Share

Bab 101

Author: Levin Sergio
Tanpa perlu diragukan lagi, mereka yang diundang pasti akan menerima sambutan baik dan juga ucapan terima kasih dari wali kota.

Sebaliknya, usaha keras yang dilakukan oleh Edward sendiri tidak membuahkan hasil sama sekali.

Yang paling sulit dia terima adalah Nathan, si pecundang yang tidak berguna itu.

Atas dasar apa si pecundang itu lebih unggul dibandingkan dirinya?

Edward adalah pemuda berbakat dan juga generasi muda di Beluno yang punya masa depan menjanjikan.

"Nathan, dasar bajingan! Kamu terus-terusan mencuri perhatian. Aku pasti akan cari kesempatan untuk menyingkirkanmu!"

Sembari memendam emosi dalam hati, Edward pun meninggalkan kediaman wali kota dengan kesal.

Emilia menelepon dan bertanya, "Edward, bagaimana kondisi Pak Samuel sekarang?"

Edward memaksakan sebuah senyuman dan menjawab, "Sudah nggak apa-apa. Pak Samuel sudah sembuh."

"Baguslah kalau begitu. Tapi siapa yang begitu hebat dan bisa menyembuhkan Pak Samuel? Apa Dokter Bayu yang kamu undang itu?" seru Emilia dengan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 102

    Pak Samuel sangat perhatian dan segera memerintahkan pengawal untuk mengambil Daun Tujuh Bintang untuk Nathan.Dokter Bayu merasa bingung dan bertanya, "Dokter Nathan, Daun Tujuh Bintang ini punya zat yang sangat beracun. Kamu ingin menginginkannya untuk apa?""Untuk memurnikan obat!" jawab Nathan.Dokter Bayu tertegun dan berkata, "Dokter Nathan bisa memurnikan obat?"Nathan tersenyum dan berkata, "Tahu sedikit!"Pak Samuel bertanya dengan penasaran, "Tuan Nathan, Dokter Bayu, apa ada yang istimewa tentang pemurnian obat yang barusan kalian bicarakan itu?"Dokter Bayu berkata dengan emosi, "Pak Samuel, memurnikan obat adalah metode pengobatan rahasia kuno, yang sudah ada sejak zaman dulu. Sebenarnya memurnikan obat juga disebut sebagai memurnikan pil.""Asal menguasai metode rahasianya dan mencampur berbagai ramuan ajaib untuk membuat obat, kita bisa mendapatkan pil yang punya khasiat mujarab. Contohnya, Pil Mujarab dari Gunung Grima. Itu juga hasil dari pemurnian obat. Khasiatnya san

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 103

    Setelah meninggalkan kediaman Pak Samuel, Dokter Bayu buru-buru pulang dan tampak tidak sabar.Regina tersenyum dan menjelaskan kepada Nathan. "Bisnis Keluarga Wijaya nggak terlalu besar. Reputasi keluarga mereka selalu didukung oleh keterampilan medis Dokter Bayu.""Kali ini, sepertinya Dokter Nathan akan berusaha keras dan menghasilkan banyak uang."Nathan mengerti dan tersenyum. "Ini memang kesempatan bagus."Bisa dikatakan, Pak Samuel barusan telah membagikan informasi yang sangat menguntungkan pada Keluarga Suteja dan juga Keluarga Wijaya.Bahkan, orang bodoh pun tahu bahwa ini adalah anugerah dari Langit.Regina menatap Nathan dan berkata dengan suara lembut, "Dokter Nathan, sejujurnya, baik Dokter Bayu ataupun aku, kami semua diberkati olehmu.""Pak Samuel memang punya hubungan baik dengan keluarga kami, tapi hubungan kami belum sampai pada titik di mana dia akan memberitahukan informasi berharga seperti tadi. Aku harus berterima kasih kepadamu, Dokter Nathan."Nathan juga menya

