Apa yang ditakutkan Viona ternyata terjadi. Penyakit jantung produser Ali kambuh karena syok melihat kantor miliknya terbakar habis. Produser Ali adalah salah satu orang yang selalu mau membeli hasil karya milik Viona dan karena produser Ali lah Viona bisa mendapatkan uang setiap bulannya untuk membiayai hidupnya. Viona merasa berhutang budi terhadap produser Ali. Itulah sebabnya ia tidak ingin terjadi apa-apa terhadap produser Ali."Siapa namamu?" tanya Arlo kepada anak produser Ali yang tengah melamun."Nama saya Leon tuan. Kebetulan bunda tidak bisa datang kemari karena kemarin bunda baru saja melakukan cuci darah sehingga tubuhnya masih sangat lemah. Saya takut terjadi apa-apa kepada ayah. Saya belum siap jika kehilangan ayah dengan cepat seperti ini," ucap Leon yang akhirnya meneteskan air mata kesedihan karena ia khawatir terhadap kondisi ayahnya."Jangan menangis. Kau itu adalah anak laki-laki. Kau harus kuat meskipun cobaan berat sedang menghampirimu. Aku tahu apa yang sedang
"Arlo, kenapa kamu harus berbohong kepada mommy? Kamu tahu kan kalau mommy itu tidak suka dibohongi," ucap mommy Amera menutup buku yang tadi ia baca dengan kasar."Mom, aku tidak pernah bermaksud untuk berbohong. Hanya saja aku belum siap mengatakan semua ini. Mom, tolong restui hubungan kami berdua. Please mom, aku sangat mencintai Rieta.""Tidak akan. Mommy tidak ingin memiliki menantu seorang janda, bekas dari laki-laki lain. Arlo, kamu itu masih perjaka. Tidak akan sulit untukmu mencari seorang perawan.Kenapa kamu malah memilih seorang janda?""Mom, perawan dan janda itu sama saja dimata Tuhan. Mereka sama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Lagi pula Rieta bercerai karena kesalahan dari mantan suaminya. Dia juga janda tanpa anak, jadi aku tidak akan terbebani untuk merawat anak.""Jangan menentang larangan mommy Arlo. Mommy tidak akan pernah menyetujui hubunganmu dengan Rieta, TITIK," ucap mommy Amera pergi meninggalkan Arlo.Arlo merasa sangat sedih karena dugaan Rieta benar jika sang
Karena perkataan produsen Ali membuat Rieta menjadi bersemangat kembali. Apalagi Arlo juga selalu memberikan semangat meskipun sebenarnya Arlo tidak mendukung jika Rieta menjadi seorang artis terkenal.Kemarin Arlo dan Rieta sempat bertengkar karena Arlo menyuruh Rieta untuk berhenti menjadi seorang artis. Arlo tidak ingin Rieta disentuh oleh lelaki manapun karena yang boleh menyentuh wanita tersebut hanyalah dirinya.Meskipun kesal dengan sifat Arlo yang pemaksa, Rieta merasa senang karena Arlo begitu menjaga dirinya. Arlo juga begitu memperhatikan dirinya. Setiap hari Arlo selalu menyuruh orang untuk mengirimkan makanan."Hahaha, ada gunanya juga kan Ta kalau kamu punya kekasih. Makan siang selalu gratis dan aku juga bisa ikut mencicipi.""Tapi aku justru tidak enak hati Vi. Kapan-kapan sepertinya aku perlu membuatkan sesuatu untuk Arlo dan juga mommy Amera.""Oiya, hubungan kalian berdua sudah mendapatkan restu ya?""Aku juga tidak tahu, tapi Arlo bilang mulai saat ini aku harus men
