"Honey, kau kenapa?""Arlo, beliau mommy kamu?" tanya Rieta yang masih menatap mommy Amera dari kejauhan tanpa berkedip."Iya honey. Itu mommy aku, namanya mommy Amera. Ada apa memangnya? Kau mengenalnya?""Iya Arlo. Aku mengenalnya. Beliau adalah orang baik yang aku cari selama ini.""Haaa? Maksudmu apa honey?"Rieta segera menceritakan kepada Arlo jika mommy Amera itu dulunya yang membantu dirinya dalam memenangkan kasus hak perebutan tanah warisan. Kebetulan saat itu mommy Amera yang memberikan pengacara secara cuma-cuma kepada Rieta."Aku belum sempat berterima kasih kepada beliau. Aku juga belum sempat berkenalan dengan beliau dan ternyata beliau adalah mommy kamu Arlo. Dunia begitu sempit ya. Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang yang sangat baik, padahal kami berdua tidak saling mengenal satu sama lain.""Sebuah kebetulan yang tidak disengaja. Semoga saja kejadian itu bisa membuat mommy ingat terhadap dirimu dan menyetujui hubungan kita.""Aku rasa itu tidak ada hubunga
Di luar restoran, Arlo sudah mondar-mandir tidak jelas. Ia khawatir di dalam sana Rieta mendapatkan ancaman dan juga teguran dari nommy Amera.."Rieta, Rieta. Kenapa kau harus berkata jujur bahwa kau itu seorang janda. Bukankah kita sudah membuat kesepakatan untuk tidak mengatakan hal tersebut sampai waktu yang ditentukan. Hahhh, wanita memang sangat susah dimengerti."Setelah menunggu kurang lebih 30 menit, Rieta belum juga keluar. Arlo sudah merasa sangat penasaran ingin mengetahui apa saja yang dibicarakan mommy nya. Karena sudah tidak sabar, Arlo akhirnya memberanikan diri untuk masuk kembali ke dalam restoran. Dan ternyata mommy Amera tengah tertawa lepas bersama dengan Rieta. Tidak ada ketegangan seperti apa yang Arlo bayangkan."Mereka berdua sudah akur? Cepat sekali. Apa yang sebenarnya sudah terjadi?" ucap Arlo merasa bingung."Arlo, siapa yang menyuruhmu masuk. Mommy kan belum menyuruhmu untuk masuk," ucap mommy Amera saat melihat sang anak berada didekat pintu masuk."Maaf
Pertanyaan Viona tadi masih terngiang jelas di dalam pikiran Rieta. Memang benar apa yang diucapkan oleh Viona, dirinya dan juga Arlo sudah sama-sama dewasa. Seharusnya mereka tidak mempermainkan masalah perasaan. Tetapi Rieta masih belum siap jika harus menyatakan hal yang sebenarnya jika dirinya mandul dan tidak bisa memberikan keturunan."Sepertinya aku harus mempercepat rencanaku ini untuk menjadi terkenal dan sukses supaya aku bisa pergi menjauh dari Arlo. Aku tidak ingin semakin larut dalam permainanku sendiri. Meskipun aku mencintai Arlo tetapi aku tidak mungkin dapat memilikinya.Hari ini Rieta sedang sibuk untuk menjalani meeting bersama dengan salah seorang penyanyi yang sedang naik daun dan sangat ingin dibuatkan lagu olehnya. Awalnya Rieta tidak ingin bertemu, ia hanya ingin melakukan kerjasama melalui email saja. Tetapi penyanyi tersebut bersikeras ingin bertemu dengan Rieta agar lagu tersebut lebih menjiwai lagi."Jadi kamu ya yang bernama Rieza? Ternyata kamu cantik sek