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 104

    "Dokter Nathan, kita masih belum memastikan hubungan kita berdua, jadi hal seperti itu nggak boleh dilakukan ...."Nona Regina menatap Nathan dan berkata dengan suara yang sangat kecil, "Tapi kalau kamu ingin, kita bisa ... berciuman!"Sekarang giliran Nathan yang panik.Dia tidak menyangka Regina akan mengatakan ini.Apalagi, sikap lembut dan polos Regina benar-benar memberikan dampak besar pada Nathan.Dalam hati Nathan, selama ini Regina selalu memberikan kesan wanita yang ceria, murah hati, dan tenang.Namun saat ini, bibir merah muda Regina yang sedikit terbuka, tatapan matanya yang menawan dan malu-malu itu tampak bagai gadis cantik dan polos dari keluarga kecil.Bagai es yang tiba-tiba mencair menjadi air dan membasahi hati orang.Untuk sesaat, hati Nathan sempat tergerak.Namun, dering ponsel yang tiba-tiba berbunyi langsung memecah suasana ambigu di antara keduanya.Regina menutup mulutnya dan tertawa. "Dokter Nathan, kamu angkat telepon dulu. Aku nggak buru-buru kok!"Nathan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 105

    Mata Alfian penuh dengan nafsu. Pria itu kemudian menunjuk ke bagian bawah tubuhnya. "Grup Sebastian nggak perlu memikul tanggung jawab karena Bu Emilia sendiri bisa menyelesaikannya dengan mudah. Kamu hanya perlu merentangkan kakimu yang indah dan melayaniku. Bagaimana?"Ekspresi wajah Emilia tiba-tiba berubah jelek. "Pak Alfian, apa maksudmu?""Apa maksudku? Bukankah kamu ingin mendapatkan pinjaman? Aku sendiri ingin menidurimu. Dengan begitu, kita berdua mendapatkan apa yang kita inginkan, 'kan?"Alfian tidak lagi menyembunyikan hasrat dalam hatinya dan mengungkapkannya secara langsung.Emilia tampak emosi. "Nggak tahu malu!"Alfian mencibir dan menepuk pahanya. "Emilia, sekarang kamulah yang sedang meminta bantuanku dan bukan aku yang butuh bantuanmu.""Jujur saja, aku selalu ingin mencoba seperti apa rasanya wanita cantik nomor satu di Beluno kita ini.""Asalkan kamu bersedia bersenang-senang hari ini dan membuatku puas, aku akan segera mengalokasikan dananya."Emilia langsung ber

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 106

    Ada darah di sudut mulut Emilia. Dia juga sangat panik.Bagaimanapun juga, ini ruangannya Alfian. Dia kini terkunci di dalamnya. Siapa yang bisa datang menolongnya?Apa dia benar-benar akan dinodai oleh pria cabul ini di sini?Tanpa sadar, air mata yang menggenang di pelupuk matanya pun turun membasahi wajahnya.Di saat kritis seperti ini, orang pertama yang muncul di benaknya bukanlah Edward, sang tunangannya.Melainkan Nathan.Tepat di saat ini!Terdengar suara pintu didobrak!Pintu ruangan Alfian ditendang hingga terbuka.Emilia dan Alfian terkejut. Keduanya langsung menoleh.Nathan melangkah masuk sambil memasang ekspresi dingin. Dia mengangkat kakinya dan langsung menendang dada Alfian.Terakhir, terdengar suara jeritan keras. Tubuh Alfian yang beratnya melebihi 100 kg terpental ke belakang dan menghantam meja.Tendangan kuat itu seketika membuat Emilia tercengang."Ke ... kenapa kamu bisa datang?"Emilia memperlihatkan tatapan kosong. Bekas tamparan di wajahnya tampak merah sekal

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 107

    Para satpam dan karyawan semuanya terkejut. Langkah mereka juga terhenti.Bukankah bocah yang berani masuk ke dalam kantor Pak Alfian ini terlalu arogan?Emilia juga tercengang. Semua orang sudah datang sekarang, kenapa Nathan masih berani mengambil tindakan?"Sekelompok pecundang, kenapa kalian masih berdiri di sana? Bunuh dia sekarang. Bunuh dia!"Alfian tergeletak di lantai. Dia terus-terusan menjerit. Tatapan matanya seakan-akan ingin menelan Nathan hidup-hidup.Sejak menjabat sebagai kepala bank, dia tidak pernah mengalami kerugian seperti sekarang ini!Tepat di saat ini, ada dua mobil yang berhenti di depan bank.Tamara dan Ken, bersama dengan satpam Grup Sebastian, yang datang untuk membantu."Emilia, kamu baik-baik saja?" tanya Tamara buru-buru."Bu, aku baik-baik saja. Untung saja Nathan menyelamatkanku," jawab Emilia.Tamara malah tidak berterima kasih. "Masa? Kalau dia menyelamatkanmu, kenapa wajahmu bisa terluka?"Emilia berkata dengan tidak senang, "Bu, tolong bersikaplah

