Short
Balas Dendam dari Ayahnya Sahabat

Balas Dendam dari Ayahnya Sahabat

Oleh:  MariamTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
9Bab
170Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"Ayahmu menyakiti putriku, jadi aku sakitin kamu! Dengarin, kaki dibuka sedikit." Ayah dari sahabat memposisikan aku dalam gaya yang memalukan, mendengar gerakan mesra ayah dan sahabat di dalam kamar, aku hanya pasrah diperlakukan sesuka hati oleh Om Charlie......

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

“Fellicia, datang sini om peluk, bajumu turunkan lagi...permainan kartu tadi kamu kalah, sini dengar, merangkak ke sini."Namaku Stella, tadi aku dan ayah, bersama sahabat dan ayahnya, berempat berminum, tapi karena tidak kuat minum jadi sudah kembali ke dalam kamar, sekarang aku mendengar ayah berbicara seperti itu dengan sahabatku Fellicia.Mereka berdua mau ngapain?"Fellicia yang penurut, seperti biasa, ayo ke sini..."Kepalaku terasa agak pusing, perlahan aku mendorong pintu kamar tidur.Lewat dari celahan pintu, aku melihat ruang tamu yang tadi bermain kartu, sahabatku Fellicia wajahnya merah, mengenakan gaun hitam bertali tipis, merangkak ke meja kartu, dan sedang bergerak ke arah ayah yang wajahnya penuh dengan kegilaan.Gaun Fellicia sangat pendek, kelihatan semua bagian bawah gaunnya.Aku melihat dengan jelas ayah seperti tidak sabaran berdiri, satu tangan mengelus kepalanya Fellicia, satunya lagi masuk ke dalam gaunnya...di saat itu, aku merasa tubuhku gemetar.Seperti ada t...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
9 Bab
Bab 1
“Fellicia, datang sini om peluk, bajumu turunkan lagi...permainan kartu tadi kamu kalah, sini dengar, merangkak ke sini."Namaku Stella, tadi aku dan ayah, bersama sahabat dan ayahnya, berempat berminum, tapi karena tidak kuat minum jadi sudah kembali ke dalam kamar, sekarang aku mendengar ayah berbicara seperti itu dengan sahabatku Fellicia.Mereka berdua mau ngapain?"Fellicia yang penurut, seperti biasa, ayo ke sini..."Kepalaku terasa agak pusing, perlahan aku mendorong pintu kamar tidur.Lewat dari celahan pintu, aku melihat ruang tamu yang tadi bermain kartu, sahabatku Fellicia wajahnya merah, mengenakan gaun hitam bertali tipis, merangkak ke meja kartu, dan sedang bergerak ke arah ayah yang wajahnya penuh dengan kegilaan.Gaun Fellicia sangat pendek, kelihatan semua bagian bawah gaunnya.Aku melihat dengan jelas ayah seperti tidak sabaran berdiri, satu tangan mengelus kepalanya Fellicia, satunya lagi masuk ke dalam gaunnya...di saat itu, aku merasa tubuhku gemetar.Seperti ada t
Baca selengkapnya
Bab 2
Aku bisa melihat matanya setengah terpejam, dan saat dia mendekat, aku bisa mencium bau alkohol dari tubuhnya. Dia memanggilku sayang, apa dia salah orang makanya memelukku?Aku baru mau bilang aku bukan tante, dia langsung menempel dan menindihku dengan tubuhnya yang kuat.Tadi aku mau tidur, jadi memakai gaun tidur sutra. Sekarang begitu dia menindihku, tubuhku sudah hampir jatuh ke lantai, gaun tidur berantakan, kerah terbuka lebar, membuat Charlie melihat sampai terdiam.Tetapi tubuh Om Charlie benaran kuat sekali, tangannya sudah mulai memegang pinggangku, terus menerus mengelus, dan dengan mabuk berbicara di samping telingaku."Sayang, tubuhmu lembek sekali, hanya saja sejak kapan kulitmu jadi sebagus ini?"Saat berkata ini, dia mulai mencium wajahku, kedua tangannya sangatlah panas.Pintu masih terbuka, aku bisa melihat ayah dan sahabat sedang mesraan.Dan aku yang di sini juga dianggap Om Charlie sebagai istrinya.Di saat kedua tangan Om Charlie yang panas masuk ke dalam bajuk