"Tuan Arlo kenapa berteriak seperti itu?" ucap Ambar kaget saat mendengar suara Arlo yang berteriak."Dimana mommy?""Nyonya Amera masih berada di kandang simba tuan," jawab Ambar dengan santainya."Masih di kandang simba? Apa maksudnya? Tadi Jack bilang kalau mommy digigit oleh simba. Kenapa bisa sampai seperti itu, lalu bagaimana keadaan mommy saat ini? Baik-baik saja kan?""Oh kalau yang itu Nyonya memang tadi sempat digigit oleh simba tuan, tapi cuma sandalnya saja yang digigit.""Bisa kau ceritakan lebih jelas lagi Ambar kenapa bisa mommy masuk ke kandang simba sendirian."Ambar kemudian bercerita kepada Arlo jika tadi mommy Amera ingin memotret simba dan dipamerkan kepada teman-teman sosialitanya. Ia ingin menunjukkan kepada teman-temannya itu kalau anaknya adalah orang hebat yang bisa memelihara singa jinak."Astaga, ada-ada saja mommy itu. Simba kan sangat sensitif. Dia hanya mau didekati oleh orang yang benar-benar sudah dekat dengannya. Meskipun simba sudah sering melihat mo
Produser Ali dengan berat hati menghapus video klip yang seharusnya sudah bisa dirilis hari ini menjadi harus diundur beberapa hari ke depan. Produser Ali sebenarnya merasa tidak enak hati kepada Hans. Meskipun akting Hans sudah dibayar secara cuma-cuma oleh Arlo, tetapi produser Ali merasa seperti mempermainkan model yang sedang naik daun itu."Tuan Ali, kenapa singel kedua saya harus diundur?""Ada sedikit masalah Rieta, jadi saya benar-benar minta maaf.""Ya sudahlah. Mau bagaimana lagi. Jadi kapan rencananya kita akan mengadakan acara perilisan singel kedua saya tuan?""Mungkin dua atau tiga hari Rieta. Tidak apa kan? Dan selagi menunggu kamu mungkin bisa menulis lirik lagu yang baru. Siapa tahu saja Emily tertarik atau penyanyi lain yang tertarik dengan karyamu. Tidak perlu khawatir Rieta, meskipun singel keduamu belum rilis tapi kamu kan sudah menghasilkan karya yang sangat bagus untuk Emily kemarin. Dan kamu tahu tidak, dia sekarang sedang melakukan syuting video klip di Paris.
Sesampainya di restoran, Rieta kemudian menceritakan kepada Arlo jika dirinya membutuhkan bantuan lelaki tersebut untuk menjadi model dalam video klip lagu terbarunya.Arlo cukup kaget, ternyata produser Ali tidak langsung menyampaikan keinginan Arlo kepada Rieta tetapi produser Ali justru menyuruh Rieta agar yang meminta sendiri Arlo untuk menjadi model dalam video klip.Dengan senang hati Arlo langsung menerima tawaran yang diberikan oleh Rieta karena tidak ada laki-laki lain yang boleh menyentuh tubuh wanita yang ia cintai itu. Arlo juga berharap ini adalah terakhir kalinya Rieta memuncul wajahnya di dalam video klip lagunya sendiri.Arlo memang berniat ingin membuat Rieta menjadi terkenal tetapi dengan cara tidak menunjukkan wajah ke depan publik. Ia akan membuat Rieta menjadi terkenal dengan cara lain. Jika perlu ia tidak akan mengizinkan Rieta untuk menjadi seorang artis."Terima kasih banyak ya Arlo, kamu sudah mau membantuku. Besok aku akan menghubungimu lagi tentang lokasi syu
Berkat bantuan dari Arlo yang menyuruh beberapa orang ahli, proses pembuatan video klip Rieta hanya membutuhkan waktu dua hari."Selamat ya honey, akhirnya single keduamu dirilis juga. Semoga single keduamu kali ini dapat lebih kaku lagi daripada single pertama di pasaran.""Terima kasih Arlo atas doanya. Dan terima kasih juga kemarin kamu sudah mau repot-repot membantuku. Aku masih berhutang budi kepadamu.""Jadilah kekasihku yang sah, maka hutang budi tersebut akan aku hilangkan.""Tidak bisa begitu Arlo. Yang namanya hutang budi itu berbeda dengan perasaan cinta. Bersabarlah, aku masih ingin fokus mengejar karir."Sesuai dengan prediksi produser Ali, video klip Rieta langsung ramai ditonton. Banyak orang mengomentari yang menjadi model laki-laki dalam video klip tersebut. Menurut para penikmat lagu, lagu ciptaan Rieta kali ini sungguh sangat mengena di hati. Lagu yang menceritakan kisah perjuangan sepasang kekasih yang awalnya tiidak mendapatkan restu orang tua kemudian berhasil men
