Share

Bab 27 Jadi Kaya

Author: Alita novel
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

POV

Aku yang terlahir dari keluarga kelas menengah kerap kali iri dengan kehidupan orang lain. Termasuk iri dengan kehidupan Paklek Narto, adik pertama Ibu yang sukses jadi pengusaha bersama istrinya. Mereka bisa hidup enak bergelimang harta. Tanpa harus memikirkan uang yang cukup untuk membeli barang. Hanya Paklek Narto yang sukses di antara semua keluarga Ibu. Sedangkan semua saudara Bapak hanya petani miskin yang hidupnya jauh lebih terpuruk dari keluargaku.

Saat aku duduk di bangku SD, Ibu memberi kabar jika kakak perempuannya yang tinggal di kabupaten sebelah meninggal. Aku sudah kenal dengan anak Budeku itu. Namanya Mbak Wulan. Umurnya tiga belas tahun lebih tua dariku. Kami tidak akrab karena jarak rumah yang jauh. Selain itu aku juga tidak ingin dekat dengannya yang sama-sama miskin. Lebih baik dekat dengan Sinta, anak Paklek Narto. Karena aku sering mendapat jajanan gratis dari toko mereka.

Satu tahun kemudian tepat saat hari raya idul fitri Mbak Naya datang berkunjung ke kab
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Innayah
kok Harun ganti Bayu. Wulan ganti Naya🥱.... author ngantuk atau salah kamar
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
wulan atau naya sih namanya.. typo ya thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 28 Menanam Barang Titipan

    Untuk kedua kalinya rencanaku dan Mas Harun gagal. Ini semua karena Mas Harun memintaku untuk memakai baju pengajian milik Mbak Wulan. Karena tidak ada baju Mbak Wulan yang lain di dalam mobil. Hingga salah satu tetangga yang melihat kami melaporkan hal ini pada kakak maduku itu. Dia berteriak memanggil anak-anak lalu mengambil semua barang belanjaanku. Nasib. Kini aku harus menaiki motor Mbak Wulan. Bukannya duduk di dalam mobil agar tidak kepanasan. Begitu tiba di rumahnya, anak-anak di suruh naik ke lantai dua dulu. Aku dan Mas Harun di sidang untuk yang kedua kalinya. Semua barang belanjaanku di sita Mbak Wulan. Belum lagi dengan uang tabungan anak-anak yang sudah terpakai. Wajib di ganti dengan gaji Mas Harun kelak.Setelah itu, Mas Harun hendak mengantarku pulang ke kos. Tapi, kami sudah di hadang oleh para tetangga. Mereka terus mengataiku sebagai pelakor atau perebut laki orang. Mbak Wulan berhasil menenangkan para tetangganya karena masih ingin merahasiakan hal ini dari anak-

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 29 Gagal Lagi

    Aku yang sudah panik memutuskan untuk pulang ke rumah sekarang juga. Memasukan dompet dan hp ke dalam tas. Belum lagi hari ini aku terpaksa hari ini ambil cuti kerja. Demi bisa menemani Bapak. Sepanjang perjalanan hatiku sama sekali tidak tenang. Begitu sampai ke rumah rupanya sudah ada Mbah Dukun yang selesai mengobati Bapak. Kondisi Bapak sudah jauh lebih baik. Beliau terbaring di atas tempat tidur. Sedangkan Ibu sibuk membersihkan muntahan darah tadi.Mbah Dukun tidak banyak bicara. Tubuhnya terlihat lemas. Dengan wajah pucat dan mata cekung. Pertanda tidak tidur semalaman. Ibu mengantar Mbah Dukun keluar. Samar-samar aku bisa mendengar mereka masih bicara. Kemudian Ibu masuk lagi ke dalam kamar. Baru aku sadari jika wajah Ibu juga terlihat sanga kuyu dan kelelahan.“Apa Bapak sudah baik-baik saja?” Tanyaku sambil menggenggam tangan tuanya.“Bapak sudah sembuh. Cuma lelah saja karena sejak tadi muntah. Mbah dukun sudah memastikan jika tulah yang di kirim pada anak-anak Wulan gagal.

