Sesampainya di restoran, Rieta kemudian menceritakan kepada Arlo jika dirinya membutuhkan bantuan lelaki tersebut untuk menjadi model dalam video klip lagu terbarunya.Arlo cukup kaget, ternyata produser Ali tidak langsung menyampaikan keinginan Arlo kepada Rieta tetapi produser Ali justru menyuruh Rieta agar yang meminta sendiri Arlo untuk menjadi model dalam video klip.Dengan senang hati Arlo langsung menerima tawaran yang diberikan oleh Rieta karena tidak ada laki-laki lain yang boleh menyentuh tubuh wanita yang ia cintai itu. Arlo juga berharap ini adalah terakhir kalinya Rieta memuncul wajahnya di dalam video klip lagunya sendiri.Arlo memang berniat ingin membuat Rieta menjadi terkenal tetapi dengan cara tidak menunjukkan wajah ke depan publik. Ia akan membuat Rieta menjadi terkenal dengan cara lain. Jika perlu ia tidak akan mengizinkan Rieta untuk menjadi seorang artis."Terima kasih banyak ya Arlo, kamu sudah mau membantuku. Besok aku akan menghubungimu lagi tentang lokasi syu
Berkat bantuan dari Arlo yang menyuruh beberapa orang ahli, proses pembuatan video klip Rieta hanya membutuhkan waktu dua hari."Selamat ya honey, akhirnya single keduamu dirilis juga. Semoga single keduamu kali ini dapat lebih kaku lagi daripada single pertama di pasaran.""Terima kasih Arlo atas doanya. Dan terima kasih juga kemarin kamu sudah mau repot-repot membantuku. Aku masih berhutang budi kepadamu.""Jadilah kekasihku yang sah, maka hutang budi tersebut akan aku hilangkan.""Tidak bisa begitu Arlo. Yang namanya hutang budi itu berbeda dengan perasaan cinta. Bersabarlah, aku masih ingin fokus mengejar karir."Sesuai dengan prediksi produser Ali, video klip Rieta langsung ramai ditonton. Banyak orang mengomentari yang menjadi model laki-laki dalam video klip tersebut. Menurut para penikmat lagu, lagu ciptaan Rieta kali ini sungguh sangat mengena di hati. Lagu yang menceritakan kisah perjuangan sepasang kekasih yang awalnya tiidak mendapatkan restu orang tua kemudian berhasil men
"Rieta, Rieta, kamu ada dimana? Ih, itu orang ada dimana sih. Katanya tadi mau pergi beli soto, sudah lapar aku ini," ucap Viona menggerutu.Karena tidak ada respon sama sekali, Viona langsung masuk ke dalam kamar Rieta."Wah, foto siapa ini?" ucap Viona melihat foto seorang lelaki bertelanjang dada berada di ponsel Rieta yang masih menyala."Vi.""Ehemm. Ternyata diam-diam kamu mengoleksi foto-foto si Arlo itu ya Ta? Mana posenya terlihat seksi begitu," ucap Viona menaik turunkan kedua alisnya untuk menggoda Rieta."Haa? Maksud kamu apa Vi?" ucap Rieta bingung."Itu, foto Arlo yang ada di ponsel kamu sedang bertelanjang dada," ucap Viona yang langsung mengambil ponsel milik Rieta."Astaga. Foto ini dari Jacob Vi," ucap Rieta menjadi salah tingkah."Bagus ya tubuh si Arlo Ta. Lebih kekar dan juga lebih menggoda dibandingkan milik mantan suamimu itu. Aku semakin yakin dia pasti bisa membuatmu melupakan mantan suamimu itu Ta.""Hehehe, iya sih Vi. Tubuh Arlo sungguh sangat sempurna. Dia