Seharian bermain di taman bunga membuat Rieta menjadi kelelahan. Arlo pun mengajak kekasihnya itu untuk pergi makan es krim yang letaknya tidak jauh dari taman bunga tersebut."Honey. Apakah kau senang dengan liburan hari ini?""Senang Arlo, aku sangat senang hari ini. Terima kasih banyak ya.""Honey.""Iya Arlo, ada apa?" jawab Rieta sambil sibuk mencium aroma bunga tulip yang tadi sempat ia petik. "Kalau aku tidak menolong produser Ali apakah kau masih akan tetap menerima perasaanku?"DeghRieta merasa ada sesuatu hal yang tidak beres. Ia yakin jika Arlo tengah menguji dirinya. Ia juga lupa jika mulai sekarang dirinya harus memanggil Arlo dengan sebutan baby."Eee, maaf Arlo ehh maksud aku baby. Tentu saja itu berpengaruh, tetapi itu tidak ada kaitannya dengan perasaan yang sesungguhnya. Karena perasaan yang sesungguhnya tidak bisa dipaksa begitu saja. Lagi pula aku ini bukan tipe orang yang suka membohongi perasaan, jika aku tidak menyukaimu maka aku akan mengatakannya dengan juju
Mata Rieta rasanya tidak dapat berkedip saat dirinya melihat mansion luas dan juga mewah milik Arlo yang sudah seperti istana di negeri dongeng."Honey, ayo kita masuk. Aku sudah menyiapkan beberapa kejutan untukmu di dalam.""Tunggu dulu baby. Aku ingin bertanya satu hal kepadamu, di rumah ini eh maksud aku di mansion ini kamu tinggal hanya bersama denganmommy Amera saja?" tanya Rieta penasaran. "Kalau dihitung secara kekeluargaan memang aku hanya tinggal bersamamu dengan mommy di mansion ini. Tetapi Jack dan juga istrinya serta Jacob juga tinggal di sini. Ada beberapa pelayan dan bodyguard yang juga tinggal di sini. Jadi mansion besar ini tidak akan terasa sepi karena banyak orang yang tinggal di mansion ini," ucap Arlo menjelaskan."Oh begitu rupanya. Aku pikir kamu hanya tinggal bersama dengan mommy Amera saja. Kan sayang sekali kalau mansion sebesar ini ditinggali hanya berdua."Arlo dan Rieta segera masuk ke dalam. Di sana terlihat banyak sekali barang-barang mewah dan juga ant
Siang ini Rieta berencana ingin membuat sebuah masakan yang menyegarkan. Ia rindu ingin membuat soto kesukaan sang ayah. Selama menikah dengan Bima, Rieta selalu saja memasak masakan yang hanya disukai oleh Sarla dan Saras.Para koki yang berada di dapur awalnya kaget, ada juga yang tidak suka karena tiba-tiba ada orang asing yang berani menggunakan dapur tanpa izin."Kenapa kalian semua hanya diam saja? Cepat bantu calon istriku memasak," ucap Arlo yang tidak suka melihat para kokinya yang hanya terdiam memperhatikan Rieta yang sedang sibuk memotong wortel dan daging."Ehh tidak perlu. Aku justru berterima kasih jika kalian semua keluar dari dapur ini. Biarkan aku yang memasak sendiri," ucap Rieta sambil tersenyum."Tapi honey.""Tidak apa baby. Aku lebih suka bekerja sendiri. Percayalah kepadaku."Para koki kaget melihat dan mendengar Arlo yang bertingkah lembut dan juga perhatian terhadap seorang wanita untuk pertama kalinya. Mereka semua kemudian segera pergi dari dapur tersebut k
Hampir 15 menit Arlo terdiam tanpa jawaban dan itu membuat Rieta semakin menjadi yakin jika Arlo pasti akan memutuskan hubungan mereka saat ini juga."Arlo, aku tahu kamu mungkin kaget dan belum siap untuk menjawab pernyataan yang aku katakan. Aku pulang dulu saja ya sekarang karena hari sudah semakin malam.""Jangan pergi. Aku belum memberikan jawaban honey.""Memangnya apa jawabanmu Arlo? Aku sudah bisa menebak kalau kamu akan memutuskan hubungan kita. Aku tahu kamu tidak mungkin mau menerima wanita mandul seperti aku. Aku tidak pantas untuk bersanding denganmu.""Siapa bilang? Aku mau menerima semua kekuranganmu. Aku mencintai dirimu dengan sepenuh hati honey. Meskipun kamu mandul aku akan menerimanya.""Haaa?"Rieta tidak percaya dengan jawaban Arlo. Ia yakin lelaki itu hanya sedang bercanda. Atau kalau tidak hanya akan meninggalkan dirinya disaat sudah mendapatkan apa yang diinginkan, sama seperti Bima dulu."Aku yakin kau itu tidak 100% mandul honey. Kita akan mencoba melakukan