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 30 Kedatangan Wulan

    Tidak ada cara lain yang bisa di lakukan. Mbah dukun sudah angkat tangan untuk mengobati Bapak. Aku hanya bisa pasrah saat keesokan harinya harus kembali ke rumah di kota sebelah untuk bekerja. Meninggalkan Bapak yang masib terkapar di atas tempat tidur. Dengan Ibu yang setia menemani. Setidaknya aku bisa sedikit bernafas lega karena para saudara mau membantu mengirim makanan dan membereskan rumah. Meskipun mereka terus menyuruh membawa Bapak ke rumah sakit untuk segera di obati. Namun, Ibu tidak mau langsung melakukannya. Ibu masih mencari orang pintar yang bisa mengobati Bapak tanpa mengetahui jika Bapak sudah mengirim guna-guna.Hari itu aku tetap pergi bekerja seperti biasa. Berangkat pagi lalu pulang pada siang harinya untuk mengambil keperluan. Tadi, aku sudah ijin ke pengawas pabrik dengan alasan merawat Ibu mertua yang sakit. Aku terpikir cara lain untuk membuat Bapak sembuh. Yaitu dengan mencari foto Mbak Wulan, Alana atau Syifa di dalam sisi lemari tempat baju Mas Bayu tersi

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 31 Pengobatan

    Kondisi Bapak yang semakin memburuk membuatku mengirim pesan pada Mas Harun jika aku akan pulang ke rumah orang tuaku sekarang juga. Tidak bisa di tunda lebih lama lagi. Sekaligus memintanya untuk tidak memberi tahu Mbak Wulan. Biarlah dia tahu dari saudara kami yang lain dan menganggap jika sakitnya Bapak karena di sebabkan oleh hal medis. Mas Harun membalas jika dia mengjinkan aku pergi sendiri. Mas Harun baru akan pergi saat jatahku dengannya. Tanpa sepengetahuan dari keluarga Ibu.Di waktu adzan maghrib berkumandang, aku melajukan motor meninggalkan desa ini. Agar tidak terlihat oleh para tetangga yang pasti sedang melaksanakan sholat. Rasanya masih sangat malu akibat kejadian sore ini. Mereka pasti sudah melabeliku dengan sebutan pelakor. Butuh waktu satu jam hingga aku tiba di rumah sakit tujuan tempat Bapak di rawat. Ibu sudah mengirim pesan di lantai mana ruang ICU berada. Karena Bapak di rawat disana.Sudah ada banyak orang saat aku berjalan mendekat. Dia menangis dalam peluk

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 32 Berkumpul

    POV WulanSemua mata sontak memandang heran ke arah Raya. Sepertinya dia tidak sadar sudah membongkar aibnya sendiri. Aku terkekeh pelan. Senang karena Raya membuka aibnya sendiri. Tanpa perlu aku yang membukanya di hadapan keluarga kami. Bude May memegang tangan Raya erat. Seolah berusaha menyadarkannya. Aku menatap Mas Harun yang mengalihkan pandangan. Dari tangan kami yang masih bertaut, aku dapat merasakan jika Mas Harun tengah mengalami keringat dingin. Dia pasti gugup dan tidak menyangka jika Raya bisa senekat ini. Tidak sesuai dengan tebakannya kemarin.“Kenapa kamu menuduh Wulan seperti itu Ray? Memang Wulan sudah memberi racun pada Kang Dar sampai bisa sakit seperti ini? Jangan sembarangan kalau ngomong. Kalau ada orang lain yang dengar nanti Wulan bisa benar-benar di anggap bersalah.” Tegur Paklek Narto tidak setuju. Sontak saja wajah Raya terlihat pias. Ia seperti baru menyadari kesalahannya. Raya masih bungkam. Tidak menjawab pertanyaan Paklek Narto.Koridor rumah sakit in

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 33 Pengakuan

    “Bukan begitu maksud saya Paklek. Apa bukti yang di tunjukkan Wulan memperlihatkan wajah Paklek Dar dan Raya secara jelas?” Tanya Mas Harun gugup. Ia melirikku yang tengah tersenyum mengejeknya. Salah sendiri dia berani membela Raya di depan keluargaku. Padahal Paklek Narto belum tahu tentang pernikahan mereka. Tapi, hal ini pasti akan memantik api kecurigaan.“Memang tidak ada wajah Kang Dar dan Raya di rekaman CCTV yang dari rumah kalian, tapi kalau semua bukti ini di gabungkan maka dapat terlihat jelas jika mereka pelakunya. Makanya tadi aku bilang toh le. Kalau bukti ini harus di serahkan pada ahlinya dulu untuk di periksa. Kalian inikan satu rumah? Kenapa kamu tidak tahu kala Wulan sudah mencari bukti ini ke banyak tempat?” Tanya Paklek Narto penasaran. Wajahnya nampak curiga. Apalagi saat Mas Harun membela Raya tadi.Mas Harun hanya bisa terdiam. Tidak berani bicara lagi. Begitu juga denganku. Aku sudah berjanji untuk tidak mengungkap rahasia pernikahan keduanya dengan Raya jika