Jacob mengikuti saran yang diberikan oleh Ambar, ia memulai meretas akun sosial media milik Rieta. Di akun sosial media tersebut yang pengikutnya belum begitu banyak, Ambar mulai menuliskan sebuah kata-kata yang terlihat begitu menyentuh. Jacob saja yang membacanya menjadi sedih. Jika paham maksud tulisan yang ditulis Ambar, memang maknanya sangat mendalam. Menceritakan bagaimana rasanya sakit karena hanya dimanfaatkan oleh orang yang sangat dicintai."Kak Ambar memang the best. Tapi kalau ini semua sampai menjadi trending topic bagaimana kak? Apa yang harus kita lakukan? Pasti nona Rieta akan sangat marah besar terhadap tuan Arlo.""Tidak apa Jac, nanti biar aku yang akan mengatasinya. Tenangkan saja pikiranmu itu. Aku sudah siap jika nanti nona Rieta dan tuan Arlo marah kepadaku."Apa yang dikhawatirkan Jacob ternyata menjadi kenyataan. Satu hari setelah akun media sosial milik Rieta membuat sebuah pernyataan, namanya menjadi topik pembicaraan di berbagai macam akun media sosial."Ri
Kepala Rieta rasanya sangat sakit. Ternyata Arlo masih mengharapkan perasaannya terbalaskan. Padahal Rieta mengira jika Arlo sudah mulai ilfil terhadap dirinya."Arlo, kenapa kamu masih mengharapkan balasan cinta dariku?""Karena aku percaya kau itu juga mencintaiku Rieta. Hubungan kita juga sudah direstui oleh mommy. Jadi apa yang perlu kau takuti?""Semua itu akan berubah saat mommy Amera tahu jika aku ini seorang janda. Aku yakin mommy Amera tidak akan merestui hubungan kita Arlo, jadi aku mohon lupakan saja aku mulai saat ini.""Tidak Rieta, tidak semudah itu aku bisa melupakanmu. Kau adalah cinta pertamaku dan aku akan memperjuangkannya.""Arlo, kita ini berasal dari kalangan yang berbeda. Aku tidak mungkin bisa bersanding denganmu. Yang ada nantinya aku hanya akan sakit hati.""Rieta, aku serius mencintaimu. Bukankah kemarin kau sudah mengatakan jika ingin mencoba menjalin hubungan serius denganku? Kenapa sekarang kau berubah? Apakah ada seseorang yang mengancammu sehingga kau t
Bimbang rasanya saat Rieta ingin menyampaikan hal jika dirinya mandul kepada Arlo. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, karirnya di dunia entertainment juga tiba-tiba saja meredup karena pernyataan yang ditulis oleh Arlo."Ta, ayo cepat hubungi si Arlo itu. Dia kan yang sudah merusak karirmu yang baru saja bersinar. Jadi dia juga yang harus bertanggung jawab.""Tapi Vi.""Ayolah, pakai cara pintar. Aku yakin kamu pasti paham maksudku Ta. Buat perjanjian terlebih dahulu sebelum kamu mengakui semuanya kepada Arlo. Jadi jika nanti dia tidak bisa menerima kekuranganmu, kamu bisa tetap mendapatkan keuntungan."Rieta mulai mencerna maksud ucapan Viona. Sepertinya ia harus menjadi wanita licik jika ingin mendapatkan keuntungan. Lagi pula semua ini memang adalah salah Arlo.Tring TringSuara nada dering ponsel milik Viona berbunyi disaat Rieta dan Viona masih berdebat membahas masalah Arlo. Ternyata yang menghubungi Viona adalah produser Ali."Halo tuan Ali. Selamat siang.""Viona, tolong.""Tuan
Apa yang ditakutkan Viona ternyata terjadi. Penyakit jantung produser Ali kambuh karena syok melihat kantor miliknya terbakar habis. Produser Ali adalah salah satu orang yang selalu mau membeli hasil karya milik Viona dan karena produser Ali lah Viona bisa mendapatkan uang setiap bulannya untuk membiayai hidupnya. Viona merasa berhutang budi terhadap produser Ali. Itulah sebabnya ia tidak ingin terjadi apa-apa terhadap produser Ali."Siapa namamu?" tanya Arlo kepada anak produser Ali yang tengah melamun."Nama saya Leon tuan. Kebetulan bunda tidak bisa datang kemari karena kemarin bunda baru saja melakukan cuci darah sehingga tubuhnya masih sangat lemah. Saya takut terjadi apa-apa kepada ayah. Saya belum siap jika kehilangan ayah dengan cepat seperti ini," ucap Leon yang akhirnya meneteskan air mata kesedihan karena ia khawatir terhadap kondisi ayahnya."Jangan menangis. Kau itu adalah anak laki-laki. Kau harus kuat meskipun cobaan berat sedang menghampirimu. Aku tahu apa yang sedang
