Setelah mendengar penjelasan dari Jacob, Rieta menjadi ingin sedikit mengganggu dan menggoda Arlo. Sepertinya akan menyenangkan jika melakukan keisengan terhadap lelaki tampan tersebut.Sambil menunggu Viona tersadar, Rieta sengaja menggulung rambutnya keatas dan itu berhasil membuat Arlo menjadi salah tingkah. Ia merasa gelisah saat berada di samping Rieta. Padahal Arlo sudah sering melihat wanita-wanita seksi yang pakaiannya bahkan jauh lebih terbuka daripada yang digunakan oleh Rieta saat ini, tetapi mengapa saat berada di dekat Rieta ia seakan tidak dapat mengontrol tubuhnya."Di kamar ini panas ya tuan.""Pa-panas? Padahal AC nya sudah menyala dengan cukup dingin," ucap Arlo gugup."Tapi kenapa saya masih merasa panas ya tuan. Rasanya saya ingin melepas pakaian saya dan berendam didalam kolam. Apakah tuan Arlo menggunakan jas tidak merasa panas? Oh atau mungkin karena tadi saya baru saja melakukan kegiatan dibawah terik matahari, jadi saya merasa gerah.""Maybe. Apa kau ingin mand
Hari ini Arlo berniat akan membuat sebuah dinner romantis di sebuah restoran miliknya sendiri. Ia sudah menyuruh manajer restoran untuk mengosongkan tempat tersebut nanti malam.Arlo memang akan berniat menyatakan perasaan sukanya kepada Rieta malam ini. Ia tidak ingin menyia-nyiakan wanita secantik Rieta kembali disentuh oleh lelaki manapun. Karena hanya dia lah yang boleh menyentuh wanita tersebut. Apalagi kemarin Jacob dan Jack sudah memanas-manasi dirinya jika Rieta itu adalah wanita yang sangat menarik dan akan menjadi incaran para produser nakal."Anak mommy wangi sekali malam ini, mau pergi kemana kamu Arlo?""Aku mau pergi makan malam mom dengan seseorang. Penampilanku sudah oke kan mom?""Pergi makan malam? Dengan siapa? Anak mommy setiap hari kan sudah tampan. Apalagi malam ini, makin tampan dan juga wangi.""Aku mau pergi makan malam dengan seorang wanita mom.""Wah, seorang wanita? Siapa dia sayang? Bukan Cassandra kan?""Tentu saja bukan mom. Tenang saja, wanita ini masih
"RIETA. MAUKAH KAU MENJADI KEKASIHKU?"Suara Arlo terdengar begitu lantang bahkan sampai menggema karena suasana restoran yang sepi.Rieta kaget karena mendengar ucapan Arlo. Ternyata apa yang ia takutkan terjadi juga malam ini."Maaf tuan Arlo. Bukan maksud saya untuk tidak menghormati tuan atau ..........""Cukup Rieta," ucap Arlo menghentikan ucapan Rieta dan ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi sedih.Arlo belum siap jika Rieta akan menolaknya. Ini adalah pertama kalinya Arlo menyatakan perasaan. Ia memang sudah pernah bertunangan tetapi pertunangan tersebut dipaksa oleh Carissa bukan karena kehendak Arlo sendiri.Sebuah kata maaf pada awal kalimat membuat Arlo menjadi yakin jika Rieta akan menolak perasaannya itu."Tuan, bukannya saya menolak tetapi saya masih belum siap. Tuan tahu sendirikan kan kalau saya ini baru menyandang status janda selama beberapa bulan, belum sampai 1 tahun. Apa jadinya kalau saya langsung tiba-tiba menjalin hubungan dengan laki-laki yang baru saya
Setelah kejadian Arlo yang menyatakan perasaan suka, Rieta pun menjadi tidak bebas. Hampir setiap jamnya Arlo selalu mengirim pesan. Entah itu hanya bertanya sedang apa, sudah makan atau belum, ingin meminta apa dan lain sebagainya.Menurut Rieta, Arlo seperti remaja labil yang sedang dimabuk cinta. Ia pun jadi bingung bagaimana cara mengatasinya."Usiaku dan juga Arlo sama-sama sudah menginjak 30 tahun ke atas. Seharusnya jika kami berdua jatuh cinta sifat yang terlihat lebih dewasa, tetapi kenapa Arlo bersikap seperti anak remaja saja ya?" ucap Rieta bertanya-tanya pada dirinya sendiri."Kamu sedang memikirkan apa Ta? Aku perhatikan dari tadi kamu tidak menulis satu kata pun di kertas itu.""Aku sedang memikirkan Arlo. Dia ini apakah benar-benar baru merasakan jatuh cinta pertama kalinya ya? Sifatnya benar-benar sangat manja dan possessive. Aku jadi takut.""Laki-laki yang menunjukkan sifat manja terhadap orang yang ia cintai bukan kah hal yang wajar ya Ta? Jadi untuk apa kamu takut
