Share

Bagian 25

Author: Puziyuuri
last update Last Updated: 2023-05-16 07:24:21

"Siapa di sana?" seru Grand Duke Erbish.

Dia memicingkan mata ke arah suara. Namun, penglihatannya sangat terbatas. cahaya keemasan nan hangat menyelimuti seluruh aula kuil. Jangankan mencari si pemilik suara misterius, Sir Dulcais saja seperti menghilang ditelan cahaya.

"Segeralah kembali ke utara, Anakku. Kekuatanmu diperlukan olehnya." Suara merdu misterius kembali menggema.

"Siapakah Anda? Tolong perlihatkan rupa Anda!" pinta Grand Duke Erbish sungguh-sungguh.

"Apakah anakku yang sangat taat ini tidak mengenaliku?"

Grand Duke Erbish terperenyak. Jantungnya seketika berdebar kencang. Meskipun bukan saint ataupun pendeta agung, diceritakan dalam sejarah bahwa Dewi Asteriella juga bisa memberikan petunjuk kepada manusia biasa yang taat.

"D-de-wi, maafkan hamba tak menyadarinya."

Grand Duke Erbish menyungkur dengan tubuh gemetaran. Keningnya sedikit benjol karena menubruk lantai keramik dengan keras.

"Bangunlah, Anakku. Aku tak bisa berlama-lama terhubung denganmu. Aku harus segera
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 26

    Grand Duke Erbish telah tiba di kediaman Esbuach. Rumah mewah dengan taman lavender itu terlihat lengang. Hanya ada beberapa pekerja yang tampak baru. Rasa cemas Grand Duke Erbish semakin menjadi-jadi. Dia langsung turun dari kuda dan merangsek masuk ke pintu utama. Beberapa pekerja menyambut dengan canggung. Mereka benar-benar tidak profesional, sangat tidak cocok dengan Keluarga Esbuach."Siapa kalian? Aku baru melihat wajah-wajah kalian!" desak Grand Duke Erbish tak sabaran."Tenanglah, Yang Mulia," bisik Sir Dulcais, tak ingin tuannya bertindak anarkis di kediaman sang pahlawan perang."Diamlah kau, Dulcais! Aku tidak sedang bicara denganmu!" bentak Grand Duke Erbish.Sir Dulcais seketika menelan ludah. "Maafkan saya, Yang Mulia," tuturnya.Grand Duke Erbish kembali menatap nyalang si pekerja yang tak cekatan. "Jawab! Siapa kalian? Tak mungkin Ayah mempekerjakan pekerja tidak cekatan!" cecarnya.Para pekerja semakin kebingungan. Mereka memang dibayar oleh Pangeran Seandock untuk

    Last Updated : 2023-05-17
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 27

    Tanpa peduli tata krama, Grand Duke Erbish langsung menyerbu ke Istana Emerald, tempat tinggal Pangeran Seandock. Langkahnya begitu cepat, hingga Sir Dulcais terhuyung-huyung mengejar. Grand Duke Erbish bahkan dengan lancang mendobrak ruang kerja putra mahkota."SEAN! KAU SUDAH KETERLALUAN!" bentaknya.Namun, hanya lengang yang menyambut sang grand duke. Ruang kerja putra mahkota kosong. Tumpukan dokumen di meja bahkan seperti belum tersentuh."Sepertinya, putra mahkota sedang keluar, Yang Mulia. Bagaimana kalau kita kembali ke kediaman, beristirahat, menenangkan diri, lalu ke sini lagi setelah membuat janji?" bujuk Sir Dulcais dengan napas tersengal-sengal.Dia sedikit lega. Grand Duke Erbish tak berhasil bertemu Pangeran Seandock. Artinya, tak akan ada pertengkaran yang bisa saja memicu perang saudara.Namun, harapan Sir Dulcais kembali merosot tajam. Grand Duke Erbish tiba-tiba menarik salah seorang pelayan bertubuh kurus. Pemuda malang itu seketika gemetaran dengan berurai air mat

    Last Updated : 2023-05-17
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 28