"Arlo, kenapa kamu harus berbohong kepada mommy? Kamu tahu kan kalau mommy itu tidak suka dibohongi," ucap mommy Amera menutup buku yang tadi ia baca dengan kasar."Mom, aku tidak pernah bermaksud untuk berbohong. Hanya saja aku belum siap mengatakan semua ini. Mom, tolong restui hubungan kami berdua. Please mom, aku sangat mencintai Rieta.""Tidak akan. Mommy tidak ingin memiliki menantu seorang janda, bekas dari laki-laki lain. Arlo, kamu itu masih perjaka. Tidak akan sulit untukmu mencari seorang perawan.Kenapa kamu malah memilih seorang janda?""Mom, perawan dan janda itu sama saja dimata Tuhan. Mereka sama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Lagi pula Rieta bercerai karena kesalahan dari mantan suaminya. Dia juga janda tanpa anak, jadi aku tidak akan terbebani untuk merawat anak.""Jangan menentang larangan mommy Arlo. Mommy tidak akan pernah menyetujui hubunganmu dengan Rieta, TITIK," ucap mommy Amera pergi meninggalkan Arlo.Arlo merasa sangat sedih karena dugaan Rieta benar jika sang
"Ayo kita pergi saja Vi, jangan hiraukan keberadaan Bima.""Rieta, tunggu sebentar," ucap Bima menahan tangan Rieta."Cukup Bim, jangan ganggu aku lagi. Aku bisa teriak dan security di mall ini akan menangkapmu.""Rieta, aku ingin kita berteman. Please, tolong kabulkan keinginanku ini. Aku janji tidak akan membuatmu sedih seperti dulu."Rieta hanya terdiam. Ia memang orang yang tidak tegaan. Apalagi Bima. ini pernah menjadi bagian dalam hidupnya."Aku yakin si Bima ini mau berteman dengan Rieta karena ada maunya," batin Viona merasa kesal."Beri aku waktu untuk memutuskan Bim. Aku tidak bisa secara mendadak seperti ini.""Baiklah. Nomer teleponku tidak berubah jika kamu ingin menghubungiku Ta.""Hmm. Aku pulang dulu Bim, maaf tidak bisa berlama-lama karena Arlo sudah menungguku.""Hati-hati Ta."Senang rasanya saat Rieta masih mau memberikan kesempatan kepada Bima. Ia yakin jika dirinya sudah berteman dengan Rieta nanti maka keberuntungan akan kembali berpihak kepadanya."Ta, kenapa k
Selama dua hari Viona benar-benar merawat Rieta dengan baik dan penuh perhatian. Rieta merasa bersyukur bisa mengenal dan memiliki sahabat seperti Viona."Ta, gawat. Ayo cepat cuci muka.""Ada apa Vi, kenapa kamu panik begitu?""Tuan Arlo datang. Dia membawa sebuah kotak besar juga.""Ehh. Arlo datang? Kok dia tidak menelponku dulu. Untung saja aku sudah sembuh hanya tinggal memulihkan energiku saja. Tolong temui Arlo dulu ya Vi, aku mau bersiap sebentar," ucap Rieta yang bergegas cuci muka dan berganti pakaian."Selamat siang Tuan Arlo.""Hmm, di mana Rieta. Dia tidak pergi kan hari ini?""Kenapa Tuan Arlo datang kemari tidak mengabari terlebih dahulu? Untung saja Rieta tidak pergi. Dia sedang berada di kamar mandi. Mari silakan masuk dan duduk dulu Tuan.""Terserah aku mau menemui calon istriku itu kapan saja, kenapa jadi kau yang cerewet.""Ohh bukan saya yang cerewet Tuan, tapi Rieta. Dia tadi sempat kaget dan mau marah saat melihat Tuan Arlo dari jendela.""Kau serius?""Buat apa
