, "Kita lihat saja siapa yang berani bertindak? Sialan! Keluarga Halim kalian hebat, tapi memangnya kamu bisa memaksa orang menikah denganmu?"Mata Edward memerah. Dia maju ke depan dan menampar wajah Ken.Plak! Plak! Plak!Tamparan demi tamparan itu membuat mulut dan hidung Ken menyemburkan darah. Dia menjerit dan bersiap untuk balik melawan Edward.Salah seorang pengawal Keluarga Halim mendengus dingin dan langsung menendang pinggang Ken.Sembari berteriak histeris, Ken langsung berguling-guling di tanah sambil memegangi
Nathan.Namun saat dia baru saja bersiap mengeluarkan ponselnya, tubuhnya langsung membeku.Jika dia meminta bantuan Nathan sat ini, bukankah itu sama dengan mengakui bahwa penilaiannya salah?Dia harus bagaimana menghadapi pria itu? Penilaiannya salah, harga dirinya hancur, dan reputasinya juga lenyap.Semua perkataan yang diucapkan Emilia saat itu berubah menjadi pisau tajam yang kembali mencabik-cabik dirinya sendiri.Melihat gerakannya, Edward menyeringai dan berkata, "Aku tahu apa yang sedang kamu pikirkan. Kamu ingin Nathan si pecundang itu menyelamatkanmu, 'kan?""Emilia, kamu bukan hanya berlagak sok suci, tapi kamu juga ingin berperan menjadi gadis jalang secara bersamaan?""Dulu kamulah yang mencampakkan Nathan dan mendekatiku. Sekarang kamu masih mau pergi memohon padanya? Kamu nggak merasa malu? Kamu sungguh bisa membuka mulut padanya?"Kata-kata Edward yang tajam itu langsung membuat wajah Emilia berubah pucat pasi.Edward tertawa. "Begini baru benar. Jangan khawatir, aku
Ibu tirinya Edward tersenyum dingin dan berkata, "Nona Emilia memang hebat. Kamu bukan hanya berani menolak calon kepala Keluarga Halim secara terang-terangan.""Sekarang kamu juga berani mengabaikan perkataan kepala keluarga kami. Apa kamu pikir Keluarga Sebastian sekarang sanggup melawan Keluarga Halim?"Ekspresi Emilia sedikit berubah.Namun sebelum dia menjawab, Thomas sudah lebih dulu menampar wajah wanita cantik di sebelahnya."Tutup mulutmu. Sejak kapan wanita sepertimu boleh ikut campur dalam masalah keluarga? Minggir."Setelah melihat istrinya mundur, Thomas masih terus tersenyum ramah dan berkata, "Emilia, kamu dan Edward juga sudah lama berpacaran.""Mana ada pasangan yang nggak bertengkar? Tapi belum sampai tahap putus. Begini saja. Kamu kembali dan istirahat dulu. Nanti aku akan suruh Edward mengunjungimu dan minta maaf padamu."Emilia menggelengkan kepalanya. Dia sudah sangat muak dengan Edward."Maaf, Pak Thomas. Aku nggak bisa melakukannya. Sebaiknya akhiri sampai di si
Edward berkata dengan ekspresi tidak senang, "Aku tahu semua yang Ayah katakan. Tapi masalahnya, aku nggak membeli mahkota ini dengan harga 40 miliar."Thomas mengerutkan kening. "Apa kamu bilang?"Jelas-jelas dia pergi ke acara lelang Grup Valentino dan langsung menekan situasi tersebut secara terang-terangan.Apa Roland berani tidak menunjukkan rasa hormat pada Keluarga Halim?Edward berkata sambil memasang ekspresi serba salah, "Sebenarnya, aku sudah bisa mendapatkan mahkota berlian itu dengan harga 40 miliar.""Tapi tiba-tiba ada bajingan yang muncul dan menantangku sampai akhir. Alhasil, harganya naik menjadi 200 miliar lebih. Jadi aku, aku ...."Tanpa menunggu Edward selesai berbicara.Wajah Thomas tiba-tiba berubah pucat. Dia menunjuk putranya dengan jari gemetar. "Apa yang kamu katakan? Kamu menghabiskan lebih dari 200 miliar lagi?""Anak durhaka! Bukankah aku sudah memperingatkanmu kalau harganya nggak boleh melebihi 100 miliar? Kamu ... kamu ingin menghancurkan kondisi keuang
