Rieta hanya mendiamkan Viona yang setiap hari terus meracuni otaknya itu agar mau menerima tawaran produser Ali. Dan karena terus mendapatkan dorongan dan paksaan dari Viona membuat Rieta akhirnya menyetujui keinginan produser Ali.Beberapa model pria mulai dipilih oleh produser Ali, ia mencari model pria yang sudah sering diajak untuk bekerja sama. Model tersebut bernama Hans. Tingginya hampir sama dengan Arlo, wajahmu juga tampan. Yang menjadi perbedaan hanyalah tubuh Hans tidak terlalu atletis."Hai cantik, aku Hans," ucap Hans memperkenalkan diri kepada Rieta saat mereka berdua bertemu."Rieta," ucap Rieta menerima uluran tangan Hans."Gila, seksi sekali tubuh wanita ini. Apakah dia model baru?" batin Hans terpesona melihat tubuh Rieta yang saat ini tengah menggunakan deres berwarna biru tanpa lengan."Hans, Rieta. Mari kita bicara konsep untuk video klip lagu si Rieza.""Baik tuan Ali. Tapi saya sangat penasaran, penyanyi dan pembuat lagu bernama Rieza itu seperti apa orangnya. K
Rieta tengah bersenda gurau bersama dengan Hans. Mereka berdua terlihat begitu dekat dan juga Hans berani memegang tangan Rieta. "Tuan, kenapa berhenti?" tanya Jacob bingung karena tiba-tiba saja tuannya berhenti berjalan."Aku ingin istirahat sebentar di sini, kalian semua bubarlah dan menjauh dariku," ucap Arlo memberikan perintah."Baik tuan."Jacob segera menyuruh semua orang yang sedang berada di dekat Arlo menjauh. Kemudian Jacob mengambilkan sebatang rokok yang diminta oleh Arlo. Jacob mengamati arah mata Arlo tertuju, ternyata tuannya itu sedang melihat segerombolan orang yang sepertinya sedang melakukan syuting."Eee, sepertinya aku mengenal sosok wanita yang berada didalam gerombolan itu," batin Jacob mulai fokus mengamati wanita yang ia kenali.Ternyata yang sedang dilihat Arlo adalah Rieta. Wanita itu sedang bersama dengan seorang pria dan terlihat begitu dekat. Tentu saja Arlo menjadi geram dan menghentikan kegiatannya."Apakah seorang artis harus mau dipegang seperti i
Sebuah pukulan melayang di wajah lelaki yang berani mendekati Rieta."Awww, brengsek," umpat lelaki tersebut karena merasa sakit pada pipinya."Kau berani mengataiku brengsek?""Ma-maaf tuan Jacob. Saya pikir tadi yang mukul saya bukan tuan.""Masukkan saja dia ke kandang simba," ucap Arlo dengan tatapan yang begitu menakutkan."Ampun tuan, saya minta maaf. Tolong jangan masukkan saya ke kandang simba.""Kau tidak apa kan Rieta?" ucap Arlo bertanya lembut sambil menghampiri Rieta dan memakaikan jasnya."Tuan Arlo," ucap Rieta yang langsung memeluk sosok Arlo.Entah mengapa jika melihat Arlo, Rieta merasa aman. Ia juga merasa lemah dan tidak berdaya.Dug Dug DugSuara jantung Arlo berdetak tidak beraturan saat Rieta memeluk dirinya dengan sangat erat. Ini kali pertama ada seorang wanita yang berani memeluk dirinya, bahkan Arlo hanya membiarkannya begitu saja."Hiks hiks hiks. Saya merasa sangat senang karena tuan Arlo datang.""Ri-Rieta, bisakah kau melepaskan pelukanmu terlebih dahulu?
