Bab 23 Balas Dendam Yang SalahAndini Alvis gegas membaringkan kembali tubuh istrinya. Karina mendesis lirih, merasakan pusing di kepalanya yang terasa berdenyut nyeri. "Ka, kamu baik-baik saja?" bisik Alvis seraya mengusap kepala sang istri. "Kepalaku sakit sekali," keluhnya lirih. "Bawa tidur saja coba, Ka. Siapa tahu mendingan, sini biar aku kelonin," ujar Alvis seraya membaringkan tubuhnya di samping Karina. Wanita itu tak menghiraukannya. Dia hanya fokus dengan rasa nyeri yang menderanya. Alvis memijat lembut kening hingga kepala bagian belakang istrinya. Hingga wanita itu akhirnya terlelap dalam pelukannya. Alvis tersenyum. Ia mengusap lembut wajah pucat istrinya. Membingkai tatapannya ke seluruh wajah Karina. Dna berhenti tetap di bibir tipis yang sedikit terbuka. Wajahnya mendekat, terus mendekat dan menyatukan ujung bibir mereka. Melumatnya dengan sangat lembut. Meski tanpa balasan sebab Karina sepertinya sangat nyenyak sekali tertidur. Tapi, pria itu tersenyum puas. M
Bab 24 Balas Dendam Yang SalahRayuan Maut AndiniAlvis tak mendengar kalimat yang terucap dari bibir Andini kala itu. Dia hanya tahu, telah menodai calon istrinya. Sebagai lelaki yang bertanggung jawab. Alvis harus segera menikahinya, sebelum wanita itu hamil pastinya. Sebab, dia menumpahkan tembakannya di dalam rahim hangat Andini."Baguslah, akad nikah akan kita laksanakan tiga hari lagi. Lalu, pesta akan diadakan bulan depan. Begitu Nak Alvis?" tanya Danu--orang tua Andini."Siap Om," jawab Alvis pasti. Andini berada di sampingnya. Dengan manja dia bergelayut di lengan Alvis. Membuat Alvis merasa sangat tersanjung kala itu. Akhirnya dia bisa mendapatkan wanita yang sangat dia cintai itu."Oke, kesepakatan telah kita setujui ya. Jadi, mahar apa yang kau inginkan Andini?" tanya Danu sekali lagi pada putri sulungnya itu.Andini menatap lekat Alvis yang menatapnya dengan senyuman manis. Andini mengerjapkan matanya, seolah ingin menghipnotis pria itu melalui tatapannya. Alvis meremas l
Bab 25 Balas Dendam Yang SalahAndini Dan Bryan Terselubung Setelah menulis sendiri angka yang ia inginkan. Andini gegas mempercantik diri. Sebab dia akan bertemu dengan kekasihnya. Dia merasa umpan tubuhnya harus mendapatkan harga yang fantastis dari mangsanya."Kau tampak tak bersemangat sekali hari ini, An?" protes Bryan, saat mereka usai make love di apartemen milik Bryan."Ah, maaf sayang. Kau tahu, demi lima ratus juta itu, aku harus membuatnya menikmati tubuhku sampai dua kali pagi tadi," sahut Andini seraya merekatkan dekapannya ke tubuh Bryan."Astaga! Kau bahkan hanya sanggup sekali melayaniku selama ini. Sampai aku harus keluar demi mencukupi hasratku tapi, kau bisa melayaninya sampai dua kali. Itu pagi ini, lantas semalam, berapa kali kalian bercinta, ha!" amuk Bryan seraya mendorong kasar tubuh Andini."Ah sial!" pikir Andini. Dia sangat kesal rasanya. "Kau 'kan yang memojokkanku untuk menerima lamarannya! Ya konsekuensinya menikah pasti harus berhubungan badan, bukan!"