Rumah Sakit Perdana.Begitu Nathan masuk ke dalam ruangannya, Tiara bergegas menghampiri dan berkata dengan ekspresi aneh, "Nathan, mantanmu dan keluarganya berada di rumah sakit kita."Nathan terkejut dan bertanya, "Apa terjadi sesuatu pada mereka?"Tiara cemberut dan berkata, "Sepertinya kamu masih punya perasaan terhadap Emilia. Kamu masih peduli padanya, 'kan?""Bukan seperti yang kamu bayangkan. Aku hanya merasa aneh," ucap Nathan tak berdaya.Tiara mendengus dan berkata, "Emilia baik-baik saja, tapi ibunya, si wanita tua galak itu, dan juga adik laki-lakinya, Ken, hampir dipukul sampai mati.""Aku lihat kondisi Emilia tampak kacau, wajahnya juga pucat, dan kebingungan. Bukankah kalian berdua kenal? Lebih baik kamu pergi lihat sendiri saja."Nathan tersenyum dan berkata, "Lantas, kenapa kamu barusan sepertinya nggak ingin aku pergi melihatnya?"Tiara membusungkan dadanya dan berkata dengan arogan, "Memang benar. Aku nggak ingin kamu terjerat dengan Emilia lagi.""Tapi bagaimanapun
"Kebetulan kakekku punya buku kedokteran yang nggak begitu dia pahami, jadi dia ingin kamu membantunya."Nathan tersenyum dan berkata, "Nggak masalah. Asal ada waktu, aku pasti akan pergi mengunjungi Pak Willy."Ada dua lesung pipit yang muncul di wajah cantik perawat itu. Dia pun melangkah pergi dengan gembira.Emilia yang berdiri di samping menyaksikan pemandangan ini dengan tatapan tidak senang."Nathan, perawat kecil ini dari Keluarga Setiawan, keluarga terpandang di Beluno, 'kan?" tanya Emilia.Nathan tidak tahu terlalu banyak tentang latar belakang Keluarga Setiawan, keluarganya Adel, jadi pria itu pun menjawab, "Aku kurang tahu."Emilia tersenyum pahit dan berkata, "Nggak perlu pura-pura lagi. Tatapan matanya yang penuh kekaguman itu sudah begitu jelas. Dia sepertinya tergila-gila padamu.""Haha. Sejak berpisah denganku, hubungan asmaramu cukup mulus juga. Sebelumnya ada Nona Regina, kemudian Nona Tiara dari Keluarga Wijaya.""Sekarang bertambah satu Adel lagi. Nathan, sepertiny
Nathan tersenyum dan berkata, "Nona Monika bukan hanya pandai melelang, tapi juga pandai menilai barang antik. Sangat berbakat."Begitu dipuji oleh Nathan, Monika tampak senang dan berkata dengan rendah hati, "Tuan Nathan terlalu memuji. Aku hanya melakukan pekerjaanku dengan baik saja.""Ditambah lagi, keluargaku juga punya bisnis barang antik. Aku sudah sering melihatnya sejak kecil, jadi aku tahu sedikit."Nathan berjalan di sekitar alun-alun dan berkata, "Baiklah, kami lihat-lihat dulu. Kalau ada yang aku suka, aku baru akan merepotkan Nona Monika.""Baiklah. Kalau ada yang Tuan Nathan, beri tahu aku saja," ujar Monika.Tiara sedikit tidak puas, tetapi dia masih tersenyum dan berkata, "Ada begitu banyak barang antik, kaligrafi, dan lukisan di alun-alun ini. Apa Nona Monika berani jamin kamu memahami segalanya?"Monika berkata sambil tersenyum tenang, "Barang antik merupakan seni yang luas dan mendalam, yang mana melibatkan zaman kuno dan modern, baik di dalam maupun luar negeri. Bu
Di dalam mobil, Tiara langsung menelepon Regina.Setelah mengobrol cukup lama, Tiara meletakkan ponselnya dan berkata dengan kecewa, "Sayang sekali, Regina nggak bisa keluar.""Padahal kami sudah sepakat sebelumnya dan mau pergi ke konferensi penilaian barang antik bersamamu, Nathan.""Tapi Keluarga Suteja sangat ketat sama Regina sekarang, jadi terpaksa lain kali saja."Nathan mendadak teringat dengan sikap Billy dan yang lainnya kemarin.Dari luar, Billy memang datang untuk menjemput Regina, tetapi dilihat dari penampilannya, Nathan merasa pria itu sedang mengawasi Regina."Akhir-akhir ini, Keluarga Suteja kedatangan orang penting dari ibu kota provinsi," seru Dokter Bayu."Regina mungkin perlu menemani orang itu, jadi dia nggak punya waktu."Ketiganya mengobrol di sepanjang jalan. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di Jalan Antik paling terkenal di Beluno.Mobilnya masih berhenti jauh, tetapi tidak bisa maju ke depan lagi, karena terlalu banyak orang.Nathan akhirnya menemukan tem