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 108

    Setelah mengarang cerita, Alfian memandang anggota Keluarga Sebastian dengan ekspresi meremehkan.Beraninya mereka mempermainkannya! Dasar tidak tahu diri! Mereka terlalu melebih-lebihkan kemampuan mereka sendiri!Karyawannya segera menjawab, "Ya, kami semua melihat Bu Emilia datang menemui atasan kami untuk mengajukan pinjaman. Namun saat negosiasi gagal, Bu Emilia segera memanggil orangnya untuk menggunakan kekerasan."Emilia sangat marah. "Apa karyawan Bank Beluno begitu nggak tahu malu?"Alfian berkata, "Emilia, inilah akibatnya kamu nggak patuh. Kamu masih berpikir untuk mengalahkanku? Jangan harap!"Tamara mengumpat. "Dasar bajingan! Kami akan menggunakan rekaman CCTV sebagai bukti nanti."Alfian tersenyum sinis. "Bahkan, wanita tua sepertimu bisa memikirkan hal ini, apa kamu kira aku begitu bodoh?""Asal kalian tahu saja, CCTV bank kami hari ini semuanya bermasalah."Emilia diam-diam menggertakkan giginya. Alfian ini benar-benar kejam!Para karyawan Bank Beluno menatap anggota K

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 109

    Samuel berkata dengan nada wibawa, "Apa yang terjadi sebenarnya?"Alfian menunjuk ke arah anggota Keluarga Sebastian sambil mengeluh, "Pak Samuel, Grup Sebastian datang untuk meminjam uang, tapi aku nggak menyetujui permintaan mereka, jadi mereka pun memukulku.""Emilia juga mengancamku dengan perangkap madu."Wajah Samuel berubah gelap. "Ada hal seperti itu?"Dia langsung menatap anggota Keluarga Sebastian dengan ekspresi dingin.Emilia berkata dengan nada serius, "Pak Samuel, situasinya nggak seperti yang dia katakan. Alfian-lah yang menggunakan kekuatannya dan berusaha untuk menodaiku. Aku hanya membela diri."Alfian menunjuk lukanya sendiri dan berkata dengan marah, "Emilia, apa yang kamu katakan? Kamu itu CEO Grup Sebastian. Siapa yang memberimu keberanian untuk berbohong di depan Pak Samuel?""Pak Samuel, lihatlah. Luka-lukaku ini adalah buktinya. Emilia nggak berhasil mengancamku, jadi dia memanggil lelakinya untuk datang memukulku. Tolong buat keputusan untukku, Pak Samuel!"Me

Latest chapter

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 328

    Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak pantas disebut sebagai ahli. Aku hanya tahu sedikit saja."Monika tidak berani memercayai kata-kata Nathan lagi.Karena dia memercayai perkataan Nathan sebelumnya, dia baru berani mengajak Nathan dan Tiara pergi memilih koleksi dan memamerkan pengetahuannya tentang barang antik.Setelah dipikir lagi sekarang, Monika merasa canggung.Bukankah itu seperti memamerkan kemampuan di hadapan seorang ahli?Di mana ada kegembiraan, di situ juga ada kesedihan.Wajah Tetua Surya langsung berubah gelap. Dia mengulurkan tangannya dan berkata, "Aku nggak percaya dengan ahli dari Beluno. Bawa kemari. Aku harus memeriksanya sendiri."Dokter Bayu menepis tangannya dan berkata, "Surya, apa yang kamu inginkan sebenarnya?""Dokter Nathan, biarlah dia memeriksanya. Dengan begitu, dia baru bisa menerima kekalahannya."Barulah Dokter Bayu menyerahkan relik tersebut. Tetua Surya menaruh relik itu di telapak tangannya, lalu memeriksanya berulang kali. Ra

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 327

    Monika berkata dengan suara lirih, "Tuan Nathan, yang di tanganmu itu relik guru agung?"Nathan dengan santai menyerahkannya pada Monika dan berkata, "Minta ahli dari Grup Valentino kalian untuk memverifikasinya. Dengan begitu, semuanya akan jelas, 'kan?"Monika bergegas mengambil manik itu dan pergi untuk memverifikasinya.Tetua Surya tampak sedikit gugup, tetapi dia tetap mencibir dan berkata, "Relik guru agung? Nak, kamu berani sekali.""Apa kamu betapa berharganya relik guru agung?"Nathan berkata dengan tenang, "Mana mungkin aku nggak tahu? Relik seperti itu biasanya ditemukan di antara abu kremasi para guru agung.""Terus terang saja, benda ini merupakan sisa-sisa tubuh para guru agung yang diawetkan.""Tapi di dunia barang antik, koleksi peninggalan lainnya bahkan nggak bisa menandingi nilainya.""Aku rasa, yang paham pasti akan memahaminya."Perkataan Nathan membuat banyak orang mengangguk diam-diam.Memang benar, relik apa pun, selama berasal dari guru agung, maka merupakan se