"Rieta, Rieta, kamu ada dimana? Ih, itu orang ada dimana sih. Katanya tadi mau pergi beli soto, sudah lapar aku ini," ucap Viona menggerutu.Karena tidak ada respon sama sekali, Viona langsung masuk ke dalam kamar Rieta."Wah, foto siapa ini?" ucap Viona melihat foto seorang lelaki bertelanjang dada berada di ponsel Rieta yang masih menyala."Vi.""Ehemm. Ternyata diam-diam kamu mengoleksi foto-foto si Arlo itu ya Ta? Mana posenya terlihat seksi begitu," ucap Viona menaik turunkan kedua alisnya untuk menggoda Rieta."Haa? Maksud kamu apa Vi?" ucap Rieta bingung."Itu, foto Arlo yang ada di ponsel kamu sedang bertelanjang dada," ucap Viona yang langsung mengambil ponsel milik Rieta."Astaga. Foto ini dari Jacob Vi," ucap Rieta menjadi salah tingkah."Bagus ya tubuh si Arlo Ta. Lebih kekar dan juga lebih menggoda dibandingkan milik mantan suamimu itu. Aku semakin yakin dia pasti bisa membuatmu melupakan mantan suamimu itu Ta.""Hehehe, iya sih Vi. Tubuh Arlo sungguh sangat sempurna. Dia
"Ayo kita pergi saja Vi, jangan hiraukan keberadaan Bima.""Rieta, tunggu sebentar," ucap Bima menahan tangan Rieta."Cukup Bim, jangan ganggu aku lagi. Aku bisa teriak dan security di mall ini akan menangkapmu.""Rieta, aku ingin kita berteman. Please, tolong kabulkan keinginanku ini. Aku janji tidak akan membuatmu sedih seperti dulu."Rieta hanya terdiam. Ia memang orang yang tidak tegaan. Apalagi Bima. ini pernah menjadi bagian dalam hidupnya."Aku yakin si Bima ini mau berteman dengan Rieta karena ada maunya," batin Viona merasa kesal."Beri aku waktu untuk memutuskan Bim. Aku tidak bisa secara mendadak seperti ini.""Baiklah. Nomer teleponku tidak berubah jika kamu ingin menghubungiku Ta.""Hmm. Aku pulang dulu Bim, maaf tidak bisa berlama-lama karena Arlo sudah menungguku.""Hati-hati Ta."Senang rasanya saat Rieta masih mau memberikan kesempatan kepada Bima. Ia yakin jika dirinya sudah berteman dengan Rieta nanti maka keberuntungan akan kembali berpihak kepadanya."Ta, kenapa k
Selama dua hari Viona benar-benar merawat Rieta dengan baik dan penuh perhatian. Rieta merasa bersyukur bisa mengenal dan memiliki sahabat seperti Viona."Ta, gawat. Ayo cepat cuci muka.""Ada apa Vi, kenapa kamu panik begitu?""Tuan Arlo datang. Dia membawa sebuah kotak besar juga.""Ehh. Arlo datang? Kok dia tidak menelponku dulu. Untung saja aku sudah sembuh hanya tinggal memulihkan energiku saja. Tolong temui Arlo dulu ya Vi, aku mau bersiap sebentar," ucap Rieta yang bergegas cuci muka dan berganti pakaian."Selamat siang Tuan Arlo.""Hmm, di mana Rieta. Dia tidak pergi kan hari ini?""Kenapa Tuan Arlo datang kemari tidak mengabari terlebih dahulu? Untung saja Rieta tidak pergi. Dia sedang berada di kamar mandi. Mari silakan masuk dan duduk dulu Tuan.""Terserah aku mau menemui calon istriku itu kapan saja, kenapa jadi kau yang cerewet.""Ohh bukan saya yang cerewet Tuan, tapi Rieta. Dia tadi sempat kaget dan mau marah saat melihat Tuan Arlo dari jendela.""Kau serius?""Buat apa