Nathan tidak berbicara dan hanya menatap Tiara.Wajah Tiara merah padam. Saat menyadari Nathan tengah menatapnya, dia segera mengalihkan pandangannya dan berkata dengan suara pelan, "Nathan, jangan dengarkan omong kosong kakekku. Dia sudah pikun."Nathan tersenyum dan berkata, "Dokter Bayu, aku sudah bilang sebelumnya, kesenjangan usia di antara kita berdua terlalu besar.""Nggak pantas bagiku menerimamu sebagai muridku. Jadi, jangan bahas masalah ini lagi kelak."Dokter Bayu mengangguk kecewa, lalu berkata dengan putus asa, "Baiklah. Aku juga tahu kalau permintaan ini kurang pantas.""Tapi Dokter Nathan, aku datang ke sini hari ini bukan hanya untuk berguru padamu, tapi masih ada hal lain.""Katakanlah!" seru Nathan.Dokter Bayu mengusap jenggotnya dan berkata sambil tersenyum, "Hari ini adalah konferensi penilaian barang antik Grup Valentino. Para ahli dan kolektor barang antik dari Beluno, ibu kota provinsi, dan Naroa akan datang.""Aku berpikir untuk mengajak Dokter Nathan pergi be
Keesokan harinya.Nathan sudah pergi ke Rumah Sakit Perdana Beluno pagi-pagi.Sebagai wakil kepala rumah sakit, kinerjanya juga tidak berbeda dengan seorang manajer yang lepas tangan.Hanya saja, meski Rumah Sakit Perdana merupakan rumah sakit terbesar di Beluno dan juga rumah sakit swasta.Tingkat kebebasan Nathan masih cukup tinggi.Ditambah lagi dengan dukungan yang diberikan Tiara dan Regina, Nathan pada dasarnya tidak perlu mengambil tindakan, kecuali menghadapi penyakit yang sulit atau operasi yang menantang."Pak Nathan, pagi!"Para perawat muda di rumah sakit itu tampak penuh semangat. Saat melihat Nathan, mereka semua langsung menyapanya dengan hangat."Pagi, semuanya!" balas Nathan sambil tersenyum.Perawat paling populer di Rumah Sakit Perdana bernama Adel.Saat tatapan matanya tidak sengaja bertemu dengan Nathan, wajah oval perawat muda itu langsung memerah. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani memandang Nathan lagi.Nathan tersenyum pada perawat muda itu, kemudian na
Menjelaskan begitu banyak dalam satu tarikan napas telah membuat mulut Nona Regina terasa kering. Dia segera mengambil gelas berisi air dan meneguknya habis.Melihat Regina masih belum puas, Nathan tampak menggelengkan kepalanya.Dia sekarang yakin bahwa spekulasi Regina sepenuhnya disebabkan karena dia terlalu banyak membaca novel romantis atau terlalu sering menonton drama idola.Seperti yang kita ketahui, melodrama seperti itu telah menimbulkan banyak dampak buruk terhadap wanita dan mengakar dalam.Setelah keduanya selesai makan, mereka pun membawa piring-piring kembali ke dapur dan mencucinya.Waktu menunjukkan jam tujuh malam. Setelah berpikir sejenak, Nathan pun berkata, "Nona Regina, ini pertama kalinya kamu datang ke sini. Bagaimana kalau aku ajak kamu berkeliling?"Regina berkata, "Lain kali saja, Dokter Nathan. Aku harus pulang."Melihat wanita itu memutar jari-jarinya, tampak enggan untuk pergi, Nathan pun berkata dengan heran, "Sekarang masih awal. Kalau Nona Regina masih