Jack mulai mencari tahu di rumah sakit mana Rieta selama ini mengecek kondisi tubuhnya. Ia penasaran sebenarnya yang mandul itu adalah Rieta atau justru Bima.Jack kemudian menemukan fakta jika ternyata rumah sakit yang berada di pinggiran kota adalah tempat Rieta selama 3 tahun belakangan berobat dan di rumah sakit tersebut ada adik Bima yang bekerja sebagai apoteker."Kecurigaanku semakin jelas. Pasti kemandulan nona Rieta ada hubungannya dengan adik mantan suami nona Rieta," batin Jack yang langsung masuk ke dalam rumah sakit untuk mengetahui identitas adik Bima tersebut.Sangat mudah bagi Jack untuk mendapatkan informasi yang ia inginkan. Ternyata nama dari adik Bima adalah Saras, seorang wanita yang belum juga kunjung menikah di usianya yang sudah tidak muda lagi.Jack kemudian mencari tahu apa saja pengecekan yang pernah dilakukan oleh Rieta dan obat-obatan apa saja yang dikonsumsi Rieta selama ini.Dan ternyata Saras tidak sebodoh yang dipikirkan oleh Jack. Wanita tersebut sang
"Ayo kita pergi saja Vi, jangan hiraukan keberadaan Bima.""Rieta, tunggu sebentar," ucap Bima menahan tangan Rieta."Cukup Bim, jangan ganggu aku lagi. Aku bisa teriak dan security di mall ini akan menangkapmu.""Rieta, aku ingin kita berteman. Please, tolong kabulkan keinginanku ini. Aku janji tidak akan membuatmu sedih seperti dulu."Rieta hanya terdiam. Ia memang orang yang tidak tegaan. Apalagi Bima. ini pernah menjadi bagian dalam hidupnya."Aku yakin si Bima ini mau berteman dengan Rieta karena ada maunya," batin Viona merasa kesal."Beri aku waktu untuk memutuskan Bim. Aku tidak bisa secara mendadak seperti ini.""Baiklah. Nomer teleponku tidak berubah jika kamu ingin menghubungiku Ta.""Hmm. Aku pulang dulu Bim, maaf tidak bisa berlama-lama karena Arlo sudah menungguku.""Hati-hati Ta."Senang rasanya saat Rieta masih mau memberikan kesempatan kepada Bima. Ia yakin jika dirinya sudah berteman dengan Rieta nanti maka keberuntungan akan kembali berpihak kepadanya."Ta, kenapa k
Selama dua hari Viona benar-benar merawat Rieta dengan baik dan penuh perhatian. Rieta merasa bersyukur bisa mengenal dan memiliki sahabat seperti Viona."Ta, gawat. Ayo cepat cuci muka.""Ada apa Vi, kenapa kamu panik begitu?""Tuan Arlo datang. Dia membawa sebuah kotak besar juga.""Ehh. Arlo datang? Kok dia tidak menelponku dulu. Untung saja aku sudah sembuh hanya tinggal memulihkan energiku saja. Tolong temui Arlo dulu ya Vi, aku mau bersiap sebentar," ucap Rieta yang bergegas cuci muka dan berganti pakaian."Selamat siang Tuan Arlo.""Hmm, di mana Rieta. Dia tidak pergi kan hari ini?""Kenapa Tuan Arlo datang kemari tidak mengabari terlebih dahulu? Untung saja Rieta tidak pergi. Dia sedang berada di kamar mandi. Mari silakan masuk dan duduk dulu Tuan.""Terserah aku mau menemui calon istriku itu kapan saja, kenapa jadi kau yang cerewet.""Ohh bukan saya yang cerewet Tuan, tapi Rieta. Dia tadi sempat kaget dan mau marah saat melihat Tuan Arlo dari jendela.""Kau serius?""Buat apa