Bab 26 Balas Dendam Yang SalahRasa Yang AdaAndini mencebik kesal. Lantas mematikan sambungan ponselnya. Tapi, baru saja dia meletakkannya. Benda pipih itu kembali berderit memanggilnya."Kalau kau hanya hendak marah-marah. Tak perlu menghubungiku, Ian. Kau yang menyuruhku menikah, bukan. Jadi kau tanggung akibatnya!" ocehnya lirih."Ssst! Diam, bawel. Ingat, besok pagi kau harus bawa uangnya. Jangan hanya mau di tiduri saja, mengerti!" pekik Bryan, membentak Andini.Astaga, lucu sekali terdengarnya. Dia bahkan istri Alvis. Mau alvis kelonin sepanjang hari. Mereka adalah pasangan halal. Dasar tolol memang Bryan. Bisa-bisanya membodohi Andini. Tapi, begitulah Andini. Yang cintanya setengah mati dengan Bryan Louis. Dia meng-iya-kan ucapan sang kekasih. Dan terjadilah adegan sarapan pagi Alvis yang begitu hangat baginya.Meski dalam hati Andini mengakui. Bahwa memang Alvis sangat mempesonanya. Tapi, cintanya untuk Bryan lebih merajai dalam hatinya. Sehingga, apapun yang Bryan katakan mer
Bab 27 Balas Dendam Yang SalahPermohonan KarinaAlvis mengulum senyum, seusai mendapatkan perlakuan manis dari istrinya itu. Ia membelai lembut pipi Karina yang merona. Wanita itu menatap lekat kedua bola mata Alvis yang bersinar."Apa kamu mau makan sekarang?" tanya Alvis, meyakinkan sang istri "Aku tak tahu harus makan apa. Aku tak mau mual dan muntah lagi," Sahut Karina dengan wajah pucatnya."Coba pikirkan, apa yang ingin sekali kau makan saat ini. Mungkin jika makanan tersebut sangat kau inginkan, kau akan makan dengan lahap, bukan?" asumsinya."Tadi juga aku makan dengan sangat lahap. Tapi, aku tetap saja muntah. Emm, tapi aku ingin sekali makan masakan ibuku. Bisakah kau ajak aku ke rumah ibuku, Milo?" Alvis menautkan alisnya, saat Karina meminta hak tersebut. Tapi, ia lalu menghela nafasnya panjang. Lantas, dia meraih kedua tangan istrinya. Dan mengangguk pasti.Karina sontak memeluknya dengan sangat erat. Sungguh, ia tak menyangka jika pria aneh yang merupakan suaminya itu
Bab 28 Balas Dendam Yang SalahTespek Karina menatap lurus wajah sang suami yang menatapnya tak berkedip. Glek! Getir sekali rasanya ludah yang ia gelontorkan di tenggorokannya. Tatapan mereka bertemu sangat lama, tanpa bicara. "Ayo, kita makan dulu sekarang," ucap Cassandra dari ruang makan.Alvis gegas kembali membopong tubuh istrinya. karina tertegun, ada rasa bersalah yang menjalar dalam hatinya. Pria yang bergelar suaminya ini sangat lembut kepadanya. Bahkan dia sangat baik kepada ibunya. Lantas, kenapa dia masih juga memikirkan tentang Richard. Sungguh, Karina merasa sangat egois sekali.Alvis membiarkan Karina dengan perasaannya. Dia juga sedang berpikir, bagaimana agar wanita yang kini mulai ia cintai itu. Jangan sampai pergi dari kehidupannya. Dia menyuapi Karina dengan penuh sayang. Tak peduli dengan wajah Karina yang terlihat bingung dengan sikapnya."Kau sangat beruntung Karin, mendapatkan suami yang begitu baik padamu. Dia juga sangat perhatian pada Ibu," ujar Cassandr
Bab 29 Balas Dendam Yang SalahEtika"Selamat, kalian akan segera memiliki bayi."Mata Karina membola dengan bibir menganga lebar. Tatapannya lurus menatap dokter Obgyn yang alvis panggil rumahnya untuk memeriksa keadaannya. Perlahan, tatapannya beralih ke suaminya. Yang tersenyum sangat manis menatapnya hangat."Ha-hami!" pekik Karina tak percaya. Dan reflek, tangannya mengusap perutnya yang datar.Tubuhnya gemetaran, air mata tak terbendung kini. Kosong, tatapannya kosong sudah. Seakan semua harapan dan impiannya untuk bersama sang kekasih. Lenyap sudah. "Aku akan memberikan resep vitamin dan susu terbaik untuk dikonsumsi. Sepertinya hormon kehamilannya sangat mengganggu nafsu makannya," ujar dokter. Karina tak menanggapinya. Dia masih tergugu dengan rasa perih yang menghimpit di dalam dadanya. Tak percaya, kenapa dia tak memikirkan ini semua. Membiarkan pria itu terus menanam benihnya di dalam rahimnya. Bahkan, dia ingat. Dia juga sangat menikmati, bahkan pernah menggoda sang suam
Bab 30 Balas Dendam Yang SalahI Love YouHari telah berganti. Karina keukeuh tak mau dipanggil dengan sebutan Nyonya. Hanya mau dengan sapaan nama saja. Alvis membiarkan, yang terpenting istrinya senang."Boleh aku ke kantor hari ini sayang?" tanya Alvis, pada sang istri yang baru membuka matanya pagi ini. Sudah tiga hari, Alvis tak diizinkan oleh Karina pergi kemanapun. Dia meminta lelaki itu membawanya keluar rumah. Alvis menuruti, dan mengajaknya ke Mall. Tapi, sesampainya di sana. Karina justru pingsan. Sebab merasa lelah dan pusing.Sebab itu, Alvis sedikit ragu saat akan pergi meninggalkan istrinya itu. Tapi, pagi ini Karina mengangguk pasti. Lantas memeluk sang suami. Dia turun dari ranjang dan mendekatinya. Lantas berjinjit dan melumati bibir tebal sang suami. Alvis tak mungkin bisa menolak itu."Sayang, bolehkah aku meminta tasku." Karina, masih merangkulkan kedua tangannya di leher Alvis. Setelah puas menciumi bibir tebal yang kini selalu ingin dia cium."Buat apa sayang. B