"Arlo, kenapa kamu mengajakku ke butik?" tanya Rieta merasa bingung."Aku ingin kau memilih gaun untuk pernikahan kita.""Gaun? Tapi aku belum menerima lamaranmu Sayang.""Aku tidak peduli. Aku hanya ingin mempersiapkan semua persiapan pernikahan kita yang entah kapan akan dilaksanakan. Aku sangat mencintaimu Rieta, aku ingin membina rumah tangga denganmu.""Sayang, jangan memasang wajah bersedih seperti itu. Aku merasa sangat bersalah. Kalau kamu mau kita menikah ayo kita lakukan. Aku rasa saat ini aku sudah siap.""Serius sayang?""Iya Arlo, aku serius. Ayo kita menikah," ucap Rieta merangkul leher Arlo dan tersenyum dengan tulus."Wait. Aku belum melamarmu secara romantis sayang, jadi katakan kembali nanti saat aku sudah melamarmu.""Dengan senang hati sayang."Krekkk"Ehh, ada Tuan Arlo. Selamat siang Tuan.""Siang."Rieta segera melepaskan pelukannya dan tersenyum kepada karyawan butik yang baru saja keluar."Apakah Tuan Arlo ingin mampir ke butik kami hari ini?""Rencananya begi
Plakkk"Bodoh kamu Jen. Kenapa juga kamu harus mengakui semua kesalahanmu dan mau meminta maaf kepada Rieta? Bikin malu saja. Kalau sudah niat ingin menghancurkan seharusnya kamu tidak perlu berbuat seperti ini.""Awww, sakit bodoh. Kenapa kamu harus menamparku segala. Lagi pula kalau aku tidak minta maaf dan mengakui semua kesalahan yang ada masa depanku akan hancur San," ucap Jenika memegang pipinya yang terasa perih."Argh, kenapa juga si Rieta itu punya kekasih seperti Arlo yang memiliki kekuasaan yang kuat. Sial.""Kalau kamu ingin marah ya sana marah saja. Aku sudah tidak mau berurusan dengan Rieta lagi. Sudah cukup aku dibuat malu olehnya. Dan aku sudah cukup puas bisa membuatnya terpuruk seperti saat ini. Yang penting semua orang sudah tahu kalau Rieta itu janda mandul.""Payah kamu Jen, baru segini saja kamu sudah merasa puas.""Terserah kamu saja. Aku sudah tidak mau ikut campur masalah ini. Yang penting aku tidak menyebutkan namamu jadi kamu aman. Kalau kamu ingin melanjutka
Setelah mengetahui siapa pelaku sebenarnya membuat Viona jadi tidak suka jika bertemu dengan orang tersebut. Tetapi Jacob melarang Viona untuk memberi tahu Rieta tentang orang tersebut karena ia harus mengumpulkan barang bukti yang lebih banyak lagi sebelum banyak orang tahu tentang pelakunya."Vi, aku rasa kamu jadi sering datang ke kantor Tuan Ali. Memangnya kamu sedang ada proyek apa?" tanya Rieta penasaran."Aku sedang tidak ada proyek apa-apa Ta. Aku hanya ingin menemanimu saja. Memangnya tidak boleh ya? Aku juga bosan berada di rumah terus.""Oh, aku pikir kamu sedang ada proyek dengan Tuan Ali. Tentu saja aku merasa senang karena kamu mau menemaniku setiap saat Vi. Maaf ya jika aku menyinggung perasaanmu."Didalam diri Viona ia berjanji akan menjaga Rieta sampai Arlo dan yang lainnya berhasil membongkar kebenaran yang ada. Ia tidak ingin sahabatnya itu jatuh terpuruk kembali.Beberapa hari ini Arlo memang tidak dapat menemui Rieta karena kesibukannya yang sedang menggarap proye
Tidak ingin berlama-lama dalam kesedihan, Rieta sadar jika kesedihannya ini hanya akan merugikan dirinya sendiri. Ia tidak ingin terpuruk hanya karena masalah sepele seperti saat ini. Semua ini memang akan menyangkut masa depan dirinya di dunia entertainment tetapi jika Rieta hanya berdiam diri saja seperti ini ia rasa juga tidak ada gunanya sama sekali."Ta, kamu mau kemana?""Aku mau menemui Arlo Vi. Aku ingin meminta tolong kepadanya untuk membantuku. Aku harus keluar dari masalah ini. Masalah ini terlalu berat untuk aku lewati sendiri. Aku butuh Arlo untuk mengatasi semua ini. Aku ingin semua kabar berita tentangku dibekukan. Aku yakin Arlo pasti bisa membantuku.""Sabar ya Ta. Aku yakin semua ini akan segera berakhir dan kamu dapat hidup tenang lagi seperti semula.""Aku heran saja Vi kenapa ada orang yang tega berbuat jahat kepadaku. Padahal aku ini tidak pernah berbuat jahat kepada siapapun.""Mungkin orang itu iri saja kepadamu Ta.""Padahal apa coba yang dia iri kan dariku ini