"Arlo, kenapa kamu mengajakku ke butik?" tanya Rieta merasa bingung."Aku ingin kau memilih gaun untuk pernikahan kita.""Gaun? Tapi aku belum menerima lamaranmu Sayang.""Aku tidak peduli. Aku hanya ingin mempersiapkan semua persiapan pernikahan kita yang entah kapan akan dilaksanakan. Aku sangat mencintaimu Rieta, aku ingin membina rumah tangga denganmu.""Sayang, jangan memasang wajah bersedih seperti itu. Aku merasa sangat bersalah. Kalau kamu mau kita menikah ayo kita lakukan. Aku rasa saat ini aku sudah siap.""Serius sayang?""Iya Arlo, aku serius. Ayo kita menikah," ucap Rieta merangkul leher Arlo dan tersenyum dengan tulus."Wait. Aku belum melamarmu secara romantis sayang, jadi katakan kembali nanti saat aku sudah melamarmu.""Dengan senang hati sayang."Krekkk"Ehh, ada Tuan Arlo. Selamat siang Tuan.""Siang."Rieta segera melepaskan pelukannya dan tersenyum kepada karyawan butik yang baru saja keluar."Apakah Tuan Arlo ingin mampir ke butik kami hari ini?""Rencananya begi
Plakkk"Bodoh kamu Jen. Kenapa juga kamu harus mengakui semua kesalahanmu dan mau meminta maaf kepada Rieta? Bikin malu saja. Kalau sudah niat ingin menghancurkan seharusnya kamu tidak perlu berbuat seperti ini.""Awww, sakit bodoh. Kenapa kamu harus menamparku segala. Lagi pula kalau aku tidak minta maaf dan mengakui semua kesalahan yang ada masa depanku akan hancur San," ucap Jenika memegang pipinya yang terasa perih."Argh, kenapa juga si Rieta itu punya kekasih seperti Arlo yang memiliki kekuasaan yang kuat. Sial.""Kalau kamu ingin marah ya sana marah saja. Aku sudah tidak mau berurusan dengan Rieta lagi. Sudah cukup aku dibuat malu olehnya. Dan aku sudah cukup puas bisa membuatnya terpuruk seperti saat ini. Yang penting semua orang sudah tahu kalau Rieta itu janda mandul.""Payah kamu Jen, baru segini saja kamu sudah merasa puas.""Terserah kamu saja. Aku sudah tidak mau ikut campur masalah ini. Yang penting aku tidak menyebutkan namamu jadi kamu aman. Kalau kamu ingin melanjutka
Setelah mengetahui siapa pelaku sebenarnya membuat Viona jadi tidak suka jika bertemu dengan orang tersebut. Tetapi Jacob melarang Viona untuk memberi tahu Rieta tentang orang tersebut karena ia harus mengumpulkan barang bukti yang lebih banyak lagi sebelum banyak orang tahu tentang pelakunya."Vi, aku rasa kamu jadi sering datang ke kantor Tuan Ali. Memangnya kamu sedang ada proyek apa?" tanya Rieta penasaran."Aku sedang tidak ada proyek apa-apa Ta. Aku hanya ingin menemanimu saja. Memangnya tidak boleh ya? Aku juga bosan berada di rumah terus.""Oh, aku pikir kamu sedang ada proyek dengan Tuan Ali. Tentu saja aku merasa senang karena kamu mau menemaniku setiap saat Vi. Maaf ya jika aku menyinggung perasaanmu."Didalam diri Viona ia berjanji akan menjaga Rieta sampai Arlo dan yang lainnya berhasil membongkar kebenaran yang ada. Ia tidak ingin sahabatnya itu jatuh terpuruk kembali.Beberapa hari ini Arlo memang tidak dapat menemui Rieta karena kesibukannya yang sedang menggarap proye
Tidak ingin berlama-lama dalam kesedihan, Rieta sadar jika kesedihannya ini hanya akan merugikan dirinya sendiri. Ia tidak ingin terpuruk hanya karena masalah sepele seperti saat ini. Semua ini memang akan menyangkut masa depan dirinya di dunia entertainment tetapi jika Rieta hanya berdiam diri saja seperti ini ia rasa juga tidak ada gunanya sama sekali."Ta, kamu mau kemana?""Aku mau menemui Arlo Vi. Aku ingin meminta tolong kepadanya untuk membantuku. Aku harus keluar dari masalah ini. Masalah ini terlalu berat untuk aku lewati sendiri. Aku butuh Arlo untuk mengatasi semua ini. Aku ingin semua kabar berita tentangku dibekukan. Aku yakin Arlo pasti bisa membantuku.""Sabar ya Ta. Aku yakin semua ini akan segera berakhir dan kamu dapat hidup tenang lagi seperti semula.""Aku heran saja Vi kenapa ada orang yang tega berbuat jahat kepadaku. Padahal aku ini tidak pernah berbuat jahat kepada siapapun.""Mungkin orang itu iri saja kepadamu Ta.""Padahal apa coba yang dia iri kan dariku ini