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 326

    Tiara berkata dengan cemas, "Nathan, kamu nggak tahu apa-apa tentang barang antik, apalagi penilaian barang antik.""Bagaimana kalau kita kabur saja? Lagi pula, ini Beluno. Memangnya Tetua Surya dan Alice bisa menangkap kita?"Nathan mengangkat alisnya dan berkata, "Siapa bilang aku nggak tahu apa-apa tentang barang antik?"Sembari berbicara, dia mengambil patung guru agung perunggu dari tangan Dokter Bayu, lalu berkata pada Tetua Surya, "Cucuku sayang, karena kamu membiarkan aku memilih duluan, aku juga nggak segan lagi.""Kemarilah dan identifikasi barang ini sekarang."Tetua Surya mulanya tertegun, lalu tertawa dan berkata, "Dasar bodoh. Bukankah ini hanya barang palsu? Beraninya kamu menggunakannya untuk mengujiku? Kamu benar-benar nggak tahu diri.""Dengarkan baik-baik. Benda ini disebut patung perunggu guru agung dan juga replika patung terkenal di Gunung Woru di Paviliun Tosa.""Sayangnya, replika hanyalah replika. Patung perunggu guru agung asli ini sudah hancur di masa peperan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 325

    Beberapa pengikut Tetua Surya langsung berteriak, "Bocah kecil, Tetua Surya sudah berinisiatif mengajukan pertandingan dalam menilai barang antik. Jangan-jangan kamu nggak punya nyali untuk menerima tantangan ini?""Kamu berani menyebut kami sebagai anjing? Benar-benar nggak tahu diri. Hanya bisa omong besar saja. Kalau kamu bisa keluar dari pertemuan penilaian barang antik hidup-hidup hari ini, aku rela mengikuti nama keluargamu.""Bahkan orang-orang dari industri barang antik Beluno pun nggak berani bilang apa-apa. Sebaliknya kamu, orang bodoh yang datang ke sini untuk bersenang-senang, malah menjadi orang pertama yang begitu ingin mati. Haha. Kamu tahu nggak, mereka yang berani menjadi orang pertama yang maju ke depan bukanlah pahlawan, tapi orang yang keras kepala. Apalagi, mereka biasanya akan mati dengan menyedihkan!"Tidak ada seorang pun yang menyangka Nathan, yang bukan berasal dari industri barang antik ini, akan berani menantang Tetua Surya.Emilia berteriak dengan marah, "N

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 324

    Nathan, kamu yang sudah nggak tahu apa-apa, tapi masih berani maju terang-terangan seperti ini. Bukankah hanya akan menarik perhatian dan membuat orang lain makin membencimu?'"Kak Alice, sudahlah, jangan bicara lagi. Ayo kita keliling dulu. Aku juga ingin beli barang bagus untuk dibawa pulang," seru Emilia sambil menarik tangan Alice.Bisa dikatakan, Emilia sudah membantu Nathan. Dengan begitu, Alice dan Tetua Surya juga tidak akan mempermalukan Nathan lebih jauh lagi dan membuat pria itu kehilangan muka.Emilia tersenyum dan berkata, "Emilia, ayo kita keliling.""Kebetulan, sejak kecil aku sudah pernah belajar tentang barang antik dari para ahli terkenal di Naroa. Dari dulu sampai sekarang, aku nggak pernah salah membedakan mana yang asli dan mana yang palsu."Emilia makin mengagumi Alice. Kakak sepupunya, Alice, hanya satu tahun lebih tua darinya.Namun sejak bertemu dengan Alice, Emilia menyadari bahwa kakak sepupunya sangat hebat, baik gayanya dalam melakukan sesuatu maupun metode