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 34 Pergi

    Dalam pernikahan poligami hati seorang istri pasti tersakiti. Tidak ada yang baik-baik saja. Sebagian besar memilih melawan untuk mempertahankan haknya serta anak-anak yang hadir dalam rumah tangga. Sebagian lagi memilih menyerah dengan damai untuk ketenangan hati. Hanya sebagian kecil yang memilih bertahan. Itupun masih terbagi lagi. Ada yang benar-benar menanamkan kata ikhlas dalam hati mereka. Ada juga yang menyusun berbagai rencana untuk memberikan efek jera. Seperti yang tengah aku lakukan saat ini. Membalas sakit hatiku dan anak-anak pada mereka yang sudah menghancurkan hati kami. Walaupun hal itu tidak akan pernah bisa menyurutkan rasa kecewa atau mengembalikan kepingan hati yang sudah pecah.Kekecewaanku pada Mas Harun semakin menumpuk karena dia secara terang-terangan membela Raya yang sudah terbukti bersalah karena berusaha mencelakakan anak-anak. Walaupun tidak secara langsung. Dan semua itu di lakukan hanya demi memenuhi uang kuliah Rani yang besar. Aku tahu jika syarat ya

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 35 Melayat

    Aku tediam sejenak. Kira-kira apa yang akan di lakukan Mas Harun pada Raya? Kenapa dia harus menyembunyikannya dariku? Apa dia berniat untuk melindungi harga diri istri keduanya itu? Otakku tidak bisa berhenti berpikir. Segera kegelengkan kepala lalu keluar kamar. Menaiki lantai dua untuk berpamitan pada anak-anak. Bude Yah sudah menemani Alana dan Syifa yang sedang menonton TV. Sigap membantuku menjaga anak-anak karena aku akan langsung pergi ke rumah Bulek May dan Raya untuk melayat.“Ibu mau keluar lagi?” Tanya Syifa begitu melihat penampilanku. Aku sudah berganti baju memakai gamis warna abu-abu denmgan hijab senada. Gamis yang sering aku gunakan untuk acara yasinan.“Iya sayang. Ibu mau melayat ke kota sebelah. Tempat tinggal Uti Minah dulu.” Terangku sambil menyebut nama Ibu.“Sama Ayah?” Kali ini Alana yang bertanya. Aku terpaksa menganggukan kepala. Berbohong pada anak-anak agar tidak curiga kenapa aku tidak berangkat bersama Mas Harun. Rasa penasaran masih menyelimuti hati. T

Latest chapter

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 94

    Pov Orang KetigaSurat panggilan sidang dari pengadilan agama akhirnya datang juga ke rumah megah Ardi. Dia termenung menatap kurir yang mengantar surat itu. Tangannya sudah meremas surat tanpa membalas sapaan kurir yang berlalu pergi. Ardi menutup pintu rumahnya dengan kasar hingga membuat Bu May yang sedang memasak di dapur jadi terlonjak kaget.Ia masuk ke dalam kamar lalu duduk di tepi tempat tidur. Menyobek amlopnya dan membaca gugatan Desi yang tertera dalam surat tersebut. Di surat itu menyebutkan tentang sikap kasar Ardi pada Desi dan anak-anak selama ini yang di sebut kekerasan secara verbal. Walaupun tidak ada kekerasan secara fisik. Mata Ardi semakin membulat saat ia membaca isi gugatan berikutnya dimana Ardi sudah berselingkuh dengan Sarah. Hanya nama Sarah yang di sebutkan. Tidak ada nama Raya sebagai selingkuha Ardi. Desi mengklaim jika dia punya semua bukti yang akan ia bawa ke pengadilan saat sidang pertama kelak."Desi si*"*****." Seru Ardi marah dengan suara men

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 93

    "Sebenarnya dimana Desi dan anak-anak? Kenapa kamu sampai tidak tahu keberadaan mereka, Ardi?" Seru Mama jengkel yang membuatku keringat dingin. Sedangkan Papa hanya diam saja sambil menatapku tajam.Aku sangat tahu karakter orang tuaku yang lebih sayang dengan Desi. Tidak mungkin jika aku mengarang cerita jelek tentang Desi. Bukannya percaya Mama justru akan sangat marah padaku. Rasanya pikiranku buntu di tatap sedemikian tajam oleh orang tuaku "Aku nggak tahu Ma. Seharian ini aku bekerja di kantor jadi aku nggak tahu keman Desi dan anak-anak pergi. Tadi siang Bu May sempat telpon kalau Desi sedang tidak enak badan sehingga tidak bisa rewang di rumah tetangga. Jadi, Bu May yang menggantikannya. Aku izinkan karena tidak enak dengan tetangga kami jika tidak ada yang rewang. Baru saja aku pulang sore ini bersamaan dengan Papa dan Mama, mereka sudah pergi. Aku baru saja hendak mencari mereka. Tolong jangan marah padaku dulu." Jelasku pelan dengan suara bergetar. Ya ampun kenapa aku tida