Nathan hampir tersedak. "Bukan, kamu ...."Dia mengira Nona Regina sudah menyadari sesuatu atau mungkin telah menemukan beberapa petunjuk.Tak disangka, wanita itu malah mengucapkan kata-kata konyol seperti itu.Regina memasang ekspresi seakan dia memahami segalanya, lalu berkata sambil tersenyum, "Bima sekarang sudah hampir berusia enam puluh tahun. Dia belum pernah menikah. Ini juga bukan lagi rahasia di antara orang-orang kaya di Beluno!""Lelaki tua ini bukan hanya nggak menikah, dia juga nggak pernah mencari wanita di luar. Banyak orang yang terkejut dan bingung.""Dia punya kekayaan sebanyak itu, tapi nggak punya penerus. Bukankah itu aneh sekali?""Sebenarnya, banyak orang berspekulasi bahwa Bima pasti punya wanita di luar.""Hanya saja, dia nggak pernah mempublikasikannya, jadi nggak ada yang berani menyebarkan rumor.""Aku juga pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Tuan Bima pasti punya keluarga, tapi dia menyembunyikannya dengan baik.""Sampai aku bertemu denganmu, Dokter Nat
Arjun mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, seolah-olah ingin mengatakan, setidaknya dia sudah mencoba membujuknya.Jika Nayana masih tidak mau dengar, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.Bisa terlihat bahwa Tuan Nathan mengalah pada janda ini.Kalau saja orang seperti Liam berani bersikap kasar kepada Tuan Nathan, mereka pasti sudah ditampar berkali-kali.Setelah sampai di Cusio, hari sudah malam.Nathan mendorong pintu halaman rumahnya.Dia menemukan Bima sedang duduk di meja batu di bawah pohon sambil menikmati anggur dengan tenang.Selain Anggur Abadi milik Nathan, juga ada beberapa hidangan di atas meja itu.Bima tampak menikmati kacang goreng dan juga hidangan lainnya sambil menyesap anggur.Nathan berjalan mendekatinya, lalu meliriknya, dan berkata dengan tidak senang, "Sejak kapan lelaki tua sepertimu belajar menikmati kehidupan?""Tuan Muda, kamu sudah terlalu memujiku. Hidangan lezat seperti ini bukanlah hal yang bisa aku buat."Sembari berbicara, Bima pun menunjuk ke d
Nathan, Nayana, Arjun, dan juga anak buah mereka juga bergegas kembali ke Analin."Kak Arjun, Nyonya Nayana, aku hanya bisa membantu kalian sampai di sini saja."Tujuan provokasi telah tercapai, jadi Nathan tidak berniat mencampuri urusan dunia bawah tanah lagi."Tuan Nathan, Anda sudah banyak membantu kami," ucap Arjun."Saya juga nggak berani merepotkan Anda lagi. Biarlah Nayana dan saya yang menyelesaikan sisanya."Nayana tersenyum dan berkata, "Sayangku, kamu sudah membantu kami membuat Simon dengan Julian berselisih.""Bagaimana kalau kamu bantu kami sampai akhir dan menyingkirkan Simon untuk kami?"Tanpa perlu berpikir dua kali, Nathan langsung menolak. "Nyonya Nayana, kamu juga tahu aku punya aturan dalam bertindak.""Yang aku lakukan sudah jauh melampaui balasan ramuan legendaris yang akan kamu berikan padaku.""Sekarang, Nyonya Nayana masih mengajukan permintaan. Kamu nggak merasa itu sudah kelewat batas?""Benar, Nayana. Tuan Nathan sudah banyak membantu kita," seru Arjun."K
Tawa menghina Simon terdengar dari jauh. "Julian, sebelum kamu datang ke Beluno, Sirion-ku selalu jadi yang paling berkuasa.""Ada nggak-nya kamu di sini, sudah nggak penting lagi. Julian, aku beri tahu kamu, aku sudah lama bersabar padamu!""Enyahlah dari sini, dasar bajingan!"Julian yang ditinggal begitu saja tampak marah. Tatapan matanya seakan-akan ingin membunuh seseorang.Lantaran Simon telah menamparnya dan memutuskan hubungan dengannya.Julian juga tidak perlu merasa bersalah lagi. Hanya bisa dikatakan, Simon, penguasa Sirion, sudah salah membuat keputusan.Demi seorang wanita, Simon memilih untuk bermusuhan dengannya.Orang berpikiran sempit seperti itu tidak layak mendapatkan bantuan Julian.Arjun dan Nayana saling berpandangan saat ini. Keduanya seakan bisa melihat kegembiraan yang terpancar dari mata mereka masing-masing.Akhirnya dua musuh Sirion mereka, Simon dan Julian, berselisih juga.Kalau begitu, ini saatnya mereka tampil.Keduanya memandang Nathan secara bersamaan.