Baca selengkapnya
Bab 3
Aku mengusir pikiran-pikiran jahat itu dan mendorong Om Charlie."Fell, jangan bikin aku takut…"Dari luar, terdengar suara ayah yang panik.Saat Charlie mendengar kalimat itu dari ayahku, dia terdiam.Charlie yang sebelumnya menindihku dan mulai bicara ngelantur karena mabuk, mengira aku adalah istrinya. Sekarang, dia malah menghentikan semua gerakannya dan di matanya terlihat sedikit rasa kecewa!Lalu, tangannya memegang kakiku berkali-kali dan berdiri jalan keluar.Aku melihat tatapan matanya, dan saat itu aku baru sadar, ternyata dia berpura-pura!Hatiku langsung terasa berat.Om Charlie tidak mabuk!Dia hanya berpura-pura!“Om Charlie, bukankah kamu mabuk?” Dia melirikku sekilas, menggosok matanya, “Udah sadar… Tapi, kamu bukan istriku, kamu kan si Stella ya? Maaf ya, Om tadi agak linglung, kukira kamu istriku.”Alasannya terdengar jelas dibuat-buat. Setelah itu, dia buru-buru pergi.Aku berdiri, cepat-cepat merapikan gaun pendekku.Dalam kepalaku, ada rasa malu dan kesal yang ane
Baca selengkapnya
Bab 4
Karena rangsangan dari suara ayah dan sahabatku, membuatku merasa seolah-olah seluruh tubuhku akan meledak.Dan tubuh kekarnya Charlie dengan suaranya yang spesial, membiarkanku dilakukan sesukanya, kaki, mulai perlahan-lahan terbuka...Tok tok tok!Pada saat ini, aku tiba-tiba mendengar suara ketukan pintu yang keras dari luar.Sebenarnya, aku sedang menutup mata, merasa tubuhku lemas dan tidak bertenaga, seperti gumpalan lumpur.Charlie juga sudah bersiap-siap.Suara ketukan pintu dari luar mengejutkanku, dan juga membuatnya terkejut!Aku cepat-cepat kembali sadar dan wajahku merah karena malu.Saat melihatnya, aku bisa melihat ekspresi Charlie yang tidak senang, bahkan suara ayah dan sahabatku yang sebelumnya terdengar dari kamar juga mulai terhenti.Aku dan sahabatku sebenarnya adalah murid dari lembaga pelatihan tari, sementara Charlie dan ayahku adalah ayah tunggal yang menemani anaknya belajar.Aku juga tidak tahu siapa yang sedang mengetuk pintu, jadi aku buru-buru menarik gaun
Baca selengkapnya
Bab 5
Kalau di saat tadi masih mesraan, kedua tangannya memegang belakangku, dan menggunakan tubuhnya yang sehat memelukku, aku pasti akan terjebak dan tidak bisa keluar.Tetapi kakiku sekarang sakit sekali, dan aku merasa Charlie hanya ingin tidur samaku, sama sekali tidak perhatian samaku.Wanita sangatlah sensitif terhadap hubungan, hampir sama seperti sensitif di tubuh.Di saat ini, melihat dia masih mau memelukku, aku mulai melawannya."Om, cepat lepaskan aku!"Charlie malah mendekatiku dan ingin menciumku.Aku sakit sampai teriak.Ayah yang tadi masuk ke kamar bersama sahabatku, berjalan cepat keluar.Melihat aku yang sedang menjauh dari Charlie, ekspresinya tampak bingung.Ketika dia mendekat dan melihat pergelangan kakiku, wajahnya menjadi khawatir."Ada apa ini? Kok kakimu bisa bengkak? Tidak bisa, kita harus segera ke rumah sakit."Mendengar kata-kata perhatian dari ayah, aku merasa hangat di hati.Ternyata, setelah dipikir-pikir, ayah yang paling peduli padaku.Di luar, nenek Shin
Baca selengkapnya
Bab 6
Charlie melihat ekspresi ayah, langsung mengakui kesalahannya dan turun untuk membeli makanan.Sahabat lalu datang menghampiriku, matanya berkaca-kaca saat menatap pergelangan kakiku.“Kita memang sahabat sejati. Sama-sama lagi sial. Kakiku baru saja tergores, sekarang giliran kamu yang cedera pergelangan kaki.Aku tahu makanan favoritmu, tunggu, aku akan belikan.”Setelah mengucapkan itu, dia pun turun bersama ayah.Begitu mereka berdua pergi, aku akhirnya bisa menghela napas lega.Namun, tepat saat itu, pintu tiba-tiba terbuka.Charlie yang seharusnya sudah turun membeli makanan, kembali lagi.Saat pintu terbuka, seluruh tubuhku gemetar terus.Karena ekspresi di wajah Charlie adalah ekspresi gila yang belum pernah aku lihat sebelumnya.Dia datang ke sampingku dan menindihku di atas kasur pasien."Kamu jangan pikir mau pisah denganku, karena aku benaran cinta kamu. Demi cinta kamu, aku bisa melakukan apapun."Sambil berkata, kedua tangannya langsung masuk ke dalam gaunku.Aku buruan m