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 323

    Alice berkata sambil tersenyum, "Di daerah Naroa kami, Tetua Surya merupakan pemimpin di dunia barang antik. Beliau juga terkenal berlidah tajam.""Tak disangka, setelah datang ke Beluno, sifatmu masih tetap sama. Aku benar-benar salut padamu."Tetua Surya tersenyum bangga dan berkata dengan nada puas, "Hanya kamu yang paling memahamiku. Mereka yang nggak memahamiku akan mengira aku pintar berpura-pura dan hanya bisa meremehkan orang lain.""Sebenarnya di level seperti aku ini, apa aku masih perlu berpura-pura? Seperti yang kamu katakan, aku hanya mengatakan kenyataannya. Aku berbicara apa adanya dan nggak mencoba menyembunyikan apa pun."Alice mengalihkan pandangannya, lalu mengamati sekelilingnya, dan terakhir berhenti pada sosok Nathan. Dia tersenyum sinis. "Tetua Surya, orang Naroa yang ke Beluno seperti kita memang menggunakan kekuatan dan akal sehat untuk meyakinkan orang lain.""Tapi masih ada sebagian orang yang selalu memandang rendah kita dan nggak puas."Tetua Surya mencibir

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 322

    Kata-kata yang diucapkan Surya sangatlah kasar, hingga membuat Dokter Bayu murka. Dia mengangkat patung guru agung di tangannya dan hendak menghancurkannya.Untungnya, Tiara dan Monika segera menangkap tangan Dokter Bayu. Setelah itu, mereka baru berhasil menenangkan situasi.Tiara bertanya dengan cemas, "Kakek, mengapa kamu begitu emosi?"Wajah Dokter Bayu berubah. Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Lihat patung guru agung ini? Surya, si tua bangka itu, yang menghasutku membelinya. Aku sia-sia menghabiskan 20 miliar. Terakhir, aku tahu ini barang palsu. Tua bangka sialan ini."Tiara sangat marah dan ingin mencari Surya untuk berdebat.Monika menghentikannya, lalu menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Nona Tiara, jangan.""Orang itu adalah Surya, ahli barang antik di Naroa. Dia punya reputasi tinggi di bidang barang antik."Tiara berkata dengan marah, "Memangnya kenapa kalau dia ahli barang antik? Apa dia boleh sembarangan menipu orang lain?"Monika tersenyum pahit dan berkata,

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 321

    Nathan tersenyum dan berkata, "Bukan hal yang aneh. Tren di pasar barang antik memang seperti itu.""Banyak barang palsu, produk jelek, ataupun tiruan yang dijual dengan harga setinggi langit.""Kalau bertemu orang yang nggak paham, pasti akan tertipu habis-habisan. Tapi kalau bertemu ahli, barang berharga pun bisa dibeli dengan harga sangat murah."Monika terkekeh, lalu menatap Nathan dengan tajam, "Tuan Nathan, kata-katamu tepat sekali. Itulah yang aku maksud."Tiara menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau bukan karena Nona Monika ada di sini, aku pasti akan ditipu oleh bos sialan ini."Setelah membuat keributan, pandangannya tentang Monika telah banyak berubah.Monika membawa mereka berdua berkeliling dan melihat-lihat.Tiara tidak tahu banyak tentang barang antik. Apalagi, dia tidak punya dasar pengetahuan tentang barang antik.Saat melihat barang berwarna bagus atau yang bentuknya unik, dia akan membelinya dan menggunakannya sebagai pajangan.Toh, ada Monika di sini. Jadi, dia t

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 320

    Nathan tersenyum dan berkata, "Nona Monika bukan hanya pandai melelang, tapi juga pandai menilai barang antik. Sangat berbakat."Begitu dipuji oleh Nathan, Monika tampak senang dan berkata dengan rendah hati, "Tuan Nathan terlalu memuji. Aku hanya melakukan pekerjaanku dengan baik saja.""Ditambah lagi, keluargaku juga punya bisnis barang antik. Aku sudah sering melihatnya sejak kecil, jadi aku tahu sedikit."Nathan berjalan di sekitar alun-alun dan berkata, "Baiklah, kami lihat-lihat dulu. Kalau ada yang aku suka, aku baru akan merepotkan Nona Monika.""Baiklah. Kalau ada yang Tuan Nathan, beri tahu aku saja," ujar Monika.Tiara sedikit tidak puas, tetapi dia masih tersenyum dan berkata, "Ada begitu banyak barang antik, kaligrafi, dan lukisan di alun-alun ini. Apa Nona Monika berani jamin kamu memahami segalanya?"Monika berkata sambil tersenyum tenang, "Barang antik merupakan seni yang luas dan mendalam, yang mana melibatkan zaman kuno dan modern, baik di dalam maupun luar negeri. Bu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status