"Arlo, kenapa kamu mengajakku ke butik?" tanya Rieta merasa bingung."Aku ingin kau memilih gaun untuk pernikahan kita.""Gaun? Tapi aku belum menerima lamaranmu Sayang.""Aku tidak peduli. Aku hanya ingin mempersiapkan semua persiapan pernikahan kita yang entah kapan akan dilaksanakan. Aku sangat mencintaimu Rieta, aku ingin membina rumah tangga denganmu.""Sayang, jangan memasang wajah bersedih seperti itu. Aku merasa sangat bersalah. Kalau kamu mau kita menikah ayo kita lakukan. Aku rasa saat ini aku sudah siap.""Serius sayang?""Iya Arlo, aku serius. Ayo kita menikah," ucap Rieta merangkul leher Arlo dan tersenyum dengan tulus."Wait. Aku belum melamarmu secara romantis sayang, jadi katakan kembali nanti saat aku sudah melamarmu.""Dengan senang hati sayang."Krekkk"Ehh, ada Tuan Arlo. Selamat siang Tuan.""Siang."Rieta segera melepaskan pelukannya dan tersenyum kepada karyawan butik yang baru saja keluar."Apakah Tuan Arlo ingin mampir ke butik kami hari ini?""Rencananya begi
Plakkk"Bodoh kamu Jen. Kenapa juga kamu harus mengakui semua kesalahanmu dan mau meminta maaf kepada Rieta? Bikin malu saja. Kalau sudah niat ingin menghancurkan seharusnya kamu tidak perlu berbuat seperti ini.""Awww, sakit bodoh. Kenapa kamu harus menamparku segala. Lagi pula kalau aku tidak minta maaf dan mengakui semua kesalahan yang ada masa depanku akan hancur San," ucap Jenika memegang pipinya yang terasa perih."Argh, kenapa juga si Rieta itu punya kekasih seperti Arlo yang memiliki kekuasaan yang kuat. Sial.""Kalau kamu ingin marah ya sana marah saja. Aku sudah tidak mau berurusan dengan Rieta lagi. Sudah cukup aku dibuat malu olehnya. Dan aku sudah cukup puas bisa membuatnya terpuruk seperti saat ini. Yang penting semua orang sudah tahu kalau Rieta itu janda mandul.""Payah kamu Jen, baru segini saja kamu sudah merasa puas.""Terserah kamu saja. Aku sudah tidak mau ikut campur masalah ini. Yang penting aku tidak menyebutkan namamu jadi kamu aman. Kalau kamu ingin melanjutka
Setelah mengetahui siapa pelaku sebenarnya membuat Viona jadi tidak suka jika bertemu dengan orang tersebut. Tetapi Jacob melarang Viona untuk memberi tahu Rieta tentang orang tersebut karena ia harus mengumpulkan barang bukti yang lebih banyak lagi sebelum banyak orang tahu tentang pelakunya."Vi, aku rasa kamu jadi sering datang ke kantor Tuan Ali. Memangnya kamu sedang ada proyek apa?" tanya Rieta penasaran."Aku sedang tidak ada proyek apa-apa Ta. Aku hanya ingin menemanimu saja. Memangnya tidak boleh ya? Aku juga bosan berada di rumah terus.""Oh, aku pikir kamu sedang ada proyek dengan Tuan Ali. Tentu saja aku merasa senang karena kamu mau menemaniku setiap saat Vi. Maaf ya jika aku menyinggung perasaanmu."Didalam diri Viona ia berjanji akan menjaga Rieta sampai Arlo dan yang lainnya berhasil membongkar kebenaran yang ada. Ia tidak ingin sahabatnya itu jatuh terpuruk kembali.Beberapa hari ini Arlo memang tidak dapat menemui Rieta karena kesibukannya yang sedang menggarap proye
Tidak ingin berlama-lama dalam kesedihan, Rieta sadar jika kesedihannya ini hanya akan merugikan dirinya sendiri. Ia tidak ingin terpuruk hanya karena masalah sepele seperti saat ini. Semua ini memang akan menyangkut masa depan dirinya di dunia entertainment tetapi jika Rieta hanya berdiam diri saja seperti ini ia rasa juga tidak ada gunanya sama sekali."Ta, kamu mau kemana?""Aku mau menemui Arlo Vi. Aku ingin meminta tolong kepadanya untuk membantuku. Aku harus keluar dari masalah ini. Masalah ini terlalu berat untuk aku lewati sendiri. Aku butuh Arlo untuk mengatasi semua ini. Aku ingin semua kabar berita tentangku dibekukan. Aku yakin Arlo pasti bisa membantuku.""Sabar ya Ta. Aku yakin semua ini akan segera berakhir dan kamu dapat hidup tenang lagi seperti semula.""Aku heran saja Vi kenapa ada orang yang tega berbuat jahat kepadaku. Padahal aku ini tidak pernah berbuat jahat kepada siapapun.""Mungkin orang itu iri saja kepadamu Ta.""Padahal apa coba yang dia iri kan dariku ini