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 92

    Siang itu aku berkenalan dengan anak Bu May yang bernama Raya. Wajah cantik, tubuh seksi dan sikap yang ramah langsung memikatku saat itu juga Entah kenapa aku bisa langsung jatuh cinta pada Raya. Bukan hanya rasa tertarik seperti yang aku rasakan pada Sarah dan dua mantan kekasihku yang lain. Karena masih ingin mengobrol dengan Raya lebih banyak lagi, aku mengajaknya dan Bu May untuk menemaniku duduk di meja makan. Mumpung Desi dan anak-anak sedang tidak ada di rumah. Hampir saja kami ketahuan oleh Desi yang tiba-tiba saja sudah pulang ke rumah. Untungnya dia tidak curiga sama sekali dengan kedekatanku bersama Raya. Apalagi ini pertama kalinya aku mengijinkan pembantu untuk duduk di meja makan yang sama denganku. Setelah Desi pergi aku bisa menghela nafas lega.Di tengah kelumit hubunganku dengan Sarah yang sedang berada di masa membosankan, rasanya sangat menyenangkan bisa menjalnin hubungan dengan wanita baru seperti Raya. Dia jauh lebih pengertian dan baik daripada Sarah. Raya tid

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 91

    Pov ArdiMenikah ternyata sangat membosankan. Apalagi jika istri sudah melahirkan bayi. Membuat penampilan fisik menjadi berubah seratus delapan puluh derajat. Wajahnya jadi sayu karena kurang tidur akibat begadang mengurus bayi. Tidak ada lagi badan seksi milik Desi yang bisa kulihat. Namun, di sisi lain aku juga menuntutnya untuk melahirkan sebanyak empat kali. Hingga kami memiliki tiga anak perempuan dan dua anak laki-laki. Aku ingin memiliki anak sebanyak mungkin yang bisa di jadikan pewaris perusahaan Papa. Sekaligus anak yang bisa mengurusku di masa tua nanti.Pelayanan yang di berikan Desi di atas ranjang juga tidak bisa maksimal lagi. Sehingga membuatku sering mencari pelampiasan pada wanita lain. Yang sudah aku uji kebersihannya melalui peemeriksaan kesehatan di rumah sakit. Setelah memastikan jika wanita yang aku pilih sehat dan bebas dari penyakit menular baru kami melanjutlan hubungan. Aku bisa memberikan banyak uang pada wanita simpananku setiap mereka mau melayani dengan

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 90

    Rasanya badanku sangat letih saat pulang ke rumah bersama Andi dan Tika yang menyusul ke bimbel. Sedangkan Raka berada di rumah bersama Salma dan Salwa. Beruntung si kembar mau membantu dengan mengambil alih dapur dengan memasak untuk membuat menu makan malam kami kali ini. Mereka juga mau membantu pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci piring. Bahkan untuk urusan seragam sekolah, anak-anak dengan terampil menyetrika. Tentu saja dengan di dampingi oleh si kembar. "Pokoknya Ibu tenang saja. Urusan pekerjaan rumah serahkan pada kami. Ibu juga nggak perlu lagi memasak biar nggak kecapekan. Fokus saja bekerja di bimbel. Kalau adik-adik mau menyusul kami yang akan mengantarkan." Kata Salma pagi ini saat kami tengah berkutat untuk membuat sarapan di dapur. Sedangkan Salwa dan Tika sudah membagi tugas untuk menyapu halaman depan dan rumah. Raka dan Andi masih sibuk membereskan tempat tidur dan buku yang akan mereka bawa ke sekolah."Terima kasih sayang. Kamu dan Salwa juga nggak perlu