Baca selengkapnya
Bab 7
Aku seolah melihat penyelamat, harapan muncul di tengah keputusasaan.Dan benar saja, terdengar ketukan pintu keras "tok tok tok", disusul suara seorang perawat dari luar."Cek kamar! Kenapa pintunya dikunci? Cepat buka pintunya!"Charlie terkejut, wajahnya langsung berubah pucat, lalu memaki dengan kesal,"Sialan, sejak kapan ada patroli segala!"Tatapannya padaku penuh ancaman, dan menggoyangkan handphone di tangannya."Stella, jangan pikir kamu bisa lepas dariku. Aku sudah lama suka sama kamu, dan kali ini aku pasti akan mendapatkanmu.Belum pernah ada wanita yang nggak bisa aku taklukkan. Jangan harap kamu bisa pergi. Kalau kamu berani ninggalin aku, keluargamu bakal hancur. Kamu cuma punya satu ayah, pikir baik-baik soal ini."Perawat dengan cepat mendorong pintu dan masuk ke dalam ruangan.Untung saja Charlie tadi tidak benar-benar mengunci pintu, dalam hati aku merasa sangat bersyukur.Saat perawat masuk, untungnya belum terjadi sesuatu yang tidak pantas, kalau sampai terlihat,
Baca selengkapnya
Bab 8
Aku dan ayah datang ke sekolah tari untuk pelatihan, karena mereka bercerai.Setelah aku dewasa, aku memilih ikut ayah, karena ayah bilang ibu selingkuh.Jadi aku sangat membenci ibu.Tapi sekarang siapa yang bisa aku percayai?Meskipun aku benci ibu, tapi dia selalu perhatian padaku.Akhirnya, aku memutuskan untuk menghubunginya.Tentu saja, aku tidak berani bilang sebenarnya aku sedang diancam oleh Charlie, makanya hubungi dia. Aku hanya bilang, aku lagi sakit dan rindu dia.Ibu bilang dia akan segera datang.Mendengar itu, aku menjadi tenang.Tetapi aku harus menunda waktu.Memikirkan video-video dalam handphone Charlie, membuatku semakin ketakutan.Aku memutuskan untuk berpura-pura patuh padanya, mencari kesempatan membuang handphonenya.Kalau itu berhasil, dia tidak akan bisa mengancamku lagi.Yang tidak kusangka, saat aku berbicara dengan perawat, menyuruhnya siap-siap muncul kapan saja, Charlie sudah lebih dulu menemukanku.Wajahnya tampak sedikit muram saat melihatku bicara den
Baca selengkapnya
Bab 9
Wajahku jadi merah, dengan penuh bersalah melihat Charlie."Om Charlie, aku sudah salah paham denganmu."Charlie menggelengkan kepala, "Salah paham atau tidak itu tidak penting, kebetulan kamu sudah telepon ibumu, sebenarnya aku sudah mau memberitahu ibumu sejak awal."Saat ini aku baru teringat, kenapa tadi di dalam telepon ibu begitu cemas."Jadi, apakah kita perlu membuat rencana lagi untuk memasukkan ayahmu ke dalam penjara?"Aku menggelengkan kepala, "Sebenarnya aku masih punya cara lain."Charlie terkejut.Setelah aku menjelaskan rencanaku di telinganya, Charlie mengerti apa yang ingin aku lakukan."Usul yang bagus, ayahmu pasti tidak akan mengerti hal-hal seperti ini, dia pasti berpikir bahwa kita sudah berhubungan."Karena salah paham sudah teratasi, perkataan Charlie membuat telingaku tiba-tiba memerah.Rencanaku sebenarnya sangat sederhana, tapi pasti efektif.Charlie memujiku lagi untuk waktu yang lama."Stella, terima kasih, tapi jangan terlalu sedih, dia yang tidak berperi
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status