    Lady Cherrie langsung menjatuhkan diri ke lantai. Dia meringis sambil memegangi kepala. Pangeran Seandock seketika terlupa dengan wajah bengis dan tingkah aneh gadis itu sebelumnya. "Cherrie! Cherrie!" serunya panik. Dia menarik Lady Cherrie ke dalam dekapan. Sir Markist yang baru tiba termangu di depan pintu. Ruangan berantakan dan Lady Cherrie yang tampak sekarat dalam pelukan Pangeran Seandock tentu menimbulkan banyak tanda tanya. Terlebih, gadis itu terlihat baik-baik saja sebelumnya. Pangeran Seandock melihat ajudannya hanya terbengong-bengong di depan pintu seketika menjadi geram. Calon putri Mahkota tengah terluka. Bisa-bisanya Sir Markist malah melamun seperti orang bodoh. "Markist! Apa yang kau lakukan di sana, hah? Cepat panggilkan tabib atau pendeta!" titah Pangeran Seandock gusar. "Baik, Yang Mulia."Sir Markist telah menghilang dari depan pintu. Gerakan seorang mantan prajurit bayaran memang sangat gesit dan hampir tak menimbulkan bunyi apa pun. Pangeran Seandock kem

    Last Updated : 2023-05-17
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 29

    "Akhir-akhir ini kenapa air dari kuil suci tidak berkhasiat, ya," celetuk salah seorang gadis berambut sebahu.Sementara itu, tangannya sibuk mengucek baju. Dia dan dua temannya memang tengah mencuci di pinggiran sungai. Demi mengusir sepi, bergosip memang sering kali menjadi pilihan mereka untuk menghangatkan suasana. Ketiganya tak menyadari Grand Duke Erbish yang tengah menenangkan pikiran tengah tidur-tiduran di pohon yang menaungi mereka."Katanya, kepala kuil sedang sakit setelah menyembuhkan nona saintess dari serangan sihir hitam Lady Neenash," sahut gadis lain yang berkepang dua.Telinga Grand Duke Erbish seketika berdiri. Matanya yang terpejam langsung melotot. Amarah yang sempat surut kembali meluap-luap.Rumor Nona Saintess mendapat kiriman sihir hitam dari Lady Neenash dan Pangeran Sallac merebak dalam semalam. Hampir setiap sudut kota terus membahasnya. Grand Duke Erbish telah mengelilingi kota dan hanya mendengar cacian untuk dua orang yang disayanginya itu.Oleh karena

    Last Updated : 2023-05-18
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 30

    Saat bibirnya tepat di samping telinga Lady Cherrie, Grand Duke Erbish mendesis tajam, "Aku tidak perlu kekuatan palsumu, Lady."Lady Cherrie tersentak. Dia refleks mendorong Grand Duke Erbish menjauh. Tangannya tampak gemetar, tetapi dengan cepat disembunyikan di balik gaun.Setelah dapat mengendalikan diri lagi, Lady Cherrie segera memasang wajah polos. "Apa maksud Anda, Tuan Grand Duke?" tanyanya."Harusnya kau mengerti apa yang kumaksud," sindir Grand Duke Erbish dengan senyuman sinis."Saya benar-benar tidak mengerti maksud Anda, Yang Mulia," sahut Lady Cherrie dengan suara bergetar.Gadis itu sepertinya akan menangis. Sir Dulcais mengelap keringat yang terus meluncur di keningnya. Dia tentu tak ingin sang tuan bersengketa dengan putra mahkota dan pihak kuil.Sementara itu, Grand Duke Erbish tertawa sinis. Dia melangkah santai menuju sofa, lalu duduk dengan wajah tanpa dosa. Dia juga mengeluarkan sapu tangan bersulam bunga lavender pemberian Lady Neenash dan membersihkan kening b

    Last Updated : 2023-05-18
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 31

    Grand Duke Erbish yang hampir saja menaiki kuda seketika berbalik. Begitu juga Sir Dulcais yang baru melepaskan tali kekang kuda dari pohon. Keduanya sontak memasang raut wajah cemas."Pheriana! Apa yang kau lakukan di sini? Kau seharusnya tetap berada dalam mansionku! Kau bisa dalam bahaya jika berkeliaran seperti ini!" cecar Grand Duke Erbish.Pheriana menggigit bibir. Dia juga meremas jemari. Tubuhnya tampak gemetaran. Mata melotot dan suara menggelegar Grand Duke memang sering kali menciutkan nyali lawan bicara.Sir Dulcais yang menyadari ketakutan Pheriana menghela napas. Entah berapa kali, pemuda itu harus membereskan kesalahpahaman akibat sikap meledak-ledak tuannya. Dia pun urung melepaskan tali kekang kuda, lalu mendekati si gadis pelayan."Nona Pheriana, kenapa Anda bisa berada di sini? Di luar mansion Grand Duke sangatlah berbahaya. Sebaiknya, Anda kembali ke sana," bujuk Sir Dulcais dengan nada yang lebih lembut.Pheriana menggenggam seragamnya dengan kuat. Dia tampak mene

    Last Updated : 2023-05-18
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 32