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 89

    Meskipun merasa sedih setelah melihat pesan balasan Wulan, aku berusaha untuk menenangkan diri. Mungkin untuk saat ini aku harus membiarkan Mama dan Papa berspekulasi sesuai dengan fitnah yang sudah di katakan Bu May pada mereka. Karena aku tidak ingin sembarangan memberikan bukti sebelum persidangan di mulai. Teringat dengan pesan Pak Hendra agar aku selalu berhati-hati terkait dengan barang bukti yang sudah di berikan ke pengadilan agama.[Biarkan saja Lan. Biar Papa dan Mama melihat sendiri di pengadilan bukti-bukti yang sudah aku serahkan. Aku takut jika memberikan bukti itu sekarang Mas Ardi akan punya bahan untuk mengelak. Bisa saja dia akan menyiapkan sangkalan mengingat Mas Ardi bisa melakukan segalanya dengan uang.]Balasku cepat. Aku tahu jika kemungkinan besar orang tua Mas Ardi akan tahu lebih cepat. Hanya saja hatiku tetap merasa sedih karena harus pergi begitu saja tanpa ijin pada mereka. Aneh sekali. Padahal ini keputusanku. Tapi, aku juga yang merasa sedih. Mungkin kar

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 88

    Jarum jam sudah menunjukkan setengah empat sore saat kami sampai di rumah ini. Langit jingga mulai terlihat menjelang malam. Aku meminta anak-anak untuk menunggu di teras. Sementara aku pergi ke rumah pemilik kontrakan yang jaraknya hanya dua rumah saja dari sini. Saat bertemu Bu Marni langsung menyerahkan kunci rumah padaku lalu kami masuk ke dalam. Ruangan tampak bersih karena ada yang rutin menyapu selama dua bulan ini. Tidak ada perabotan di ruang tamu dan dapur. Tapi, setidaknya sudah ada tempat tidur dan lemari di setiap kamar yang di beli Ratna setelah aku mentransfer uang padanya. Saat Ratna dan keluarganya menginap di rumah ini. Dua koper besar yang dulu di bawa Ratna sudah ada di kamar utama. Sedangkan satu koper lagi aku kirim lewat jasa travel dan di letakan di dapur. Baru aku kirim beberapa hari lalu setelah anak-anak selesai ujian akhir sekolah atau yang biasa di sebut dengan UAS.“Kita sholat jamaah di ruang tengah dulu ya. Baru pasang seprai di kasur terus istirahat se

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 87

    POV DesiSatu minggu lebih aku berusaha menghindari jebakan Mas Ardi walaupun obat terlarang itu sudah di tukar dengan teg biasa. Kadang kala aku menyanggupi keinginannya untuk minum teh di ruang makan atau berdua saja di dapur. Aku merasa gugup karena bingung harus menunjukkan reaksi apa setelah minum teh itu yang di yakini Mas Ardi mengandung obat terlarang. Namun, tidak ada reaksi apapun dari Mas Ardi selain ekspresi heran. Dia juga tidak curiga sama sekali. Setidaknya aku merasa sangat lega karena selalu berhasil lolos. Kesibukanku bersama anak-anak membuat Mas Ardi tidak bisa menjebakku untuk tidur bersama pria lain. Selain itu, dia juga harus sibuk bolak-balik dari rumah Sarah ke rumah ini karena harus membagi waktu setelah mereka resmi menikah secara siri. Membuatku bisa dengan mudah memasukan obat tidur setiap dia akan menjalanklan rencana untuk menghubungi temannya yang akan ikut dalam rencana untuk memfitnahku. Membuat Mas Ardi merasa bahwa ia terlalu kelelahan hingga bisa t

  • Balasan Untuk Suami dan Adik Madu   Bab 86

    POV RayaLiburan selama tiga hari ke Bali bersama Mas Ardi sungguh menyenangkan dan menakjubkan. Karena ini kedua kalinya aku bisa liburan ke Bali setelah study tour saat SMA dulu. Ada banyak tempat yang lebih bagus sudah kami kunjungi. Di tambah dengan banyaknya oleh-oleh yang sudah kubeli dengan harga ratusan juta. Membuat aku membeli banyak baju, tas, sepatu dan masih banyak barang yang bagus dan sangat mahal. Tidak lupa juga aku membelikan untuk Ibu dengan jumlah yang sangat banyak.Dia sangat pengertian mengajakku pergi tanpa perlu bertanya dimana keberadaan suamiku. Setelah aku cerita Mas Ardi memang tidak pernah bertanya secara detail tentang sosok Mas Harun. Membuatku merasa sangat lega karena mereka bedua sudah saling mengenal sebagai rekan kerja di kantor. Aku takut jika Mas Ardi akan memilih mundur sebelum semua rencanaku dan Ibu terlaksana. Di sisi lain aku juga banyak menguping percakapan Mas Ardi dengan Sarah di kamar hotel tempat kami menginap. Dia selalu mengira jika a

DMCA.com Protection Status