Arlo tidak ingin dibuat pusing terlalu lama dengan masalah sang kekasih yang memang sepertinya tidak hanya satu orang saja yang ikut membuat keributan. Ia harus segera menyelesaikan masalah ini secepatnya karena memang ia ingin segera melamar Rieta."Siang Jenika. Bisa kita bicara sebentar," ucap Arlo yang siang itu langsung datang ke kantor produser Ali dan menghampiri Jenika."Siang tuan Arlo. Tuan ingin berbicara dengan saya?" tanya Jenika kaget."Iya Jen, saya ingin berbicara denganmu. Hanya sebentar, tidak lama dan kita bicara di cafe yang berada disamping kantor ini saja.""Baik tuan."Jenika mengikuti langkah kaki Arlo dari belakang. Ia gugup dan juga sedikit takut karena tiba-tiba saja Arlo ingin berbicara dengannya. Dibelakang Jenika ada Jack yang ikut mengawasi. Jenika seperti seorang tersangka yang sedang ingin diinterogasi.Para karyawan yang melihat Jenika berada di tengah-tengah Arlo dan Jack bertanya-tanya, ada urusan apa Jenika dengan kedua orang penting tersebut."Maa
"Tuan Arlo gawat. Ada berita kurang mengenakan mengenai nona Rieta.""Ada apa lagi Jack? Masalah kemarin saja belum selesai secara tuntas. Ini sudah ada masalah baru lagi?""Iya tuan. Dan kali ini saya yakin akan membuat nona Rieta semakin terpuruk.""Ada apa memangnya. Coba ceritakan semuanya kepadaku dengan jelas."Jack segera menceritakan jika tadi ia baru saja mendapatkan informasi bahwa ada sebuah gosip yang menggemparkan dunia maya yaitu tentang fakta perceraian Rieta dan kemandulannya. Arlo semakin geram karena masalah Rieta tidak kunjung usai justru semakin melebar. Sepertinya Rieta harus benar-benar mundur dari dunia hiburan agar tidak ada lagi yang nengusik ketenangan hidupnya."Sepertinya kali ini aku harus turun tangan. Masalah ini jangan sampai ke telinga mommy. Bisa bahaya nanti kalau sampai mommy mengetahuinya. Sekarang saja mommy belum merestui hubunganku dengan Rieta, bagaimana jika mommy tahu bahwa Rieta itu mandul.""Tapi tuan ingin melakukan apa?" tanya Jack penas
Hari ini Jacob sengaja datang ke kantor produser Ali. Ia ingin mendekati Jenika. Ia ingin membuat sedikit perhitungan terhadap wanita tersebut karena sudah berani mengganggu Rieta. Bagi Jacob mengganggu Rieta sama saja dengan mengganggu Arlo.Jenika merasa senang saat Jacob datang dan mengajaknya berbincang. Untung saja hari ini ia berdandan cantik karena baru saja ikut produser Ali menemui klien."Oiya Jenika, nanti malam apakah kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu makan malam bersama.""Ada tuan. Saya selalu ada waktu jika tuan Jacob yang mengajak.""Bagus lah kalau begitu. Nanti malam mau aku jemput atau kau datang sendiri ke restoran yang nanti akan aku beri tahu dimana tempatnya?""Kalau tuan tidak keberatan tuan bisa tidak menjemput saya nanti? Kebetulan saya sedang tidak ada uang untuk naik taksi karena ini akhir bulan," ucap Jenika dengan nada dibuat manja."Oke. Nanti malam akan aku jemput. Beri tahu saja dimana alamat tempat tinggalmu.""Baik tuan. Dengan senang hati saya aka