    Ketegangan seketika menyergap. Selama kepemerintahan Raja Garrpou, tak pernah terdengar kabar buruk, baik di pusat kota maupun daerah pinggiran. Laporan-laporan mengenai perekonomian maupun keamanan selalu memuaskan, bahkan kemenangan perang seolah-olah menjadi hadiah ulang tahun bagi sang raja. "Kabar buruk apa yang kau maksud?" desis Raja Garrpou tajam. Kepala pasukan perbatasan tampak ragu sebelum akhirnya melanjutkan laporan. "Pasukan kita kalah perang dengan Kerajaan Mastiaca dan terpaksa mundur, Yang Mulia. Daerah Mercan berhasil dikuasai musuh," tuturnya dengan hati-hati tanpa berani mengangkat kepala sedikit pun. "Apa?" Suara Raja Garrpou meninggi. "Bagaimana bisa kalian kalah dari kerajaan lemah seperti Kerajaan Mastiaca, hah? Ke mana kemenangan gemilang yang selalu membanggakan Varyans?" cecarnya."Mohon ampun, Yang Mulia. Para kesatria Kerajaan Mastiaca bukan lemah, hanya ... panglima perang kita yang selama ini terlalu kuat," sahut kepala pasukan."Lalu, ke mana panglim

    Last Updated : 2023-05-19
  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 33

    Pangeran Seandock merasakan pikirannya mendadak hampa. Ucapan-ucapan Grand Duke Erbish yang tadi terus membayangi raib seperti debu tersapu angin. Wajah penuh kebencian Lady Neenash saat hari eksekusi yang membuat hatinya jeri terhapus bagaikan lukisan di pasir yang terempas ombak.Sementara itu, Lady Cherrie berdiri di depan pintu. dengan senyuman tipis. Dari tangannya, ke luar asap tipis yang hampir tak terlihat. Sihir hitam pengendali tersebut terus-menerus melingkupi tubuh Pangeran Seandock, mencuci otak hingga benar-benar dalam kendali. "Sean, apa kamu baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat," cerocos Lady Cherrie setelah memastikan sihir hitam pengendalinya berhasil bekerja dengan baik.Dia mendekati Pangeran Seandock sembari memasang wajah cemas. Tangan halus menyentuh lembut pipi sang pangeran. Sihir hitam pengendali diperkuat hingga berkali lipat.Perlahan perasaan cinta kepada Lady Neenash mengabur, lalu tersegel sempurna di sudut hari terdalam. Penyesalan Pangeran Seandock

    Last Updated : 2023-05-19

Latest chapter

  • Balas Dendam Lady Neenash   Epilog

    Seorang wanita muda terbangun dari tidur dengan tubuh banjir keringat. Piamanya sampai basah kuyup. Ya, dia baru saja bermimpi tentang kehidupan masa lalunya sebagai putri seorang marquess. Mimpi panjang tentang sebuah fitnah, bersatunya cinta, tetapi berakhir dengan pengorbanan yang memilukan.Wanita itu memijat kening. "Mimpi yang aneh dan terasa sangat nyata. Dan suamiku di mimpi itu ...."Dia tersentak saat melihat jam weker di nakas."Si*l! Aku terlambat bangun! Kenapa weker tidak berbunyi?"Wanita itu melompat dari kasur dan bergegas menuju kamar mandi. Dia mandi dengan jurus kecepatan bayangan, hanya dalam 10 menit sudah selesai. Setelah berpakaian dan berdandan minimalis, si wanita muda pun meninggalkan apartemennya dan pergi ke kantor."Huh, berhasil tepat waktu!" seru wanita muda begitu berhasil melakukan presensi digital di kantornya.Oleh karena rambut yang berantakan akibat terburu-buru, wanita itu memutuskan untuk ke toilet. Dia terlebih dulu buang air kecil. Namun, sebel

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 144

    Lady Neenash telah sampai di kuil suci. Rakyat sudah banyak berkumpul di sana. Sementara itu, kepala kuil menggendong Salnash, lalu meletakkannya di altar. Dia mengangkat tangan, siap melepaskan kekuatan suci bentuk penyerangan.Wushh! Angin dingin berembus. Tubuh kepala kuil seketika membeku. Halaman kuil suci menjadi riuh. Orang-orang kompak mengalihkan pandangan. Mereka menjerit panik saat melihat Lady Neenash dengan sorot mata penuh kebencian."Apa yang terjadi?""Saintess menyerang kepala kuil?""Kenapa Saintess melakukannya?Ucapan-ucapan penuh tanya menggema. Semua orang kebingungan. Tak lama kemudian, Grand Duke Erbish dan Lady Hazel juga tiba di kuil. Lady Hazel menggunakan alat ciptaannya untuk mengeraskan suara."Saintess marah karena kepala kuil telah membuat fitnah yang kejam kepada Pangeran Salnash!" seru Lady Hazel.Rakyat saling pandang. Mereka mulia terbagi menjadi dua kubu dan saling berdebat. Grand Duke Erbish tak ingin membuang waktu, langsung menghajar para pende