"Honey, kau kenapa?""Arlo, beliau mommy kamu?" tanya Rieta yang masih menatap mommy Amera dari kejauhan tanpa berkedip."Iya honey. Itu mommy aku, namanya mommy Amera. Ada apa memangnya? Kau mengenalnya?""Iya Arlo. Aku mengenalnya. Beliau adalah orang baik yang aku cari selama ini.""Haaa? Maksudmu apa honey?"Rieta segera menceritakan kepada Arlo jika mommy Amera itu dulunya yang membantu dirinya dalam memenangkan kasus hak perebutan tanah warisan. Kebetulan saat itu mommy Amera yang memberikan pengacara secara cuma-cuma kepada Rieta."Aku belum sempat berterima kasih kepada beliau. Aku juga belum sempat berkenalan dengan beliau dan ternyata beliau adalah mommy kamu Arlo. Dunia begitu sempit ya. Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang yang sangat baik, padahal kami berdua tidak saling mengenal satu sama lain.""Sebuah kebetulan yang tidak disengaja. Semoga saja kejadian itu bisa membuat mommy ingat terhadap dirimu dan menyetujui hubungan kita.""Aku rasa itu tidak ada hubunga
Di luar restoran, Arlo sudah mondar-mandir tidak jelas. Ia khawatir di dalam sana Rieta mendapatkan ancaman dan juga teguran dari nommy Amera.."Rieta, Rieta. Kenapa kau harus berkata jujur bahwa kau itu seorang janda. Bukankah kita sudah membuat kesepakatan untuk tidak mengatakan hal tersebut sampai waktu yang ditentukan. Hahhh, wanita memang sangat susah dimengerti."Setelah menunggu kurang lebih 30 menit, Rieta belum juga keluar. Arlo sudah merasa sangat penasaran ingin mengetahui apa saja yang dibicarakan mommy nya. Karena sudah tidak sabar, Arlo akhirnya memberanikan diri untuk masuk kembali ke dalam restoran. Dan ternyata mommy Amera tengah tertawa lepas bersama dengan Rieta. Tidak ada ketegangan seperti apa yang Arlo bayangkan."Mereka berdua sudah akur? Cepat sekali. Apa yang sebenarnya sudah terjadi?" ucap Arlo merasa bingung."Arlo, siapa yang menyuruhmu masuk. Mommy kan belum menyuruhmu untuk masuk," ucap mommy Amera saat melihat sang anak berada didekat pintu masuk."Maaf
Pertanyaan Viona tadi masih terngiang jelas di dalam pikiran Rieta. Memang benar apa yang diucapkan oleh Viona, dirinya dan juga Arlo sudah sama-sama dewasa. Seharusnya mereka tidak mempermainkan masalah perasaan. Tetapi Rieta masih belum siap jika harus menyatakan hal yang sebenarnya jika dirinya mandul dan tidak bisa memberikan keturunan."Sepertinya aku harus mempercepat rencanaku ini untuk menjadi terkenal dan sukses supaya aku bisa pergi menjauh dari Arlo. Aku tidak ingin semakin larut dalam permainanku sendiri. Meskipun aku mencintai Arlo tetapi aku tidak mungkin dapat memilikinya.Hari ini Rieta sedang sibuk untuk menjalani meeting bersama dengan salah seorang penyanyi yang sedang naik daun dan sangat ingin dibuatkan lagu olehnya. Awalnya Rieta tidak ingin bertemu, ia hanya ingin melakukan kerjasama melalui email saja. Tetapi penyanyi tersebut bersikeras ingin bertemu dengan Rieta agar lagu tersebut lebih menjiwai lagi."Jadi kamu ya yang bernama Rieza? Ternyata kamu cantik sek
"Tuan Arlo kenapa berteriak seperti itu?" ucap Ambar kaget saat mendengar suara Arlo yang berteriak."Dimana mommy?""Nyonya Amera masih berada di kandang simba tuan," jawab Ambar dengan santainya."Masih di kandang simba? Apa maksudnya? Tadi Jack bilang kalau mommy digigit oleh simba. Kenapa bisa sampai seperti itu, lalu bagaimana keadaan mommy saat ini? Baik-baik saja kan?""Oh kalau yang itu Nyonya memang tadi sempat digigit oleh simba tuan, tapi cuma sandalnya saja yang digigit.""Bisa kau ceritakan lebih jelas lagi Ambar kenapa bisa mommy masuk ke kandang simba sendirian."Ambar kemudian bercerita kepada Arlo jika tadi mommy Amera ingin memotret simba dan dipamerkan kepada teman-teman sosialitanya. Ia ingin menunjukkan kepada teman-temannya itu kalau anaknya adalah orang hebat yang bisa memelihara singa jinak."Astaga, ada-ada saja mommy itu. Simba kan sangat sensitif. Dia hanya mau didekati oleh orang yang benar-benar sudah dekat dengannya. Meskipun simba sudah sering melihat mo