Arlo tidak ingin dibuat pusing terlalu lama dengan masalah sang kekasih yang memang sepertinya tidak hanya satu orang saja yang ikut membuat keributan. Ia harus segera menyelesaikan masalah ini secepatnya karena memang ia ingin segera melamar Rieta."Siang Jenika. Bisa kita bicara sebentar," ucap Arlo yang siang itu langsung datang ke kantor produser Ali dan menghampiri Jenika."Siang tuan Arlo. Tuan ingin berbicara dengan saya?" tanya Jenika kaget."Iya Jen, saya ingin berbicara denganmu. Hanya sebentar, tidak lama dan kita bicara di cafe yang berada disamping kantor ini saja.""Baik tuan."Jenika mengikuti langkah kaki Arlo dari belakang. Ia gugup dan juga sedikit takut karena tiba-tiba saja Arlo ingin berbicara dengannya. Dibelakang Jenika ada Jack yang ikut mengawasi. Jenika seperti seorang tersangka yang sedang ingin diinterogasi.Para karyawan yang melihat Jenika berada di tengah-tengah Arlo dan Jack bertanya-tanya, ada urusan apa Jenika dengan kedua orang penting tersebut."Maa
"Tuan Arlo gawat. Ada berita kurang mengenakan mengenai nona Rieta.""Ada apa lagi Jack? Masalah kemarin saja belum selesai secara tuntas. Ini sudah ada masalah baru lagi?""Iya tuan. Dan kali ini saya yakin akan membuat nona Rieta semakin terpuruk.""Ada apa memangnya. Coba ceritakan semuanya kepadaku dengan jelas."Jack segera menceritakan jika tadi ia baru saja mendapatkan informasi bahwa ada sebuah gosip yang menggemparkan dunia maya yaitu tentang fakta perceraian Rieta dan kemandulannya. Arlo semakin geram karena masalah Rieta tidak kunjung usai justru semakin melebar. Sepertinya Rieta harus benar-benar mundur dari dunia hiburan agar tidak ada lagi yang nengusik ketenangan hidupnya."Sepertinya kali ini aku harus turun tangan. Masalah ini jangan sampai ke telinga mommy. Bisa bahaya nanti kalau sampai mommy mengetahuinya. Sekarang saja mommy belum merestui hubunganku dengan Rieta, bagaimana jika mommy tahu bahwa Rieta itu mandul.""Tapi tuan ingin melakukan apa?" tanya Jack penas
Hari ini Jacob sengaja datang ke kantor produser Ali. Ia ingin mendekati Jenika. Ia ingin membuat sedikit perhitungan terhadap wanita tersebut karena sudah berani mengganggu Rieta. Bagi Jacob mengganggu Rieta sama saja dengan mengganggu Arlo.Jenika merasa senang saat Jacob datang dan mengajaknya berbincang. Untung saja hari ini ia berdandan cantik karena baru saja ikut produser Ali menemui klien."Oiya Jenika, nanti malam apakah kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu makan malam bersama.""Ada tuan. Saya selalu ada waktu jika tuan Jacob yang mengajak.""Bagus lah kalau begitu. Nanti malam mau aku jemput atau kau datang sendiri ke restoran yang nanti akan aku beri tahu dimana tempatnya?""Kalau tuan tidak keberatan tuan bisa tidak menjemput saya nanti? Kebetulan saya sedang tidak ada uang untuk naik taksi karena ini akhir bulan," ucap Jenika dengan nada dibuat manja."Oke. Nanti malam akan aku jemput. Beri tahu saja dimana alamat tempat tinggalmu.""Baik tuan. Dengan senang hati saya aka