Setelah mendengar penjelasan dari Jacob, Rieta menjadi ingin sedikit mengganggu dan menggoda Arlo. Sepertinya akan menyenangkan jika melakukan keisengan terhadap lelaki tampan tersebut.Sambil menunggu Viona tersadar, Rieta sengaja menggulung rambutnya keatas dan itu berhasil membuat Arlo menjadi salah tingkah. Ia merasa gelisah saat berada di samping Rieta. Padahal Arlo sudah sering melihat wanita-wanita seksi yang pakaiannya bahkan jauh lebih terbuka daripada yang digunakan oleh Rieta saat ini, tetapi mengapa saat berada di dekat Rieta ia seakan tidak dapat mengontrol tubuhnya."Di kamar ini panas ya tuan.""Pa-panas? Padahal AC nya sudah menyala dengan cukup dingin," ucap Arlo gugup."Tapi kenapa saya masih merasa panas ya tuan. Rasanya saya ingin melepas pakaian saya dan berendam didalam kolam. Apakah tuan Arlo menggunakan jas tidak merasa panas? Oh atau mungkin karena tadi saya baru saja melakukan kegiatan dibawah terik matahari, jadi saya merasa gerah.""Maybe. Apa kau ingin mand
Hari ini Arlo berniat akan membuat sebuah dinner romantis di sebuah restoran miliknya sendiri. Ia sudah menyuruh manajer restoran untuk mengosongkan tempat tersebut nanti malam.Arlo memang akan berniat menyatakan perasaan sukanya kepada Rieta malam ini. Ia tidak ingin menyia-nyiakan wanita secantik Rieta kembali disentuh oleh lelaki manapun. Karena hanya dia lah yang boleh menyentuh wanita tersebut. Apalagi kemarin Jacob dan Jack sudah memanas-manasi dirinya jika Rieta itu adalah wanita yang sangat menarik dan akan menjadi incaran para produser nakal."Anak mommy wangi sekali malam ini, mau pergi kemana kamu Arlo?""Aku mau pergi makan malam mom dengan seseorang. Penampilanku sudah oke kan mom?""Pergi makan malam? Dengan siapa? Anak mommy setiap hari kan sudah tampan. Apalagi malam ini, makin tampan dan juga wangi.""Aku mau pergi makan malam dengan seorang wanita mom.""Wah, seorang wanita? Siapa dia sayang? Bukan Cassandra kan?""Tentu saja bukan mom. Tenang saja, wanita ini masih
"RIETA. MAUKAH KAU MENJADI KEKASIHKU?"Suara Arlo terdengar begitu lantang bahkan sampai menggema karena suasana restoran yang sepi.Rieta kaget karena mendengar ucapan Arlo. Ternyata apa yang ia takutkan terjadi juga malam ini."Maaf tuan Arlo. Bukan maksud saya untuk tidak menghormati tuan atau ..........""Cukup Rieta," ucap Arlo menghentikan ucapan Rieta dan ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi sedih.Arlo belum siap jika Rieta akan menolaknya. Ini adalah pertama kalinya Arlo menyatakan perasaan. Ia memang sudah pernah bertunangan tetapi pertunangan tersebut dipaksa oleh Carissa bukan karena kehendak Arlo sendiri.Sebuah kata maaf pada awal kalimat membuat Arlo menjadi yakin jika Rieta akan menolak perasaannya itu."Tuan, bukannya saya menolak tetapi saya masih belum siap. Tuan tahu sendirikan kan kalau saya ini baru menyandang status janda selama beberapa bulan, belum sampai 1 tahun. Apa jadinya kalau saya langsung tiba-tiba menjalin hubungan dengan laki-laki yang baru saya
Setelah kejadian Arlo yang menyatakan perasaan suka, Rieta pun menjadi tidak bebas. Hampir setiap jamnya Arlo selalu mengirim pesan. Entah itu hanya bertanya sedang apa, sudah makan atau belum, ingin meminta apa dan lain sebagainya.Menurut Rieta, Arlo seperti remaja labil yang sedang dimabuk cinta. Ia pun jadi bingung bagaimana cara mengatasinya."Usiaku dan juga Arlo sama-sama sudah menginjak 30 tahun ke atas. Seharusnya jika kami berdua jatuh cinta sifat yang terlihat lebih dewasa, tetapi kenapa Arlo bersikap seperti anak remaja saja ya?" ucap Rieta bertanya-tanya pada dirinya sendiri."Kamu sedang memikirkan apa Ta? Aku perhatikan dari tadi kamu tidak menulis satu kata pun di kertas itu.""Aku sedang memikirkan Arlo. Dia ini apakah benar-benar baru merasakan jatuh cinta pertama kalinya ya? Sifatnya benar-benar sangat manja dan possessive. Aku jadi takut.""Laki-laki yang menunjukkan sifat manja terhadap orang yang ia cintai bukan kah hal yang wajar ya Ta? Jadi untuk apa kamu takut
"Honey, kau kenapa?""Arlo, beliau mommy kamu?" tanya Rieta yang masih menatap mommy Amera dari kejauhan tanpa berkedip."Iya honey. Itu mommy aku, namanya mommy Amera. Ada apa memangnya? Kau mengenalnya?""Iya Arlo. Aku mengenalnya. Beliau adalah orang baik yang aku cari selama ini.""Haaa? Maksudmu apa honey?"Rieta segera menceritakan kepada Arlo jika mommy Amera itu dulunya yang membantu dirinya dalam memenangkan kasus hak perebutan tanah warisan. Kebetulan saat itu mommy Amera yang memberikan pengacara secara cuma-cuma kepada Rieta."Aku belum sempat berterima kasih kepada beliau. Aku juga belum sempat berkenalan dengan beliau dan ternyata beliau adalah mommy kamu Arlo. Dunia begitu sempit ya. Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang yang sangat baik, padahal kami berdua tidak saling mengenal satu sama lain.""Sebuah kebetulan yang tidak disengaja. Semoga saja kejadian itu bisa membuat mommy ingat terhadap dirimu dan menyetujui hubungan kita.""Aku rasa itu tidak ada hubunga