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 143

    "Saya tak punya pilihan selain memaafkan bukan?" sindir Lady Neenash.Matanya melirik sinis. Duke Thalennant menelan ludah, merasa tertampar keras oleh ucapan pedas Lady Neenash. Sementara itu, Pangeran Seandock malah menatap Lady Neenash penuh perhatian."Neenash, aku tahu kamu berhati besar.""Saya orang yang pendendam, Yang Mulia. Jika saja suami saya tidak mati, posisi Anda saat ini pasti bisa direbutnya demi saya.""Neenash, kau tahu Kak Sallac terkutuk–""Jaga bicara Anda, Yang Mulia. Suami saya memiliki mata merah dan manna yang berlimpah karena dia titisan naga dalam legenda." Lady Neenash tertawa sinis. "Sayang sekali fitnah ibunda Anda tercinta membuatnya menjadi pangeran yang terbuang."Pangeran Seandock mengepalkan tangan. Wajahnya jelas tak terima Lady Neenash telah bicara buruk tentang Ratu Olive. Lady Neenash tak peduli. Sang ratu telah banyak membuat mendiang suaminya menderita.Hening tiba-tiba menyergap. Lady Neenash menenangkan Salnash yang tampak gelisah. Dia men

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 142

    Lady Neenash tersentak. Dia mengedarkan pandangan. Pangeran Sallac sudah tak ada. Namun, kehadirannya sebelumnya terasa begitu nyata. Tanpa sadar, Lady Neenash mengelus perut.Lady Neenash pun segera memanggil Grand Duke Erbish dengan alat komunikasi sihir. Sang kakak angkat datang dengan tergesa bersama Lady Hazel. Tak lupa dia masuk dengan membanting pintu seperti biasa saat sedang panik."Neenash, apa yang terjadi? Kau terluka? Ada yang sakit?" cecar Grand Duke Erbish dengan mata melotot.Tak ayal, dia terkena cubit Lady Hazel."Kau ini kejam sekali pada suami sendiri, Hazel," protesnya."Itu karena kau selalu saja membuat onar, Erbish. Sudah berapa kali pintu kamar ini harus diganti dan untung saja Lady Neenash tidak terkena serangan jantung karena kaget," omel Lady Hazel.Setelah suami istri itu berhenti bertengkar, Lady Neenash pun menceritakan pengalamannya bertemu dengan Pangeran Sallac. Tak ketinggalan, dia juga menceritakan tentang kehamilannya. Grand Duke Erbish sangat baha

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 141

    Lady Hazel sempat mundur. Dia berusaha memasang perisai. Namun, usahanya benar-benar terlambat. Benang cahaya telah mengikat tubuhnya dengan erat."Lady, kumohon jangan ...," lirih Lady Hazel sebelum tak sadarkan diri.Lady Neenash tentu tak mengurungkan niatnya. Saat kekuatan suci Lady Neenash menginvasi ingatan Lady Hazel, bayangan peristiwa di kuil naga selatan langsung terlihat. Hati Lady Neenash seketika hancur berkeping-keping.Memori Lady Hazel tentang kematian Pangeran Sallac seperti ditampilkan di depan matanya. Bagaimana sang suami mulai berubah menjadi naga hitam, lalu sedikit perdebatan. Lady Neenash seketika menjerit histeris saat bayangan Pangeran Sallac mengambil tombak dan mengeluarkan jantungnya sendiri.Bruk!Lady Neenash jatuh terguling dari kasur. Rasa sakit yang menghunjam terlalu dalam, hingga air matanya bahkan tidak bisa dikeluarkan.Kepedihan hati yang begitu dalam benar-benar mengguncang jiwa. Lady Neenash terus gemetaran. Isak yang tertahan menyesakkan dada.