Arlo tidak ingin dibuat pusing terlalu lama dengan masalah sang kekasih yang memang sepertinya tidak hanya satu orang saja yang ikut membuat keributan. Ia harus segera menyelesaikan masalah ini secepatnya karena memang ia ingin segera melamar Rieta."Siang Jenika. Bisa kita bicara sebentar," ucap Arlo yang siang itu langsung datang ke kantor produser Ali dan menghampiri Jenika."Siang tuan Arlo. Tuan ingin berbicara dengan saya?" tanya Jenika kaget."Iya Jen, saya ingin berbicara denganmu. Hanya sebentar, tidak lama dan kita bicara di cafe yang berada disamping kantor ini saja.""Baik tuan."Jenika mengikuti langkah kaki Arlo dari belakang. Ia gugup dan juga sedikit takut karena tiba-tiba saja Arlo ingin berbicara dengannya. Dibelakang Jenika ada Jack yang ikut mengawasi. Jenika seperti seorang tersangka yang sedang ingin diinterogasi.Para karyawan yang melihat Jenika berada di tengah-tengah Arlo dan Jack bertanya-tanya, ada urusan apa Jenika dengan kedua orang penting tersebut."Maa
"Tuan Arlo gawat. Ada berita kurang mengenakan mengenai nona Rieta.""Ada apa lagi Jack? Masalah kemarin saja belum selesai secara tuntas. Ini sudah ada masalah baru lagi?""Iya tuan. Dan kali ini saya yakin akan membuat nona Rieta semakin terpuruk.""Ada apa memangnya. Coba ceritakan semuanya kepadaku dengan jelas."Jack segera menceritakan jika tadi ia baru saja mendapatkan informasi bahwa ada sebuah gosip yang menggemparkan dunia maya yaitu tentang fakta perceraian Rieta dan kemandulannya. Arlo semakin geram karena masalah Rieta tidak kunjung usai justru semakin melebar. Sepertinya Rieta harus benar-benar mundur dari dunia hiburan agar tidak ada lagi yang nengusik ketenangan hidupnya."Sepertinya kali ini aku harus turun tangan. Masalah ini jangan sampai ke telinga mommy. Bisa bahaya nanti kalau sampai mommy mengetahuinya. Sekarang saja mommy belum merestui hubunganku dengan Rieta, bagaimana jika mommy tahu bahwa Rieta itu mandul.""Tapi tuan ingin melakukan apa?" tanya Jack penas
Hari ini Jacob sengaja datang ke kantor produser Ali. Ia ingin mendekati Jenika. Ia ingin membuat sedikit perhitungan terhadap wanita tersebut karena sudah berani mengganggu Rieta. Bagi Jacob mengganggu Rieta sama saja dengan mengganggu Arlo.Jenika merasa senang saat Jacob datang dan mengajaknya berbincang. Untung saja hari ini ia berdandan cantik karena baru saja ikut produser Ali menemui klien."Oiya Jenika, nanti malam apakah kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu makan malam bersama.""Ada tuan. Saya selalu ada waktu jika tuan Jacob yang mengajak.""Bagus lah kalau begitu. Nanti malam mau aku jemput atau kau datang sendiri ke restoran yang nanti akan aku beri tahu dimana tempatnya?""Kalau tuan tidak keberatan tuan bisa tidak menjemput saya nanti? Kebetulan saya sedang tidak ada uang untuk naik taksi karena ini akhir bulan," ucap Jenika dengan nada dibuat manja."Oke. Nanti malam akan aku jemput. Beri tahu saja dimana alamat tempat tinggalmu.""Baik tuan. Dengan senang hati saya aka