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 140

    Saat kemilau cahaya tak lagi menyilaukan, Lady Hazel dan Grand Duke Erbish perlahan membuka mata. Keduanya seketika terjengkang. Pangeran Sallac telah raib, digantikan naga hitam bersurai indah. Tubuh raksasanya tampak gagah dan menggetarkan hati.Grand Duke Erbish tersadar lebih dulu. "Ke-ke-mana, Sallac? Apa dia ditelan naganya?" "Sepertinya, bukan begitu, Erbish. Tidak ada tanda-tanda pertarungan." Lady Hazel menggigit bibir sejenak. "Aku benci mengatakan ini, tapi kemungkinan besar Pangeran Sallac adalah naganya ...."Grand Duke Erbish dan Lady Hazel kompak terdiam. Mereka hanya membisu untuk waktu yang lama. Inilah jawaban dari perlakuan aneh Ratu Artica saat melihat wajah Pangeran Sallac. Meskipun tak ingin mengakuinya, Grand Duke Erbish menyadari bahwa keponakannya adalah titisan Naga Asentica."Ah, mungkin saja dugaanku salah," gumam Lady Hazel tak ingin menerima kenyataan."Iya, iya, pasti ada kemungkinan lain," timpal Grand Duke Erbish.Sang naga mendengkus. Hawa panas napa

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 139

    "Jantung naga ...." Wajah Pangeran Alesca tampak sangat muram. Matanya beberapa kali bergerak dengan gelisah. Dia seperti ingin mengungkapkan sesuatu, tetapi meragukannya, seolah-olah hal itu adalah sebuah kabar yang sangat buruk."Hei, katakan dengan jelas! Jantung naga? Apa itu sebuah artefak? Di mana kami akan mendapatkannya? Di kuil naga selatan?" cecar Grand Duke Erbish tak sabaran.Pangeran Alesca menghela napas berat. "Bukan artefak, tetapi jantung dari naga yang hidup."Para prajurit utara yang mendengarnya menjadi gentar. Meskipun sudah dikatakan punah, mereka sering kali mendengar legenda tentang naga. Kematian konyol yang akan dihadapi jika berani bertarung dengan makhluk mitologi tersebut.Grand Duke Erbish mengepalkan tangan. "Di mana naganya? Meskipun harus bertarung mati-matian, aku pasti akan mendapatkan jantungnya!" Wajah Pangeran Alesca semakin sendu. Dia bahkan menghela napas berat berkali-kali. Grand Duke Erbish menjadi tidak sabaran dan hampir saja mencengkeram

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 138

    Flash! Cahaya benderang memancar dari tubuh Lady Cherrie. Ratu iblis Artica yang sebelumnya menguasai tubuh tersebut mendadak tak bisa bergerak. Tak lama kemudian, sebilah pedang terbentuk dari cahaya. Tangan halus Lady Cherrie meraih pedang cahaya."Kau berhasil, Cherrie!" seru Lady Hazel. Badannya yang lemas kembali bertenaga. Dia mendadak berdiri. Grand Duke Erbish hampir saja terseruduk. "Terima kasih, Lady Cherrie," tutur Lady Neenash seraya mengalirkan kekuatan suci ke arah Lady Cherrie.Sayangnya, kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Lady Cherrie yang telah mengenggam pedang cahaya dengan sempurna malah menusuk dirinya sendiri. Kabut hitam seketika merembes keluar, semakin lama semakin deras. "Sial*n! Dasa bodoh! Kau akan mati bodoh!" Umpatan Ratu Artica terdengar mengiringi jatuhnya tubuh Lady Cherrie ke tanah.Kepalanya membentur bebatuan. Darah segar mengalir bersamaan deru napas yang semakin melemah. Namun, senyuman semanis madu terukir di sudut bibir kemerahan."Ch

  • Balas Dendam Lady Neenash   Bagian 137

    "Hazel! Hazel!" Grand Duke Erbish semakin berteriak emosional. Dia hendak berlari ke depan. Namun, Lady Neenash malah memegangi tangannya sembari menggeleng pelan. Grand Duke Erbish mendelik protes, tetapi tetap tak berani memberontak dari perintah sang adik angkat kesayangan. "Lihatlah baik-baik, Kak! Aku juga sebenarnya tak ingin mengizinkan seperti ini, tapi istrimu memang nekat," bisik Lady Neenash. Grand Duke Erbish mengerutkan kening. " Maksudmu?""Lihat saja, Kak. Jika kubilang sekarang, tolong tarik Lady Hazel ke sini. Sebenarnya, aku ingin Sallac yang melakukannya karena dia bisa terbang, tetapi dia malah diculik," bisik Lady Neenash. Grand Duke Erbish bahkan belum mampu memahami situasi. Lady Neenash tiba-tiba mengalirkan kekuatan suci ke arah Ratu Artica. Iblis itu tentu menepisnya, tetapi kekuatan suci malah berbelok ke satu titik dan beresonansi dengan kekuatan cahaya asli di tubuh Lady Cherrie. "Sekarang, Kak! Bawa lagi Lady Hazel ke sini!" seru Lady Neenash. Grand

DMCA.com Protection Status